IDENTITAS DIRI
NAMA : SAMMY LAZUARDI GINANJAR
NIM : P1337420922004
PRODI : PROFESI NERS
STASE : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS
RUANGAN : IGD RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO
1. NANDA International. 2015. NANDA International Inc. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat, et al, Penerjemah). Jakarta:
EGC.
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Mobilitas Fisik b.d dengan gangguan muskuloskletelal
Tujuan Intervensi :
Mobilitas Fisik Meningkat dengan kriteria hasil :
Pergerakan Ekstremitas
Kekuatan Otot
Rentang Gerak (ROM)
Intervensi Keperawatan :
Dukungan Ambulasi
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
Fasilitasi melakukan mobilisasi tisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dan tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
Diagnosa Keperawatan :
Intoleransi aktifitas b.d dengan imobilitas ditandai dengan klian mengeluh lemah dan merasa lelah
Tujuan Intervensi :
Toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil:
Frekuensi nadi menurun
Keluhan lelah menurun
Dispnea setelah aktivitas menurun
Perasaan lemah menurun
Intervensi Keperawatan :
Manajemen Energi
Observasi
Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan integritas kulit / jaringan b.d. penurunan mobilitas ditandai dengan kerusakan jaringan kulit
Tujuan Intervensi :
Integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil
Elastisitas
Hidrasi
Perfusi Jaringan
Intervensi Keperawatan :
Perawatan Integritas Kulit
Observasi
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik
Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkat asupan buah dan sayur
Diagnosa Keperawatan :
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
Tujuan Intervensi :
Tingkat Nyeri menurun dengan kriteria hasil
Mampu menuntaskan aktifitas
Intervensi Keperawatan :
Manajemen Nyeri
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik