“SKIZOFRENIA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen Jiwa
di Poli Jiwa Rumah Sakit Tk.II Dr.Soepraoen Malang
Oleh :
Uswatun Hasanah
170070301111116
Disusun oleh :
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
NIP NIP
1. Definisi
Menurut Stuart (2006: 240 ) skizofrenia adalah suatu penyakit otak
yang serius yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi,
hubungan interpersonal, serta memcahkan masalah karena terganggunya
fungsi otak yang normal.
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim,
1997; 46).
2. Etiologi
Skizofrenia berpotensi untuk diturunkan melalui gen. namun
tergantung pada lingkungan Menurut Maramis (2009: 263) dikatakan bahwa
ada yang mempengaruhi penyebab terjadinya skizofrenia, antara lain yaitu :
a. Genetik
Individu tersebut apakah akan terjadi manifestasi skizofren atau tidak.
b. Neurokimia
Obat-obatan dapat mempengaruhi individu mengalami skizofen.
Kelebihan dopamine dapat sebagai faktor penyebab skizofrenia. Obat-
obatan yang meningkatkan aktivitas pada sistem dopaminergik seperti
amfetamin dapat menyebabkan reaksi psikotik yang sama dengan
skizofrenia.
c. Hipotesis perkembangan saraf
2. Halusinasi
4. Jenis Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses
berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini
timbulnya perlahan-lahan.
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada
masa remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah
gangguan proses berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya
depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor seperti
mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat,
waham dan halusinaasi banyak sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta
sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah
katatonik atau stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-
waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti
ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan
kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam
keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini
timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri
berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus
baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa
kali serangan Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan
juga gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-
manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi
mungkin juga timbul serangan lagi.
5. Terapi (Pengobatan) Skizofrenia
Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung
berlanjut (kronis, menahun). Oleh karenanya terapi pada skizofrenia
memerlukan waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun, hal ini
dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan ( relapse ).
Terapi yang dimaksud meliputi terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia
(psikofarmaka), psikoterapi, terapi psikososial dan terapi psikorelegius
(Hawari, 2003).
a. Psikofarmaka
Jenis obat psikofarmaka dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Golongan generasi pertama / typical misalnya : Chlorpromazine HCL
(Largactil), Trifluoperazine HCL (Stelazine), Thioridazine HCL
(Melleril), Haloperidol (Haldol, Serenace).
2. Golongan generasi kedua / atypical misalnya : Risperidone
(Risperdal), Clozapine (Clozaril), Quetiapine (Serquel), Olanzapine
(Zyprexa)
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada penderita skizofrenia, baru dapat
diberikan apabila penderita dengan terapi psikofarmaka sudah
mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas (Reality Testing
Ability/RTA) sudah kembali pulih dan pemahaman diri ( insight) sudah
baik. Psikoterapi diberikan dengan catatan bahwa penderita masih tetap
mendapat terapi psikofarmaka. Psikoterapi diberikan tergantung dari
kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (Pramorbid ),
adapun macam psikoterapi adalah sebagai berikut :
1. Psikoterapi Suportif, dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat danmotivasi agar penderita tidak putus asa dan semangat
juangnya ( fighting spirit ) dalam menghadapi hidup ini tidak kendur
dan menurun.
2. Psikoterapi Re-edukatif , dimaksudkan untuk memberikan pendidikan
ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu
lalu.
3. Psikoterapi Re-konstruktif , dimaksudkan untuk memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi
pribadi utuh seperti semula sebelum sakit.
4. Psikoterapi Kognitif , dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi
kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita
mampu membedakan nilai-nilai moral etika, mana yang baik dan
buruk.
5. Psikoterapi Psiko-dinamik, dimaksudkan untuk menganalisa dan
menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan
seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya.
6. Psikoterapi Perilaku, dimaksudkan untuk memulihkan gangguan
perilaku yang terganggu (maladatif ) menjadi perilaku yang adaptif
(mampu menyesuaikan diri).
7. Psikoterapi keluarga, dimaksudkan untuk memulihkan hubungan
penderita dengan keluarganya
c. Terapi psikososial
Terapi psikososial dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat
diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain, sehingga tidak
menjadi beban bagi keluargadan masyarakat.
d. Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan (psikoreligius ) terhadap penderita Skizofrenia
dimaksudkan gejala patologis dengan pola sentral keagamaan dapat
diluruskan, dengan demikian keyakinan atau keimanan penderita dapat
dipulihkan kembali di jalan yang benar.
6. Kriteria Sembuh Klien Skizofrenia
Menurut Handayani (2008), kriteria sembuh untuk klien skizofrenia dibagi
menjadi 2(dua), yaitu :
1. Remisi (sembuh bebas gejala) menunjukkan klien, sebagai hasil terapi
medikasi terbebas dari gejala-gejla skizofrenia, tetapi tidak melihat
apakah klien dapat berfungsi atau tidak.
2. Recovery (sembuh tuntas), mencakup disamping terbebas dari gejala-
gejalahalusinasi, delusi dan lain-lain, klien juga dapat bekerja atau
belajar sesuai harapan keadaan klien dan masyarakat sekitar.
h. Pikiran konkrit
Orang psikosis memiliki kesukaran untuk berpikir abstrak dan
mengartikan hanya secara harafiah aspek-aspek yang ada
dilingkungannya.
i. Asosiasi gema / clang
Orang psikosis menggunakan kata-kataa bersajak dengan suaatu
pola yang menyimpang dari ketentuan yang sebenarnya.
j. Kata-kata tak beraturan
Orang yang psikosis akan memakai kata-kata bersama-sama secara
acak daan tak beraturan tanpa hubungaan yang logis.
k. Delusi
Istilah ini menunjukikan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan
yang salah. Jenis-jenis waham ini mencakup :
(1) Kebesaran
Seseorang memiliki suatu perasaan berlebihan dalam
kepentingan atau kekuasaan.
(2) Curiga
Seseorang merasa terancam dan yakin bahwa orang lain
bermaksud untuk membahayakan atau mencurigai dirinya.
(3) Kontrol
Seseorang percaya bahwa obyek atau orang tertentu
mengontrol perilakunya.
l. Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin
meliputi salah satu dari kelima pancaindra. Halusinasi pendengaran
dan penglihatan yang paling umum terjadi, halusinasi penciuman,
perabaan, dan pengecapan juga dapat terjadi.
m. Regresi
Suatu mekanisme pertahanan ego yang paling mendasar yang
digunakan oleh seseorang psikosis. Perilaku seperti anak-anak dan
tehnik-tehnik yang dirasa aman untuk dirinya digunakan. Perilaku
sosial yang tidak sesuai dapat terlihat dengan jelas.
n. Religius
Orang psikosis menjadi penuh dengaaan ide religius, pikiran
mekanisme pertahanan yang digunakan dalam suatu usaha untuk
menstabilkan dan memberikan struktur bagi pikiran dan perilaku
disorganisasi.
Pohon Masalah
Resiko tinggi
mencederai diri &
Orang lain
Perubahan
perilaku
Kerusakan Komunikasi Verbal kekerasan
Sidroma defisit
Isolasi sosial : menarik diri
perawatan diri
Stressor