Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS BERMAIN

DI RUANG DAHLIA RSUD WONOSARI


Kelompok I.C Stase Keperawatan Anak
Program Pendidikan Profesi Ners STIKes Surya Global

Di susun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gunawan Saelendra, S.Kep


Siti Aisah, S.Kep
Hani Fatriah, S.Kep
Atina Hidayatu Sholihah, S.Kep
Nuraini Lilik Khoiriyah, S.Kep
Galuh Dwi Antari, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV


HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan Proposal Terapi Aktivitas Bermain di Ruang Dahlia RSUD Wonosari
guna memenuhi tugas Stase Keperawatan Anak program pendidikan profesi Ners STIKES
Surya Global Yogyakarta tahun 2015.

Wonosari, Oktober 2015


Mahasiswa

Kelompok 1 C

Mengetahui,

Pembimbing akademik,

Pembimbing Lahan,

(RR. Viantika Kusumasari S.Kep.,Ns)

BAB I
PENDAHULUAN

(Dwi Lestariningsih, SST)

A.

LATAR BELAKANG
Perawatan di dalam bangsal rumah sakit merupakan peristiwa yang sering
menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan
dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari
tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan
berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak
kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan
dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu,
mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik
perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna.
Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan
bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan
warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
setelah mengikuti terapi bermain anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya mengembangkan aktifitas dan kreatifitasnya melalui pengalaman
bermaindan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia preschool.
b. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam
mewarnai gambar.
c. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga
anak tidak kehilangan waktu bermain.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. MEWARNAI GAMBAR
1. Definisi
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi
stres

dan

kecemasan

serta

meningkatkan

komunikasi

pada

anak.

(www.pediatric.com)
2. Manfaat
a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ therapeutic play).
b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan feelingnya atau
memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan
kata.
c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat
dan negatif.
d. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi
emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah


sakit. (www.pediatric.com).

B. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL


1. Perkembangan Biologi
a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).
b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.
c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : Umur (dalam tahun) x 2 +
8
2. Perkembangan Motorik Kasar
a. Usia 36 bulan
1) Pakai dan ganti baju sendiri
2) Berjalan mundur
3) Naik turun tangga berganti-ganti kaki
4) Berdiri sesaat dengan 1 kaki
b. Usia 4 tahun
1) Melompat dengan satu kaki
2) Memanjat dan melompat
3) Melempar bola cukup banyak
4) Naik tangga dengan lancar
c. Usia 5 tahun
1) Melompat-lompat dengan 1 kaki
2) Berlari tanpa kesulitan
3) Bermain lompat tali
4) Mainan tangkap
5) Naik turun tangga dengan lancar
d. Usia 6 tahun
1) Berlari dengan baik
2) Berlari dan bermain secara bersamaan
3) Naik sepeda
4) Menggambar orang lengkap
5) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar
3.

Perkembangan Motorik Halus


a. Usia 36 bulan
1) Memasang manik-manik besar
2) Melukis tanda silang dan bulat
3) Membuka kancing depan dan samping
4) Menyusun 10 balok tanpa jatuh
b. Usia 4 tahun
1) Menggunting gambar sederhana
2) Menggambar bujur sangkar
c. Usia 5 tahun
1) Memukul kepala paku dengan palu
2) Mengikat tali sepatu
3) Dapat menulis beberapa huruf alphabet
d. Usia 6 tahun
1) Suka menggambar, menulis dan mewarnai.

4. Perkembangan Kognitif
a. Fase prekonseptual
1) Memory span increase
2) entre on one aspect of situation
3) Classify object according to one characteristic
b. Fase intuitive
1) Attention span increase
2) Classify object in terms of their use
3) Egosentric interpretation of events
4) Irreversible thought
5. Perkembangan Moral

a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan


b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
6. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menggunakan bahasa telegravis
4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y
5) Menghilangkan w dari pembicaraan
6) Pembedaharaan kata 900 kata
7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita jantung
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua
bagian bicara.
3) Menyebutkan empat atau lebih warna
4) Mengetahui nama-nama hari.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkunganlokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
D. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi: Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan: Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap
permainan
3. Tahap bermain sungguhan: Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun: Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya
E. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
F. HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.
G. ANTISIPASI HAMBATAN
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan.
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.

BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN

Pokok Bahasan

: Terapi Bermain

Sub Pokok Bahasan

: Terapi Barmain Anak Usia Pre School

Sasaran

: Pasien di Ruang Dahlia yang memenuhi kriteria :


o
o
o
o
o

Usia Pre-School (yang berusia 3-6 tahun)


Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari: Anak usia pre-school sebanyak 13orang

Hari/ Tanggal

: Kamis, 22 Oktober 2015

Waktu

: 35 menit

Tempat

: Ruang Dahlia RSUD Wonosari

A. Sarana dan Media


1. Sarana:
a) Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi.
b) Kursi untuk orang tua.
2. Media:
a) Kertas berisi gambar-gambar yang belum diwarnai.
b) Pensil warna (spidol, krayon)
B. Pengorganisasian

Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 3 orang dan 1 orang observer
dengan susunan sebagai berikut:
Leader

Co Leader

Observer

Fasilitator

Pembagian tugas sebagai berikut:


a.

Leader, tugasnya:
1)
2)
3)
4)

Membuka acara permainan


Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.
Mengarahkan permainan.
Memandu proses permainan.

b. Co Leader, tugasnya :
1) Membantu leader mengatur jalannya permainan
2) Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader
3) Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain
c.

Fasilitator, tugasnya:
2)
3)
4)
5)

Membimbing anak bermain.


Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai
Memperhatikan respon anak saat bermain.
Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.

d. Observer, tugasnya:
2)
3)
4)
5)

Mengawasi jalannya permainan.


Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

Rancangan Bermain : Permainan yang kita lakukan adalah menggambar. Setiap


anak diberikan kertas kosong dan krayon atau spidol masing-masing satu.
Kemudian leader memimpin jalannya permaianan dengan mengintruksikan kepada
anak-anak untuk menggambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Co leader,
fasilitator, observer melakukan tugas masing-masing.
C. Susunan Acara Bermain
No Waktu
1
5 menit

Kegiatan Bermain

Kegiatan Peserta

Pembukaan :

Leader

membuka

kegiatan

dengan

mengucapkan salam.

Leader

menjelaskan

permainan

Mendengarkan

Memperhatikan

dari

Memperhatikan

Leader memperkenalkan nama terapis


yang lain.

Kontrak waktu

tujuan

Menjawab salam

15

Pelaksanaan :

menit

Leader dibantu oleh co leader dan

Berpindah posisi

fasilitator untuk mengatur posisi duduk


setiap terapis dengan dua orang pasien
anak

Fasilitator

kertas

membagikan

bergambar dan

pensil

warna

Menerima kertas dan

kepada

pensil warna

pasien.

Fasilitator
klien

mengajak

(anak)

untuk

dan

memotivasi

Menjawab

mengungkapkan

gambar apa yang ada pada kertas.

Memulai mewarnai gambar didampingi

Mewarnai gambar

oleh fasilitator.

Leader dan co leader memberi semangat

Anak

pada anak selama proses mewarnai

menggambar

Fasilitator memotivasi anak untuk dapat

Anak

memilih warna yang disukainya

menggambar

Apabila

anak

tidak

aktif,melibatkan orang tua

mau

aktif

aktif

Orang tua ikut aktif

atau

pendamping anak untuk membantu anak


3

mewarnai gambar yang telah diberikan.


Evaluasi :

10

menit

Beri pertanyaan

anak

Anak kooperatif

Leader menutup acara permainan dengan

Memperhatikan

Memberi salam

Menanyakan

kepada

anak

tentang

pemilihan warna yang telah dilakukan


untuk mewarnai gambarnya

Menanyakan

tentang

perasaan

setelah diberi bermain mewarnai


Terminasi :

5 menit

memberikan

reward

kepada

seluruh

peserta

Salam penutup

D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
b.
c.
d.
e.

Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai


Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.

2. Evaluasi Proses

a. Leader dibentu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir
kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
d. Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh
fasilitator
e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik
g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang dieukainya
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, salah satunya
dengan mewarnai gambar, mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Berdasarkan pengertian tentang mewarnai gambar maka dapat disimpulkan
bahwa media mewarnai gambar memberikan kesempatan pada anak untuk bebas
berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ therapeutic play),

dan dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan feelingnya atau


memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
mewarnai gambar juga dapat digunakan sebagai terapi kognitif, pada saat anak
menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan
sterss, kognitifnya tidak akurat dan negatif. sehingga mewarnai gambar dapat
memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk
pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci dan juga apat digunakan sebagai terapi
permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah
perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Erlita.,

2006, Pengaruh

Permainan

Pada

Perkembangan

Anak.

Terdapat

Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009


Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company, Philadelpia USA.
Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta.
Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia: A.
Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta
Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta
Wong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai