Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
Di Susun Oleh :
2022
1
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
ANALISA JURNAL
I. PENDAHULUAN
A. Metode Pencarian Literatur
1. Database yang digunakan : http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/
article/view/752
2. Kata kunci pencarian literatur : ICU, konstipasi, massage
abdominal, gastrointestinal
3. Jumlah literature yang didapat : 420
4. Proses seleksi literatur : berdasarkan tahun, literatur yang paling
lengkap, dan memenuhi keinginan penelaah
B. Abstrak
Konstipasi adalah satu masalah yang sering terjadi pada pasien kritis
yang dirawat di Ruang ICU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
massage abdominal digunakan sebagai terapi komplementer untuk
mencegah konstipasi dan mempermudah serta memperlancar pengeluaran
feses.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling, yaitu sampel harus
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti.
Jumlah sampel yaitu 36 pasien yaitu pada kelompok intervensi (n=18) dan
kelompok kontrol (n=18). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
skor pola defekasi pada kelompok intervensi (1,33), lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,67). Hasil uji statistik
menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney didapatkan hasil p-value
0,025 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh massage
abdominal terhadap pola defekasi pada pasien yang dirawat di Ruang ICU
RS Panti Rapih Yogyakarta. Terapi komplementer dengan teknik massage
abdominal dapat menjadi salah satu metode untuk mengatasi masalah
konstipasi pada pasien yang dirawat di ICU.
2
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
II. DESKRIPSI JURNAL
A. Deskripsi Umum
1. Judul : MASSAGE ABDOMINAL SEBAGAI TERAPI
KOMPLEMENTER UNTUK MENJAGA KETERATURAN POLA
ELIMINASI DEFEKASI PADA PASIEN DI RUANG ICU
2. Penulis : Noferiana Widiyawati , Fransisca anjar Rina Setyani,
Emmelia Ratnawati
3. Publikasi : STIKes Panti Rapih Yogyakarta
4. Penelaah : Umi Naviatun Maesaroh
5. Tanggal telaah : 24 Agustus 2022
B. Deskripsi Konten/Isi
1. Masalah
Konstipasi adalah salah satu masalah yang sering dialami pasien
kritis yang sedang diruang ICU, hal ini sesuai dengan penelitian
Estri, dkk (2016). Menurut Estri, dkk (2016) kejadian konstipasi di
ICU RS Panti Rapih terjadi setelah 3-4 hari perawatan dan setelah
pemasangan alat bantu pernafasan ventilasi mekanik dan banyak
terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Konstipasi adalah defekasi
jarang atau defekasi dua kali per minggu dan kesulitan mengeluarkan
feses (Lemone, et.al., 2016; Priscilla, dkk; Smeltzer, 2013).
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
massage abdominal terhadap pola defekasi pasien yang dirawat di
Ruang ICU RS Panti Rapih Yogyakarta.
3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini rata-rata skor pola defekasi pada kelompok
intervensi yaitu sebesar 1,33 lebih tinggi dibandingkan dengan pola
defekasi pada kelompok kontrol, yaitu sebesar 0,67. Hasil analisis
data perbedaan skor pola defekasi pada kelompok kontrol dan
3
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
III. PENUTUP
Saran
a. Perawat diharapkan mampu melakukan tindakan massage abdominal
secara konsisten dan teratur selama tidak ada kontraindikasi.
b. Rumah Sakit memberikan sarana dan fasilitas untuk
mengimplementasikan terapi komplementer massage abdominal untuk
menjaga keteraturan pola eliminasi defekasi pasien di Ruang ICU.
4
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
ANALISA JURNAL
I. PENDAHULUAN
A. Metode Pencarian Literatur
1. Database yang digunakan :
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/470
2. Kata kunci pencarian literatur : Pompa Jarum Suntik Norepinefrin;
Dosis; Kadar Gula Darah Acak; Endokrin
3. Jumlah literature yang didapat : 364
4. Proses seleksi literatur : berdasarkan tahun, literature yang paling
lengkap dan memenuhi keinginan penelah
B. Abstrak
Ketidakwaspadaan terhadap kontrol gula pasien yang mendapatkan
norepinefrin mengakibatkan perpanjangan masa rawat inap dan kondisi.
Rancangan penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ICU RSUD
Mardi waluyo Kota Blitar yang diberikan syringe pump norepinephrine
pada 29 Oktober – 22 November 2018. Jumlah sampel penelitian
sebanyak 30 orang dengan menggunakan tehnik pengam- bilan sampel
accidental sampling. Analisa data menggunakan Spearman’s rho. Hasil
penelitian menunjukan ada hubungan yang lemah antara pemberian
syringe pump norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada pasien
di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dengan p value = 0,034
dan rs = 0,389. Norepinephrine dapat meningkatkan tekanan darah pada
pasien kritis yang mengalami hipotensi, akan tetapi berakibat
meningkatkan kadar gula darah acak, sehingga diharapkan adanya
pemantauan kadar gula darah acak pada pasien kritis serta adanya
monitoring penggunaan cairan diluent nor- mal saline 0,9% dan dextrose
5% yang harus disesuaikan dengan kondisi dari pasien yang
mendapatkan norepinephrine.
5
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
II. DESKRIPSI JURNAL
A. Deskripsi Umum
1. Judul : Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinefrin dengan
Kadar Gula Darah Acak pada Pasien di Ruang ICU RSUD Mardi
Waluyo Kota Blitar
2. Penulis : Yuda Dwi Prasetya, Sandi Alfa Wiga Arsa
3. Publikasi : Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar,
Indonesia
4. Penelaah : Umi Naviatun Maesaroh
5. Tanggal telaah : 24 Agustus 2022
B. Deskripsi Konten/Isi
1. Masalah
Pasien dengan kegagalan sirkulasi merupakan suatu keadaan yang
mengancam nyawa (Arifah, 2009). Kegagalan sirkulasi
menyebabkan hipotensi pada pasien yang harus segera ditangani baik
meng- gunakan cairan resusitasi maupun obat-obatan untuk
meningkatkan tekanan darah. Salah satu obat yang digunakan untuk
meningkatkan tekanan darah adalah norepinephrine (Beetz & Hein,
2009).
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan pemberian
syringe pump norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada
pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
3. Hasil Penelitian
Dari hasil analisa data yang dilakukan dengan SPSS dan uji
statistik menggunakan uji Spearman’s rho didapatkan nilai Sig.(2-
tailed) sebesar 0,034. Hasil uji statistik menunjukkan 0,05 maka
ada hubungan yang signifikan pemberian syringe pump
6
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil uji statistik pada penelitian ini,
maka peneliti dapat menyim- pulkan bahwa untuk mencapai tekanan
darah yang diinginkan, dosis rendah dari syringe pump norepi-
nephrine adalah yang paling banyak digunakan, terdapat peningkatan
kadar gula darah acak pada pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo
Kota Blitar, dan ada hubungan pemberian syringe pump
norepinephrine dengan dosis 0,05 – 2 mcg/kgBB/ menit
B. Saran
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam
penelitian selanjutnya untuk mengukur kadar hormon norepinephrine
pada pasien. Dan hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai dasar
usulan kepada komite di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk
menetapkan kebijakan dan standar operasional prosedur terkait
penggunaan norepinephrine serta cairan diluent norepinephrine yang
disesuaikan dengan kondisi pasien akhirnya akan meningkatkan
kualitas pelayanan pasien serta menurunkan lama masa perawatan
7
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
8
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
1-3
STIKes Panti Rapih Yogyakarta
ABSTRAK
Konstipasi adalah satu masalah yang sering terjadi pada pasien kritis yang dirawat di
Ruang ICU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massage abdominal digunakan
sebagai terapi komplementer untuk mencegah konstipasi dan mempermudah serta
memperlancar pengeluaran feses. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh massage abdominal terhadap pola defekasi pasien yang
dirawat di Ruang ICU RS Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian quasi eksperimental post test only non equivalent control group.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling, yaitu sampel harus memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Jumlah sampel yaitu
36 pasien yaitu pada kelompok intervensi (n=18) dan kelompok kontrol (n=18).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pola defekasi pada kelompok
intervensi (1,33), lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,67). Hasil
uji statistik menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney didapatkan hasil p-
value 0,025 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh massage
abdominal terhadap pola defekasi pada pasien yang dirawat di Ruang ICU RS Panti
Rapih Yogyakarta. Terapi komplementer dengan teknik massage abdominal dapat
menjadi salah satu metode untuk mengatasi masalah konstipasi pada pasien yang
dirawat di ICU.
Kata kunci : ICU, konstipasi, massage abdominal
ABSTRAK
Constipation is a problem that often occurs in critically ill patients admitted to the
ICU. The results showed that abdominal massage was used as a complementary
therapy to prevent constipation and facilitate and expedite expenditure. The
purpose of this study was to determine the effect of abdominal massage on the
pattern of defecation of patients treated in the ICU room at Panti Rapih Hospital,
Yogyakarta. This study uses a post-test only non-equivalent control group quasi-
experimental research design. The sampling technique used purposive sampling,
namely the sample must meet the inclusion and exclusion criteria that have been
9
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
10
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
11
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
12
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
13
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
sebelum masuk ICU meliputi usia yang sehingga melemahkan aktivitas fisik yang
tua, kompleksitas penyakit, kondisi dapat menurunkan tonusitas otot, yang
hemodinamik pasien yang tidak stabil, diperlukan untuk mengeluarkan feses dari
mobilisasi pasif yang lama dan lain dalam rectum, hal ini dapat menurunkan
sebagainya. Menurut Ikaristi, dkk. (2014), fungsi otot abdominal yang menyebabkan
pasien yang dirawat di ruang ICU konstipasi.
mengalami pembatasan aktivitas (bedrest)
karena penurunan kondisi kesehatan,
14
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
Uji normalitas data skor pola eliminasi data tersebut berdistribusi tidak normal,
defekasi kelompok kontrol dan kelompok sehingga untuk mengetahui pengaruh
intervensi menggunakan Shapiro-Wilk, massage abdominal terhadap pola
karena sampel 36 responden. Hasil uji eliminasi defekasi menggunakan uji
normalitas data didapatkan p-value= analisisMann-Whitney.
0,000 dan 0,001 (p< 0,05), artinya bahwa
16
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
rata-rata pola defekasi pasien yang sedang terapia intensiva, 25(2), 73-
dirawat di Ruang ICU, hal tersebut 74.
membuktikan bahwa tindakan
komplementer berupa massage
abdominal efektif untuk mengatasi
masalah konstipasi pada pasien yang
sedang dirawat di ICU.
4. KESIMPULAN
a. Pola eliminasi defekasi pada
kelompok kontrol yaitu 30,6%
mengalami konstipasi, 5,6% berisiko
konstipasi dan 13,9% tidak
konstipasi.
b. Pola eliminasi defekasi pada
kelompok intervensi yaitu sebesar
8,3% mengalami konstipasi, 16,7%
berisiko konstipasi dan 25% tidak
konstipasi
c. Ada pengaruh massage abdominal
terhadap pola eliminasi defekasi pada
pasien yang dirawat di Ruang ICU RS
Panti Rapih Yogyakarta (p<0,05)
5. SARAN
a. Perawat diharapkan mampu
melakukan tindakan massage
abdominal secara konsisten dan
teratur selama tidak ada
kontraindikasi.
b. Rumah Sakit memberikan sarana dan
fasilitas untuk mengimplementasikan
terapi komplementer massage
abdominal untuk menjaga keteraturan
pola eliminasi defekasi pasien di
Ruang ICU.
6.UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dan terlibat dalam
penelitian ini, terutama STIKes Panti
Rapih Yogyakarta dan juga para
responden.
REFERENSI
Azevedo, R. P. D., & Machado, F. R. 2013.
Constipation in critically ill
patient: much more than
image. Revista Brasileira de
17
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
https://doi.org/10.5935/0103-
507X.20130014
Estri, A. K, Fatimah, S., & Prawesti, A.
2016. Perbandingan Abdominal
Massage dengan Teknik Swedish
Massage dan Teknik Efflurage
terhadap Kejadian Konstipasi pada
Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di ICU. JurnalKeperawatan
Padjajaran, 4 (3).
Hasmi, H., Waluyo, A., & Ohorella, U. B.
2020. The Beneficial Effects of
Abdominal Massage on Constipation
and Quality of Life: A Literatur
Review. Indonesian Contemporary
Nursing Journal, 4(2), 72-82.
https://doi.org/10.20956/icon.v4i2.919
3
Kahraman, B. B., & Ozdemir, L. 2015.
The impact of abdominal massage
administered to intubated and enterally
fed patients on the development of
ventilator-associated pneumonia: a
randomized controlled study.
International journal of nursing studies,
52(2), 519-524.
https://doi.org/10.1016/j.ijnur
stu.2014.11.001
Lamas, K., Lindholm, L., Stenlund, H.,
Engstrom, B., & Jacobsson, C. 2009.
Effects of abdominal massage in
management of constipation-a
randomized controlled trial.
International journal of nursing
studies, 46(6), 759-767.
https://doi.org/10.1016/j.ijnur
stu.2009.01.007
LeMone, P., Burke, K. M., &
Bauldoff, G. 2016. Buku ajar
keperawatn medikalbedah. Jakarta:
EGC.
Priscilla, L., Karen, B., Gerene, B. 2016.
Buku ajar: Keperawatan
medikal bedah. (Vol 2) (Ed 5). Jakarta:
EGC
18
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
https://doi.org/10.34035/j
k.v11i2.453
Theresia, S. I. M., Setyani, F. A. R., &
Estri, A. K. Pengaruh Massage
Abdominal dalam Upaya
Pencegahan Konstipasi pada
Pasien yang Menjalani Rawat
Inap Di Rumah Sakit Panti
Nugroho Yogyakarta. Jurnal Akper
Panti Rapih Yogyakarta.
http://stikespantirapih.ac.id/down
load/ MANUSKRIP%20B U
%20SIWI.pdf
https://doi.org/10.1016/
j.jbmt.2010.07. 007
Vincent, J.L, Preiser,J.C.2015. Getting
critical about constipation.
Journal Practical
Gastroenterology. Nutrition Issues
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
in Gastroenterology,
Series 144,
14-25.
https://med.virginia.edu/ginut
rition/wp-content/uploads/site
s/199/2014/06/Parrish-August -
15.pdf
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
JNK
JURNAL NERS DAN
KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/
index.php/jnk
Sejarah Artikel:
Diterima,
16/08/2019
Disetujui,
12/09/2019
Dipublikasi,
02/12/2019
Kata Kunci:
Syringe Pump
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Volume 12 No 2, Hal 142-148, Juli 2021
Universitas Kusuma Husada Surakarta ISSN : 2087 – 5002 | E-ISSN : 2549 – 371X
283
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 284
Correspondence Address:
DOI: 10.26699/jnk.V6i3.ART.p283-291
HASIL PENELITIAN
Data Umum
Usia Variabel(f)%
26 – 35 tahun 1 3,33
36 – 45 tahun 2 6,67
46 – 55 tahun 13 43,33
56 – 65 tahun 15 50
>65 tahun 4 13,33
Jenis Kelamin
Laki -laki 17 56,67
Perempuan 13 43,33
Diagnosa medis
Septic Shock 10 33,33
Cardiogenic Shock 13 43,33
Hipovolemic Shock 1 3,33
Internal Bleeding 1 3,33
ICH 2 6,67
EVD 2 6,67
CVA Bleeding 1 3,33
Berat badan (Kg)
40 – 49 9 30
50 – 59 12 40
60 – 69 9 30
Riwayat Penyakit
Keluarga HT 1 3,33
CVA 1 3,33
TBC 1 3,33
Tidak ada 27 90
Pekerjaan
Swasta 16 53,33
PNS 3 10
Petani 6 20
Tidak bekerja 5 16,67
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 288
Tabel 1 menunjukkan prosentase data umum Tabel 2 menunjukkan prosentase data khusus
dari pasien yang mendapatkan syringe pump pada pasien yang mendapatkan syringe pump
norepinephrine. Berdasarkan tabel 1 prosentase norepinephrine di ruang ICU RSUD Mardi
usia terbesar ada pada kisaran 56–65 tahun Waluyo Kota Blitar. Berdasarkan Tabel 2
sebesar 50% atau sebanyak 15 orang. Jenis prosentase terting- gi untuk dosis norepinephrine
kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 17 ada pada kisaran dosis rendah (0,05 – 0,5
orang dengan prosen- tase 56,67%. Cardiogenic mcg/kgBB/menit) sebesar
shock merupakan diagnosa medis dengan 46,67% atau sejumlah 14 pasien.
prosentase terbesar yaitu 43,33% atau sejumlah
13 orang. Prosentase berat badan terbesar ada
pada kisaran 50–59 kg yaitu sebesar 40% atau Tabel 3 Distribusi prosentase data khusus kadar gula
sejumlah 12 orang. Sedangkan pada data riwayat darah acak untuk mencapai tekanan darah
penyakit keluarga, prosentase terbesar sebesar sesuai target pada pasien di ruang ICU RSUD
90% atau sejumlah 27 orang tidak memiliki Mardi Waluyo Kota Blitar
riwayat penyakit keluarga. Serta 53,33%
pekerjaan pasien di bidang swasta, yaitu sejumlah
16 orang. Variabel (f) %
Kadar gula darah acak
Data Khusus Meningkat 21 70
Tetap 0 0
Tabel 2 Distribusi prosentase data khusus pemberian Menurun 9 30
syringe pump norepinephrine untuk mencapai
tekanan darah sesuai target pada pasien di
ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
Tabel 3 menunjukkan prosentase data khusus
kadar gula darah acak pada pasien yang menda-
Variabel(f)%
Dosis norepinephrine patkan syringe pump norepinephrine di ruang ICU
Tinggi 6 20 RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Berdasarkan
Medium 10 33,33 tabel 3 menunjukan bahwa sebanyak 21 pasien
Rendah 14 46,67 mengalami peningkatan kadar gula darah acak atau
sebesar 70%.
Tabel 4 Hasil analisa data dan uji statistik Spearman’s rho pemberian syringe pump norepinephrine dengan
kadar gula darah acak pada pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
Kadar Gula
DarahAcak
meningkat tetap menurun
(f) % (f) % (f) %
Dosis Tinggi 6 20 0 0 0 0
Norepinephrine Medium 7 23,33 0 0 3 10
Rendah 8 26,67 0 0 6 20
Spearman’s rho Sig. (2-tailed) = 0,034Correlation coefficient = 0,389
dosis rendah (0,05 – 0,5 mcg/kgBB/menit). Nilai ovaskuler yang relatif bagus pada rentang usia 46
prosentase yang tinggi pada norepinephrine dosis - 55 tahun. Pada kasus cardiogenic shock, nore-
rendah juga terdapat pada kelompok responden pinephrine menyebabkan peningkatan
usia 46 – 55 tahun, yaitu sebesar 23,33%. kontraktilitas jantung yang semula melemah.
Kelompok responden dengan diagnosa Sehingga tekanan darah dapat segera meningkat
cardiogenic shock juga mempunyai prosentase ketika norepinephrine mencapai target organ.
tertinggi dalam penggunaan norepinephrine dosis Namun perlu diperhatikan bahwa norepinephrine
rendah, yaitu sebesar 23,33%. Pada penelitian ini bukanlah pilihan utama dalam penanganan kasus
juga didapatkan sebanyak 26,67% pasien laki-laki cardiogenic shock. Nore- pinephrine merupakan
diberikan dosis norepinephrine sebesar 0,05 – 0,5 pilihan utama dalam pena- nganan kasus septic
mcg/KgBB/menit untuk mencapai nilai shock.
tekanan darah yang diharapkan. Pada kasus CVA bleeding ada kecenderungan
Tekanan darah dipengaruhi oleh faktor dari disertai dengan riwayat hipertensi. Sejalan
organ jantung, vaskuler dan volume dari darah. dengan Hafid, (2014), bahwa hipertensi
Pasien kritis dalam kondisi hipotensi memerlukan merupakan faktor utama penyebab stroke. Namun
penanganan segera untuk mengembalikan pada CVA bleeding yang diberikan
tekanan darah ke batas normal. Penggunaan norepinephrine dimungkinkan telah terjadi
norepinephrine adalah salah satu solusi dari perburukan kondisi akibat infeksi sekunder
permasalahan tersebut. Hal tersebut sejalan maupun sudah terjadi herniasi cerebral. Dengan
dengan Beetz et al., (2009) norepinephrine dosis rendah norepinephrine, kondisi hipotensi
merupakan salah satu obat yang digunakan untuk akan segera mencapai nilai tekanan darah yang
meningkatkan tekanan darah. Dan juga sejalan diharap- kan.
dengan (Silversides et al., 2014), norepinephrine Pemberian norepinephrine dengan dosis
meningkatkan kontraktilitas jantung yang pada rendah pada pasien laki-laki akan segera
akhirnya meningkatkan tekanan darah pada meningkatkan tekanan darah sampai dengan nilai
pasien. Kenaikan dari dosis norepinephrine yang diharapkan. Jenis kelamin berpengaruh
tergantung dari tekanan darah responden. terhadap elastisitas pembuluh darah. Kadar
Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dan hormon estrogen mem- punyai nilai yang tidak
resistensi dari pembuluh darah terhadap darah terlalu besar di dalam individu laki-laki. Padahal
(Han, Park, Shin, & Kim, 2016). Perubahan hormon estrogen berperan dalam menjaga
jumlah dosis yang digunakan dikarenakan elastisitas dinding vaskuler. Tekanan darah akan
sebagai langkah untuk meningkatkan tekanan meningkat saat elastisitas pembuluh darah mulai
darah sampai dengan nilai yang diinginkan. berkurang. Sejalan dengan Harahap et al., (2008),
Penelitian ini sejalan dengan Sumardi et al., bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin
(2015), pemberian norepinephrine intravena pada dengan tekanan darah diastol, tekanan darah
menit ke empat pada pasien terinduksi spinal diastol perempuan lebih rendah 3,4 mmHg
anastesi memiliki nilai rata – rata peningkatan dibandingkan dengan laki-laki.
sebesar 89,79% serta 85,23% pada menit ke
Berat badan berpengaruh pada tahanan
sembilan. Berdasarkan usia, penelitian ini sejalan
perifer vaskuler. Pada pasien dengan berat badan
dengan (Harahap et al., (2008), terdapat
yang berlebih mempunyai tahanan perifer yang
hubungan yang bermakna antara usia dengan
besar dikarenakan adanya penumpukan lemak
tekanan darah sistol dan diastol. Setiap
yang berubah menjadi plaque pada sistem
peningkatan umur 1 tahun akan meningkatkan
vaskuler. Semakin menyempitnya diameter
tekanan darah sistol sebanyak 0,493 mmHg dan
vaskuler maka akan semakin besar tekanan yang
diastol sebanyak 0,189 mmHg.
dibutuhkan oleh darah untuk mencapai target
Ada banyak faktor yang dapat organ. Dengan dosis rendah norepinephrine akan
mempengaruhi tercapainya tekanan darah target. membuat diameter vaskuler lebih kecil dari
Pada rentang usia 46 – 55 tahun individu masih sebelumnya sehingga tekan- an darah segera
memiliki fungsi myocardium yang bagus serta mencapai nilai yang diinginkan. Hal ini sejalan
lumen vaskuler yang relatif baik. Dengan adanya dengan Fitriani (2017), ada hubungan signifikan
induksi norepinephrine dalam darah maka akan antara IMT dengan peningkatan tekanan darah.
terjadi respon peningkatan kontraktilitas jantung. Dalam penelitiaanya Komeliani, (2012),
Hal ini sejalan dengan (Massicotte et al., 2017), menunjukan bahwa obesitas beresiko terkena
fungsi organ kardi hiper- tensi 4,02 kali dibandingkan orang yang
tidak obesitas.
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 291
cardiogenic shock adalah untuk mengembalikan terlepas dalam pembuluh darah langsung terserap
tekanan darah pada batas normal, bukan untuk pada target organ dan segera di metabolisme.
menjaga kestabilan glukosa pada darah. Seba- gai konsekuensi kadar gula darah tidak
Pada kondisi yang diindikasikan harus terlalu melonjak tinggi. Peningkatan dosis juga
menggu- nakan norepinephrine, faktor cairan yang memaksa pelepasan glukosa dalam darah lebih
digunakan untuk pengenceran norepinephrine banyak dari- pada sebelumnya. Namun
harus diperha- tikan. Penggunaan normal saline dimungkinkan pengoplos- an norepineprine
0,9% dapat ber- peran dalam penurunan kadar dengan menggunakan cairan nomal saline 0,9%
glukosa darah. Na- mun sebaliknya, dengan maka akan terjadi respon peng- eceran dari
menggunakan dextrose 5% dapat meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam vaskuler. Serta
kadar gula darah. Dengan tidak mengesampingkan perlu diperhatikan bahwa pasien kritis berat
resiko kejadian phlebitis, pemi- lihan jenis cairan mempunyai respon yang berbeda, ketika terpapar
pengencer yang tepat dapat men- jaga kestabilan norephineprine dalam jumlah dosis apapun maka
gula darah pasien. tubuh sudah tidak berespon sesuai dengan teori.
Pekerjaan menentukan tingkat hormon stress Kegagalan multi organ diduga yang
yang dimiliki oleh pasien. Pada penelitian ini, menyebabkan hal tersebut.
pasien yang bekerja di bidang swasta memiliki Pada pasien yang diberikan norepinephrine
kecen- derungan peningkatan kadar gula darah dengan resistensi insulin serta pasien dengan
dengan dosis rendah norepinephrine. Namun gang- guan metabolisme glukosa, membutuhkan
dalam kondisi sakit kritis, perubahan tingkat kewaspa- daan yang lebih daripada pasien kritis
hormon stress pada pasien patut dipertanyakan lainnya. Ketika glukosa dalam darah sulit untuk
dan perlu pengkajian lebih lanjut. Oleh karena itu masuk ke dalam sel, norepinephrine menstimulasi
faktor pekerjaan perlu diteliti lebih lanjut. proses lipolisis dan pembentukan glukosa baru
yang pada akhirnya menumpuk di dalam darah.
Hubungan pemberian syringe pump Akumulasi yang berlebih ini akan semakin
norepi- nephrine dengan kadar gula meningkatkan kadar gula darah pasien.
darah acak pada pasien di ruang ICU Tingkat hubungan antar variabel yang rendah
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dapat diakibatkan oleh kondisi pembatasan intake
Pada Tabel 4 menunjukan hasil analisa data glukosa peroral akibat gangguan pada sistem
yang dilakukan dengan SPSS dan uji statistik gastrointestinal. Ketika intake peroral tidak
menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil uji adekuat, maka proses pembentukan dan
statistik menunjukkan menunjukan bahwa tingkat pemecahan glukosa dalam jaringan akan
hubungan antar variabel rendah serta arah dilakukan. Namun dalam kondisi sakit kritis,
hubungan adalah positif. Hal tersebut bermakna kemampuan organ dalam menja- lankan fungsinya
ada hubungan yang signifikan pemberian syringe akan menurun. Penggunaan IVFD sebagai total
pump norepinephrine dengan kadar gula darah parenteral nutrition dapat membantu sebagian.
acak pada pasien di ruang ICU RSUD Mardi Kemungkinan terjadinya penurunan kadar glukosa
Waluyo Kota Blitar. Serta bila terjadi peningkatan secara signifikan tetap terjadi. Meskipun
pada variabel pemberian syringe pump menggunakan noerepinephrine namun belum
norepinephrine maka akan diikuti peningkatan tentu kadar gula darah meningkat secara
pada variabel kadar gula darah acak. signifikan bila menilik kondisi tersebut.
Telah dijelaskan bahwa Winta et al., (2018)
menyatakan ada hubungan antara peningkatan KETERBATASAN PENELITIAN
stress dengan kadar gula darah, hasil penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai
ini sejalan dengan Marangou et al., (1988), ada prosedur penelitian yang ilmiah, namun demikian
hu- bungan antara penurunan toleransi glukosa masih memiliki keterbatasan penelitian. Estimasi
dan sensitifitas insulin dengan infus jumlah responden berbeda dengan jumlah
norepinephrine. Namun tingkat hubungan antar responden pada bulan sebelumnya. Sehingga
variabel sedang. Pada variabel peningkatan penelitian memerlukan waktu yang lebih panjang
lipolisis menunjukan tingkat hubungan yang daripada perkiraan awal. Serta responden
tinggi. merupakan pasien dengan kondisi sakit kritis,
Norepinephrine mempunyai respon cepat, dan kegagalan multi organ dapat mempe- ngaruhi
langsung berefek meningkatkan kontraktilitas hasil pengukuran kadar gula darah.
jan- tung dan jaringan otot. Glukosa yang
terbentuk dan
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 294
SARAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi landasan dalam penelitian selanjutnya
untuk mengukur kadar hormon norepinephrine
pada pasien. Dan hasil penelitian ini diharapkan
bisa sebagai dasar usulan kepada komite di
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar untuk
menetapkan kebijakan dan standar operasional
prosedur terkait penggunaan norepinephrine serta
cairan diluent norepinephrine yang disesuaikan
dengan kondisi pasien akhirnya akan
meningkatkan kualitas pelayanan pasien serta
menurunkan lama masa perawatan pasien di
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar khususnya di
unit perawatan kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Azimi-Nezhad, M., Ghayour-Mobarhan, M., Parizadeh,
0993-7
Modified mnemonic for surgical patient. Indian Journal of Critical Care Medicine, 21(10), 713–
714. https://doi.org/10.4103/ijccm.IJCCM_289_17
Nurmawati, T. (2018). Efektifitas pendidikan kesehatan dengan metode ekspositori tentang meal
planning terhadap pola makan pasien dm tipe 2. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners
and Midwifery), 5(3), 257–262. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3. art.p257-262
Rudi, A., & Kwureh, H. N. (2017). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa pada
Pengguna Layanan Laboratorium. Wawasan Kesehatan, 3(2), 33–39.
Silversides, J. A., Pinto, R., Kuint, R., Wald, R., Hladunewich, M. A., Lapinsky, S. E., & Adhikari, N.
K. (2014). Fluid balance, intradialytic hypotension, and outcomes in critically ill patients
undergoing renal replacement therapy: a cohort study. Critical Care, 18(6), 624.
https://doi.org/10.1186/s13054-014- 0624-8
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 298
Siskawati Suparmin. (2010). Beda kadar glukosa darah pada pria perokok dan bukan perokok
tembakau usia 20-60 tahun di Salemba tahun 2009-2010. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta.
Sumardi, F. S., Nawawi, A. M., & Maskoen, T. T. (2015). Perbandingan Efek Pemberian Norepinefrin
Bolus Intravena dengan Norepinefrin Infus Kontinu dalam Tatalaksana Hipotensi, Laju Nadi,
dan Nilai APGAR pada Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif,
3(1), 14–23. https://doi.org/10.15851/jap.v3n1.375
Winta, A. E., Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2018). Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekanan
Darah pada Lansia Penderita Diabetes Tipe 2 ( The Correlation Of Blood Glucose Level and
Blood Pressure of Elderly With Type 2 Diabetes ). Jurnal Ners Dan Kebidanan, 5(2), 163–171.
https://doi.org/ 10.26699/jnk.v5i2.ART.p163
Yasmine, G. (2016). Association of Glucose Variability in the First 72 Hours of ICU Care with ICU
Mortality in Critically-III Patients. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 3.