Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN “MEWARNAI” USIA PRE-SCHOOL (4-6

TAHUN) DI RUANG ANAK RUMAHSAKIT UMUM DAERAH


PRAYA

DISUSUN
OLEH

DWI HARDIYANTI NURDIN


HASANI
I KADEK LANGKIR
WENI NOVITA ANGGRAENI

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)
MATARAM
2012
LEMBAR PENUESAHAN

TERAPI BERMAIN “MEWARNAI” USIA PRE-SCHOOL (4-6 TAHUN) DI

RUANU ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA

Tela$ diperiksa dan disetujui ole$ :

Pembimbing Akademik, Pembimbing La$an,

( ) ( )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara
sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas
tertentu.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi
bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi
sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan
dengan kondisi anak. Tujuan bermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal, mengembangkan
kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap stress.
Di ruang Dahlia bagian anak RSU Propinsi NTB
terdapat 12 anak, yang 50% diantaranya atau ) orang anak
berusia pre–school +3–) tahun). Anak–anak pada usia pre–
school senang bermain dengan warna, oleh karena itu,
mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan
kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan
pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik
perkembangan motorik halus pada anak pre–school adalah
mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi
salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali
tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis
menggambarkan bahwa selama mewarnai anak akan
mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada
gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan
merasalebih rileks. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan
bermain terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi
kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan
terapi bermain pada anak usia sekolah dengan cara
mewarnai.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
/eminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan 0husus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. /enurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. /engembangkan imajinasi pada anak
d. /emberikan kesenangan dan kepuasan
C. Manfaat
1. Untuk anak–anak sebagai salah satu terapi pengobatan
dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah
sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati
anak saat bermain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bermain
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak
yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk
memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
anak–anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan,
dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial
anak.
/ewarnai gambar merupakan terapi permainan yang
kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta

B. FmeunnigsngikaBterkamnaiknomunikasi pada anak


+www.pediatric.com) 1ungsi bermain adalah
merangsang perkembangan
sensorik–motorik, perkembangan intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai
terapi.
1. Perkembangan sensorik–motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat
penting untuk perkembangan pengobatan.
2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada

dilingkungan sekitar.
3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima
serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar
memecahkan masalah dan hubungan sulit.
2. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan
diri.
5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal
kemampuan dengan mencoba peran–peran baru dan
mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
). Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai

dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar


dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
atas segala tindakan yang telah dilakukan.
7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa
sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui
kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang
normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta
ide–idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan
masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena
sakit dan dirawat di rumah sakit.

D. 1Fa.kTtaohrapYapnegrkMeemmbpaennggaanru$i Aktifitas Bermain


2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan
anak
E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain
1. Perlu energi ekstra
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
F. Klasifikasi Bermain
Berdasarkan isi permainan :
1. Sosial Affective Play
2. Sense of Pleasure Play
3. Skill Play
4. Games atau Permainan
5. Unoccupied Behaviour
6. Dramatic Play
U. Ta$ap Tumbu$ Kembang Anak Usia Pre-sc$ool
1. Perkembangan Biologi
a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun),
18,7 kg (5 tahun).
b. Tinggi badan rata–rata bertambah 6,75–7,5 cm.
c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih :
Umur(dalam tahun) x 2 + 8
d. Perkembangan motorik kasar
1) Usia 36 bulan
a) Pakai dan ganti baju sendiri
b) Berjalan mundur
c) Naik turun tangga berganti–ganti kaki
d) Berdiri sesaat dengan 1 kaki

2) UaU)siMael4omtpaahtundengan satu kaki


b) Memanjat dan melompat
c) Melempar bola cukup banyak
d) Naik tangga dengan lancer
3) Usia 5 tahun
a) Melompat–lompat dengan 1 kaki
b) Berlari tanpa kesulitan
c) Bermain lompat tali
d) Mainan tangkap
e) Naik turun tangga dengan lancer
4) Usia 6 tahun
a) Berlari dengan baik
b) Berlari dan bermain secara bersamaan
c) Naik sepeda

d g g a m bar o r an g l e ng k ap
e ) Men a m b ah ci r i s epe r t i m ulut,
mata, hidung pada gambar
e. Perkembangan motorik halus
1) Usia 36 bulan
a) Memasang manik–manik besar
b) Melukis tanda silang dan bulat
c) Membuka kancing depan dan samping
d) Menyusun 10 balok tanpa jatuh
2) Usia 4 tahun
a) Menggunting gambar sederhana
b) Menggambar bujur sangkar
3) Usia 5 tahun
a) Memukul kepala paku dengan palu
b) Mengikat tali sepatu
c) Dapat menulis beberapa huruf alphabet
4) Usia 6 tahun
Suka menggambar, menulis dan mewarnai.
2. Perkembangan Kognitif
a. Fase prekonseptual
1) Memory span increase
2) Centre on one aspect of situation
3) Classify object according to one characteristic
b. Fase intuitive
1) Attention span increase
2) Classify object in terms of their use
3) Egosentric interpretation of events
4) Irreversible thought
3. Perkembangan Moral
a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan
b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya
4. Perkembangan Bahasa
a. Usia 3 tahun
1) Banyak bertanya
2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang
3) Menggunakan bahasa telegravis

4 g u n k a n k on s o na n d , b , t , k k, , y y
5) Meng h i la n g ka n w d a r i p e m b i ca a r r a aan
6) Pembedaharaan kata 900 kata
7) Membuat kesalahan suara spesifik
(s,sh,ch,z,th,r,l)
b. Usia 4 tahun
1) Perbendaharaan kata 1500 kata
2) Menghitung 1 s/d 3
3) Menceritakan cerita jantung
c. Usia 5 tahun
1) Perbendaharaan kata kira–kira 2100 kata
2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan
kata, dengan semua bagian bicara.Menyebutkan
empat atau lebih warna
3) Mengetahui nama–nama hari.
H. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Ta$un
1. Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang
lain Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
2. Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak
khususnya motorik kasar dan halus. Contoh :
Bermain bongkar pasang.
3. Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara
satu anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir.

Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujuan


yang tidak jelas. Contoh: anak–anak bernyanyi sesuai
selera masing–masing.
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas
tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas. Contoh :
anak–anak bernyanyi bersama–sama dengan satu orang
menjadi pemimpin.
BAB III

PELAKSANAAN KEUIATAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Hari, tanggal : ,9 November 2014
Waktu : 09.00 WITA s/d selesai
Tempat : Ruang Anak RSUD Praya
B. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4 – 6 Ta$un
1. Pengorganisasian
a. Leader : Hasani
Tugas :
• Membuka acara, memperkenalkan nama–nama terapis
• Menjelaskan tujuan terapi bermain
• Menjelaskan aturan terapi permainan
b. Observer : I Kadek Langkir
Tugas : Mengevaluasi jalannya kegiatan
c. Fasilitator : Dwi Hardiyanti Nurdin dan Weny
Novita Anggraeni
Tugas :
• Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
• Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
• Sebagai Role Model selama kegiatan
C. Ta$ap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Ta$un
1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman–temannya, tetapi tidak ada
tujuan. Contoh: bermain pasir bersama–sama
2. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak
sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh:
Menggambar, bernyanyi, menari.

3. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak–
anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.
D. Permainan
Lomba Mewarnai
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan
meningkatkan semangat untuk berkompetisi dalam lomba
Cara Bermain :
1. Leader membagikan gambar dan pensil warna
2. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
3. Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
E. Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 4 C 6 tahun

M M et o d e
F. 1 . C e r amah/Demonstrasi
2. Bermain (peragaan langsung)
U. Alat permainan
1. Buku Gambar
2. Kerayon (pensil warna)
H. Antisipasi masala$
1. Penanganan anak yang tidak aktif saat terapi aktivitas
bermain : meminta bantuan kepada orang tua untuk
menemani atau mendampingi anak
2. Bila anak jenuh pada aktivitas bermain : fasilitator
menghibur dengan cara memberikan hadiah dan mengajak
bergabung dengan teman–teman yang lain

B i l a a n k in g i b u ng
3. F a s i li t at or m e nga j ak or maeimrbekrescihlkan dan
a i r b es s r a a u
a n g t u a un tu k
mengganti popoknya
4. Bila ada anak lain yang ingin ikut bermain :
fasilitator amemberikan kesemapatan pada anak
lain untuk ikut dan dimasukkan dalam kelompok umur
yang sesuai

I. Strategi Kegiatan
NoWaktu Kegiatan Kegiatan peserta Metode
13 Menit Pembukaan
1. Membuka 1. Menjawab salam Ceramah
kegiatan
dengan
mengucapkan

2. Memperhatikan
salam
2. Menjelaskan latar
belakang
dan
3. Memperhatikan
memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan

tujuan
diberikan
terapi
bermain
2 20 menit Pelaksanaan 1. Memperhatika Ceramah dan
1. Memperkenalka n
n
peragaan
langsung
alat permianan
Membeagikan 2. Menerima
2
alat alat

permaianan permainan

pada masing–
masing peserta Diskusi
3. Mengajak anak
3. Melakukan
bermain dengan
permainan
media sudah
Diskusi dan
dibagikan
3 5 menit Evalusi
Menjawab Tanya jawab
Memberikan
pertanyaan pertanyaan
sekilas
tentang
permainan
Ceramah
4 2 menit Terminasi
1. Reinforcment
1. Mendengarkan
positif
2. Menutup 2. Menjawab
kegiatan
dengan
mengucapkan
salam penutup
J. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan
pensil berwarna sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat
waktu
d. Jumlah terapis 4 orang
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan
dengan tertib dan teratur
b. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak
dalam permainan
c. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif
dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak merasa
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak,
karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang
dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak
saat sakit.
Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan
keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk
beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit
dan di rawat di Rumah Sakit.
B. Saran
1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak–anak yang
sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas
bermain bagi anak–anak yang di rawat di rumah sakit.
2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua
sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah
dan di rumah sakit.
EVALUSI

1. Evaluasi Input
a. Tim terapis berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1
leader, 2 fasilitator dan 1 observer
b. Lingkungan yang digunakan yaitu ruang Anak RSUD Praya,
ruangan cukup luas, bersih, pencahayaan baik dan
sirkulasi baik
c. Perlatan yang digunakan yaitu buku gambar dan kerayon
(pensil warna) dapat digunakan oleh anak dengan baik
d. Dalam memilih anak sebagai peserta terapi bermain
mengalami kesulitan yaitu saat diajak ingin menjadi
peserta terapi bermain setuju tetapi saat menjelang
terapi dilaksanakan anak tiba–tiba tidak setuju
dan
sebagian juga ada yang pulang
2. Evaluasi Proses
a. Leader mamapu menjelaskan aturan permaian dengan baik
b. Fasilitator mempu menempatkan diri ditengah–tengah
klien
c. Observer mampu menempatkan diri ditempat yang
memungkinkan untuk mengawasi jalanya permianan
d. 80% klien mampu mengikuti permaianan dengan aktif dari
awal sampai akhir
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi bermain dengan 5 orang
anak yang diamati, hasil terapi bermain sebagai berikut:
a. 70% anak yang ngikuti permaianan mampu mengikuti
kegiatan secara aktif dari awal samapai selesai
b. 60% anak mampu meningkatkan komunikasi nono verbal :
bergerak menbgikuti instruksi, ekspresi wajah, berani
kontak mata.
c. 50% anak mampu melakukan hubungan social dengan
lingkungan
d. 80 anak mampu mengenal warna

Anda mungkin juga menyukai