MAHASISWA MENYUSUN ASKEP SESUAI DENGAN KASUS DAN FORMT YANG TELAH
TERSEDIA
MAHASISWA DIWAJIBKAN MENCARI JURNAL INTERVENSI YANG BERASAL DARI JURNAL
YANG MEMILIKI DOI DAN TERAKREDITAS MINIMAL 5 JURNAL
CANTUMKAN TABEL SUMMARY DARI JURNAL YANG TELAH DIDAPATKAN
MAHASISWA MELAKUKAN LITERATUR REVIEW MENGENAI INTERVENSI SESUAI DENGAN
KASUS YANG DIDAPATKAN
MEMBUAT PEMBAHASAN DAN ANALISA SESUAI TOPIK YANG TELAH DIBERIKAN
SUSUN MAKALAH SESUAI DENGAN SISTEMATIKA PENULISAN YANG TELAH DITENTUKAN
KUMPUL SESUAI WAKTU YANG TELAH DIJADWALKAN
LAPORAN PRESENTASI ASKEP DAN JURNAL STASE
KEPERAWATAN KRITIS
PADA KLIEN DENGAN PUNURUNAN KUALITAS TIDUR DENGAN METODE
PEMBERIAN FOOT MASSAGE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ABDUL
WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
LOGO ITKES
Oleh :
NAMA:
NIM:
SAMARINDA
20..
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRESENTASI ASKEP JURNAL STASE KEPERAWATAN KRITIS PADA KLIEN DENGAN
PUNURUNAN KUALITAS TIDUR DENGAN METODE PEMBERIAN FOOT MASSAGE DI RUANG
INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
Oleh :
……………………
Laporan ini telah disetujui oleh dosen koordinator dan dosen pembimbing Keperawatan
Gawat Darurat & Kritis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
MENYETUJUI :
NIK : NIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga dengan limpahan rahmad dan karunia-
nya penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan Presentasi Jurnal
Stase Keperawatan Kritis Pada Klien Dengan Punurunan Kualitas Tidur Dengan Metode
Pemberian Foot Massage Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rsud Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda”.
Laporan ini dibuat berdasarkan bermacam sumber buku – buku refrensi, media
elektronik, dan dari hasil pemikiran penyusun sendiri.
Selama penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan masukan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu berbagai penyusunan mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Kiki Hardiansyah Safitri M.Kep.,Sp.Kep.MB Selaku dosen koordinator dan
pembimbing keperawatan Gawat darurat dan kritis di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wiyata Husada Samarinda
2. Kepala Ruangan beserta staf keperawatan Ruang Intensive Care Unit RSUD.Abdul
Semoga makalah ini dapta bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan
acuan terhadap penyusunan laporan berikut berikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Gangguan tidur pasien kritis di ruang Intensive Care Unit dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan otot inspirasi pernafasan,
terganggunya sistem metabolisme , terganggunya regulasi sistem metabolisme,
terganggunya regulasi sistem syaraf pusat dan kondisi psikologis pasien yang berdampak
terhadap waktu perawatan berkepanjangan.
Foot Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan mudah di
berikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi, mengeluarkan sisa metabolisme,
meningkatkan rentang gerak sendi mengurangi rasa sakit, merelaksasikan otot dan
memberikan rasa nyaman pada pasien. Tujuan penelitian ini terindetifikasinya perbedaan
pengaruh skor kualitas tidur pada kelompok kontrol dan perlakuan. Penelitian quasi
eksperimental ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan masing-
masing kelompok dilakukan penilaian pretest dan postest. Jumlah sampel sebanyak 24
lebih tinggi daripada kelompok kontrol , sehingga disarankan foot massage dijadikan
evidence based di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer yang dapat
dijadikan intervensi mandiri keperawatan untuk membantu mengatasi gangguan tidur pasien
kritis.
D. TABEL SUMMARY
S., Karampourian, A., pada pasien penyakit jantung sampel menjadi dua
Moghimbaghi, A., & iskemik dirawat di CCU ”. Pada kelompok yaitu kelompok
Homayonfar, Sh. kelompok eksperimen, pijat kaki eksperimental dan
(2014). The effect of dilakukan 20 menit untuk setiap kelompok control. Alat ukur
foot massage on pasien di dua malam berturut-turut tidur menggunakan St
Bergbom, I., & pasien di ruang intervensi (n = 48), Bagian II memiliki desain
Lindahl, B. (2015). persepsi kecerahan siang hari (p = eksploratif dan deskriptif.
Reif, M., Diego, M., & menentukan efek dari terapi pijat dewasa (14 wanita) dengan
Lower back pain and nyeri punggung bawah. Terapi durasi minimal 6-bulan.
sleep disturbance are pijat Kelompok pijat menerima dua Pada hari pertama dan
reduced following sesi terapi pijat 30 menit per terakhir dari studi 5-
Journal Bodywork & oleh terapis pijat, yang digunakan dilakukan. Skala tidur
Movement Therapies, Biotone Spa Replen- ishing Light (Verran dan Snyder-
5 Kaur, J., Kaur, S., & Peneliti dilakukan untuk menilai Desain penelitian yang
critically ill patients. setiap subjek diamati dua kali penerapan protocol pada
Nursing and sehari (pagi dan sore). Pada 3 hari setiap hari di pagi hari dan
Negin, Mardani. D, Sebelum intervensi 2/12 ± 6/121 selama 30 menit kaki pijat
Pour. B Nastoor, 6/9 ± 8/126 0,02 Setelah intervensi refleksi pada kelompok
Paymard. A, Daraei. 9/10 ± 5/118 9 ± 6/122 0,04 P kontrol hanya massage.
of Medical Research ± 9/66 0,03 setelah intervensi 2/9 menit untuk setiap dua
& Health Sciences, ± 3/63 7 ± 7/66 0,04 P 0,66 0,42, kaki.
Areshtanab, dkk. bahwa pada akhir sesi ketiga dari dan bahan: 68 mengakui
2017. the effect of refleksologi, nilai rata-rata pasien yang menerima ECT
foot reflexology on kecemasan negara (s) pada yang acak ke kontrol (n =
C. TINJAUAN PUSTAKA
a. Foot massage
Massage
the rapy (MT)
adalah suatu teknik yang dapat meningkatkan pergerakan beberapa struktur dari kedua
otot dan jaringan subkutan, dengan menerapkan kekuatan mekanik ke jaringan. Pergerakan ini
dapat meningkatkan aliran getah bening dan aliran balik vena, mengurangi pembengkakan dan
memobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Dengan demikian, massage therapy dapat
digunakan untuk meningkatkan relaksasi otot untuk mengurangi rasa sakit, stres, dan
kecemasan yang membantu pasien meningkatkan kualitas tidur dan kecepatan pemulihan.
Selain itu, massage therapy dapat meningkatkan pergerakan pasien dan pemulihan setelah
operasi, yang memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Anderson &
Cutshall, 2007).
Massage tidak hanya mengurangi emosi, gugup, tapi juga mempertahankan
keseimbangan yang baik dari saraf vagus dan simpatik. Dari beberapa penelitian
menggambarkan bahwa foot massage adalah salah satu metode yang paling umum dari
terapi komplementer. Terapi pijat dan refleksi merupakan pendekatan terapi manual yang
digunakan untuk memfasilitasi penyembuhan kesehatan, dan dapat digunakan oleh perawat di
hampir setiap pelayan perawatan (Kaur,Kaur, & Bhardwaj, 2012). Mekanisme foot massage
yang dilakukan pada kaki bagian bawah selama 10 menit dimulai dari pemijatan pada kaki
yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan memberikan gosokan
pada permukaan punggung kaki, dimana gosokan yang berulang menimbulkan
peningkatan suhu diarea gosokan yang mengaktifkan sensor syaraf kaki sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening yang mempengaruhi aliran darah
meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar (Aditya, Sukarendra & Putu, 2013).
Foot massage mengaktifkan aktifitas parasimpatik kemudian memberikan sinyal
neurotransmiter ke otak, organ dalam tubuh, dan bioelektrik ke seluruh tubuh. Sinyal
yang di kirim ke otak akan mengalirkan gelombang alfa yang ada di dalam otak (Guyton,
2014). Impuls saraf yang dihasilkan saat melakukan foot massage diteruskan
menuju
hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). CRF
merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin
(POMC) sehingga medulla adrenal memproduksi endorfin. Endorfin yang disekresikan ke
dalam peredaran darah dapat mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Ganong, 2008).
Kaur, Kaur, dan Bhardwaj (2012) menyatakan bahwa foot massage yang dilakukan
selama 5 menit pada pasien sakit kritis dapat memberikan efek meningkatkan relaksasi
karena adanya perubahan pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, denyut
nadi, kelelahan, dan suasana hati setelah intervensi tersebut dilakukan. Pada tindakan
Foot Massage adalah manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas untuk memberikan dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot
dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2011). Menurut Puthusseril (2006), foot
diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada kaki, selain
merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan pasif untuk sendinya, serta
melalui intervensi ini perawat dapat memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan bagi
pasien (Puthuseril, 2006; Prapti, Petpichetchian & Chongcharoen, 2012).
Tindakan foot massage memiliki pertimbangan biaya rendah, kemungkinan komplikasi
yang sedikit dan prosedur yang mudah sehingga foot massage dianjurkan untuk
perbaikan kualitas tidur (Oshvandi, Abdi1, Karampourian, Moghimbaghi & Homayonfar,
2014). Upaya memperbaiki kualitas tidur dengan menggunakan Foot Massage di ruang
ICU dimana secara kultur budaya massage dapat diterima, dan foot massage aman
diberikan pada pasien di ruang ICU, selain tidak perlu merubah posisi pasien, massage ini
dapat memberikan rasa aman karena kehadiran perawat yang kontak langsung skin to
skin terhadap pasien, sehingga hal tersebut melandasi penulis untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh foot massage terhadap kualitas tidur pada pasien di
ruang ICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
b. GANGGUAN KUALITAS TIDUR
Tidur merupakan salah satu kebutuhann dasar manusia dimana kepentingannya sama
dengan kebutuhan dasar lainnya. Tidur yang berkualitas baik dapat meningkatka
energi yang akan dipergunakan setelah periode istirahat. Kualitas tidur sangatlah penting
karena gangguan tidur yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang bisa
menurunkan kesehatan umum dan fungsional sehingga mempengaruhi kualitas hidup. (Ni
Made et.al 2017).
Menurut National Hearth, Lung and Blood Institute (2011), tidur memberikan
istirahat
yang dibutuhkan oleh jantung dan sistem vaskuler. Selama tidur non-REM, detak jantung
dan tekanan darah semakin lambat begitu juga ketika masuk kedalam kondisi tidur lebih
dalam.
Gangguan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami gangguan tidur dan
waktu tidur yang berubah yang akan menyebabkan terjadinya perasaan tidak nyaman dan
mengganggu aktivitas sehari-hari, suatu kondisi bilamana tidak diobati, pada umumnya
akan menyebabkan tidur terganggu. Terjadinya gangguan tidur ini dapat menyebabkan
Foot Massage adalah manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas untuk memberikan dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot
intervensi tersebut dilakukan. Pada tindakan foot massage berarti sentuhannya dapat
merangsang oksitosin yang merupakan neurotransmiter di otak yang berhubungan
dengan perilaku seseorang, dengan kata lain sentuhan merangsang produksi hormone
yang menyebabkan perasaan aman dan menurunkan stres serta kecemasan (Mac
Donald, 2010 & Zak, 2012).
Untuk kondisi pasien di ruang ICU intervensi foot massage menjadi pilihan karena
kaki mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada kaki,
selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan pasif untuk sendinya,
serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan
Foot
Memiliki
Massage
serabut saraf
penglihatan
Memberi
rangsangan Sel fotoreseptor
bioelektrik
stimulus hipotalamus
Mengirim sinyal
mengenai status
cahaya
Merangsang
hormone Hormone Hormone melatonin Yang merespon
endorfrin serotonin (produksi pada malam cahaya dan
(produksi hari pukul 2 – 4 subuh sinyal
pada siang )
Memiliki efek hari)
mengurangi rasa
sakit, memicu
perasaan
tenang Penghantar saraf Memperlanca Membant Mengontrol
munculnya r u ritme
perasaan nyaman dan aliran melindungi otak biologis
optimis, relaksasi, darah dari kerusakan (
Memblokir bugar. pada pasien stroke)
Jika mengalami Respon
reseptor opioid stress jumlah fisiologis
yang terdapat pada endorphin
sel saraf meningkat dan hasil
euforida membantu Timbul rasa
mengatasi stress nganatuk dan
Terganggunya perubahan suhu
penghantaran tubuh
sinyal rasa sakit
BAB IV
1. Pengertian
Pijat (massage) adalah memanipulasi jaringan tubuh lunak (otot, jaringan ikat,
pembuluh limfatik), baik secara manual atau dengan alat bantu seperti rol atau batu.
Berbagai jenis pijat dari Swedia yaitu "relaksasi" yang merupakan pijat untuk memiijat
jaringan yang mendalam "shiatsu". masing-masing dapat diterapkan ke berbagai
bagian tubuh, termasuk kaki, punggung, bahu, dan wajah. Di antara banyak tujuan
pijat (fisik, terapi, psikologis) memiliki potensi untuk meningkatkan tidur dengan
mengurangi gairah somatik dan atau gairah kognitif, mirip dengan metode relaksasi
Ulasan sebelumnya (Sateia & Buysse, 2010).
menggunakan ventilator
b. Kontraindikasi
1) Fraktur
2) Luka bakar
3) Perdarahan
4) Gumpalan darah
5) Luka terbuka atau lesi
6) Sistemik infeksi
7) Penyakit menular
8) Osteoporosis
9) Kanker atau tumor
3. Waktu yang tepat diberikan foot massage
Waktu menjelang sebelum pasien tidur siang pada jam 12.00 WIB dan sebelum pasien
tidur malam jam 19.00-21.00 WIB selama 10 menit pada masing-masing kaki.
4. Tujuan
Menurut Bambang Trisnowiyanto (2012), tujuan dilakukan pemijatan adalah:
a. Melancarkan peredaran darah terutama peredaran darah vena (pembuluh balik)
dan peredaran getah bening (air limfe).
b. Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran di dalam sel-sel otot yang
telah mengeras yang disebut miogelosis (asam susu).
c. Menyempurnakan pertukaran gas-gas dan zat-zat di dalam jaringan atau
memperbaiki proses metabolisme.
5. Prosedur
fleksibilitas.
5. Tahan kaki di area yang lebih luas bagian atas dengan
menggunakan seluruh jari (ibu jari di telapak kaki dan empat
jari di punggung kaki) dari kedua belah bagian kemudian kaki
digerakkan ke sisi depan dan kebelakang tiga kali selama 15
detik.
Journal,
8(3).
MacDonald, K. (2010) The peptide that binds: A systematic review of oxytocin and