Anda di halaman 1dari 79

DASAR-DASAR

DEMOGRAFI

Oleh
Meivi Sesanelvira, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom
Demografi
 Berasal dari bahasa yunani,
• Gambaran
demos Gambaran
tentang
penduduk
atau rakyat
• Rakyat
grafien
Definisi Demografi
 Achille guillard adalah orang yang
pertama kali menggunakan istilah
demografi dalam karanganya yang
berjudul ‘element de statistique on
demographic Compares’
Lanjutan
 Multilingual demograpichs dictionary,(1982)
ilmu yang mempelajari penduduk di suatu
wilayah terutama jumlah, struktur
(komposisi), dan perkembangannya
(perubahannya)
 Philip M Hauser & dudly duncan (1959)
ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran,
teritorial, komposisi, penduduk dan
perubahan serta sebab-sebabnya yang
biasa timbul karena natalitas, mortalitas,
migrasi dan mobilitas penduduk
Lanjutan
 Menurut Merriam-Webster dictionary,
demography is the statistical study of
human populations especially with
reference to size and density,
distribution, and vital statistics---
demografi atau kependudukan
merupakan studi statistik mengenai
populasi manusia khususnya dengan
acuan kepada ukuran dan kepadatan,
distribusi dan statistik vital.
Lanjutan
 demografi merupakan studi
mengenai dinamika populasi manusia
yang mencakup studi ukuran,
struktur dan distribusi populasi,
bagaimana populasi berubah
sepanjang waktu yang disebabkan
oleh kelahiran, kematian, migrasi,
dan usia.
Variabel utama demografi
 Fertilitas (kelahiran)
 Mortalitas (kematian)
 dan migrasi (perpindahan penduduk)
Fertilitas (kelahiran)
 Fertilitas merupakan hasil reproduksi yg
nyata dari seorang atau sekelompok
perempuan. Menyangkut banyaknya bayi
dilahirkan hidup.
 Fecunditas adalah kemampuan biologis
(potensi fisik) seorang atau sekelompok
perempuan untuk melahirkan.
 Lahir hidup adalah kelahiran bayi tanpa
memperhitungkan lama dalam kandungan
pada saat dilahirkan menunjukkan tanda-
tanda kehidupan : bernafas, jantung
berdenyut, menangis.
Lanjutan
 Lahir mati, kelahiran yang berumur paling
sedikit 28 minggu dalam kandungan tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
 Abortus, kematian janin dlm kandungan dg
umur kandungan kurang dari 28 minggu
(disengaja & tdk disengaja)
 Masa reproduksi, perempuan berumur 15-
49 tahun atau usia subur
Secara umur ada dua macam
ukuran dalam fertilitas:
 Tahunan : pengukuran jumlah kelahiran
pada suatu tahun tertentu dikaitkan
dengan jumlah penduduk yang mempunyai
risiko melahirkan pada tahun yang
bersangkutan.Angka kelahiran kasar
(CBR), Angka kelahiran umum (GFR),
Angka kelahiran menurut umur (ASFR),
Angka kelahiran Total (TFR)
 Kumulatif : mengukur rata-rata jumlah
anak yg dilahirkan oleh perempuan hingga
mencapai umur tertentu.
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate = CBR)
 Banyaknya kelahiran hidup pada
suatu periode (tahun) per 1000
penduduk pada periode yang sama.
Angka Kelahiran Umum (General
Fertility Rate = GFR)
 Banyaknya kelahiran hidup pada
suatu periode (tahunan) per 1000
penduduk perempuan usia 15-49
tahun pertengahan tahun
periode/tahun yang sama.
Angka Kelahiran menurut Umur
