Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan merupakan
komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi
masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan
dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang
dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain
dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2008), keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu
pada standard professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama.Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab
seorang perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga
dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik
(etikal).Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era global ini
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
keperawatan di Indonesia pada saat ini dan di masa akan datang perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan
mengelola perubahan yang terjadi di Indonesia secara profesional. Kontribusi pelayanan
keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan di sarana
kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Manajemen
pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi
dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.
Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam
aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan
asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan
lingkungan untuk perkembangan keperawatan.pelayanan keperawatan melalui
pelaksana fungsi perncanaan, pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan,
evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan.
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain. Menurut P.Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi.Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik
sumber daya maupun dana sehingga dapatmemberikan pelayanan keperawatan
yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik klinik manajemen keperawatan selama 2 minggu
diharapkan mahasiswa mampu mengelola dan melaksanakan proses manajemen
keperawatan yang ada di unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep
dan langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai melakukan praktek pembelajaran klinik manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :

a. Melakukan kajian situasi unit pelayanan keperawatan di ruang rawat inapMawar


sebagai dasar untuk menyusun rencana strategi dan operasional yang meiputi
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan tenaga, pengarahan, dan pengawasan
atau pengendalian.
b. Menganalisa permasalahan manajemen ruangan dengan metode SWOT
c. Merumuskan masalah manaemen ruangan dan mencari akar masalah dengan
menggunakan metode Fishbone melalui pendekatan 5M (Man, Money, Material,
Method, Marketing)
d. Menyusun prioritas masalah manajemen ruangan dengan metode CARL atau
metode HANLON
e. Menyusun rencana penyelesaian masalah dengan menggunakan format POA (plan
of action) pada unit pelayanan keperawatan tertentu.
f. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan keperawatan tertentu
sesuai dengan kondisi unit.
g. Melakukan evaluasi manajemen pelayanan keperawatan
h. Melakukan peran dan fungsi manajerial pada penerapan manajeman asuhan
keperawatan : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
i. Melakukan sistem penugasan : fungsional, Tim, Total Care dan perawat primer

C. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien
melalui manajemen keperawatan khususnya di ruang rawat inap Mawar lantai II di
Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran
2. Mahasiswa
Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam manajemen
keperawatan.
3. Perawat Pelaksana
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Planning
Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang
strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan
disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja,
memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola
struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan
kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah
ditetapkan. (Nursalam, 2002)
Huber, (2006) menyatakan bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen yang
digunakan untuk memilih prioritas, hasil dan metode yang digunakan untuk sebuah
sistem dan kemudian membimbing sistem untuk mengikuti arahan tersebut.Robins dan
Coulter, (2007) menyatakan bahwa fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan
sasaran, membangun strategi untuk mencapai sasaran yang telah disepakati dan
mengembangkan perencanaan tersebut untuk memadukan dan mengkoordinasikan
sejumlah kegiatan.

B. Organizing
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas menyusun
suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan
membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang
dan merancang organisasi yang paling sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pengorganisasian meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk
mencapai objektif divisi keperawatan, departemen atau pelayanan dan unit (Swansburg,
2000). Sedangkan menurut Huber, (2006) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah
fungsi manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi dan mengatur sumber daya
untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran manajer dalam fungsi pengorganisasian
adalah menentukan tugas yang akan dikerjakan, individu yang akan mengerjakan,
pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban dan proses pengambilan
keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang
digunakan untuk mencapai sasaran organisasi (Robins & Coulter, 2007).
a. Struktur Organisasi
Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang menentukan
alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur fotmal direncanakan dan
dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar. Seorang manajer
perawatan harus mengerti dan memakai keduanya secara efektif. Struktur formal
organisasi merupakan penyusunan resmi jabatan kedalam pola hubungan kerja yang
akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan
kemauan.
b. Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan timbal balik pribadi yang tidak
resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi efektifitas kerja mereka. Kualitas
hubungan timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung dikaitkan dengan
kemampuan kepemimpinannya. Mengingat struktur formal dan informal organisasi
saling melengkapi, manajer perawat bisa memakai struktur organisasi informal unttuk
mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal.
c. Job Deskriptions
Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan, misalnya
sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi antara satu dengan yang
lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan perannya.
d. Metode Penugasan
Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian tugas
perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan dan ketrampilan perawat dan sesuai
dengan kebutuhan klien.Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka pelayanan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak opimal. Jenis model
asuhan keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Houston (1998),
antara lain :
1) Model Fungsional
Metode fungsional dilakukan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke II.Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 sampai 2 jenis intervensi (merawat luka kepada semua pasien
di bangsal).

Gambar 2.3 Skema Model


Fungsional

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat Perawat Visite


Pengobatan Perawatan Luka Menyuntik

Pasien

2) Model Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan askep terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi dalam
group kecil yang saling membantu.

Gambar 2.4 Skema Model Tim

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim

Pasien Pasien
3) Model Primer
Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

Gambar 2.5 Skema Model Primer

Dokter Kepala Ruang Penunjang

Primary Nurse

Pasien

Tugas Gilir Tugas Gilir Tugas Gilir Sesuai


Sore Malam Kebutuhan

4) Manajemen Kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan hal
ini umumnya dilakukan untuk perawat privat atau keperawatan khusus seperti
isolasi dan intensive care.
5) Model Tim Primer.
Pada model ini digunakan kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna S.
Sudarsono (2000), penerapan model ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu :
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai perawat
primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau
setara.
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan kontinuitas asuhan
keprawatan dan accountabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan metode

pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Houston, 1998), yaitu :

1. Sesuai dengan visi dan misi institusi


2. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
4. Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
5. Kepuasan kinerja perawat
6. Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
C. Staffing
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi
yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff
bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi
pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas
perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya,
evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan
tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung,
juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang
diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test,
obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas
dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi
secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,
struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis,
pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi,
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan
merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan
di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk
membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru.Produktivitas meningkat
karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja.
Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi
syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.
Menurut Douglas, 1984 pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Douglas,
1984 mengklasifikasikan derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3, antara lain :
a. Perawatan minimal (minimal care) memerlukan waktu 1-2 jam per 24
jam. Kriteria :
1) Kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum sendiri
3) Ambulasi dan pengawasan
4) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
5) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
6) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
b. Perawatan intermediet (intermediet care), memerlukan waktu 3-4 jam
per 24 jam. Kriteria :
1) Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebh dari sekali
4) Foley cateter atau monitor intake dan output
5) Persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c. Perawatan maksimal (total care), memerlukan waktu 5-6 jam per 24
jam. Kriteria:
1) Segalanya diberikan atau dibantu
2) Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intra vena
4) Pemakaian suction
5) Gelisah atau disorientasi
Untuk memperkirakan kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruang rawat
inap dapat ditinjau dari :
a. Waktu keperawatan langsung, dihitung berdasarkan tingkat
ketergantungan.
b. Waktu keperawatan tidak langsung, waktu yang dibutuhkan perawat
dalam perawatan tidak langsung adalah 60 menit, meliputi: membaca
status, menulis, membuat rencana, kolaborasi dengan tim kesehatan
lain.
c. Waktu penyuluhan atau pendidikan kesehatan, waktu yang dibutuhkan
adalah 15-30 mnt, meliputi: aktivitas sehari-hari, obat-obatan,
kelanjutan perawatan dll.
Rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga keperawatan
menurut Gillis untuk RS di Indonesia adalah:
AxBx 365
tenagaPerawat =
( 365−C ) xjamkerja /hari
Keterangan:
A: jam perawatan/ 24 jam= rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien.
B : sensus harian= BORx jumlah tempat tidur.
BOR :jumlah pasien x 100%
Jumlah TT
C: jumlah hari libur= 76 hari (52 hari minggu, 12 hari cuti dan 12 hari
libur nasional)
Proporsi dinas pagi: siang: malam adalah 47%: 36%: 17%.
Formulasi PPNI:
TP :Ax52(minggu) x7 hari(TT x BOR)
41 ( minggu) x 40 jam / minggu

Keterangan:
A: jam perawatan/ 24 jam= rata-rata waktu keperawatan yang
dibutuhkan klien.
D. Actuating
Actuating merupakan proses mempengaruhi kelompok untuk menentukan dan
mencapai tujuan. Kepemimpinan difokuskan kepada gaya kepemimpinan situasi
kemungkinan dan faktor-faktor seperti manusia, pekerjaan, situasi, organisasidan faktor-
faktor lingkungan. Manajer perawat dalam fungsi ini berperan untuk merangsang
motivasi dengan mempraktikkan fungsi kepemimpinan karena perilaku motivasi
merupakan promosi, autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi
(Swansburg, 2000).
a. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yg memberi konstribusi pada tingkat
komitmen seseorang, hal ini termasuk faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner, Freman
11995).Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
(Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas dapat diambil 3 point penting yaitu :
kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik fisiologis
maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi
sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi. ( Luthan, 2000)
b. Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka.Di dalam kebanyakan sistem klasifikasi,
pasien dikelompokkan sesuai dengan kebergantungan mereka pada pemberi
perawatan atau sesuai dengan waktu pemberian perawatan dan kemampuan yang
diperlukan untuk memberikan perawatan.Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien
adalah untuk mengkaji pasien dan menghargai masing-masing nilai angkanya yang
mengukur volume usaha yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perawatan
pasien.
Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan dijalankan, manajer
perawat harus menentukan jumlah kategori pembagian pasien; karakteristik pasien di
masing-masing kategori, jumlah dan jenis prosedur perawatan yang akan dibutuhkan
oleh jenis pasien di dalam masing-masing kategori, dan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan prosedur tersebut, memberikan dukungan emosional serta memberikan
pengajaran kesehatan kepada pasien masing-masing kategori. Karena tujuan sistem
klasifikasi pasien adalah menghasilkan informasi mengenai perkiraan beban kerja
keperawatan, masing-masing sistem membolehkan usaha kualifikasi waktu.
c. Ketenagaan keperawatan dan pasien
Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk mendayagunakan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu
sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.
Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan kategori klien yang dirawat, ratio
perawat dan metode penugasan.
Terdapat beberapa formula dalam perhitungan kebutuhan tenaga, yaitu sebagai
berikut.
1) Rumus Gillies

Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun


Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari
= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun
Σ jam kerja / tahun
Catatan :

• Waktu perawatan menurut Gillies (1989) :


Waktu perawatan langsung
- Self care = ½ X 4 jam = 2 jam
- Partial care = ¾ X 4 jam = 3 jam
- Total care = 1 – 1½ X 4 jam = 4-6 jam
- Intensive care = 2 x 4 jam = 8 jam
- Rata-rata perawatan langsung = 4-5 jam
Waktu perawatan tak langsung : 38 menit/klien/hari
Waktu penyuluhan : 15 menit/klien/hari
• Ratio perawat ahli : trampil : 55 % : 45 %
• Proporsi dinas pagi : sore : malam : 47 % : 36 % : 17 %

2) Rumus Douglas

Σ perawat = Σ klien X derajat ketergantungan


Tabel 2.1 Derajat
Ketergantungan Klien

Σ Minimal care Partial care Total care


klien Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 1,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3) Rumus Depkes 2003


Berdasarkan :
• Tingkat ketergantungan klien
• Rata-rata klien/hari
• Jam perawatan yang diperlukan/hari/klien
• Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hr
• Jam kerja efektif setiap perawat
Cara perhitungan :
• Hitung jumlah perawat yang tersedia

Σ jam perawat
= A
Jam kerja efektif per shift
• Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hr besar dan tugas-
tugas non keperawatan

Σ hr minggu/th + cuti + hr besar


Xhasil A =B
Jumlah hari kerja efektif
Tugas non keperawatan
= Jumlah tenaga keperawatan + B X 25% = C
• Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : A + B + C
• Berdasarkan hasil workshop Depkes di Ciloto di tetapkan bahwa :
- Libur minggu : 52 hari
- Cuti tahunan : 12 hari
- Libur Nasional : 10 hari
- Sakit/ijin : 7-12 hari

d. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa
metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja. (Moenir, 1994)
1) Metode Seminar atau Konferensi
2) Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan sebagai kepala
atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan sebagai kepala.
Masalah-masalah baik yang menyangkut segi manajemen maupun
penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang dipermasalahkan.
3) Metode Lokakarya (Workshop)
Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak perbedaannya dengan
seminar adalah pada materinya.Pada materi lokakarya bersifat teknis,
administrative dan sedikit bersifat manajerial.
4) Metode Sekolah atau Kursus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya aturan-aturan atau
hal – hal baru dalam organisasi yang harus dimengerti dan dilaksanakan oleh
peserta.
Metode ini juga digunakan untuk menambah pengetahuan baru bagi peserta yang ada
kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus, biasanya
diberikan ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan.
5) Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama sehingga mereka dapat
menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepada
mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan pada bawahan secara
langsung dalam membimbing pegawai kantor.

Dalam prakteknya metode pendidikan dan latihan ini disesuaikan dengan


pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dan kegiatan instansi
lainnya.

E. Kontroling
Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Terhadap fungsi
ini memerlukan adanya standar yang jelas yang akan digunakan untuk menilai hasil
kegiatan staf, apakah ada penyimpangan atau tidak. Jika ada penyimpangan, kegiatan
manajerial ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang telah
terjadi.
Fungsi pengawasan (controling) merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen.
Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainnya, terutama
dengan fungsi perencanaan.Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar
keberhasilan (target, prosedur bekerja, dsb) selalu harus dibandingkan dengan hasil yang
telah dicapai atau yang mampu dikerjakan.Jika ada kesenjangan atau penyimpangan
diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan
atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisien
pengguanan sumber daya dapat lebih berkembang dan efektifitas tugas-tugas staff untuk
mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
1. Peran leader shift dalam controling
a. Mendorong staff untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu pelayanan kesehatan.
b. Mengkomunikasikan secara jelas standar yang diharapkan terhadap staff
c. Mendorong atau memotifasi standar tertinggi untuk kualitas maksimal dengan
menyediakan standar keamanan minimum.
d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif dan reaktif
e. Menggunakan pengawasan sebagai metode menentukan tujuan yang tidak tercapai
f. Secara aktif mengesahkan pengawasan mutu yang ditemukan yang mempunyai
kesatuan profesi dan konsumen.
g. Menghargai standar klinis dengan menggunakan sumber yang menyakinkan pasien
menerima perawatan sesuai harapan.
h. Menjadi role medel bagi staff terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat.
i. Berpartisipasi dalam penelitian keperawatan.
1. Fungsi manajemen dalam controling
Menghubungi individu dalam organisasi, membentuk standar ukuran yang jelas
terhadap keperawatan dan menentukan metode yang paling tepat untuk
mengukur standar yang ada.

2. Manfaat controling
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program yang telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan mengguanakan sumber data
yang telah ditetapkan.
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuaan dan pengertian
staff dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan digunakan secara benar
d. Dapat digunakan sebab-sebab terjadi penyimpangan
Dapat diketahui staff yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi adan latihan
lanjutan.
BAB III
ANALISA SITUASIONAL
PENGKAJIAN MANAJEMEN RUANG KEPERAWATAN

A. Profil Rumah Sakit


1. Sejarah Rumah Sakit
Pada awalnya Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran adalah Gedung
milik Rumah Tangga seorang Belanda dengan luas bangunan 200 m 2, kemudian dari
tahun ke tahun diadakan perubahan atau renovasi untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat akan sarana kesehatan.
Adapun sejarah perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran adalah
sebagai berikut :
- 1910 – 1927 : Berawal dari poloklinik di Bandarjo Ungaran.
- 1927 – 1942 : Kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Bandarjo, Kapasitas
tempat tidur 40 tempat tidur, termasuk ruang bersalin.
- 1942 : Pindah sementara ke soko, Larep, Ungaran.
- 1942 : Pindah kembali ke Bandarjo, ungaran.
- 1942 – 1945 : Pindah ke Mijen, Ungaran.
- 1945 : Untuk beberapa bulan kemudian pindah ke desa Cingkrengan sebelah
selatan Giri Sonta, Karangjati.
- 1946 – 1947 : Pindah lagi ke Mijen Ungaran.
- 1947 – 1949 : Rumah sakit bubar karena ada perang sebagian peralatan di pindah
ke Rumah sakit Ambarawa.
- 1949 : dr.R. Sumohardjo wafat
- 1949 : Rumah Sakit berdiri lagi sebelah timur alun-alun depan Gedung Bioskop
Rina pimpinan dr. Bhe Tiang Hie, dilanjutkan oleh Bapak Mimo sdjipto (perawat
atau mantri).
- 1950 – 1953 : Pindah ke desa Genuk Jl. Diponegoro 125 Ungaran dan namanya
diganti menjadi Rumah Sakit Pembantu Ungaran Status Milik Pemda Swantra
pimpinan Dr, R. Sugiarto.
- 1953 – 1956 : Di pimpin dr. R. Soeparno
- 1956 – 1959 : Dipimpin Dr, R. Soegiarto, Dr. Oetomo Ramlan, Dr. Neuwenhuiz
(Belanda), Dr. Cephe (Italia).
- 1959 – 1965 : Di pimpin Dr. Mas suhardi
- 1967 : Di pimpin Dr. Soekamto (perawat/mantri)
- 1967 – 1973 : Di pimpin Dr. Tjiptohusodo
- 1973 – 1974 : Di pimpin Dr. S. Purwanto
- 1974 – 1979 : Di pimpin Ny. Indriyani Tjiptohusodo
- 1979 : Status Rumah Sakit berubah menjadi Rumah Sakit Tipe D SK menkes
No.5/Menkes/SK/II/1979.
- 1993 : Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1152/Menkes/XIII/1993 tentang peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran maka RSUD Ungaran ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas C.
- 1995 : Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Di RSUD Ungaran diatur dengan
Peraturan Daerah Tingkat II No. 10 tahun 1995 yang telah disahkan dengan surat
keputusan Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 3 Juli 1995
No.188.3/200/1995.
- Januari – Juni 1998 : RSUD Ungaran di pimpin PLH Direktur Dr. H. Budiman
Hamzah MS.
- Juli 1998 : RSUD Ungaran di pimpin PLH Direktur Dr. H.Soemardi Oemar, SpA.
- 29 Januari 1999 : RSUD Ungaran di pimpin Dr. Heriyanto, M.Kes.
- 24 Juni 2004 ; RSUD Ungaran di pimpin Dr. Hmundjirin ES, SpOG
- Februari 2007 – september 2011 : RSUD Ungaran di pimpin oleh Dr. Ani Raharjo,
MPPM.
- September 2011 – Maret 2012 : RSUD Ungaran di pimpin oleh Dr. Ratna Indarni,
MM.
- Maret 2012 – sekarang : RSUD Ungaran menjadi BLUD di pimpin oleh Dr. Setya
Pinardi, Mkes

2. Tipe Rumah Sakit


Berdasarkn Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1152/Menkes/SK/XII/1993 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran, maka Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran ditetapka sebagai Rumah Sakit
kelas C Pada tanggal 29 Maret 2010 RSUD ungaran telah lulus akreditasi penuh
tingkat lanjut.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran
diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten semarang Nomor : 25 tahun 2008
tanggal 22 September 2008 tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum.
3. Lokasi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran berada diwilayah kabupaten semarang
yang terletak di kota Ungaran (ibu kota kabupaten semarang). Luas tanah serta
bangunan 9.555 m2 / 8.204 m2. Dengan alamat lokasi : Jl. Diponegoro No. 125
Ungaran Kabupaten senarang.
4. Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit
1. Poliklinik Umum dan poliklinik spesialis
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Gigi
c. Poliklinik Anak
d. Poliklinik Mata
e. Poliklinik Bedah
f. Poliklinik Jiwa
g. Poliklinik Reha medis/Fisioterapi
h. Poliklinik THT
i. Poliklinik Penyakit Dalam
j. Poliklinik Kulit Kelamin
k. Poliklinik Obsgyn/Kandungan
l. Poliklinik Syaraf
m. Poliklinik PIO (Pelayanan Informasi Obat)
n. Poliklinik Orthopedi
2. Instalasi Gawat Darurat
Pelayanan Unit Gawat Darurat (IGD) RSUD Ungaran merupakan bagian dari
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran yang dilengkapi dengan
peralatan medis yang baik, dengan jam operasional 24 jam dengan tenaga medis
berpengalaman yang siap menangani kasus gawat darurat.
IGD RSUD Ungaran mempunyai akses keluar masuk yang mudah dan
terjangkau ke fasilitas penunjang yang beroperasi 24 jam, seperti : Radiologi,
Laboratorium, farmasi.
Dengan di dukung tata ruang yang baik memungkinkan dilakukan tindakan
resusitasi, obsevasi atau tindakan lainnya diruangan yang berbeda tetapi masih
didalam ruang Instalasi Gawat Darurat.
Pelayanan gawat darurat di RSUD Ungaran juga di dukung unit transportasi
berupa ambulance gawat darurat maupun ambulance trabsport.
3. Instalasi Hemodialisa RSUD Ungaran
Merupakan salah sati instalasi pelayanan yang diperuntukan untuk membantu
penderita gagal ginjal melakukan cuci darah, dengan dukungan kerjasama tim
yang solid yang beranggotakan dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam
yang berpengalaman, perawat ginjal yang terampil dan mahir.
Selain itu, dengan dukungan fasilitas pemeriksaan penunjang yang memadai di
RSUD Ungaran seperti pemeriksaan fungsi hati, kadar ureum, elektrolit, kalsium,
dan fosfat pada serum, hitung sel darah merah dan rekam jantung (EKG) akan
sangat membantu pelayanan hemodialisa.
Instalasi hemodialisa RSUD Ungaran didukung dengan 11 unit mesin
hemodialisa dengan 11 bed pasien , dengan jadwal pelayanan hari senin s/d sabtu
yang terbagi dalam 2 sift.
4. IBS (Instalasi Bedah Sentral)
RSUD Ungaran memiliki spesialis bedah yang berpengalaman dibidangnya,
dengan dukungan tim bedah dan peralatan yang memadai untuk melaksanakan
tugas secra optimal.Pelayanan bedah yang dilayani di RSUD Ungaran antara lain
a. Pelayanan Bedah Umum
b. Pelayanan Bedah Mulut
c. Pelayanan Bedah Mata
d. Pelayanan Bedah THT
e. Pelayanan Bedah Kebidanan
f. Pelayanan Bedah Anak
g. Pelayanan Bedah Toraks
h. Pelayanan Bedah Urologi
i. Pelayanan Bedah Syaraf
j. Pelayanan Bedah Orthopedi
5. Instalasi Radiologi
a. Pemeriksaan Radiografi Non Kontras
 Rontgen manus
 Rontgen clavicula  Rontgen abdomen lumbal
 Rontgen wrist join
 Rontgen pedis  Rontgen sacrum
 Rontgen antebrachi
 Rontgen thoraks  Rontgen ankle join
 Rontgen elbow join
 Rontgen pelvis  Rontgen calcaneus
 Rontgen humerus
 Rontgen hip join  Rontgen cruris
 Rontgen knee join  Rontgen waters (SPN)
 Rontgen femur  Rontgen mandibula
 Rontgen bone survey  Rontgen panoramic
 Rontgen thorakal  Rontgen cephalometri
 Rontgen cranium
b. Pemeriksaan Radiografi dengan kontras
 Rontgen appendicogram
 RontgenBNO-IVP
 Rontgen Fistulagrafi
 Rontgen OMD
 Rontgen Urethogram
 Rontgen colon in loop
 Rontgen HSG
 Rontgen cystogram
c. Pemeriksaan USG
 USG abdomen
 USG kepala pada bayi
 USG leher
 USG tractus urinarius
 USG mammae
 USG obsgyn
 USG prostat
 USG musculoskeletal

6. Fisioterapy/Rehabilitas Medik
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individudan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan
gerak dan fungsi tubuh seoanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis
dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.
7. Instalasi Farmasi
Untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik RSUD Ungaran mempunyai
instalasi farmasi yang beroperasi 24 jam dengan dukungan apoteker yang
berpengalaman, untuk memudahkan obat-obatan dan alat kesehatan yang
dibutuhkan selama perawatan di RSUD Ungaran.
Instalasi farmasi RSUD Ungaran juga menyediakan poliklinik PIO
(pelayanan informasi obat) dengan jam operasional sesuai jam poliklinik lainnya.
8. Instalasi Laboratorium klinik
a. Pemeriksaan hematologi
 Darah rutin
 Golongan darah
 Gambaran darah tepi
b. Pemeriksaan kimia klinik
 SGOT
 Albumin
 Triggliseride  Asam urat
 LDL
 Ureum
 HDL Cholesterol  Creatinin
 GDS
 Bilirubin
 SGPT  dll
c. Pemeriksaan urinalisa
 Urin rutin
 Sedimen rutin
 Tes kehamilan
 Tes narkoba
 dll
d. Pemeriksaan mikrobiologi
 BTA
 Sekret
 Analisa sperma
 dll
e. Pemeriksaan koagulasi
 PPT
 APT
 CT (Cloting Time)
 BT (Blooding Time)
f. Pemeriksaan elektrolit
 Natrium
 Kalium
 Chlorida
g. Pemeriksaan immunoserologi
 Widal
 HbsAg
 Anti IGM Dengue
 IgM Salmonela
 HBA1C
 dll
h. Medical Checkup / Kir Kesehatan
 Kir Kesehatan untuk persyaratan Haji
 Kir Kesehatan untuk persyaratan CPNS/PNS
 Kir Kesehatan untuk persyaratan masuk perguruan tinggi
 Kir Kesehatan untuk persyaratanDiklatpim
 Kir Kesehatan untuk persyaratan calon legislatif daerah
 Kir Kesehatan untuk persyaratan TKI/TKW
 Kir Kesehatan umum.
5. Alur Pelayanan

Pasien datang mengambil nomor antrian

Loket pendaftaran

Pasien umum Pasien BPJS Pasien JAMKESDA


Pasien Perusahaan

Verifikasi kartu BPJS


Kasir loket Verifikasi persyaratan
dan rujukan di konter
1 JAMKESDA Verifikasi rujukan
BPJS
dari PT dan kartu
peserta
Penerbitan SEP (Surat Penerbitan SJP (surat
elegibilitas Peserta) jaminan pelayanan)

Poliklinik Spesialis
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Radiologi
Rawat Jalan

Rawat Inap
Pasien Umum Pasien
BPJS / JAMKESDA
TPPRI
Apotik Rawat Jalan
Apotik BPJS
Kasir / Loket 2

Pasien Pulang

B. Hasil Pengkajian : Input, Proses, Output, Wawancara Kepala Ruang


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mulai tanggal 21 Mei 2019 melalui
pendekatan observasi serta wawancara kepada kepala ruang dan perawat diperoleh data :
1. Pengkajian Input
a. Man
1) Recruitment
Perekrutan tenaga keperawatan diatur oleh bidang keperawatan memalui
usulan program kerja tahunan oleh kepala ruang. Selama praktek manajemen
dilakukan tidak terdapat recruitment pegawai diruang Mawar.
2) Penempatan
Penempatan tenaga kerja biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
3) Struktur Organisasi Keperawatan di Ruangan

Kepala Ruang

Ns. Bamabang Suyitno. S.Kep

Ketua Tim

Ns. Miftakhu Sa’adah. S.Kep

Ketua Shift Ketua Shift

Fitri Astuti. S.Kep Ns. Muritrian. S.Kep

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Eka Tutik. A.md Setyowati. A.md Ns. Decita Ayu W. Fitri Sholehah. Dwi Factany. Fitri Sholehah.
S.Kep A.md A.md A.md

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Andik Moh Ns. Beny B. Ns. Nurul Ns. Aditya Candra Candra Arya Andika. Dahny
A. A.md S.Kep Chotimah. Serko A. Ernawati. Ernawati. A.md Cahya. A.md
S.Kep S.Kep A.md A.md

4) Komposisi Ketenagaan Keperawatan


PENDIDIKAN STATUS PEGAWAI
NAMA PERAWAT
Ns S1 D3 PNS KONTRAK
Ns. Bambang Suyitno √ √
S.Kep
Ns. Miftakhu Sa’adah √ √
S.Kep
Ns. Fitri astuti S.Kep √ √
Ns. MuritrianS.Kep √ √
Eka utikAmd.Kep √ √
Setyowati Amd.Kep √ √
Ns. Decita Ayu √ √
WS.Kep
Andik Moh A √ √
Amd.Kep
Ns. Beny S.Kep √ √
Ns. Nurul S.Kep √ √
Ns. Aditya serko √ √
S.Kep
Fitri Sholehah √ √
Amd.Kep
Dwi Factany Amd.Kep √ √
Dwi Yunianto √ √
Amd.Kep
Candra Amd.kep √ √
Ria Agus Amd.kep √ √
Arya Agusta Amd.Kep √ √
Ns. Dany Cahya S.Kep √ √
JUMLAH 9 0 9 4 14

Dari wawancara dengan kepala ruang Mawar RSUD Ungaran didapatkan hasil :
Ruang Mawar
Jumlah Tempat tidur : 32 TT
Jumlah rata - rata pasien per hari :
Total care : 3 pasien
Partial care : 16 pasien
Minimal care : 6 pasien
BOR : 80 %
Jumlah perawat : 18 orang dengan data sebagai berikut :
Analisa perhitungan Jumlah perhitungan perawat :
Meurut Douglass :
Shift Minimal care Partial care Total care Jumlah
Pagi 0.17x6=1.02 0.27x16 =4.32 0.36x3= 1.08 6,42( 7)
Siang 0.14x6=0,84 0.15x16=2,4 0.3x 3= 0.9 4,14 (4 )
Malam 0.07x6=0.42 0.10x16=1,6 0.2x3=0.6 2,62(3)

Sehingga jumlah perawat sehari adalah 14 orang, untuk mengetahui jumlah


keseluruhan perawat adalah dengan ditambahkan 20 % atau 4 orang sehingga
total perawat ruangan yang dibutuhkan seharusnya adalah18 orangPerawat.

Kebutuhan Tenaga Perawat


Lose Day
= 104+12+10 x 18
239
= 9,48 (10) orang

Faktor Koreksi

(18 + 10) x 25% = 7 orang

Tenaga perawat yang diperlukan

Berdasarkan rumus Need Douglas. Jadi 18 + 7 = 25


Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa ruang Mawar
membutuhkan 25 orang perawat untuk pemberian pelayanan serta asuhan
keperawatan terhadap pasien, ini berarti jumlah tenaga perawat di ruang mawar belum
mencukupi.

2. Material
Peralatan dan perlengkapan medis dan non-medis untuk menunjang pelayanan
perawatan telah memenuhi persyaratan, hanya saja belum ada bed pasien di
ruang tindakan. Pemeliharaan peralatan kurang maksimal dan kurang menjadi
rutinitas. Adanya kebijakan rumah sakit untuk pengajuan perbaikan alat-alat
kesehatan yang rusak. Pengajuan alat-alat kesehatan yang kurang mencukupi
jumlahnya dan tidak layak pakai

3. Metode
1) Metode Pelayanan Asuhan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien ruang Mawar
menggunakan metode primary team. Metode primary team adalah metode
dalam pemberian asuhan keperawatan yang ditandai dengan keterkaitan
kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan
selama pasien dirawat. Struktur organisasi yang ada diruangan berjalan
secara maksimal dan untuk pembagian tugas masing – masing perawat
sudah memiliki tanggung jawab seperti penanggung jawab bagian injeksi
obat, sensus perawat, dan billing atau administrasi. Setiap perawat sudah
memiliki tanggung jawab dalam pembagian tugas, namun dalam
pelaksanaannya kegiatan keperawatan masih dilakukan.
2) Overan
Overan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pergantian shift malam
ke pagi dengan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB-14.00 WIB, pagi ke sore
dengan jam kerja 14.00 WIB-20.00 WIB dan sore ke malam dengan jam
kerja pada pukul 20.00 WIB -0.00 WIB. Berdasarkan hasil observasi,
100% perawat mengikuti pelaksanaan overan tepat waktu. Kegiatan ini
dipimpin langsung oleh perawat yang dinas pada saat shift tersebut. Pada
saat overan tidak terdapat interaksi antara klien dan perawat saat operan
berlangsung misalnya menanyakan apa yang dirasakan klien. Pelaporan
operan dicatat dalam buku khusus.Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual.
3) Ronde Keperawatan
Kepala ruang mengatakan belum ada diskusi khusus untuk membahas
masalah yang terjadi pada pasien, melainkan masalah yang terjadi kepada
pasien diselesaikan diruang perawat kemudian dicek kembali tindakan
keperawatan dan medis yang sudah diberikan, setelah itu perawat
memberikan perawatan lanjut sesuai dengan permasalahan pasien.
Kepala ruang mengatakan bahwa untuk ronde keperawatan dalam
menyelesaikan kasus dengan penyakit khusus belum pernah dilakukan di
ruang Mawar RSUD Ungaran, dikarenakan beratnya beban kerja perawat
serta kurangnya SDM.
4) Pendokumentasian Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pendokumentasian dengan
format. Untuk tindakan mandiri perawat menggunakan sistem SOAP
(Subjektif, Objektif, Analisa, Perencanaan). Sedangkan sistem
pendokumentasian kolaboratif dengan profesi lain belum menggunakan
sistem SBAR (Situation, Background, Assesment, Rekomendasi).
5) Perencanaan Pasien Pulang
Hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa perawat telah
menuliskan rencana kepulangan pasien pada form formulir perencanaan
pulang, dan selian itu menggunakan discharge planning, pasien pulang
diberi lembar kontrol serta obat pulang
6) Pelaksanaan Pasien Sfety
Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku perawat dalam
pelaksanaan 6 sasaran keselamatan pasien di dapatkan :
a) Ketepatan identifikasi pasien
Dari hasil pengamatan mahasiswa seluruh pasien yang di rawat di
ruangan Mawar sudah terpasang gelang identitas pasien, perawat
mengidentifikasi pasien menggunakan nama dan tanggal lahir
sebelum memberikan obat, melakukan tindakan keperawatan/medis,
pengambilan darah/spesimen lain dan transfusi darah.
b) Peningkatan komunikasi efektif
Saat menerima telfon perawat mengucapkan salam, menyebutkan
ruangan, memperkenalkan diri, menawarkan bantuan dan
menanyakan asal penelfon, perawat juga akan mencatat dan
melakukan verifikasi apa yang penelfon sampaikan.
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
Obat obatan pasien di pisahkan dalam loker sesui nomer kamar
pasien, obat obatan yang perlu kewaspadaan tinggi di beri label merah
bertuliskan high alert
d) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Sebelum mengantarkan pasien operasi, perawat mengecek buku status
pasien, memberi keterangan nama, diagnosa, nama dokter, nama
ruangan dan nomer kamar di tempat tidur pasien, selain itu perawat
juga akan mecocokkan nama pasien dengan di status pasien dan
memverifikasi di gelang pasien.
e) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan ataupun dari mengunjungi kamar pasein menggunakan
handscrub ataupun dengan air dan sabun dengan 6 langkah cuci
tangan yang benar.
f) Pengurangan resiko pasien jatuh
Resiko jatuh pasien di identifikasi melalui ceklist di dalam buku status
pasien, pasien dengan resiko jatuh di beri label kuning di gelang
identitas dan di beri sibol resiko jatuh berwarna kuning di tempat tidur
pasien.

4. Money
a. Sumber Pemasukan
Tidak ada sumber pemasukan untuk ruang Mawar karena kebutuhan dan
pengaturan keuangan oleh bidang keuangan rumah sakit. Ruangan hanya
membuat daftar permintaan sesuai kebutuhan ruangan dan akan dipenuhi
oleh kepala bagian perlengkapan. Mawar berfokus pada pelayanan,
sedangkan keuangan tidak ada kewenangan, semua alokasi dana dan
sumber pemasukan diperoleh dan diatur oleh bagian anggaran rumah sakit.
b. Pengeluaran Rumah Sakit/Ruangan
Ruang Mawar tidak mengetahui jumlah pengeluaran yang dikeluarkan
oleh ruangan karena sistem pemasukan dan pengeluaran sudah diatur
langsung dari rumah sakit.

5. Market
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan
mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan klinik bagi para calon praktisi
kesehatan dan non kesehatan juga sarana pendidikan.
Sasaran market layanan kesehatan dan asuhan keperawatan ruang rawat inap
adalah pasien yang memerlukan tindakan asuhan keperawatan.Yang berasal dari
masyarakat umum, dengan klasifikasi pembayaran pasien dengan pembayaran
umum, ASKES, BPJS.Sedangkan sasaran market dalam pendidikan dan pelatihan
adalah peserta didik/ calon praktisi kesehatan.

PELAYANAN RAWAT INAP


1. Ruang perawatan
Ruang Mawar terdiri dari nurse station, ruang kepala mawar, ruang linen
bersih, ruang linen kotor, ruang alat, ruang obat, gudang, kamar mandi,
Luas nurse station 4 x 5 meter yang terdiri dari satu meja besar berbentuk
huruf “U” yang digunakan untuk menulis pendokumentasian askep,
penyimpanan blangko kosong untuk pelayanan keperawatan dan medis,
satu komputer untuk administrasi, keranjang yang berisi obat injeksi
pasien, alat tulis dll.
Terdapat 8 kursi diruangan nurse station dan dibelakang kursi terdapat rak
berisi rekam medis pasien serta disamping terdapat ruang obat pasien
yang hanya digunakan sebagai penyimpanan cadangan obat. Komposisi
ruang kepala Mawar terdiri dari satu meja dan kursi, dan satu lemari.
Tempat pembungan sampah diruang mawar sudah menggunakan sistem
pemilihan antara sampah infeksi, non infeksi dan sampah jarum yang
diletakkan dalam safety box.
Alat Pemadam Kebakaran (APAR) yang terdapat diruang mawar
berjumlah satu dan terdapat jalur evakuasi.
Tabel Inventarisasi ruangan

No Nama Inventaritas Jumlah Keterangan


1 Bed Pasien 32 Baik
2 Syringe pump 3 Baik
3 Blood warmer 2 Baik
4 Infuse pump 0
5 Bed side monitor 0
6 Tensimeter Raksa 4 Baik dan ada
yang tidak baik
7 Tensimeter Digital 0
8 Termometer 2 Baik
9 Stetoskop 4 Baik
10 Flowmeter O2 10 Baik dan ada
yang tidak baik
11 Timbangan Dewasa 1 Baik
12 Tabung O2 besar 0
13 Suction pump 1 Baik
14 Kursi Roda 2 Baik
15 Set Emergency 1 Baik
16 Trolley tindakan 1 Baik
17 Alfabet 1 Baik
18 Lampu baca foto 1 Baik
19 Lampu tindakan 0
20 Trolley linen 1 Baik
21 Nebulizer 2 Baik
22 Kulkas Obat 1 Baik
23 Ambubag 1 Baik
24 Set Medikasi 18 Baik
25 Orophringeal airway tube anak

Tabel Daftar fasilitas linen diruang Mawar RSUD Ungaran

No Alat Tenun Jumlah Keterangan


1 Sprei 40
2 Bantal 32
3 Sarung Bantal 40
4 Selimut 20
5 Stik Laken 32
6 Perlak 32
7 Gorden
8 Guling 0
9 Sarung guling 0
10 Sarung O2 0
2. Sekmen pasar rawat inap
Pasien penyakit dalam, pasien HD, dan pasien bedah.
3. Data indikator
Data indikator ruang Mawar 1 ada 2 yaitu:
a. indikator area klinis
- assesmen pasien
- pelayanan laborat
- prosedur kemoterapi
- penggunaan antibiotik dan obat
- kesalahan medicasi
- penggunaan anastesi dan sedasi
- penggunaan darah dan produk darah
- ketersediaan isi dan penggunaan rekamedis
- pencegahan pengendalian infeksi
- riset klinis
b. indikator area manajemen
- pengadaan rutin peralatan kesehatan
- pelaporan aktivitas yang di wajibkan
- manajemen resiko
- manajemen penggunaan sumberdaya
- harapan kepuasan pasien dan keluarga
- harapan dan kepuasan staf
- demografi pasien dan diagnosis klinis
- manejemen keuangan
- pencegahan dan pengendalian diri
4. BOR Ruang Perawatan
BOR Ruang Mawar RSUD Ungaran semarang
 Bulan September 82.1%
 Bulan Oktober 79,4%
 Bulan November 83,1%
2. Pengkajian Proses
a. Visi Misi RS/ Ruang Rawat Inap
1) Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat dalam memperoleh perawatan Rumah
Sakit
2) Misi
 Mewujudkan pelayanan prima
 Mewujudkan pelayanan Rumah Sakit yang komprehensif dan terjangkau
serta berdaya saing
 Mewujudkan budaya kerja yang berlandaskan pengabdian, keikhlasan
diiplin serta profesionalisme
 Mewujudkan pelayanan yang bermutu dengan meningkatkan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan atau
kedokteran
3) Moto
 S- enyum dalam bertegur sapa
 E- fektif, efisien, dan terjangkau
 R- amah dan profesional melayani pelanggan
 A- kurat dalam menanggapi keluhan pelanggan
 S- impati dalam menanggapi keluhan pelanggan
 I- khlas dan berintegrasi tinggi dalam melayani pelanggan

b. Perencanaan Ruangan
Dari hasil wawancara menunjukkan kepala ruang sudah melakukan perencanaan.
Tetapi didalam perencanaan tersebut belum terstruktur secara optimal, dari hasil
wawancara didapatkan :
1) Perencanaan pengembangan SDM keperawatan dengan jumlah tenaga
keperawatan yang masih kurang dibandingkan dengan ratio jumlah pasien,
perencanaan untuk pengembanganpeningkatan kemampuan kerja melalui
pelatihan/ pendidikan tambahan.
2) Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana ruangan keperawatan yaitu
penambahan bed pasien pada ruang tindakan.
c. Pengorganisasian
Metode yang digunakan asuhan keperawatan di rumah sakit perolehan data dari
pengkajian :
1) Ruangan menggunakan metode asuhan keperawatan TIM.
2) Pengorgaanisasian ketenagaan berdasarkan klasifikasi pasien :menurut kepala
ruang didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan
menggunakan metode tim, dengan membentuk dalam ruangan 2 tim. Hasil
pengamatan ada 2 tim diruangan yang dibuat sesuai tugas sehari-hari.
Pembagian tanggungjawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar,
perawat pelaksana langsung bertanggung jawab kepada kepala ruangan, tidak
bertanggung jawab kepada ketua tim. Dan pada struktur organisasi di ruangan
sudah menunjukkan penerapan metode tim.
3) Jadwal dinas : menurut kepala ruang ruangan pengaturan shif yang dilakukan
oleh kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan
dan tidak berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien, karena disesuaikan
dengan jumlah perawat dan kondisi Rumah Sakit. Format daftar shif
diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada.

d. Pengarahan
1) Motivasi
Menurut kepala ruang didapatkan informasi bahwa peningkatan motivasi
sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik secara langsung maupun
tidak langsung. Misalnya diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan
pembinaan.
2) Manajemen konflik
Di dalam ruang rawat inap para perawat apabila terdapat suatu masalah akan
diselesaikan dengan koordinasi dengan kelompok seluruh TIM sehingga
masalah dapat segera terselesaikan.
e. Pengawasan
1) Supervisi
a) Rencana pelaksanaan supervisi terjadwal.
b) Terdapat format pendokumentasian supervise yang sesuai dengan standar
keperawatan.
c) Terdapat umpan balik dari supervisor untuk setiap tindakan dalam
supervise dan ada tindak lanjut dari hasil supervise dengan mencarikan
solusi terhadap setiap permasalahan yang ditemukan dalam supervise.
d) Terdapat regulasi yang mengatur alur supervise, serta koordinasi antar
bidang keperawatan dan komite keperawatan.
f. Pengendalian
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian/ pengontrolan
meliputi :
1) Menetapkan standard dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja.
2) Melakukan pengukuran prestasi kerja.
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar.
4) Mengambil tindakan korektif.

3. Pengkajian Out Put


Pengkajian output dilakukan dengan pengukuran :
a. Tingkat kepuasan pelanggan/ pasien
Kepuasan pasien mengalami peningkatan selama dilakukan praktek manajemen.
b. Tingkat kepuasan perawat
Kepuasan perawat mengalami peningkatan selama dilakukan praktek manajemen.
c. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR (bed occupancy ratio) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR
dianggap baik adalah 80 -90 %. Standar nasional BOR adalah 70-80 %. Selama
praktek maka BOR di ruangan adalah 85 %, artinya mengalami peningkatan dari
rata-rata BOR yang ada diruangani ini.
d. Perhitungan rata-rata lama rawat (ALOS)
ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum ALOS ideal 6-9 hari. Hasil
analisis alos selama praktek manajemen 5 hari artinya ada penurunan angka rata-
rata lama rawat pasien dibanding alos sebelumnya.
e. Penghitungan TOI ( Tempat Tidur Tidak Terisi)
TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari. Dan
hasil analisis kegiatan Nilai TOI < 3 sehingga ada kemunduran selama praktek.
4. Wawancara Kepala Ruang
a. Data Biografi
Umur :52 Tahun
Pendidikan Terakhir Keperawatan :S.Kep, Ners
Lama Bekerja Sebagai Perawat :30 Tahun
Jabatan Saat Ini : Kepala Ruang Mawar
Tempat Tugas : Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran
b. Perencanaan
1) Bagaimana pemahaman Bapak mengenai visi misi RS dan bidang
keperawatan ?
Visi misi menjadikan RSUD Ungaran andalan masyarakat dan
pelayanan kesehatan profesional ramah dan nyaman bagimasyarakat
penggunanya.
2) Apakah tujuan unit keperawatan telah disesuaikan dengan kedua visi misi
tersebut ?bagaimana dengan rencana strategis bidang keperawatan ?
Tujuan unit keperawatan sudah disesuaikan dengan visi misi, rencana
strategis bidang keperawatan dengan pelayanan profesional kesehatan yang
ramah dan nyaman untuk semua golongan masyarakat.
3) Bagaimana koordinasi dengan bidang keprawatan dalam perencanaan alat
dan fasilitas ruangan, perencanaan kebutuhan tenaga, rencana bimbingan dan
supervisi ?apakah ada kendala ?
Koordinasi dengan bidang keperawatan dalam perencanaan
alat,fasilitas,rencana kebutuhan tenaga,tidak ada kendala. Sampai saat ini
semua semua sesuai harapan.
4) Apakah sudah membuat dan memiliki rencana harian bulanan dan tahunan ?
jadwal shif ? rencana pertemuan dengan staf,rencana bimbingan dan
supervisi ? apakah terdapat kendala ?
Kami selalu membuat rencana harian bulanan tahunan sebelum
hari,bulan dan tahun itu akan datang , jadi semua terkoordinasi dengan baik,
sampai saat ini tidak ada kendala, semua sesuai harapan.
5) Bagaimana perencanaan pengembangan staf, pelatihan, pendidikan lanjut ?
Untuk rencana staf, kita disini ada pelatihan-pelatihan (seminar),untuk
pendidikan lanjut karena disini banyak yang diploma 3 (D3) kita ada
program kuliah lanjut S1 sampai profesi Ners.
6) Bagaimana dengan perencanaan jenjeng karir perawat ?harapanya ?
Jenjang karir perawat harapanya bisa terus maju, dalam arti tidak
meninggalkan pelayanan profesional ramah dan nyaman untuk semua
golongan masyarakat.
c. Pengorganisasian
1) Apakah uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab sudah jelas ? Apakah
ada kendala ? Sudah jelas dan tidak ada kendala.
Jawaban : sudah jelas uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab perawat
masing-masing. Kendalanya tentang ketenagaan kerja, karena tenaga kerja
perawat masih kurang diruang amarilys.
2) Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan metode tim ?
Apakah ada Kendala? Bagaimana solusinya ?
Jawaban : Secara struktur organisasi dengan metode tim sudah dilaksanakan,
kendalanya adalah tenaga kerja perawat masih kurang dan solusinya adalah
dengan menambah tenaga kejra perawat.
3) Bagaimana pelaksanaan dokomentasi asuhan keperawatan ?
Jawaban : sudah dilaksanakan denga baik,
4) Bagaimana penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan? Apakah ada
kendala ?
Jawaban :
berdasarkan pola hitungan standart DEPKES
TP = A ( 52 minggu ) x 7 (TT x BOR ) + 25 %
41 minggu x 42 jam
TP = 3,62(52 minggu) x 7 ( 32x 80 % )+ 25 %
1722
= 188,24 x 7 (2560 %) + 25 %
1722
= 188,24 x 179,2 + 25%
1722
= 33757,6
1722
= 19,6
= 19,6
3
= 6-7 orang, Jadi 1 sift ada 6-7 orang
Berdasarkan perhitungan yang di dapat bahwa dalam setiap sift dibutuhkan
tenaga perawat 6-7 orang, sedangkan di ruangan mawar di dapatkan hasil
bahwa pada sift siang dan malam hanya ada 3 orang tenaga perawat. Jadi
masih dibutuhkan 3-4 orang tenaga perawat pada sift siang dan malam.
5) Bagaimana penghitungan beban kerja perawat ?Harapannya ?
Jawaban : beban kerja perawat di ruang mawar semakin tinggi, dikarenakan
jumlah 32 bed dengan 18 perawat. Makanya ruangan mawar hanya mampu
membuka 25-28 ruangan saja.Harapannya agar jumlah tenaga kerja perawat
ditambah, sehingga dapat membuka 32 ruangan sekaligus.
6) Bagaimana kinerja staf ?
Jawaban : kinerja perawat yang ada diruangan mawar sudah baik dan bagus.
Jika ada perawat yang tidak bisa menuruti peraturan yang ada diruangan,
maka perawat tersebut akan dibina oleh ruangan dahulu, kalau masih tidak
bisa baru diserahkan ke atasan untuk dibina.Baik, kerjasama bagus.
7) Bagaimana program orentasi staf baru?
Jawaban : jika ada perawat baru yang pindahan dari ruangan lain, diruangan
mawar akan diikutkan jaga pagi agar perawat tersebut bisa mengetahui
kondisi dan kegiatan waktu jaga pagi. Sedangkan jika ada perawat yang
diterima baru akan diorientasikan kesetiap rungan dan disuruh jaga disana,
setelah beberapa minggu akan pindah diruangan berikut begitu terus
selanjutnya hingga semua rungan sudah pernah dimasukinya. Kemudian akan
ditempatkan diruangan yang sesuai dengan kemampuannya atau permintaan
dari ruangan tersebut.
d. Pengarahan
1) Bagaimana pengarahan terhadap ketua tim dan staf ?
Sebelumnya saya menunjuk katim untuk menunjuk perawat pelaksana
kemudian membagi pasien dan melaksanakan tindakan sesuai program.
2) Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan supervisi kepada staf ?
Pelaksanaan bimbingan dan supervisi diadakan observasi seminggu sekali.
3) Bagaimana usaha untuk meningkatkan motifasi kerja staf ?
Memberi motifasi semangat, menjelaskan pekerjaan sebagai perawat adalalah
pekerjaan mulia.
4) Bagaimana komunikasi dengan katim dan staf ?
Komunikasi dengan katim dan staf sampai saat ini sangat baik, lancar tidak
ada kendala.
5) Bagaimana mengatasi konflik antar staf ?
Kita memanggil yang bersangkutan, membahas dan menyelesaikan masalah
dengan diskusi, sampai masalah selesai.
e. Pengendalian
1) Bagaimanakah pengendalian mutu diruangan ?
Mempertahankan mutu kualitas pelayan profesional ramah dan nyaman
sehingga tidak ada konflik antar staf.
2) Bagaimanakah sosialisasinya kepada staf ?
Saya memberikan informasi yang terbaru kepada staf setiap adanya informasi
terbaru dengan cara menumpulkan katim katim terkait.
3) Bagaimana pengawasan SOP ?
Saya selalu melakukan obvervasi kepada katim, perawat pelaksana agar
setiap tindakan selalu berpegang terhadap SOP.
4) Bagaimana cara mengetahui tingkat kepuasan pasien?
Dengan mengobservasi tingkat kepuasan pasien dengan cara mengetahui
sikap terhadap pasien terhadap program dan pelayanan yang kami berikan.
5) Bagaimana tindak lanjut dalam menangani keluhan pasien terhadap
pelayanan di ruangan ?
Yaitu dengan mengatasi satu persatu keluhan pasien dan memberikan
pelayan dengan profesional.
6) Bagaimana Sistem pemberian reward,Panismenterhadap Staf di ruangan ?
Sistem pemberian reward untuk staf di ruangan adalah dengan memberikan
motivasi motivasi agar staf yang kinerjanya sangat baik tambah baik
kinerjanya.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain dan
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga, masyarakat. Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan yang
dikenal, antara lain metode fungsional, tim, keperawatan primer, modular, dan
menejemen kasus keperawatan. Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaborasi ( Douglas, 1984).

B. Saran
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
perbaikan selanjutnya menuju arah yang lebih baik  dalam penulisan makalah.

Anda mungkin juga menyukai