Anda di halaman 1dari 5

Analisis Jurnal Komunikasi Multidisiplin dan Handover

Komunikasi Keperawatan

Disusun Oleh :

Nama : Umi Naviatun Maesaroh


Nim : S19050
Kelas : S19A

Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
2019/2020
ANALISIS JURNAL MULTIDISIPLIN

1. Judul jurnal

PROGRAM PERAWATAN MULTIDISIPLIN DAN TERINTEGRASI UNTUK MENINGKATKAN


KUALITAS PERAWATAN PASIEN DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE

2. Kata kunci

Integrasi, Multidisiplin, Penyakit ginjal kronis, Perawatan

3. Penulis jurnal

Ratna W. Rosyida, M.G.A Putra, Sa’bani N. A, Ruly A. S

4. Latar belakang masalah

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan
tingkat prevalensi dan insidensi yang terus meningkat, Diabetes dan hipertensi menjadi
penyebab utama CKD di semua negara yang berpenghasilan tinggi, menengah, maupun
rendah. Insiden, prevalensi, dan perkembangan CKD juga bervariasi di berbagai negara
(Webster dkk., 2017). Menurut WHO, 864.226 kematian (1%- 5%) di seluruh dunia disebabkan
oleh CKD pada tahun 2012. Selain itu CKD menduduki peringkat keempat belas dalam daftar
penyebab utama kematian dimana CKD menyumbang 12.2 kematian per 100.000 orang.
Proyeksi angka kematian dari CKD akan terus meningkat hingga mencapai 14 per 100.000
orang pada tahun 2030. (World Health Organization,2015).

5. Tujuan penelitian

Untuk mencari berbagai bukti terkait manfaat perawatan multidisiplin dan terintegrasi
terhadap kualitas perawatan pada pasien pada pasien CKD.

6. Metode penelitian

Desain studi ini adalah literature review dengan prosedur tahapan studi pustaka untuk
praktisi. Pertanyaan studi dirumuskan untuk mengetahui pengaruh perawatan multidisiplin
terhadap outcome pada pasien CKD. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah artikel yang
dipublikasi dalam rentang 2008-2018, tertulis dalam bahasa inggris, tersedia dan dapat
diakses keseluruhan artikel, merupakan original research dengan berbagai desain penelitian.
Artikel akan diekslusi apabila artikel tidak menggunakan bahasa inggris, tidak sesuai dengan
tujuan dan rumusan masalah. Fokus studi menitik beratkan pada perawatan multidisiplin dan
terintegrasi terhadap pasien usia dewasa hingga lansia yang disebabkan oleh Chronic Kidney
Disease. Pengkajian kualitas evidence untuk menentukan eligibilitas konten dilakukan critical
appraisal dengan menggunakan The Joanna Briggs Institute Critical Appraisal Tools (2016).

7. Hasil penelitian

Program perawatan multidisiplin memberikan banyak manfaat dalam meningkatkan


outcome kesehatan pada pasien dengan kidney disease. Jiamjariyapon dkk. (2017)
membuktikan bahwa perawatan multidisiplin terintegrasi dapat memperlambat progresivitas
CKD. Tim multidisplin klinik meliputi dokter spesialis, perawat, farmasi, ahli gizi, dan
fisioterapi, sedangkan multidisiplin komunitas melibatkan perawat komunitas, volunteer, dan
keluarga pasien. Namun hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dengan baik jika sistem
pelayanan kesehatan sudah terintegrasi dengan baik antara sistem pelayanan klinis dan
komunitas. Chen dkk. (2015)menyatakan bahwa pemberian intervensi dengan melibatkan
tim multidisiplin dapat menurunkan tingkat kejadian Renal Replacement Therapy pada pasien
dengan Advanced Chronic Kidney Disease sekaligus menurunkan biaya perawatan bagi pasien
melalui penurunan masa hospitalisasi, kebutuhan emergency, dan kebutuhan dialisis. Tim
multidisiplin pelayanan klinik meliputi spesialis nefrologi, perawat, ahli gizi, dan farmasi yang
bekerjasama memberikan perawatan untuk meningkatkan outcome kesehatan pasien.

8. Kesimpulan penelitian

Perawatan multidisiplin dan terintegrasi akan memperbaiki outcome pada pasien dengan
CKD. Tim multidisiplin yang dapat dilibatkan yaitu dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan
fisioterapi yang akan berintegrasi dengan tim di komunitas yang meliputi perawat komunitas,
volunteer, pekerja sosial, dan keluarga pasien. Manfaat yang diperoleh dengan perawatan
multidisiplin dan terintegrasi yaitu dapat memperlambat progresivitas CKD, menurunkan
RRT, cost effectiveness, menurunkan kadar HbA1c, menurunkan hospitalisasi, meningkatkan
kesiapan dialisis dan survival pasien, namun tidak memberikan manfaat besar terhadap
kontrol metabolik mineral pada pasien

ANALISIS JURNAL OVERHAND


1. Judul penelitian

HANDOVER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


DI RUMAH SAKIT

2. Kata kunci

Handover, Patient Safety, Perawat

3. Penulis jurnal

Cecep Triwibowo, Sulhah Yuliawati, Nur Amri Husna

4. Latar belakang masalah

Komunikasi terkait berbagai informasi tentang kondisi pasien merupakan komponen dasar pada
patientsafety. Transfer informasi pada handover merupakan hal yang penting untuk menjamin
efektivitas dan keamanan pada perawatan pasien.

5. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara handover dengan patientsafety

6. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode penelitian analitik korelatif
dengan pendekatan cross sectional, sampel yang digunakan adalah total sampling dengan seluruh
jumlah dari populasi yaitu 62 perawat, penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru Sidawangi Provinsi
Jawa Barat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Kuesionerdilakukan untuk mengetahui
gambaran perawat tentang pelaksanaan handover dengan patient safety. Kuesioner penelitian dalam
penyusunan dikembangkan sendiri oleh peneliti, dan merujuk pada kuesioner handover yang diambil dari
Elisabet (2012), sedangkan kuesioner patientsafetydiambildariAtisah(2012). Analisa data univariat dan
bivariat menggunakan program SPSS dan uji statistikyangdigunakanyaituChiSquare.

7. Hasil penelitian

Diiketahui bahwa pada pelaksanaan handover sebagian besar perawat yaitu 53,2 % melaksanakan operan
dengan baik dan tidak baik sebesar 46,8%. diketahui bahwa patient safety oleh perawat terhadap
pasien pada kategori baik dengan persentase 51.6% dan tidak baik sebesar 48,4%. diperoleh hasil bahwa,
P value didapatkan 0,04 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan handover dengan
Patient safety. Hal ini karena 0,040 lebih kecil dari 0,05 (P ≤ 0,05) dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya antara kedua keperawatan yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan nilai P value≤0,05(0,04)

8. Kesimpulan penelitian
Gambaran pelaksanaan handover oleh perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Sidawangi Provinsi
Jawa Barat termasuk kategori baik. Gambaran patient safety di Ruang Rawat inap Rumah Sakit Paru
Sidawangi Provinsi Jawa Barat yaitu termasuk dalam kategori baik. Hasil analisis menunjukkan terdapat
hubungan yang bermakna antara pelaksanaan handover dengan patient safety di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Paru Sidawangi Provinsi JawaBarat.Handover yangbaik berkontribusi terhadap peningkatan
patientsafety.

Anda mungkin juga menyukai