B DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG
MAWAR RSUD UNGARAN
Di susun oleh :
SUDIRMAN AWALUDDIN. S.KEP.
NIM 1808248
SEMARANG 2019
A. Pengertian
C. Pathofisiologi
1. Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada
dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah
makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya
glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan
disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini
dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2. Diabetes Tipe II
Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar
gula darah menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin
lebih banyak untuk mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini,
kemungkinan individu tersebut akan mengalami gangguan toleransi
glukosa, tetapi belum memenuhi kriteria sebagai penyandang diabetes
mellitus. Kondisi resistensi insulin akan berlanjut dan semakin bertambah
berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus menerus meningkatkan
kemampuan sekresi insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah.
Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan pemakaian glukosa oleh otot
dan lemak berperan atas terjadinya hiperglikemia kronik saat puasa dan
setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh beta sel pankreas akan
menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin bertambah berat.
3. Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon
plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang
menderita diabetes gestasional akan kembali normal (Brunner & Suddarth,
2012).
D. Manifestasi Klinis
Tabel 1.1 kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Belum pasti DM
Bukan DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah kapiler <90 90-109 >110
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit. Tujuan latihan jasmani untuk menjaga
kebugaran,menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas insulin
sehingga akan memperbaiki kendali gula darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak.
4. Intervensi obat oral farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral & bentuk
suntikan insulin. Saat ini terdapat 5 macam obat tablet yang beredar di
pasaran untuk menurunkan kadar gula darah. Beberapa obat yg sering
digunakan adalah :
a. Golongan insulin sekretagok
Obat ini bekerja dengan cara merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin. Obat ini merupakan pilihan utama pada penyandang diabetes
dengan berat badan kurang atau normal. Obat golongan ini terdapat 2
jenis yaitu : golongan sulfonilurea dan glinid.
b. Golongan Biguanid
Obat yang termasuk golongan biguanid hanyalah metformin. Obat ini
terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk. Penggunaan obat
ini dikontraindikasikan pada gangguan fungsi ginjal & hati. Metformin
sebaiknya diberikan pada saat atau sesudah makan karena dapat
menyebabkan mual & iritasi pada lambung.
c. Golongan Glitazone
Cara kerja obat ini adalah dengan membantu tubuh menggunakan
insulin yang tersedia sehingga lebih efektif. Penggunaan obat ini
dikontraindikasikan pada mereka dengan gagal jantung, penyakit hati
akut, diabetes tipe 1, dan kehamilan.
d. Golongan Penghambat Alpha Glukosidase (Acarbose)
Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan glukosa di usus
sehingga mempunyai efek menurunkan gula darah sesudah makan.
Obat ini hanya mempengaruhi konsentrasi gula darah setelah makan.
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan obat ini adalah
perut kembung, sering buang angin, dan mencret.
e. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor
Pengobatan dengan golongan ini merupakan pendekatan baru
pengelolaan DM. Obat ini menghambat pelepasan glukagon, yang pada
gilirannya meningkatkan sekresi insulin, menurunkan pengosongan
lambung, dan menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa obat
golongan ini sudah masuk di Indonesia sejak tahun 2007 antara lain
vildagliptin dan sitagliptin.
5. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan seperti penurunan berat badan yang cepat,
komplikasi akut DM (hiperglikemia berat yang disertai ketosis,
ketoasidosis diabetik, hiperglikemia hiperosmolar nonketotik,
hiperglikemia dengan asidosis laktat), gagal dengan pengobatan obat
diabetes oral dosis optimal, kehamilan dengan DM, stress berat (infeksi
sistemik, operasi besar, stroke, dll), gangguan fungsi ginjal dan hati yang
berat, dan adanya kontra indikasi/alergi terhadap obat diabetes oral.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
pemriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan
pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah,
dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek,
mual/muntah.
e. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan
terjadi impoten pada pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan
teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien
diabetes mellitus yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis
osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang/progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang
lain.
g. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tanda-tanda vital.
volume cairan keperawatan selama 2. Kaji nadi perifer, pengisian
tubuh 3x24 jam makan masalah kapiler, turgor kulit, dan
berhubungan teratasi dengan KH : membran mukosa.
dengan diuresis 1. Mendemonstrasikan 3. Pantau masukan dan
osmotik. hidrasi adekuat keluaran, catat berat jenis
dibuktikan oleh tanda urine.
vital stabil, 4. Timbang berat badan setiap
2. Nadi perifer dapat hari.
diraba 5. Berikan terapi cairan sesuai
3. Turgor kulit dan indikasi.
pengisian kapiler
baik
4. Haluaran urine tepat
secara individu
5. Kadar elektrolit
dalam batas normal.
2. Perubahan status Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan program diet dan
nutrisi kurang keperawatan selama pola makan pasien dan
dari kebutuhan 3x24 jam makan masalah bandingkan dengan makanan
tubuh teratasi dengan KH : yang dapat dihabiskan oleh
berhubungan 1. Mencerna jumlah pasien.
dengan kalori/nutrien yang 2. Timbang berat badan setiap
ketidakcukupan tepat. hari atau sesuai indikasi.
insulin, 2. Menunjukkan tingkat 3. )Identifikasi makanan yang
penurunan energi biasanya. disukai/dikehendaki
masukan oral. 3. Berat badan stabil termasuk kebutuhan
atau bertambah. etnik/kultural.
4. Libatkan keluarga pasien
pada perencanaan makan
sesuai indikasi.
5. Berikan pengobatan insulin
secara teratur sesuai indikasi.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tanda-tanda
berhubungan keperawatan selama infeksi dan peradangan.
dengan 3x24 jam makan masalah 2. Tingkatkan upaya untuk
hyperglikemia. teratasi dengan KH : pencegahan dengan
1. Mengidentifikasi melakukan cuci tangan yang
intervensi untuk baik pada semua orang yang
mencegah/menurunk berhubungan dengan pasien
an resiko infeksi. termasuk pasiennya sendiri.
2. Mendemonstrasikan 3. Pertahankan teknik aseptik
teknik, perubahan pada prosedur invasif.
gaya hidup untuk 4. Berikan perawatan kulit
mencegah terjadinya dengan teratur dan sungguh-
infeksi. sungguh.
5. Lakukan perubahan posisi,
anjurkan batuk efektif dan
nafas dalam.
4. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tanda-tanda vital dan
terhadap keperawatan selama status mental.
perubahan 3x24 jam makan masalah 2. Panggil pasien dengan nama,
persepsi sensori teratasi dengan KH : orientasikan kembali sesuai
berhubungan 1. Mempertahankan dengan kebutuhannya.
dengan tingkat 3. Pelihara aktivitas rutin
ketidakseimbang kesadaran/orientasi. pasien sekonsisten mungkin,
an 2. Mengenali dan dorong untuk melakukan
glukosa/insulin mengkompensasi kegiatan sehari-hari sesuai
dan atau adanya kerusakan kemampuannya.
elektrolit. sensori. 4. Selidiki adanya keluhan
parestesia, nyeri atau
kehilangan sensori pada
paha/kaki.
5. Kelelahan Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien
berhubungan keperawatan selama kebutuhan akan aktivitas.
dengan 3x24 jam makan masalah 2. Berikan aktivitas alternatif
penurunan teratasi dengan KH : dengan periode istirahat yang
produksi energi 1. Mengungkapkan cukup.
metabolik. peningkatan tingkat 3. Pantau nadi, frekuensi
energi. pernafasan dan tekanan
2. Menunjukkan darah sebelum/sesudah
perbaikan melakukan aktivitas.
kemampuan untuk 4. Tingkatkan partisipasi pasien
berpartisipasi dalam dalam melakukan aktivitas
aktivitas yang sehari-hari sesuai toleransi.
diinginkan.
6. Ketidakberdayaa Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan pasien/keluarga
n berhubungan keperawatan selama untuk mengekspresikan
dengan penyakit 3x24 jam makan masalah perasaannya tentang
jangka teratasi dengan KH : perawatan di rumah sakit dan
panjang/progresi 1. Mengakui perasaan penyakitnya secara
f yang tidak putus asa keseluruhan.
dapat diobati, Mengidentifikasi 2. Tentukan tujuan/harapan dari
ketergantungan cara-cara sehat untuk pasien atau keluarga.
pada orang lain. menghadapi 3. Berikan dukungan pada
perasaan. pasien untuk ikut berperan
2. Membantu dalam serta dalam perawatan diri
merencanakan sendiri dan berikan umpan
perawatannya sendiri balik positif sesuai dengan
dan secara mandiri usaha yang dilakukannya.
mengambil tanggung 4. Berikan dukungan pada
jawab untuk aktivitas pasien untuk ikut berperan
perawatan diri. serta dalam perawatan diri
sendiri.
7. Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Ciptakan lingkungan saling
pengetahuan keperawatan selama percaya
tentang penyakit, 3x24 jam makan masalah 2. Diskusikan dengan klien
prognosis dan teratasi dengan KH : tentang penyakitnya.
kebutuhan 1. Mengungkapkan 3. Diskusikan tentang rencana
pengobatan pemahaman tentang diet, penggunaan makanan
berhubungan penyakit. tinggi serat.
dengan 2. Mengidentifikasi 4. Diskusikan pentingnya untuk
kurangnya hubungan melakukan evaluasi secara
pemajanan/meng tanda/gejala dengan teratur dan jawab pertanyaan
ingat, keselahan proses penyakit dan pasien/orang terdekat.
interpretasi menghubungkan
informasi. gejala dengan faktor
penyebab.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Ungaran
Pekerjaan : Tidak bekerja
Dx. Medis : DM
No RM : 226960
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluarga mengatakan pasien tidak nafsu makan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
pasien mengatakan bahwa sering mengalami kelelahan jika beraktifitas,
untuk melihat juga sudah tidak jelas karena faktor usia. Pasien mengeluh
nyeri P : saat beraktifitas Q : seperti ditusuk-tusuk R : bagian punggung
atasnya S : 3 T : intermitten. Pasien juga sering mengalami pusing kepala,
kemungkinan diduga ada hipertensi. Pasien mengatakan setelah berobat
dipoli klinik RSUD Ungaran mengetahui jika memiliki penyakit gula (DM)
dan riwayat stroke. Pasien mengatakan malam hari tidak bisa tidur.
Tekanan Darah : 190/120 mmHg, Nadi :102x/menit Suhu: 37,30C, RR:
24x/menit
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan ada riwayat kesehatan dahulu. Yaitu DM dan
Hipertensi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien tidak mengetahui riwayat kesehatan keluarganya.
e. Genogram
: Pasien : Perempuan
: Meninggal
5. Data Penunjang
a. Pemeriksaan GDS
Tanggal 30 Setember 2019 : 247 mg/dL
b. Terapi Medis
Metformin 500 mg : 2x1
Paracetamol 500 mg : 2x1
B. Analisa Data
F. Evaluasi Keperawatan
Hari, No dx Evaluasi TTD
tanggal, jam
Senin, 30 I S: pasien mengatakan nafsu makan berkurang Sudir
September O:
2018 - A : TB: 145cm, BB saat ini 52 kg, Lingkar lengan : 28
14.00 WIB cm. IMT: 38/ (1,45)2= 18,1 (kurang)
- B : GDS : 348 mg/dL
- C : Turgor kulit kering,
- D : Pasien menghabiskan porsi makan hanya setengah
saja .
A: masala belum teratasi
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh al:
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Berikan makanan yang terpilih
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Senin, 30 II S: pasien mengatakan tidak tahu penyakitnya Sudir
September O: pasien tampak kebingungan saat ditanya tentang
2019 penyakitnya
14.00 WIB A: masala belum teratasi
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah defisiensi
pengetahuan al:
1. Identifikasi kemnungkinan penyebab dengan caara yang
tepat
2. Sediakan informasi pada pasien dengan cara yang tepat
3. Dukung pasien untuk mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat.
Senin, 30 III S: Pasien mengatakan susah dan tidak pernah tidur siang, Sudir
September siang hari melakukan kegiatan lain.
2019 O:
14.00 WIB - Tampak siang hari Pasien tidak pernah tidur
- Pasien tampak adanya kecemasan yaitu sering
menanyakan sudah ada yang jemput belum.
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah gangguan
pola tidur al:
1. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
3. Catat kebutuhan tidur PM setiap hari
Selasa, 01 I S: pasien mengatakan nafsu makan mulai ada Sudir
Oktober 2019 O:
14.00 WIB - A : TB: 145cm, BB saat ini 52 kg, Lingkar lengan : 28
cm. IMT: 38/ (1,45)2= 18,1 (kurang)
- B : GDS : 256 mg/dL
- C : Turgor tampak segar,
- D : Pasien hanya menghabiskan makan setengah porsi
saja .
A: masala teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuan tubuh al:
1. Berikan makanan yang terpilih
2. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Selasa, 02 II S: pasien mengatakan mulai sedikit mengerti tentang Sudir
Oktober 2019 penyakitnya
14.00 WIB O: pasien masih sedikit kebingungan saat ditanya tentang
penyakitnya
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah defisiensi
pengetahuan al:
1. Sediakan informasi pada pasien dengan cara yang tepat
2. Dukung pasien untuk mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat.
Selasa, 02 III S: Pasien mengatakan dapat seedikit beradaptasi dengan Sudir
Oktober 2019 lingkungan
14.00 WIB O:
- Tampak siang hari Pasien tidak pernah tidur
- Pasien mulai dapat tidur siang
- A: masalah telah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi untuk mengatasi masalah gangguan
pola tidur al:
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Catat kebutuhan tidur PM setiap hari
Rabu, 03 I S: Pasien mengatakan makan 3x1hari Sudir
Oktober 2019 - O: Pasien menghabiskan satu porsi makan
14.00 WIB - .A: masalah telah teratasi
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 03 II S: Pasien mengatakan mengerti tentang penyakitnya Sudir
Oktober 2019 - O: pasien sudah tidak kebingungan lagi.
14.00 WIB - A: masalah telah teratasi
P: lanjutkan intervensi
Rabu, 03 III S: Pasien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan Sudir
Oktober 2019 lingkungan
14.00 WIB O: pasien sudah tidak merengek minta pulang
A: masalah telah teratasi
P: lanjutkan intervensi