Anda di halaman 1dari 8

ANALISA SINTESA PASIEN STROK

HEMORALGIK

DI IGD RSU SUWONDO PATI

Disusun oleh:

Aninda Tika Chrisna Detta

NIM 18021305

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS AN-NUR PURWODADI


TAHUN AJARAN 2021/2020
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Identitas Klien : Ny.M 67 Tahun

2. Diagnosa Medis : :Stroke Hemoralgik

3. Tindakan keperawatan : Pemberian obat Intra vena

4. Diagnosa keperawatan : Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan

otak berhubungan dengan peningkatan TIK, hipertensi.

5. Data

Ny. M 67 tahun di bawa ke rumah sakit dengan diagnose stroke

hemoralgik (perdarahan Intra serebral) mengeluh nyeri kepala dan merasa

mual. Klien tampak lemah, kelumpuhan di sebagian tubuh sebelah kiri

khususnya bagian ekstermitas atas dan bawah. Tekanan Darah : 177/115

mmHg Nadi : 88 x/ menit Respirasi : 20x / menit Suhu: 36,4° C SPO2

95%

6. Prinsip Tindaan dan Rasional

a. Memberikan obat intravena pantoprazole 40 mg

Pemberian obat intravena adalah memberikan obat melalui suntikan

kedalam pembuluh darah vena.

Indikasi :

1) Obat obat yang di berikan harus berdasarkan program pengobatan .

2) Sebelum menyiapkan obat suntikan . Bacalah dengan teliti

petunjuk pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status

pasien . Yaitu nama obat, dosis , waktu , dan cara pemberiannya


3) Pada waktu menyiapkan obat ,bacalah dengan teliti label atau

etiket obat dari tiap – tiap obat . Obat – obat yang kurang jelas

etiketnya tidak boleh diberikan kepada pasien .

4) Perhatikan teknik septic dan aseptic .

5) Spuit dan jarum suntik tidak boleh dipergunakan untuk menyuntik

pasien lain.

6) Spuit yang retak atau bocor, dan jarum suntik tumpul atau

ujungnya bengkok, tidak bolah digunakan.

7) Memotong ampul dilakukan secara hati – hati, agar tidak melukai

tangan

8) Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk

beberaapa waktu, sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi dan

lain – lain .

Kontraindikasi :

1) Pasien alergi terhadap obat (misalnya menggigil, urticaria, dan

lain-lain)

2) Pada bekas suntikan dapat terjadi abscess, nekrose atau hematoma.

Prinsip – prinsip tindakan

1) Steril

2) Tindakan dilakukan secara tepat dan benar

3) Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter

Persiapan Alat

1) Spuit dan jarum steril


2) Obat yang diperlukan ( vial atau ampul )

3) Bak spuit steril

4) Kapas alkohol

5) Kassa steril untuk membuka ampul ( bila perlu )

6) Karet pembendung atau tourniquet

7) Sarung tangan steril

8) Daftar / formulir pengobatan

Cara Kerja

1) Cek instruksi / order pengobatan

2) Perawat mencuci tangan

3) Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara

yang benar

4) Identifikasi klien (mengecek nama)

5) Beritahu klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

serta tujuannya

6) Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks / berbaring

dengan tangan dalam keadaan lurus

7) Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian

8) Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa,

nyeri tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)

9) Tentukan dan cari vena yang akan di tusuk (vena basilika dan

sefalika)

10) Memakai sarung tangan


11) Lakukan pembendungan di bagian atas area penyuntikan dan

anjurkan klien mengepalkan tangan

12) Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas

alkohol dari arah atas ke bawah menggunakan tangan yang tidak

untuk menginjeksi

13) Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil

menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit

14) Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu

jari dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah

15) Regangkan kulit dengan tangan non dominan untuk menahan

vena, kemudian secara pelan tusukkan jarum dengan lubang

menghadap ke atas kedalam vena dengan posisi jarum sejajar

dengan vena

16) Pegang pangkal jarum dengan tangan non dominan sebagai

fiksasi

17) Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila terhisap

darah lepaskan tourniquet kepalan tangan klienkemudian dorong

obat pelan - pelan kedalam vena

18) Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, bekas tusukan

ditekan dengan kapas alcohol

19) Buang spuit pada tempat pembuangan secara benar

20) Melepaskan sarung tangan dan merapihkan pasien

21) Membereskan alat – alat


22) Mencuci tanga

23) Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu,

cara) pada lembar obat atau catatan perawat.

24) Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)


7. Analisa Tindakan Keperawatan

Dilakukan pemberian obat melalui intravena untuk mempercepat reaksi

obat sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah.

8. Bahaya Yang Mungkin Muncul

Nyeri pada daerah penusukan, resiko infeksi jika tindakan tidak bersih,

masuknya udara ke dalam pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai