Anda di halaman 1dari 9

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. DEFINISI
1) Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
Komponen konsep diri meliputi :
1. Gambaran Diri (Body Image)
Pandangan indiv. thdp.tubuhnya (sadar/tdk) ttg ukuran, bentuk, fungsi dan
potensi.
2. Ideal Diri
Persepsi indiv. ttg perilaku yg harus dilakukan sesuai dg. standar, aspirasi,
tujuan atau nilai yg telah ditetapkan.
3. Harga Diri
Pendapat pribadi seseorang ttg nilai & perilaku yang telah dicapai apakah
sesuai dengan ideal diri.
4. Peran
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dg. fungsi
individu di dalam masyarakat tsb.
5. Identitas
Penilaian individu thd dirinya sbg satu kesatuan yh utuh, berlanjut, konsisten
& unik. Ini berarti individu tersebut otonom, berbeda dg orang lain, termasuk
persepsinya thd jenis kelamin.
2) Gangguan konsep diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri negatif yang yang dapat diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung (Toward, 1998).
3) Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, gagal menyelesaikan
tingkah laku dengan cita-cita (Akemat, Fakultas Ilmu Keperawatan UI).
4) Gangguan harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena
tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 2012). Menurut videbeck
(2008) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

2. RENTANG RESPON

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


diri positif rendah identitas

Aktualisasi diri : Pernyataan diri tentang konsep diri yang (+) dengan latar belakang
pengalaman nyata yg sukses dan diterima
Konsep diri positif : Konsep diri (+) apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi sosial
Harga diri rendah : Transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif. Merasa diri tidak berharga, terhina dan terhempas dalam kehidupan, selalu
gagal dan salah
Kerancuan identitas : Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis
Depersonalisasi : Perasaan yg tidak realistis dan asing thd diri sendiri yang berhub.
dg. kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat membedakan dirinya dg. orang lain.

3. PROSES TERJADINYA MASALAH

Faktor Predisposisi

Biologis Psikologis Sosiocultural


Kecacatan, Genetik, Kegagalan berulang, Penolakan orang tua,
penyakit kronis kurangnya, kurangnya harapan orang tua tidak
tanggung jawab diri, ideal realistis, tergantung pada
diri tidak realistis orang lain, stereotipe
sex, kebutuhan peran
kerja, ketidak percayaan
orang tua, tekanan
teman sebaya,
perubahan struktur
sosial
Faktor Presipitasi

Sifat Asal Waktu Jumlah


Bio: kecelakaan, amputasi, Internal: Putus Kapan Berapa jumlah
trauma pada tubuh karena hubungan dengan masalah klien masalah yang
perkosaan dan penganiayaan orang yang mulai muncul klien hadapi
Psiko: tansisi sehat sakit ( berarti,
perubahan karena amputasi, kehilangan rasa
malu karena cacat, atau malu cinta, ketakutan
karena perubahan bentuk tubuh) terhadap
Sosiokultural: transisi peran penyakit fisik
perkembangan (perubahan
Eksternal: seperti
norma-norma budaya dan serangan fisik,
keluarga), transisi peran kehilangan,
kematian,
situasional (kematian atau
perkosaan, PHK,
kelahiran, perkosaan, perubahan nilai-
penganiayaan, PHK). nilai masyarakat,
penolakan

Penilaian terhadap stressor

Kognitif Afektif Fisiologis Perilaku Sosial


Persepsi negatif Putus asa, Stimulasi saraf Apatis, Tidak mau
terhadap dirinya, sulit ketakutan, otonom dan mencederai interaksi
berkonsentrasi tidak percaya simpatis, diri, dengan orang
diri, merasa peningkatan menyendiri, lain,
gagal, malu, hormon, tidak mampu menciderai diri
merasa perubahan bertemu sendiri dan
bersalah, TTV dengan orang orang lain
lain, sulit dan
tidak mau
bergaul
Sumber Koping

Kemampuan Dukungan Aset Material Keyakinan


Sosial pekerjaan Positif
Personal
Kepandaian, bakat Hubungan Kepercayaan
khusus, imajinasi interpersonal, terhadap diri
dan kreativitas, aktivitas luar dan
hobi
rumah dan kemampuan
olahraga, positif
pendidikan dan dirisendiri
pelatihan

Mekanisme Koping

Konstruktif: Destruktif:
kompetisi olah raga, Penyalahgunaan NAPZA,
pencapaian akademik, menarik diri, bunuh diri
kontes popularitas

4. ETIOLOGI
1) Pada masa kecil sering disalahkan atau jarang diberi pujian atas keberhasilannya
2) Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan untuk
berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman sebaya
3) Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan, maupun pergaulan
4) Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
5) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
megancam.
6) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk
peyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan
Harga diri rendah dapat terjadi secara:
1) Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba- tiba misalnya: kecelakaan, putus
sekolah, perceraian, PHK, perasaan malu karena sesuatu terjadi pada dirinya
(perkosaan atau pernah dipenjara).
Hal ini terjadi karena:
- Privacy klien yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak sesuai harapan
karena penyakit yang dialami
- Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai privacy klien
misalnya: berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan sebelumnya
2) Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung sebelum
sakit/dirawat, dimana klien mempunyai cara berpikir yang negatif

5. MANIFESTASI KLINIS
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
Misalnya: malu pada diri sendiri, sedih
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Misalnya: menyalahkan atau mengkritik diri sendiri
3) Merendahkan martabat
Misalnya: minder, merasa tidak mampu, tidak bisa apa-apa, tidak tahu apa-apa,
merasa dirinya bodoh
4) Gangguan hubungan sosial
Misalnya: menarik diri, tidak mampu bertemu dengan orang lain, menyendiri, sulit
dan tidak mau bergaul
5) Percaya diri kurang
Misalnya: klien sukar mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi
6. POHON MASALAH

Risiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan;
menarik diri

Harga diri rendah

Marah pada diri sendiri, berpikiran negatif pada diri sendiri

Ketegangan peran

Trauma

Penolakan orang tua, harapan


orang tua yg tdk realistis,
kegagalan berulang, kurangnya
tg jwb diri, tgt pada org lain,
ideal diri tdk realistis, stereotipe
sex, keb. peran kerja, harapan
peran dlm budaya, ketidak
percayaan org tua, tekanan

7. ASUHAN KEPERAWATAN
Data yang Perlu Dikaji
Subjektif Objektif
 Merasa tidak mampu melakukan sesuatu  Produktivitas menurun
 Mengkritik/menyalahkan diri sendiri  Tidak memperhatikan
 Pesimis menghadapi hidup perawatan diri
 Menyangkal/menolak pujian yang  Tidak menatap lawan bicara
diberikan  Bicara lambat
 Penolakan terhadap kemampuan diri  Nada suara lemah
 Mengeluh tidak mampu dilakukan peran  Bingung bila disuruh
dan fungsi sebagaimana mestinya. memilih alternatif tindakan
 Ingin mencederai diri / ingin
mengakhiri hidup.
 Kontak mata kurang, sering
menunduk
 Mudah marah dan
tersinggung
 Menarik diri.
 Menghindar dari orang lain

I. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional/kronik

II. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan :
 Tujuan untuk Pasien:
– Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
– Dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
– Dapat memilih kegiatan sesuai kemampuan
– Dapat melatih kegiatan yang dipilih
– Dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
 Tujuan untuk keluarga :
– Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki
– Memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
– Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudah dilatihkan
– Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasien
Kriteria Hasil :
 Pasien :
– Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya
– Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya
– Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya
 Keluarga :
– Keluarga mendukung aktivitas pasien
– Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Tindakan Keperawatan untuk keluarga

SP 1 SP 1

1. Mengidentifikasi kemampuan 1. Menjelaskan masalah yang


dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam
pasien merawat pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian, tanda
kemampuan pasien yang dapat dan gejala harga diri rendah,
digunakan serta proses terjadinya
3. Membantu pasien memilih 3. Menjelaskan cara merawat
kegiatan yang akan dilatih pasien dengan harga diri rendah
sesuai dengan kemampuan
pasien
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan
SP 2 SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktekkan


harian pasien cara merawat pasien dengan
2. Melatih kemampuan kedua harga diri rendah
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga melakukan cara
memasukkan dalam jadwal merawat langsung pasien harga
kegiatan harian diri rendah
SP 3

1. Membantu keluarga membuat


jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (dischange
planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Boyd dan Nihart. 1998. Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot-
Raven Publisher: Philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Townsend. 1995. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan
Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC
NANDA. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2009-
2011. Wiley-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai