Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN

RUANG MELATI RSUD. AWS SAMARINDA

DUSUSUN OLEH:

PROGRAM PFOFESI NERS


STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan
akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan
menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan
yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh


hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak
serta suara.

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena
itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak
dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah
satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah
mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu
media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak
akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar
sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan
dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses
kesembuhan anak.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan perkembangan mental, kemampuan bersosialisasi dan
rasa peduli akan sesama.
b. Melatih meningkatkan kognitif anak, dengan cara belajar mengingat
nama-nama teman.
c. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan
sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Perkenalan
1. Definisi
Gottlieb (2003:71) menyatakan bahwa proses awal (baca: perkenalan)
yang baik dalam suatu pertemuan sangatlah penting karena akan
menjadikan proses fasilitasi berjalan sesuai yang kita harapkan;
anggota kelompok merasa nyaman untuk berbagi informasi dengan
orang lain dan fasilitator dapat mengelola proses kelompok dengan
optimal.

Pada anak-anak proses perkenalan sangat berguna sebagai awal mula


mereka untuk bersosialisasi dan mendapatkan teman serta bekerja
sama dalam kelompok.
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ therapeutic
play)
b. Dengan berkenalan dengan teman berarti anak dapat
mengekspresikan feelingnya atau mulai berinteraksi memulai
untuk berkomunikasi.
c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan
karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss,
kognitifnya tidak akurat dan negatif.
d. Memulai bekenalan/bersosialisasi dapat memberikan peluang
untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, seperti dapat
mengalihkan rasa takut, kesepian dengan bersosialisasi bersama
teman-teman.
e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan
metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.

B. Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Pre-School


1. Perkembangan Biologi
a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5
tahun).
b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.
c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih:
Umur (dalam tahun)x2+8.
2. Perkembangan Motorik Kasar
a. Usia 36 bulan
1) Pakai dan ganti baju sendiri
2) Berjalan mundur
3) Naik turun tangga berganti-ganti kaki
4) Berdiri sesaat dengan 1 kaki
b. Usia 4 tahun
1) Melompat dengan satu kaki
2) Memanjat dan melompat
3) Melempar bola cukup banyak
4) Naik tangga dengan lancar
c. Usia 5 tahun
1) Melompat-lompat dengan 1 kaki
2) Berlari tanpa kesulitan
3) Bermain lompat tali
4) Mainan tangkap
5) Naik turun tangga dengan lancar
d. Usia 6 tahun
1) Berlari dengan baik
2) Berlari dan bermain secara bersamaan
3) Naik sepeda
4) Menggambar orang lengkap
5) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar
3. Perkembangan Motorik Halus
a. Usia 36 bulan
1) Memasang manik-manik besar
2) Melukis tanda silang dan bulat
3) Membuka kancing depan dan samping
4) Menyusun 10 balok tanpa jatuh
b. Usia 4 tahun
1) Menggunting gambar sederhana
2) Menggambar bujur sangkar
c. Usia 5 tahun
1) Memukul kepala paku dengan palu
2) Mengikat tali sepatu
3) Dapat menulis beberapa huruf alphabet
d. Usia 6 tahun
Suka menggambar, menulis dan mewarnai.
4. Perkembangan Kognitf
a. Fase prekonseptual
1) Memory span increase
2) Entre on one aspect of situation
3) Classify object according to one characteristic
b. Fase intuitive
1) Attention span increase
2) Classify object in terms of their use
3) Egosentric interpretation of events
4) Irreversible thought
5. Perkembangan Moral
a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan
b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
6. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menggunakan bahasa telegravis
4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y
5) Menghilangkan w dari pembicaraan
6) Pembedaharaan kata 900 kata
7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita jantung
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata,
dengan semua bagian bicara.
3) Menyebutkan empat atau lebih warna
4) Mengetahui nama-nama hari.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan anak sakit perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkunganlokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

D. Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi: Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara
bermain
2. Tahap permainan: Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam
tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan: Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun: Merupakan tahap terakhir anak membayangkan
permainan berikutnya

E. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit


1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan

F. Hambatan Yang Mungkin Muncul


1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.

G. Antisipasi Hambatan
1. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
2. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
3. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
4. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lain
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain anak usia prasekolah
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan
Tempat : Ruang Melati RSUD AWS
Waktu : kamis, 23 Februari 2017 selama 30 menit (jam 10.00
10.30)
Sasaran : Anak usia 2 3 tahun yang dirawat di ruang MELATI
Jenis permainan : Origami
Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di
Ruang Melati atas yang memenuhi criteria:
Usia Pre-School (yang berusia 3-6 tahun)
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari anak usia pre-school sebanyak 6-8
orang

Sarana dan Media


1. Sarana:
a. Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi.
b. Kursi untuk orang tua.
2. Media dan Alat
Metode : bermain bersama
Media : kertas lipat
Materi : terlampir

Pengorganisasian
1. Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 3 orang dan 1 orang
observer dengan susunan sebagai berikut:
a. Leader :
b. Co Leader :
c. Observer :
d. Fasilitator :
2. Pembagian tugas sebagai beriku:
a. Leader, tugasnya:
1) Membuka acara permainan
2) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
3) Mengarahkan permainan.
4) Memandu proses permainan.
b. Co Leader, tugasnya:
1) Membantu leader mengatur jalannya permainan
2) Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader
3) Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain
c. Fasilitator, tugasnya:
1) Membimbing anak bermain.
2) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam beristeraksi
bersama teman.
3) Memperhatikan respon anak saat bermain.
4) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.
d. Observer, tugasnya:
1) Mengawasi jalannya permainan.
2) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
3) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
4) Menyusun laporan dan menilai hasil permainan.
Susunan Acara Bermain
N Kegiatan Waktu Subjek terapi
o
1 Persiapan : 10 menit Ruangan, alat, anak dan
1. Menyiapkan ruangan keluarga siap
2. Menyiapkan alat alat
3. Menyiapkan anak dan
keluarga
2 Proses : 18 menit Menjawab salam,
1. Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan salam, memperhatikan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
Bermain bersama dengan
manfaat bermain,
antusias dan mengungkapkan
menjelaskan cara permainan
perasaannya
3. Mengajak anak bermain
4. Mengevaluasi respon anak
dan keluarga
3 Penutup 2 menit Memperhatikan dan
1. Menutup dan mengucapkan menjawab salam
salam

Denah Bermain

1 2

Keterangan :
: pasien
: observer

: fasilitator

1
: leader

2
: co leader

Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dibentu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir
kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mau dan dapat bekenalan dengan baik didampingi oleh fasilitator
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan
baik
g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-
masing

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak dapat melakukan perkenalan diri
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L, (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC,


Jakarta

Nursalam (2007).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Jakarta: Salemba Medika.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fak. Kedokteran Universitas Indonesia. 1985.
Ilmu
Kesehatan Anak 3. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai