Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

IDENTITAS DIRI
NAMA : SAMMY LAZUARDI GINANJAR
NIM : P1337420922004
PRODI : PROFESI NERS
TUGAS : WOC RETENSIO PLASENTA
STASE : KEPERAWATAN KRITIS DAN GAWAT DARURAT
RUANGAN : RUANG IGD RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
TAHUN 2022
Definisi : Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi Masalah Kebutuhan Oksigen :
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke (Abdullah, 2014)
dalam sistem tubuh baik secara kimiaFaktor maupunEtiologi
fisika, Penatalaksanaan : (Abdullah,
1. Gangguan irama2014)
/ frekuensi pernafasan
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme 1. Terapi Oksigenasi : Pemberian
Gangguan irama pernafasan oksigen lebih
untuk mempertahankan hidup dan untuk aktivitas Manifestasi Klinis : dari udara atmosfer atau
 Chynes stokes FiO2 > 21%, untuk
Cidera sel pada
berbagai organ atau sel. Reaksinya bagian paru-paru
menghasilkan Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi, mengoptimalkan  Biot oksigenasi jaringan dan
energi, karbondioksida dan air lewat proses berrnapas penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas mencegah asidosis
 Kussmaull respiratorik, mencegah
yaitu peristiwa menghirup udara dari luar yang tambahan untuk bernafas, nafas cupping hidung, hipoksia jaringan,
Gangguan menurunkan kerja napas dan
frekuensi pernafasan
Respon inflamasi
mengandung oksigen (O2) serta menghembuskan udara dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, kerja otot jantung,
 Takipneaserta memperthankan PaO2 >
yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan 60 mmHg atau SaO2
 Bradipnea > 90%. (Tarwoto &
sebagai sisa dari oksidasi yang keluar dari tubuh. bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter Wartonah, 2015).
 Dyspnea
Hipersekresi
(Kusnanto, 2016) mukus Lisis
anterior- Dinding frekuensi
posterior, Alveoli nafas kurang, penurunan Indikasi 2.: gagal nafas, pernafasan
Insufisiensi gagal jantung, perubahan
kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola pola nafas, hipoksia, keadaan
 Kondisi hipoventilasi gawat, kelumpuhan
alveolus
Proses Oksigenasi : (Abdullah, 2014) alat, trauma Kondisi
paru, luka bakar, kapasitas
post operasi,
nafas yangtidak efektif sehingga menjadi gangguan penurunan difusi
Eksternal : keracunan gas CO)
oksigenasi. Beberapa tanda dan gejala kerusakan paru
1. Penumpukan
Ventilasi (dipengaruhi
lender dan oleh adanya perbedaan Kontraindikasi : Keracunan O2
Kerusakan
pertukaran gas yaituAlveolar
takikardi, hiperkapnea, kelelahan,  Kondisi terganggunya pengangkutan
tekanan
sekresiatmosfer
berlebih dan paru, adanya kemampuan Pemberian :
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS O2 ke jaringan
thorax dan paru untuk melakukan inspirasi dan Sistem Aliran Rendah (klien masih mampu
abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, 3. Hipoksia (akibat menurunnya kadar
ekspirasi, adanya jalan nafas, adanya reflex batuk untuk bernafas mandiri)
kehitam-hitaman),hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala Hb, menurunnya difusi oksigen dari
dan muntah, adanya peran mucus siliaris)  Nasal Canul
Obstruksipermukaan
jalan nafas
Kolaps
ketika saluran pernafasan
bangun, abnormal frekuensi,irama dan alveoli (kontinu
ke dalam 1darah, – 6menurunnya
L/menit
2.Merangsang
Difusi GasRefleks Batuk oleh luasnya
(dipengaruhi saat ekspirasi konsentrasi O2 24jaringan
– 44%)atau gangguan ventilasi
kedalaman nafas (NANDA, 2015) perfusi
paru, tebal membran respirasi/ permeabilitas yang  Sungkupyang muka dapat
(kontinu atau selang-seling 5-
menurunkan konsentrasi
terdiri atas epitel, perbedaan tekanan dan konsentrasi 10 L/menit konsentrasi O 40 – 60%)
oksigen, ditandai dengan sianosis)
2
O2, CO2, dan afinitas gas atau kemampuan Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik :  Sungkupdibagi
muka dengan
Bersihan Jalan Nafas Hb) kedalamkantong
empat rebreathing 8-
kelompok yaitu
menembus dan mengikat Pemeriksaan
Obstruksi Fisik
pada pertukaran 12 L/menit konsetrasi O 60 – 80%)
Tidak Efektif hipoksemia, 2hipoksia hipokinetik,
3. Transportasi Gas (curah jantung (cardiac output), 1. Inspeksi
O2 dan (konjugtiva
CO2 dari dananemis,
ke sianosis, pernafasan Sungkupoverventilasi
muka dengan kantong non-
hipoksia, dan hipoksia
kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), lewat mulut, pernafasan cuping hidungm retraksi rebreathing 10-12L/menit konsentrasi O2 80 –
paru-paru histotoksik.
perbandingan sel darah dengan darah secara otot bantu pernadasan, pergerakan tidak simetris, 100%)
4. Ostruksi Jalan Nafas : kondisi
keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar tactil fremitus, thrills) Sistem Aliran Tinggi
pernapasan yang(pemberian
tidak normal oksigen
akibat
Hb 2. Perkusi (bunyi redup di daerah paru dullness) dengan FiO2 lebih stabil dan tidak terpengaruh
ketidakmampuan batuk secara efektif,
Internal : 3. Auskultasi (ada bunyi suara nafas tambahan oleh : tipe pernapasan, sehingga dapat menambah
dapat disebabkan oleh sekresi yang
Proses pertukaran gas antara pembuluhPenurunan
darah kapiler dan
asupan O2 ronkhi, wheezing, friction rub, pleural friction) konsentrasikental
oksigen yang lebih tepatBersihan
dan teratur.
atau berlebihan. jalan
jaringan tubuh Pemeriksaan Diagnostik Contohnyanafas adalah ventury mask atau sungkup
tidak efektif : ketidakmampuan
Faktor yang Mempengaruhi : (Ambarwati, 2014) 1. Pemeriksaan fungsi paru muka dengan ventury dengan aliran sekresi
sekitar 2-15
untuk membersihkan atau
1. Faktor Fisiologis (penurunan kapasitas angkut oksigen 2. pemeriksaan Gas Darah Arteri liter/menit obstruksi saluran pernapasan guna
seperti pada pasien anemia atau pada saatHipoksemia
terpapar zat 3. Oksimetri Kompensasi tubuh 2. Fisioterapi mempertahankan
dada : mengembalikan
dengan peningkatan RR jalan nafas dan yang
beracun, penurunan konsentrasi oksigen yang 4. Pemeriksaan X-Ray memelihara bersih fungsi otot-otot pernafasan dan
diinspirasi, hypovolemia, peningkatan laju metabolic, 5. Bronkoskopi membantu
kehamilan) 5. membersihkan
Pertukaran Gas sekret dari bronkus
: kondisi dan
penurunan
6. Endoskopi untuk mencegah
2. Status Kesehatan (riwayat penyakit kronik) gas, baik penumpukan
oksigen sekret,
maupun
7. Fluoroskopi memperbaikikarbondioksida
pergerakan antara dan alveoli
aliran paru
secret,
3. Faktor Perkembangan (usia) dan
8. CT-Scan meliputi Postural Drainage, Perkusi dan Vibrasi
4. Faktor perillaku (nutrisi, gaya hidup, kebiasaan sistem vaskular, dapat disebabkan oleh
olahraga, emosi, penggunaan zat-zat tertentu) 3. Latihan Batuk Efektif
sekresi yang kental atau imobilisasi
5. Lingkungan (suhu, allergen, polusi) 4. Postural Drainage
5. Penghisapan lendir
Gangguan Pertukaran Gas
Pola Nafas Tidak Efektif

MK : MK : MK :
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Gangguan Pertukaran Gas Pola Nafas Tidak Efektif
Penyebab : Intervensi
Intervensi
MK MK
Intervensi
Penyebab MK
:: Bersihan
:: Gangguan
Pola Nafas
Jalan Tidak
Napas
Efektif
Pertukaran Tidak
Gas Penyebab :
 Fisiologis Efektif  Depresi pusat pernapasan
 Ketidakseimbangan ventilasi perfusi
Manajemen Jalan
Pemantauan Nafas
Respirasi
 Spasme jalan napas  Batuk
Perubahan membran alveolus kapiler  Hambatan upaya napas
Latihan
Observasi
Observasi : Efektif
:
 Hipersekresi jalan napas  Deformitas dinding dada
Gejala
Observasi : dannilai
Monitor
Monitor Tanda
pola napasMayor
AGD : kedalaman, usaha
(frekuensi,
 Disfungsi neuromuskuler Subyektif
 Identifikasi :
napas)kemampuan
 Monitor hasil x-ray batuk
toraks  Deformitas tulang dada
 Benda asing dalam jalan napas Dispnea
 Monitor
Terapeutik
adanya
Terapeutik :: retensi sputum  Gangguan neuromuskular
 Adanya jalan napas buatan Obyektif
 Monitor tanda: dan
Posisikan
Atur interval semigejala
fowlerinfeksi
pemantauan saluran sesuai
ataurespirasi
fowler napas kondisi  Gangguan neurologis
 Sekresi yang teertahan  Monitor PCO2
inputmeningkat/menurun
 pasien
Berikan oksigen,
dan outputjikacairan
perlu  Imaturitas neurologi
 Hiperplasian dinding jalan napas Terapeutik : :menurun hasil pemantauan
Edukasi
 Dokumentasikan
PO2  Penurunan Energi
 Proses infeksi  Posisikan
 Anjurkan
Edukasi :semi fowler
Takikardia asupanatau
cairan
fowler
2000 ml/hari, jika tidak  Obesitas
 Respon alergi  Pasang pHperlak dan
kontraindikasi
 Jelaskan
arteritujuan bengkok dimenurun
dan prosedur
meningkat/ pangkuan pasien
pemantauan  Posisi tubuh yang menghambat
 Efek agen farmakologi  Buang secret
 Informasikan pada
Bunyi napashasil tempat sputum
pemantauan
tambahan  ekspansi paru
Edukasi :
Pemantauan Respirasi
Situasional  Sindrom hipoventilasi
 Jelaskan
Observasi
Terapi tujuan
Oksigen dan prosedur batuk efektif
 Merokok aktif / pasif  Kerusakan inervasi diafragma
Tujuan
 AnjurkanMonitor
Observasi
Intervensi
Tarik napas : irama,
: frekuensi, dalam kedalaman
melalui hidung
dan upaya
 Terpajan polutan Pertukaran
selama napas
 Monitor 4 detik, gas
kecepatandi tahan selama 2 detik,
aliran oksigen
 Cedera pada medulla spinalis
Gejala dan Tanda Mayor : Espektasi
kemudian
Monitor posisi
Monitor : Meningkat
polaalatnapas
terapui (bradypnea,
oksigen takipnea,  Efek agen farmakologis
Subyektif : Kriteria
 keluarkan
 Monitor Hasil
hiperventilasi,
dari mulut : kussmaul,
aliran dengan
oksigen bibir
Cheyne-stokes
mencucu
secara ) dan
periodic  Kecemasan
Tidak tersedia  pastikan
 Anjurkan Tingkat
Terapeutik kesadaran
mengulangi
fraksi Tarik
yang meningkat
napas dalam
diberikan cukup hingga Gejala dan Tanda Mayor :
Obyektif : 3 kali
 Monitor
Atur
Dispnea interval pemantauan
menurun
efektifitas terapirespirasi
oksigensesuai kondisi
(oksimetri, Subyektif :
 Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk  Anjurlkan
pasien
 AGD batuk dengan
Bunyi) napas tambahan kuat langsung setelah Dispnea
 Sputum berlebih / obstruksi di jalan napas/ Tarik
 Monitor
Dokumentasikan
napas dalam
menurun yanghasil
kemampuan ke-3melepaskan
pemantauan oksigen dan Obyektif :
meconium di jalan Kolaborasi
Edukasi :
atelectasis
 Pusing menurun  Penggunaan otot bantu pernapasan
 napas (pada neonates)  Kolaborasi
 Monitor
Jelaskan pemberian
tujuan kecemasan
tingkat dan
mukolitik
prosedur dan
pemantauan
ekspektoran
akibat terapi oksigen  Fase ekspirasi memanjang
Penglihatan kabur menurun
 Mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering  Monitor
Informasikan hasil pemantauan
integritas mukosa akibat pemasangan  Pola napas abnormal (takipnea, bradypnea,
 Diaforesis
Manajemen Jalan Napas
menurun
oksigen
 Gelisah hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes )
Observasi :
Terapeutik : menurun Referensi :
Tujuan Intervensi : 
 Monitor Napas
 Bersihkan cuping
secrethidung
bunyi
pada menurun
mulut, hidung napas
Bersihan Jalan Napas  PCO2 membaik
tanbahan(gurgling,mengi,wheezing,
 Pertahankan kepatenan jalan napas ronkhi Tujuan
1. Abdullah.Intervensi
2014. Kebutuhan : Dasar Manusia Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
Espektasi : Meningkat  Berikan
kering) PO2 membaik oksigen tambahan Pola NapasFitri Respati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia.
2. Ambarwati,
Kriteria Hasil :  Tetap
 Monitor Takikardia
sputum
berikan membaik
(jumlah,warna, aroma)ditransportasi
oksigen saat pasien Espektasi
Yogyakarta :: Dua
Membaik
Satria Offset.Ernawati. 2012. Konsep dan Aplikasi
Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
 Batuk efektif meningkat Terapeutik pH: arteriperangkat
 Gunakan membaikoksigen yang sesuai dengan Kriteria
TIM. Hasil :
 Produksi sputum menurun  Posisikan
 tingkat semi
Sianosis fowler pasien
mobilitas
membaik atau fowler 3. NANDA International. 2015. NANDA International Inc. Diagnosa
 Ventilasi semenit meningkat
Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (Budi Anna Keliat, et al,
 Mengi menurun  Berikan
Edukasi minum
:
 Pola napas membaik hangat  Kapasitas
Penerjemah). Jakarta: EGC.vital meningkat
 Wheezing menurun  Lakukan
 Ajarkan
Warna fisioterapi
kulit dada
pasienmembaik
dan keluarga cara menggunakan 4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan
 Tekanan ekspirasi meningkat
Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
 Lakukanoksigen pengisapan
di rumahlender kurang dari 15 detik
 Mekonium (pada neonates) menurun  Pokja
5. Tim Tekanan
SLKI DPP inspirasi meningkat
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
 Berikan
Kolaborasi oksigen, jika perlu Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI
 Dispnea menurun Edukasi :  Dispnea menurun
6. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Ortopnea menurun  Ajarkan teknik batuk
 Kolaborasi efektif oksigen saat aktifitas
penggunaan  Penggunaan
Indonesia. otot bantu napas menurun
Edisi 1. Jakarta : PPNI
7. Kusnanto, 2016.Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.
 Sianosis menurun Kolaborasi
dan/atau tidur  Pemanjangan
Fakultas. faseAirlangga
Keperawatan Universitas ekspirasi menurun
 Gelisah menurun  Ortopnea menurun

Anda mungkin juga menyukai