Anda di halaman 1dari 23

Gangguan Tidur, Insomnia

dan Ansiolitik
Pendahuluan

• Insomnia : gangguan tidur yang sering


ditemukan di layanan primer (30%)

• Somatoform : sekitar 40%

• Beban ekonomi tinggi

• Insomnia & Somatoform : Komorbiditas 


layanan primer

• Menurunkan Quality of Life


2
Insomnia sebagai Gejala

GMO

NAPZA
Ggn Cemas
Somatoform Insomnia

Skizofrenia &
Ggn Afektif
Ggn Waham
Manik
Depresi

3
Gambaran Klinis Insomnia

o Sulitnya masuk tidur o Gangguan tidur sudah


berlangsung paling sedikit
o Seringnya terbangun setelah satu bulan
awitan tidur dan sulit tidur
kembali o Pasien mengalami
penderitaan yang bermakna
o Bangun terlalu pagi (dini secara klinis
hari)
o Adanya hendaya sosial,
o Tidak adanya rasa segar okupasional, dan fungsi
setelah bangun tidur penting lainnya di siang hari
Jenis Insomnia

• Insomnia Primer :
merupakan gangguan tidur yang tidak ada hubungannya dengan medis, psikis,
dan lingkungan.

• Insomnia Sekunder :
merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh beberapa penyakit dan
gangguan medis yang lain.

5
Etiologi
- Faktor Biologis
Transmisi genetik 10-20%

-Faktor Psikososial
Komunikasi sosial
(menghindari kewajiban, ekspresi emosi, simbol perasaan).
Learning behavior, kultur & etnik.

6
Etiologi Insomnia Sekunder
1. GMO
Primer : kondisi medis primer di otak.
Sekunder : kondisi medis sistemik yg pengaruhi otak.

2. Penyalahgunaan NAPZA

3. Skizofrenia/Ggn Waham

4. Ggn Afektif (Manik/Depresi/Bipolar)

5. Ggn Cemas/Somatoform
7
Kriteria Diagnosis
- Keluhan fisik tidak dapat dijelaskan melalui pemeriksaan fisik & laboratorik.
- Distress & disfungsi sosial.
- Keluhan :
- Empat gejala nyeri
(empat regio & fungsi berbeda, mis:kepala, abdomen, punggung).
- Dua gejala GIT
(mis: mual kembung muntah, dll).
- Satu gejala seksual
(mis : disfungsi seksual, haid tdk teratur)
- Satu gejala pseudoneurologik
(mis : paralisis, menurunnya fungsi indera dll)

8
Penatalaksanaan Insomnia

Mengobati
penyebab

Memperbaiki
Farmakoterapi Penatalaksanaan higiene tidur

Psikoterapi

9
Farmakoterapi
 Idealnya tidak ada individu memerlukan obat untuk bisa tidur

 Kenyataannya, banyak sekali individu yang membutuhkan


farmakoterapi

 Terapi perilaku dan peningkatan higiene tidur diberikan kepada


pasien terlebih dahulu

 Efek terapi perilaku & edukasi : “lambat”, farmakoterapi “lebih


disukai”

10
Terapi Farmakologik
Hypnotic Benzodiazepine
• Benzodiazepin sering digunakan
• Sebelum menggunakan harus diketahui riwayat
penyalahgunaan zat dan alkohol
• Benzodiazepin terikat pada reseptor GABA, memiliki efek
sedatif, anxiolitik, relaxan otot, dan antikonvulsan.
• Akibat overdosis jarang terjadi, kecuali kalau diberikan bersama
dengan depressan SSP yang lain.
Terapi Farmakologik
Hypnotic Benzodiazepine
• Triazolam terdistribusi cepat karena lipofilisitasnya yang tinggi,
namun durasi efek yang singkat. Erythromycin, nefazodone,
fluvoxamine, dan ketoconazole menurunkan bersihan triazolam dan
meningkatkan kadar plasmanya.
• Estazolam dan temazepam memiliki durasi sedang.
• Efek dari flurazepam dan quazepam lama karena metabolitnya aktif.
• Selain temazepam, yang dieliminasi melalui konjugasi, semua
benzodiazepin dimetabolisme melalui oksidasi mikrosomal diikuti
dengan konjugasi glukuronida.
Kerugian
• Efek residu hari berikutnya
• Ataksia (gangguan keseimbangan )
• Sedasi di siang hari
• Efek kognisi
• Depresi pernafasan
• Toleransi dan putus zat
• Rebound insomnia
• Berpotensi disalahgunakan dan ketergantungan (semua BZ, lama penggunaannya
dibatasi )
• Diberikan dosis efektif paling rendah
• Penggunaan jangka pendek
• Penggunaan intermiten lebih baik
• Penghentian bertahap
13
14
Terapi Farmakologik
Hypnotic Nonbenzodiazepine
• Antihistamin (diphenhydramine, doxylamine, and pyrilamine) kurang efektif
daripada benzodiazepin, tetapi efek samping minimal. Efek samping antikolinergik
bisa menjadi masalah, terutama pada usia lanjut.
• The antidepressan alternatif terbaik bagi pasien kurang tidur yang tidak boleh
diberi benzodiazepine, khususnya yang juga mengalami depresi atau ada riwayat
penyalahgunaan obat.
• Amitriptyline, doxepin, and nortriptyline juga efektif, tetapi efek samping berupa
efek antikolinergik, adrenergic blockade, and cardiac conduction prolongation.
• Trazodone, 25 to 75 mg, sering digunakan untuk insomnia yang diinduksi oleh
penghambat selektif ambilan kembali serotonin, bupropion. Efek samping berupa
syndroma serotonin
• Zolpidem, secara kimiawi tidak berhubungan dengan benzodiazepin
atau barbiturat, bekerja secara selektif pada reseptor benzodiazepin
dan memiliki efek anxiolitik minimal dan tidak memiliki efek relaksan
otot atau antikonvulsan. Efektivitasnya sebanding dengan
benzodiazepin. Waktu paruh sekitar 6 – 8 jam, dimetabolisme
menjadi metabolit inaktif. Efek samping yang umum kantuk,
amnesia, pusing, sakit kepala, keluhan pada selama cerna.
• Zaleplon juga terikat pada reseptor benzodiazepin. Mula kerja cepat,
waktu paruh sekitar 1 jam, tidak memiliki metabolit aktif.
• Valerian, produk herbal, kemurnian dan potensinya masih
dipertanyakan.
Contoh kasus :

1. Tn. A, 75 tahun
Sejak beberapa bulan terakhir sering mengalami sulit tidur. Akibat
keluhan kurang tidurnya Tn.A merasa badan tidak fit, sering merasa
lemas, sulit konsentrasi, bertambah sering lupa terhadap kegiatan
yg baru dilakukan dan mudah emosi.

17
Etiologi Insomnia pada Geriatri

• Sebagian besar insomnia pada pasien geriatri


merupakan secondary insomnia.
• Faktor medis (Nyeri yang berhubungan dengan
gangguan musculoskeletal, termasuk arthritis,
merupakan gangguan tersering penyebab
insomnia pada pasien geriatri).
• proses penuaan (penurunan hormon melatonin,
perubahan irama sirkadian),
• faktor perilaku (sleep hygiene yang buruk,
menurunnya aktivitas fisik).

18
Melatonin
(N-acetyl-
5methoxytryptamine)

1. Adapted from Brzezinski A. N Engl J Med. 1997;336:186-195. 2. Kilduff TS, Kushida CA. Sleep Disorders Medicine: Basic Science,
Technical Considerations, and Clinical Aspects. 1999.

19
Insomnia

Insomnia transien Insomnia jangka pendek Insomnia kronik


< 1minggu 1 - 4 minggu > 4 minggu

gangguan kimia otak dan


Stresor akut Stresor berkelanjutan hormon, gangguan
Perubahan sirkadian Penyakit akut, Obat- psikiatrik, dll
Perubahan jam kerja obatan

20
Penyebab Insomnia Kronik

Insomnia Kronik

Kimia otak
& Sistem Imun Gangguan psikiatrik Kondisi Medik Obat-obatan
hormon

Hormon stres Ansietas, depresi, Asthma,


H. Pertumbuhan Interleukin-6 rematoid, Teofilin
bipolar, Beta-blocker,
Melatonin TNF ( siang hari menopause,
penyalahgunaan zat Antidepressan
dan  malam hari) inkontinensia

21
Terapi Nonfarmakologi
Higiene tidur

- bangun pagi teratur


- pergi tidur setelah mengantuk
- tidur siang akan mengurangi tidur malam
- mempersiapkan tidur lebih baik
- menghindari stres emosi dan pekerjaan di
tempat tidur
- melatih relaksasi

22
23

Anda mungkin juga menyukai