Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN POLA TIDUR

A KONSEP TEORI
1 Definisi
Menurut Potter & Perry dalam (Putri, 2017) tidur merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia. Tanpa jumlah tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan
beraktivitas akan menurunserta meningkatkan iritabilitas.
Menurud wahid dalam (Putri, 2017) tidur adalah status perunaham kesadaran
ketika perspsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur di
karakteristikkan dengan aktivitas metabolism tubuh menurun. Tingkat kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan penurunan respons rerhadap stimulus
eksternal.
Menurut Tarwono & Wartonah dalam (Purba, 2017) tidur adalah suatu keadaan
relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang
berbeda.
Menurut Foreman & Wykle dalam (Purba, 2017) tidur merupakan kebutuhan
dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihakan tubuh dan fungsinya,
memelihara energy dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbarui &
memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan
hidup.
2 Fisiologi
Menurut Potter & Perry dalam (Purba, 2017) fisiologi tidur merupakan pengaturan
kegiatan tidur akibat adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian
untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar bisa tidur dan bangun. Dan salah satu
aktifiats tidur di atur oleh system pengaktivasi retikularis yang dimana system
retikularias adalah system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat
termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur yang terletak di mesensefalon dan bagian
atas pons.
Reticular Activating System (RAS) adalah suatu komponen fungsional yang paling
penting dari formasio retikularis untuk mengatur fungsi kesadaran dengan merangsang
korteks serebri untuk menerima rangsangan dari seluruh tubuh. Reticular activating
system akan melepaskan ketekolamin seperti neropineprin. Dan pada saat tidur,
kemungkinan adanya pelepasan serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchonizing (BSR) keseimbangan implus yang di
terima di pusat otak dan system limbic. Dengan demikian system pada batang otak yang
mengatur perubahan dalam tidur aalah RAS dan BSR (Putri, 2017).
3 Jenis jenis tidur
Menurut Aziz alimul Hidayat dalam (Putri, 2017) tidur di bagi dalam dua jenis,
pertama jenis tidur disebabkan menurunnya kegiatan dalam system pengaktivasi
reticularis yang di sebut dengan gelombang lambat ( slow wave sleep) dan yang ke dua
jenis tidur yang di sebabkan oleh penyaluran abnormal yang disebut dengan jenis tidur
paradox.
4 Pengaturan tidur
Menurut Tarwono & Wartonah dalam (Purba, 2017) pengaturan dan control tidur
tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang escara bergantian
mengaktifkan dan menekan pusat otakuntuk tidur dan bangun. Di bagian otak terdapat
sel khusus guna mempertahankan (RAS) yang memberikan sti,ulus visual, audiotori,
nyeri, da sensor peraba. Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron dalam ras
melepasan ketekolamin seperti norepinephrine. Dan saat tidur di sebabkan oleh
pelepaan serotonin yang di lepas oleh batang otak yaitu synchronizing regional (BSR).
Sedangkan bangun dan tidurnya seseorang di sebabkan oleh implus yang diterima oleh
otak seperti reseptor sensori perifer seperti bunyi, cahaya, dan system limbiks seperti
emosi.
5 Penatalaksanaan Umum
Penanganan gangguan tidur Menurut Potter dan Perry dalama ( putri 2017) dibagi
menjadi 2 tahap yaitu :
1 Terapi non farmakologi Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-
obatan karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan.
Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
a Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan
waktu-waktu tidurnya
d Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau
dokter psikiatri
e Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan
alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke
tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung
6 Pathway
B PENGKAJIAN
1 Pengkajian Keperawatan
a Identitas pasien
b Riwayat perjalanan penyakit
1 Keluhan utama :
fokus pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti:
aApa yang di rasakan pasien
bApa masalah atau gelajah yang di rasakan terjadi tiba-tiba atau perlahan
bsejak kapan di rasakan
c Bagaimana gejala iu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu klien
2 Riwayat penyakit sekarang
Kaji kondisi yang perna di alami oleh klien di luar ganguan yang di rasakan
sekrang khususnya ganguan yang munkin sudah berlangsung lama bila di
hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
menggangu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan.
3 Riwayat penyakit dahulu
Kaji kondisi pasien apakah terdahulu perna mengalami penyakit ini
sebeklumnya atau ada penyakit lain yang perna di alami pasien.
4 Riwayat penyakit keluarga
Kaji kondisi kesehatan keluarha klien untuk menilai ada tidaknya hubungan
dengan penyakit yang sedang di alami oleh klien.
c Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur meliputi riwayat
tidur serta pemeriksaan fisik
1 Riwayat tidur
a Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pota tidur klien;
b Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dan lain-lain;
c Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
d Kebiasaan tidur siang
e lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain
f Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami
gangguan tidur.
g Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi
terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji
mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien
mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres yang
dialami klien.
h Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul
sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti:
1Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak
di kclopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat
cekung;
2 Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah
klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau
terlihat bingung;
3 Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
2 Gejala Klinis
Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
perih, perhatian tidak fokus, sakit kepala.
3 Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis,
narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll.
4 Pemeriksaan fisik
a Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
b Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah,
semangat
c Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng / sempoyongan, menggosok-gosok mata,
bicara lambat, sikap loyo
d Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti
obesitas, deviasi septum, TD rendah, RR
2 Diagnosis keperawatan
a Pola tidur b.d dengan kurangnya kontrol tidur
b Ansietas berhubungan dengan gangguan pola tidur

3 Itervensi Keperawatan

N (Sdki) Diagnosa (Slki) Luaran (Siki) Intervensi


O

1. Pola tidur b. d Setelah dilakukan tindakan 1 dentifikasi pola


dengan 1x24 jam gangguan pola tidur aktivitas dan tidur
kurangnya dapat teratasi dengan kriteria 2 identifikasi makanan
kontrol tidur hasil dan minuman yang
1 Keluhan sulit tidur menurun menggangu tidur
2 Keluhan istirahat tidak cukup (kopi,teh,alkohol,mak
membaik an mendekati waktu
3 Kemampuam aktivitas tidur) -identifikasi
meningkat obat tidur yang
dikonsumsi

2 Ansietas Setelah dilakukan 1 identifikasi saat


berhubungan tindakan 1x24 jam tingkat ansietas
dengan Ansietas berhubungan berubah
gangguan pola dengan gangguan pola (kondisi,waktu)
tidur tidur 2 identifikasi
Kriteria hasil : kemampuan
1 Klien mampu mengambil
mengidentifikasi kan dan keputusan -monitor
mengungkapkan gejala tanda-tanda ansietas
cemas
2 Mengontrol kecemasan
3. Postur
4 Implementasi keperawatan 
Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5 Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi

S : klien dapat mengerti tentang masalah yang mengakibatkan ganggguan pola tidur -klien
mengatakan akan mengatur pencahayaan ketika akan tidur
O : klien tidak bisa tidur tepat waktu
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
-mengatur cahaya
-posisi tidur yang nyaman
-kamar tidur yang bersih
Daftar Pustaka

Purba, E. T. (2017). Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Istirahat: Hipertensi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia Karya 2017.

Putri, G. noviani. (2017). Asuhan Keperawatanpada Tn.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Istirahat dan Tidur: Gangguan Pola Tidur di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia 2017

Kryger MH, Roth T, Dement WC, editors. Principles and practice of sleep medicine. Sixth
edition. Philadelphia, PA: Elsevier; 2017.

7. Levenson JC, Kay DB, Buysse DJ. The Pathophysiology of Insomnia. Chest 2015;147:1179–
92. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25846534]

8. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American
Psychiatric Publishing; 2013.

9. Praharaj SK, Gupta R, Gaur N. Clinical Practice Guideline on Management of Sleep Disorders
in the Elderly. Indian J Psychiatry 2018;60:S383–96.
[https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5840912/]

10. WHO. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders. Geneva: World
Health Organization; 20016.

Anda mungkin juga menyukai