(Age Specific Fertility Rate = ASFR)
 Banyaknya kelahiran hidup pada
perempuan kelompok umur tertentu
pada suatu periode (tahun) per 1000
penduduk perempuan kelompok umur
yg sama pada pertengahan tahun yg
sama.
Angka Kelahiran Total (Total
Fertility Rate = TFR)
 Rata-rata anak yang akan dimiliki
oleh seorang perempuan pada akhir
masa reproduksinya dg ketentuan
perempuan tsb mengikuti pola
fertilitas pada saat TFR dihitung.
Ukuran Komulatif
 Rasio Ibu Anak (Child Woman Ratio =
CWR)
 Angka Reproduksi Kotor (Gross
Reprodaction Rate = GRR)
 Angka Reproduksi Bersih (Net
Reprodaction Rate = NRR)
Rasio Ibu Anak (Child Woman Ratio
= CWR)
 Rasio antara jumlah anak usia 0-4 tahun dg
jumlah perempuan usia 15-49 tahun.
Rumus:
 P0-4
 CWR = ---------- x k
 Pf 15-49
 P0-4 = jml anak usia 0-4 tahun
 Pf 15-49 = jml perempuan usia 15-49
tahun
 k = konstanta = 1000
Angka Reproduksi Kotor (Gross
Reprodaction Rate = GRR)
 jumlah kelahiran hidup bayi
perempuan dari suatu kohor
perempuan sepanjang masa
reproduksinya, dg asumsi tdk ada yg
meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.
Angka Reproduksi Bersih (Net
Reprodaction Rate = NRR)
 Rata-rata jml bayi perempuan dari
suatu kohor hipotetis dari 1000
perempuan dg memperhitungkan
kemungkinan meninggalnya
perempuan-perempuan sebelum
mengakhiri masa reproduksinya.
 Dengan asumsi bayi perempuan
mengikuti pola fertilitas dan pola
mortalitas ibunya.
Mortalitas
 Mortalitas atau kematian (mati)
merupakan keadaan menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yg bisa terjadi setiap saat
setelah dilahirkan hidup. Mati hanya
bisa terjadi jika di didahului dengan
kelahiran hidup.
Ukuran – ukuran dalam mortalitas
adalah sebagai berikut,
 Angka kematian kasar (Crude Death Rate
= CDR) adalah Banyaknya kematian pada
suatu periode (tahun) tertentu per 1000
penduduk tengah periode/tahun yang
sama
 Angka kematian menurut Umur (Age
Spedific Death Rate = ASDR) adalah
Banyaknya kematian kelompok umur
tertentu pada suatu periode (tahun)
tertentu per 1000 penduduk kelompok
umur yang sama, tengah periode/tahun
yang sama
Lanjutan
 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate =
IMR) adalah Banyaknya kematian bayi (anak
usia kurang satu tahun) pada suatu periode
(tahun) tertentu per 1000 kelahiran hidup
periode/tahun yang sama
 Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate =
MMR) adalah Banyaknya kematian ibu pada
waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama & tempat
kelahiran, yg disebabkan krn kehamilannya atau
pengelolaannya, bukan oleh sebab-sebab lain
pada suatu periode (tahun) per 100.000
kelahiran hidup periode/tahun yang sama.
Angka kematian kasar (Crude
Death Rate = CDR)
 Banyaknya kematian pada suatu periode
(tahun) tertentu per 1000 penduduk tengah
periode/tahun yang sama
 D = jml kematian selama suatu periode (1
tahun)
 P = jml penduduk pertengahan periode (tahun)
 k = konstanta = 1000
 Seperti fertilitas, ukuran ini juga sangat kasar
karena membandingkan jumlah kematian
dengan jumlah penduduk tengah tahun, pada
hal kematian menurut umur cukup bervariasi.
Angka kematian menurut Umur (Age
Spedific Death Rate = ASDR)

 Banyaknya kematian kelompok umur tertentu pada suatu periode


(tahun) tertentu per 1000 penduduk kelompok umur yang sama,
tengah periode/tahun yang sama
 Di
 ASDRi = ----- x k
 Pi
 Di = jumlah kematian kelompok umur i
 Pi = jumlah penduduk kelompok umur i tengah tahun
 k = konstanta = 1000
 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
 Banyaknya kematian bayi (anak usia kurang satu tahun) pada suatu
periode (tahun) tertentu per 1000 kelahiran hidup periode/tahun yang
sama
 D<1 = jumlah kematian bayi selama satu periode/tahun
 B = jumlah lahir hidup selama periode/tahun yg sama
 k = konstanta = 1000
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality
Rate = MMR)

 Banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau


selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama & tempat kelahiran, yg
disebabkan krn kehamilannya atau
pengelolaannya, bukan oleh sebab-sebab lain
pada suatu periode (tahun) per 100.000
kelahiran hidup periode/tahun yang sama.
Rumus:
 Df = jml kematian ibu selama satu periode/tahun
 B = jml lahir hidup selama periode/tahun yg
sama
 k = konstanta = 100.000
Migrasi (perpindahan
penduduk)
 Migrasi Masuk : masuknya penduduk ke suatu daerah dg
tujuan menetap
 Migrasi Keluar : keluarnya penduduk dari suatu daerah
asal ke suatu daerah tujuan untuk menetap
 Migrasi Neto : selisih antara migrasi masuk dan migrasi
keluar
 Migrasi Bruto : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
 Migrasi semasa hidup : migrasi berdasarkan tempat
kelahiran
 Migrasi risen : migrasi berdasarkan tempat tinggal lima
tahun yang lalu
 Urbanisasi : persentase penduduk yang tinggal di
wilayah perkotaan
 Urbanisasi : pemindahan & kepindahan penduduk dari
suatu daerah lain untuk menetap di wilayag RI guna
kepentingan negara
Ukuran – ukuran dalam migrasi
adalah sebagi berikut
 Angka Urbanisasi (Urbanization Rate
= UR) adalah persentase penduduk
yg tinggal di wilayah perkotaan
 Rasio penduduk perkotaan dg
penduduk perdesaan (ratio of urban-
rural population = Ru/r)
Lanjutan
 Angka Migrasi Masuk Kasar (Crude In-Migration Rate
= CIMR) : banyaknya migran masuk pada suatu
periode per 1000 penduduk pada pertengahan
periode yg sama. IM = jml migran masuk, P = jml
penduduk pertengahan tahun, k = konstanta = 1000
 Angka Migrasi Keluar Kasar (Crude Out-Migration
Rate = COMR) : banyaknya migran keluar pada
suatu periode per 1000 penduduk pada pertengahan
periode yg sama. OM = jml migran keluar, P = jml
penduduk pertengahan periode, k = konstanta =
1000
 Angka Migrasi Masuk Umur Tertentu (Age Specific In-
Migration Rate = ASIMR) : banyaknya migran masuk
kelompok umur ttt pada suatu periode per 1000
penduduk kelompok umur yg sama pada
pertengahan periode yg sama.
Lanjutan
 Angka Migrasi Keluar Umur Tertentu (Age
Specific Out-Migration Rate = ASOMR) :
banyaknya migran keluar kelompok umur ttt
pada suatu periode per 1000 penduduk kelompok
umur yg sama pada pertengahan periode yg
sama
 Angka Migrasi Neto Umur Tertentu (Age Specific
Net-Migration Rate = ASNMR) : banyaknya
migran keluar dikurangi migran masuk kelompok
umur ttt pada suatu periode per 1000 penduduk
kelompok umur yg sama pada pertengahan
periode yg sama
Pola Migrasi
 Tinggi pada penduduk usia produktif;
 Memperoleh pekerjaan lebih baik;
 Memperoleh pendidikan lebih baik;
 Lebih tinggi utk laki-laki; merupakan
indikasi bahwa laki-laki lebih mobil
daripada perempuan.
Adapun faktor pendukung
terjadinya migrasi yaitu:
 Makin berkurangnya sumber daya alam;
 Menyempitnya lapangan pekerjaan;
 Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi;
 Tidak cocok dg adat/budaya/kepercayaan
tempat asal;
 Pekerjaan atau perkawinan;
 Bencana alam.
faktor penarik yang menyebabkan
seseorang untuk bermigrasi

 Adanya kesempatan kerja;


 Pendapatan lebih baik;
 Pendidikan lebih tinggi;
 Lingkungan dan hidup yg lebih
menyenangkan;
 Tarikan dari orang-orang yang
diharapkan sbg tempat berlindung;
 Adanya aktivitas-aktivitas di kota
besar
Ruang lingkup demografi
Penggunaan Data Demografi
 Data langsung berasal dari catatan statistik
vital yang menyeret semua kelahiran dan
kematian maupun perubahan tertentu
dalam status legal seperti pernikahan,
perceraian, dan migrasi (registrasi tempat
tinggal).
 Metode tak langsung dalam pengumpulan
data adalah diharuskan pada negara-
negara dimana data penuh tidak tersedia,
seperti kasus dalam banyak dunia
berkembang.
Sumber Data Demografi
 Sensus
 REGISTRASI
 SURVEI
Sensus
 Sensus penduduk adalah suatu proses
keseluruhan dari pengumpulan,
pengolahan, penyajian data penduduk
antara lain ciri demografi, sosial ekonomi
dan lingkungan hidup
 Sensus minimal harus memuat: Geografi
dan migrasi penduduk, Rumah tangga,
Karakteristik sosial demografi, Kelahiran
dan kematian, Karakteristik pendidikan,
Karakteristik ekonomi
REGISTRASI
 Pencatatan penduduk secara rutin
komponen penduduk yang dinamis, seperti
kelahiran, kematian, mobilitas penduduk,
perkawinan,perceraian, perubahan
pekerjaan, yang dapat terjadi setiap saat.
Pelaksanaan registrasi dengan sistem pasif
menimbulkan permasalahan, terutama
ketidaklengkapan data pelaporan
misalnya:Tidak melaporkan, Terlambat
melapor, Tidak lengkap
SURVEI
 Survei mempunyai cakupan lebih
terbatas, dengan pengambilan
sampel, informasi yang dikumpulkan
lebih luas dan mendalam. Contoh:
supas, sakernas, susenas,
Dinamika penduduk
Ukuran Dasar Demografi
 Rate
 Rasio
 Proporsi
 Konstanta
Rate
 Angka (rate) merupakan banyaknya
peristiwa vital suatu penduduk dalam
jangka waktu tertentu. Angka ada 2
(dua) macam:
 Angka kasar (crude rate), adalah
pembagi jml penduduk lengkap
 Angka spesifik (specific rate) adalah
pembagi kelompok penduduk
tertentu.
Rasio
 Rasio adalah bilangan yang menyatakan
nilai relatif hasil perbandingan dari dua
bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi
pembilang bukan merupakan bagian dari
penyebut.
 Contoh : Rasio jenis kelamin penduduk
Indonesia tahun 2000 (perbandingan jml
penduduk laki-laki dengan jml penduduk
perempuan) 101. Artinya terdapat 101
penduduk laki-laki diantara 100 penduduk
perempuan.
Proporsi
 Proporsi adalah bilangan yang menyatakan nilai
relatif hasil perbandingan dari dua bilangan
(pembilang dan penyebut), tetapi pembilang
merupakan bagian dari penyebut, biasanya
dinyatakan dlm perseratus atau perseribu.
 Contoh : Proporsi penduduk Indonesia tinggal di
daerah perkotaan (perbandingan jml penduduk
tinggal di perkotaani dengan jml penduduk
tinggal di perkotaan dan jml penduduk tinggal di
perdesaan) pada tahun 2000 = 42,0 persen dari
seluruh jml penduduk Indonesia.
Konstanta
 Konstanta merupakan bilangan tetap,
misalnya 100, 1000 atau 100.000 yang
berfungsi sebagai pengali untuk
memperjelas hasil pengukuran. Konstanta
biasanya dinyatakan dengan K.
 Contoh : IMR Indonesia mnrt SP 2000 =
0,047, kemudian dikalikan 1000 = 47; yg
berarti dari setiap 1000 kelahiran hidup di
Indonesia terjadi 47 kematian bayi.
Permasalahan penduduk di
Indonesia
 Faktor kuantitatif
 Jumlah dan pertumbuhan penduduk
yang tinggi
yang dipengaruhi oleh mortalitas,
natalitas, dan migrasi
 Penyebaran penduduk yang tidak merata
 Komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan
Lanjutan
 Faktor Kualitatif
 Kebutuhan pangan terus meningkat
 Tingkat pendidikan tidak merata
 Kebutuhan perumahan/pemukiman terus
meningkat
 Tingkat pelayanan pelayanan kesehatan yang
semakin baik mengkaibatkan turunya
mortalitas
 Semakin sempit lapangan pekerjaan
 Kelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya
alam yang semakin terancam kelestariannya
Kependudukan dalam
kesehatan
 Konsep HL Blum
 Derajat kesehatan dipengaruhi oleh
perilaku, lingkungan, pelayanan
kesehatan, dan Genetik
 Faktor manusia dalam komunitas
tertentu mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan sehingga perlu di amati
dinamika dan karakteristiknya
Konsep Dasar Pelayanan
Kesehatan Primer
KOORDINATOR
Meivi Sesanelvira, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom
Pelayanan Pelayanan
kes. primer primer
PROGRAM Bagian dari sistem
pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan primer/primary health care

Definisi :
Upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama
perorangan/keluarga/masy dgn pelayanan kesehatan.

Proses keperawatan terstruktur yg meliputi perawatan primer, penceg


ahan penyakit, promkes, kes. Penduduk, dan pengembangan masy se
cara holistik utk memberikan pelayanan kes. Masy secara merata dan
terjangkau

Tujuan :
Mengetahui dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat
terhadap akses pelayanan kesehatan yang memuaskan.
Pelayanan kesehatan komunitas

Promotif Preventif
Upaya meningkatkan Mencegah agar masyarakat
kesehatan masyarakat ke tidak jatuh sakit atau
arah yg lebih baik terhindar dari penyakit
Puskesmas (permenkes No 75 thn 2014)
Promkes
GIZI
Kes ibu dan anak

Pencegahan dan
pengendalian penyakit
CIRI PELAYANAN KESEHATAN KOMUNITAS

1. Merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan


kesehatan masyarakat
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan
3. Fokus intervensi keperawatan pada pencegahan primer,
sekunder dan tersier
4. Ada kemitraan perawat dengan klien dalam upaya
kemandirian klien
5. Memerlukan kolaborasi multidisiplin dan melibatkan
peran serta klien secara aktif
6. Terjadi proses alih peran dari perawat kepada klien (ind,
klg, klp, dan masy) sehingga terjadi kemandirian
Prinsip pelayanan kesehatan primer
1 Pemerataan upaya kesehatan

2 Penekanan pada upaya preventif

3 Menggunakan teknologi tepat guna

4 Melibatkan peran
Melibatkan peran serta
serta masyarakat
masyarakat

Melibatkan pendekatan kerja sama lintas


5 program dan sektoral
Peran perawat

Mendorong peran serta Memberikan bimbingan


01 aktif masy 02 dan dukungan pd masy

Mengkoordinasikan Membina kerjasama :


03 kegiatan 04 ind, klg, msy, lintas
penegmbangan program dan sektor
kesehatan masyarakat
Ruang lingkup pelayanan kesehatan primer
1 Pendidikan kesehatan

2 Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan


gizi

3 Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan

4 Kesehatan peran
Melibatkan ibu dan anak,
serta KB
masyarakat

Imunisasi
5
6 Pencegahan dan penegndalian penyakit

7 Pengobatan penyakit

8 Penyedaan obat-obatan esensial

5
Thank you
POSYANDU

Meivi Sesanelvira, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom


Definisi

Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKB


M) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberik
an kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelay
anan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu, bayi dan balita.
Tujuan

A Meningkatnya peran masyarakat dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang


B berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan


C Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.

D Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan


dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA
SASARAN
BAYI IBU HAMIL, NIFAS
BUTEKI

BALITA PUS
FUNGSI

Sebagai wadah pemberdayaan Sebagai wadah untuk


masyarakat dalam alih informasi mendekatkan pelayanan
dan keterampilan dari petugas kesehatan dasar,
kepada masyarakat dan antar
terutama berkaitan dgn
sesama masyarakat dalam
rangka mempercepat penurunan penurunan AKI, AKB dan
AKI, AKB dan AKABA. AKABA.
KEDUDUKAN
1. Terhadap Pem Desa/Kelurahan
 Wadah pemberdayaan masy
2. Terhadap Pokja Posyandu
 sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan
, dan program dari Pokja.
3. Terhadap Beberapa UKBM
 Sebagai mitra
4. Terhadap Puskesmas
 Sbg UPT
5. Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
 satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
PENGELOLA MASYARAKAT
• Dipilih oleh masyarakat
• Kriteria:
1. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh
masyarakat setempat.
2. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi
dan mampu memotivasi masyarakat.
3. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masy
KADER POSYANDU
anggota masyarakat yang bersedia, mampu
dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan
kegiatan Posyandu secara sukarela
PEMBENTUKAN POSYANDU
1. Pendekatan Internal
 Persiapan petugas PKM utk bekerjasama dgn m
asy
2. Pendekatan eksternal
 Persiapan utk mendapat dukungan dr masy
3. Survei Mawas Diri (SMD)
 menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging)
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta pot
ensi yang dimiliki.
4. MMD (Musyawarah Masy Desa)
ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya kesehatan
yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep
Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi.
PEMANTAUAN POSYANDU
1. Pemilihan pengurus & Kader posyandu
2. Orientasi pengurus dan Pelatihan kader
posyandu
3. Pembentukan & peresmian posyandu
4. Penyelenggaraan dan Pemantauan
Kegiatan Posyandu
KEGIATAN POSYANDU
1. KIA (Ibu Hamil, Nifas, Menyusui, Bayi,
Balita)
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan & pencegahan Diare
KEGIATAN TAMBAHAN
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian
4. Luar Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
5. (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio,
Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.
6. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
7. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
8. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman
(PAB – PLP).
LANJUTAN….
1. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfa
atan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
2. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pend
apatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
3. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabu
mas).
4. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
5. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
6. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan pen
yandang masalah kesejahteraan sosial.
PENYELENGGARAAN
• Waktu : 1 x sebulan
• Tempat : mudah dijangkau
• Tenaga : 4 kader + petugas PKM
5 MEJA
Langkah Kegiatan Pelaksana

1 Pendaftaran Kader
2 Penimbangan Kader
3 Pengisian KMS Kader
4 Penyuluhan Kader/ptgs P
KM
5 Pelayanan Kesehatan ptgs PKM
PEMBIAYAAN
• Masyarakat
• Hasil usaha
• Pemerintah
POSYANDU PRATAMA
• Adalah Posyandu yang belum mantap,
• kegiatan bulanan Posyandu BELUM RUTIN
• Jumlah Kader < 5
• karena belum siapnya masyarakat.
• Intervensi :memotivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader.
POSYANDU MADYA
• Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
> 8 kali per tahun,
• Jumlah Kader >= 5
• cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah,
yaitu kurang dari 50%.
• Intervensi :
– Pelatihan TOMA
– SMD dan MMD
POSYANDU PURNAMA
• Jumlah keg >= 8 kali/tahun
• Mampu melaksanakan keg tambahan
• Cakupan keg > 50%
• Jumlah kader >= 5
• Dana sehat dengan Jml Peserta < 50% KK
• Intervensi:
– Sosialisasi dan Pelatihan Dana sehat
POSYANDU MANDIRI
• Jumlah keg >= 8 kali/tahun
• Mampu melaksanakan keg tambahan
• Cakupan keg > 50%
• Jumlah kader >= 5
• Dana sehat dengan Jml Peserta >= 50% KK
• Intervensi:
– Pembinaan Dana sehat
INDIKATOR PERKEMBANGAN POSYANDU

Anda mungkin juga menyukai