Anda di halaman 1dari 75

PROFIL TEKNIK DASAR PERMAINAN PETANQUE DI

KOMUNITAS PETANQUE TADULAKO

DESY RAHMADANI
A 421 18 286

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menda patkan Gelar Sarjan Pada Program Studi
pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
A PROFILE OF PENTAQUE BASIC TECHNIQUES OF
PETANQUE TADULAKO COMMUNITY

DESY RAHMADANI

SKRIPSI

Submitted as a partial fulfillment of the requirements for the degree of


Sarjana Pendidikan at Physical Education, Health and Recreation Study Program
Education Science Department
Teacher Training and Education Faculty
Tadulako University

PHYSICAL EDUCATION, HEALTH AND RECREATION STUDY PROGRAM


EDUCATION SCIENCE DEPARTMENT
TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2021
i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena berkat dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan

segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Penulis bersedia menerima kritikan dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dengan segala

kerendahan hati kepada kedua orang tua yang bernama ayahanda Taofan dan

Ibunda Asni dengan penuh kasih sayang sudah membesarkan, merawat, mendidik,

dan mendukung saya sepenuhnya selama menempuh sekolah mulai dari tingkat

sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, atas dukungan doa dan pengorbanan

mereka penulis bisa melewati semuanya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada bapak Marhadi, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing, kepada bapak Moh.

Ardin S.Pd, M.Pd selaku Sekertaris, dan kepada Bapak Andi Sultan Brilin S.Pd,

M.Pd selaku pembahas utama dan Seluruh Panitia Seminar Skripsi yang telah

memberikan waktunya untuk hadir dalam menguji penulis utama berkenan

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Untuk memenuhi kualifikasi karya ilmiah yang diharapkan

saran untuk penyempurnaan lebih lanjut dari berbagai pihak sangat diharapkan.

iii
Untuk itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ungkapan terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Mahfuds MP, sebagai Rektor Universitas Tadulako atas

kesempatan yang diberikan untuk dapat mengikuti pendidikan di

Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd, M.Si, sebagai Dekan FKIP Universitas

Tadulako atas layanan yang diberikan dalam mendukung terselesaikannya

skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Nurhayadi, M.Si, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, sebagai Wakil Dekan

Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako.

5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum, sebagai Wakil Dekan Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr.Nurhayati, S.Ag, M.PdI, sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Bapak Dr. Didik Purwanto, M,Pd, sebagai koordinator Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako.

8. Bapak/Ibu Segenap dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Keseahatan

dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako.

iv
9. Bapak/Ibu Staf dan pegawai di lingkungan FKIP Universitas Tadulako,

terima kasih atas segala bantuannya dan penyelesaian studi penulis.

10. Seluruh pengurus komunitas Petanque Tadulako Sulawesi Tengah, Ketua

Umum Fartega S.Pd ,AIFO-FIT, telah memberikan kesempatan dalam

melaksanakan penelitian.

11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi 2018 kelas D dan keluarga besar Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi yang selama ini selalu membantu saya baik suka maupun duka

dan selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Terkhusus untuk teman seperjuangan Nika Trianti S.Pd, Susan Elisabeth

Pokay, Risna Surahman, yang selalu memberikan motivasi dan selalu ada

dalam suka maupun duka.

Akhir kata penulis memanjatkan do’a yang tulus atas segala

dukungan, bantuan dan perhatian bapak, ibu, sahabat dan saudara-saudara

yang telah memberikan segalanya selama penulis mengikuti pendidikan

sampai pada tahap penyelesai studi. Dengan segenap kerendahan hati

berharap agar kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Aamiin!

Palu, Oktober 2021

Penulis

v
ABSTRAK

DESY RAHMADANI, 2021. “Profil Teknik Dasar Permainan Petanque di


komunitas Petanque Tadulako”. SKRIPSI. Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing Marhadi S.Si.,M.Pd.

Olahraga Petanque adalah suatu bentuk permainan boules yang tujuannya


melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang disebut
cochonnet/jack/boka dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Permainan ini biasa
dimainkan di tanah keras, tapi juga dapat dimainkan di rerumputan, pasir atau
permukaan tanah lain. Tetapi dalam kejuaraan nasional ataupun internasional
menggunakan lapangan tanah keras. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,
bagaimana teknik dasar permainan petanque di komunitas petanque tadulako. Dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik dasar permainan
petanque di komunitas petanque tadulako. Dengan Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah atlet komunitas petanque tadulako dengan jumlah sampel 18
orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterampilan dasar
permainan petanque di Komunitas petanque tadulako terdapat 0% Atlet memiliki
keterampilan dasar permainan petanque dalam kategori Sangat rendah dengan
Persentase 0, selanjutnya ada 5 atlet (27,77%) dalam kategori Rendah dengan
persentase skor antara 6-13, berikutnya ada 10 atlet (55,55%) dalam kategori
Sedang dengan Persentase skor antara 17-25, dan ada 2 atlet (11,11%) dalam
kategori Tinggi dengan Persentase skor antara 27-32, selebihnya ada 1 atlet (5,55%)
dalam kategori Sangat Tinggi dengan Persentase skor antara 52.

Kata kunci: Keterampilan dan Komunitas Petanque Tadulako

vi
ABSTRACT

Desy Rahmadani. 2021. A Profile of Pentaque Basic Techniques of Petanque


Tadulako Community. Skripsi. Physical Education, Health, and Recreation Study
Program. Education Science Department, Teacher and Training Education Faculty,
Tadulako University. Under the supervision of Marhadi.

Petanque sport is a form of boules game in which the goal is to throw an iron ball
as close as possible to a wooden ball called a cochonnet/jack/Bokaa, and the feet
must be in a small circle. This game is usually played on hard ground, but can also
be on grass, sand, or other types of ground surfaces. But in national or international
championships using the hard ground. The formulation of the problem in this
research is "What are the Petanque basic techniques played by Tadulako petanque
community? The research purpose is to know the basic techniques of Petanque
games played among the Tadulako petanque community. The research population
was Tadulako petanque community athletes with a sample of 18 people. The
research results showed that the level of petanque basic skills of Tadulako petanque
community is 0% of basic skills in the Very Low category with the percentage score
zero (0), five athletes (27.77%) in the Low category with a percentage score
between 6- 13; 10 athletes (55.55%) in the Average category with a score between
17-25; 2 athletes (11.11%) in the High category with a score between 27-32; and
one athlete (5 .55%) in the Very High category with a score of 52.

Keywords: Tadulako Petanque community, skill

vii
DAFTAR ISI

JUDUL

PERSETUJUAN BIMBINGAN i

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 6

1.3. Tujuan Penelitian 6

1.4. Manfaat Penelitian 6

1.5. Batasan Istilah 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian Yang Relevan 8

2.2. Tinjauan Pustaka 11

viii
1. Hakekat Olahraga Petanque 11

2. Sejarah Olahraga Petanque 12

3. Olahraga petanque Di Indonesia 14

4. Profil Komunitas Petanque Tadulako 16

5. Peralatan Olahraga Petanque 17

6. Jenis dan Nomor Pertandingan 19

7. Teknik dasar memegang Bosi dan Posisi kaki 20

8. Cara Bermain Petanque 21

9. Teknik dasar Olahraga petanque 22

10. Hasil Shooting Game 25

2.3. Kerangka Pemikiran 29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian 31

3.2. Waktu dan Tempat 31

3.3. Populasi dan Teknik pengambilan Sampel 33

1. Populasi 32

2. Sampel 33

ix
3.4. Variabel Operasional 33

3.5. Jenis dan Sumber data 34

3.6. Instrumen Penelitian 34

3.7. Teknik Analisis Data 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 40

1. Deskriptif waktu, tempat dan subjek Penelitian 40

2. Deskriptif Data hasil Penelitian 40

3. Analisis Deskriptif Persentase Keterampilan dasar Permainan

Petanque 42

4.2 Pembahasan 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 48

5.2. Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN 52

x
DAFTAR TABEL

2.1 Contoh Hasil shooting game 28

3.1 Populasi Atlet Komunitas Petanque Tadulako 32

3.2 Norma Penilaian 38

4.1 Deskriptif Statistik Data Keterampilan Dasar Permainan Petanque pada

Komunitas Petanque Tadulako 41

4.2 Distribusi Frekuensi tingkat keterampilan Dasar Permainan Petanque

di Komunitas Petanque Tadulako 41

4.3 Keterampilan Tes Pointing Permainan Petanque 43

4.4 Keterampilan Shooting Permainan Petanque 45

xi
DAFTAR GAMBAR

2.1 Bola Besi Petanque 17

2.2 Bola Kayu (Boka/Jack) 17

2.3 Lingkaran Petanque 18

2.4 Kain Atau Tuala Kecil 18

2.5 Meteran Petanque 18

2.6 Lapangan Petanque 19

2.7 Memegang Bosi 20

2.8 Posisi Kaki 20

2.9 Lemparan Roll 22

2.10 Lemparan Setengah Parabol 22

2.11 Lemparan Tinggi Parabol 23

2.12 Pukulan pada Boules 23

2.13 Pukulan pendek 24

2.14 Ground Shoot 25

3.1 Gerakan Pointing 36

xii
3.2 Lapanagan Tes Pointing 36

3.3 Gerakan Shooting 37

3.4 Lapangan Tes Shooting 37

4.1 Diagram Batang Keterampilan dasar Permainan Petanque 42

4.2 Diagram Batang Keterampilan Tes Pointing permainan Petanque 43

4.3 Diagram Batang Keterampilan Shooting Permainan Petanque 44

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang tidak hanya

secara jasmani tetapi juga secara rohani. Secara umum olahraga adalah suatu

aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah berolahraga. Olahraga adalah

kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seseorang, olahraga

juga merupakan salah satu cara utama untuk mereduksi stres. Olahraga juga

merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada

dalam kondisi yang baik.

Olahraga juga merupakan pilar penting karena jiwa fairplay, sportivitas,

team work, dan nasionalisme dapat di bentuk dan dibangun melalui olahraga.

Secara langsung kerja psikologi mempengaruhi hasil olahraga ( Hernandez dan de

los Fayos, 2009 ). Aspek-aspek yang bisa di kembangkan melalui olahraga antara

lain aspek kognitif, sosial, dan emosional ( Sofiarini, 2016 ). Dunia olahraga adalah

contoh kecil dalam sebuah kehidupan yang di dalam nya ada unsur aktifitas sosiol

yang terjadi ( Wasan, 2018 ).

Undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional

pasal 17, membagi ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan: a. olahraga

pendidikan, b. olahraga rekreasi, dan c. olahraga prestasi. Lebih jelas lagi

dijabarkan dalam pasal 1 ayat 11 “olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani

1
2

dan olahraga yang di laksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,

kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Pasal 1 ayat 12, “olahraga rekreasi adalah

olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang

tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat untuk

kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan”. Pasal 1 ayat 13, “olahraga prestasi adalah

olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana,

berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan

dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Olahraga petanque berasal dari negara prancis. Olahraga ini awalnya

merupakan olahraga tradisional asal Prancis, lalu dikembangkan sebagai cabang

olahraga prestasi, permainan tradisional dengan induk olahraga petanque

Internasional bernama federation internationale de petanque et jeu provencal

(FIPJP) yang didirikan di Marseille, prancis pada tahun 1958.

Olahraga petanque datang di Indonesia kiranya pada tahun 1990-an karena

olahraga ini dibawa oleh para ekspatriat Prancis ke Indonesia namun masih terbatas

di kalangan ekspatriat saja. Baru pada tahun 2011 ketika Indonesia menjadi tuan

rumah SEA Games kedua 26 di Jakarta-Palembang, petanque menjadi olahraga

yang dipertandingkan. Pemerintah provinsi Sumatra Selatan melalui KONI

Provinsi Sumatera Selatan, menuju perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi

untuk mengemban amanah yang diberikan untuk membentuk wadah olahraga

petanque sekaligus mencari calon atlet untuk SEA Games 2011 di Palembang.

Maka perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi atau dikenal dengan sebut
3

PDPDE. Membentuk federasi olahraga petanque Indonesia (FOPI) pada tanggal 11

Maret 2011 dan membiayai kegiatan-kegiatan FOPI untuk SEA Games 2011.

Olahraga Petanque adalah suatu bentuk permainan boules yang tujuannya

melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang disebut

cochonnet/jack/boka dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Permainan ini biasa

dimainkan di tanah keras, tapi juga dapat dimainkan di rerumputan, pasir atau

permukaan tanah lain. Tetapi dalam kejuaraan nasional ataupun internasional

menggunakan lapangan tanah keras. Menurut FOPI (2012) Teknik dasar permainan

petanque pointing dan shooting, teknik pointing yaitu mendekatkan bola besi

kepada target yaitu bola kecil yang terbuat dari kayu. Sedangkan teknik shooting

yaitu menjauhkan bola lawan sejauh-jauhnya bahkan sampai bola lawan keluar dari

lapangan pertandingan.

Menurut Confederation Mondiale Sport Boules (2015), Petanque adalah

bentuk permainan boules yang tujuannya melempar bola besi (boules) sedekat

mungkin dengan bola kayu yang disebut jack dan kedua kaki harus berada di

lingkaran kecil dengan ukuran diameter minimal 7,05 cm dan maksimal 8,00 cm

dan berat antara 650 gram dan 800 gram yang dihantarkan. Untuk pemain dibawah

11 tahun dapat menggunakan bosi dengan berat 600 gram dan diameter 65 mm

asalkan bola besi tersebut dibuat oleh produsen resmi. Boka adalah bola berukuran

diameter 0,3 cm dan berat harus diantara 10 – 18 gram yang terbuat dari kayu dan

tidak dapat diangkat oleh magnet. Selain dari kayu ada bahan lain seperti plastik.

Pointing merupakan cara melempar atau menghantarkan bola besi yang

alami. Teknik ini banyak digunakan tidak hanya pada satu karakter lapangan saja
4

melainkan beberapa jenis karakter lapangan. Oleh sebab itu teknik ini lebih banyak

digunakan oleh atlet pada saat bermain olahraga petanque. ( Smith, 1999: 5).

Sedangkan untuk shooting, adalah salah satu tehnik dalam permainan petanque

yang memerlukan akurasi, konsentrasi yang tinggi dan ketepatan dalam melakukan

shooting. Untuk nomor pertandingan shooting dilakukan pada jarak enam meter,

tujuh meter, delapan meter, dan sembilan meter dengan point yang bisa didapat 0

point, 1 point, 3 point, dan 5 point tiap shooting yang berhasil. Penembak hanya

diberi kesempatan satu kali shooting tiap jarak disiplin yang diberikan.

Menurut Hermawan (2012:17), berdasarkan tujuan mekanika utamanya dari

permainan petanque termasuk ke dalam cabang olahraga yang mempunyai tujuan

mencapai keseimbangan dan ketepatan maksimal. Artinya lemparan yang

dilakukan harus tepat mengenai sasaran tertentu untuk mendapatkan point

kemenangannya. Dilihat dari tujuan mekanika utama dari cabang olahraga

petanque dari kajian biomekanika olahraga adalah “mencapai ketepatan maksimal”.

Artinya adalah bagaimana atlet dapat menempatkan bola sesuai dengan sasaran

yang telah ditetapkan, dengan cara melempar baik itu dengan tehnik pointing

maupun shooting.

Olahraga Petanque di Komunitas Petanque Tadulako di Sulawesi tengah

dibuat pada tanggal 13 februari 2019 kini sudah berkembang dengan adanya event-

event yang diikuti dalam lingkup nasional. Dalam event nasional cabang olahraga

petanque mempertandingkan 9 kategori yaitu shooting men, shooting women,

single men, single women, double men, double women, mix double, triple men, dan

triple women.
5

Olahraga petanque mempunyai dua teknis dasar yaitu pointing dan

shooting. Pointing sendiri terbagi menjadi tiga yaitu Roll, Soft-lob dan High-lob

sedangkan shooting juga terbagi menjadi tiga yaitu shoot On The Iron, Sort Shoot,

dan Ground Shoot. Di Komunitas Petanque Tadulako di Sulawesi tengah telah

mengikuti kejuaraan dan mendapatkan penghargaan maupun pengalaman. Untuk

mencapai prestasi terdapat 4 komponen yang memegang peran penting yaitu, 1.

Aspek Biologi meliputi potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ-organ

tubuh, postur tubuh, gizi. 2. Aspek psikologi meliputi intelektual, motivasi,

kepribadian, koordinasi gerak. 3. Aspek lingkungan meliputi sosial, sarana dan

prasarana, cuaca atau iklim. 4. Aspek penunjang meliputih pelatih, program latihan,

penghargaan/bonus.

Dengan mengkombinasikan teknologi dengan olahraga petanque

diharapkan mampu untuk mengumpulkan data dari atlet seperti bagaimana gerakan

ponting dan shooting. Menurut Souef (2015: 39) gerakan-gerakan awalan pada

permainan petanque sangat mempengaruhi hasil pointing dan shooting permainan

petanque. Dan Olahraga petanque mengkombinasikan gerakan menjadi satu seperti

berjalan, melempar, dan jongkok dalam waktu yang relatif lama dengan intensitas

yang rendah dan juga tidak memiliki batasan usia. Olahraga ini dimainkan dengan

skor 13 dan tidak ada batasan waktu dalam permainan petanque, bisa 1-3 jam

sampai skor menjadi 13. Petanque dimainkan dari pagi hingga malam hari sehingga

memerlukan perhatian khusus untuk metabolisme tubuh pemain tersebut. Karena

sistem metabolisme seseorang berbeda sesuai dengan jenis kelamin, usia dan

riwayat penyakit.
6

Berdasarkan apa yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti dengan judul “Profil Teknik Dasar Permainan Petanque Di Komunitas

Petanque Tadulako”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana teknik dasar permainan petanque

di komunitas petanque tadulako?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui teknik dasar permainan petanque di komunitas petanque

tadulako.

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Komunitas

Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi komunitas untuk mengevaluasi hasil

latihan khususnya teknik dasar permainan petanque.

2. Pelatih

Sebagai pedoman atau dasar dalam pelaksanaan pembinaan, agar latihan Petanque

bagi atlet dapat berjalan efektif dan efisien serta memberikan gambaran tentang

teknik dasar yang baik pada atlet Petanque di Komunitas Petanque Tadulako.

3 . Atlet
7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh atlet dalam

mengembangkan bakat, minat dan potensinya dalam bermain petanque khususnya

teknik dasar permainan petanque.

4. Peneliti

Dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti yang lain yang berkaitan dengan profil

teknik dasar permainan petanque.

1.5. Batasan Istilah

1. Permainan petanque merupakan permainan di tanah keras, tapi juga dapat

dimainkan di rerumputan, pasir atau permukaan tanah lain. Bola yang dipakai bola

besi (boules) dan bola kayu (jack). Permainan ini menggunakan tangan dengan cara

melempar bola. Dan pemain 1 lawan 1, 2 lawan 2, dan 3 lawan 3 pa/pi atau mix.

Tujuannya yaitu melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu dan kaki

harus berada di lingkaran kecil.

2. Keterampilan teknik dasar merupakan suatu prosedur yang rasional agar

komponen yang saling berkaitan dapat menjadi satu kesatuan. Dan teknik juga

memiliki kegunaan untuk membantu mencapai tujuan yang sudah di rencanakan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian yang Relevan

Manfaat dari penelitian yang relevan yaitu sebagai acuan agar penelitian

yang sedang dilakukan menjadi lebih jelas. Beberapa penelitian yang relevan

dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Sutrisna, Moch Asmawi , Ramdan Pelana (

2018 ) yang bertujuan” Model latihan keterampilan Shooting Olahraga Petanque

untuk Pemula”. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk

menghasilkan model latihan keterampilan shooting olahraga petanque untuk

pemula. Selain itu, penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh

informasi secara mendalam tent ang pengembangan dan penerapan model latihan

keterampilan shooting olahraga petanque untuk pemula dan mengetahui efektivitas,

efeksiensi serta daya tarik anak terhadap model yang dibuat. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian pengembangan Research & Development ( R & D

) dari Borg and Gall. Subyek dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa

SMA dan SMK DKI Jakarta yang terdiri dari 30 anak. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian dan pengembangan ini adalah angket, kuisioner, serta instrumen

test menembakkan ke sasaran ( shooting ) olahraga petanque yang digunakan untuk

mengumpulkan data v hasil shooting atlet pemula, adapun tahapan dalam penelitian

dan pengembangan ini adalah, pada tahap: (1) analisis kebutuhan, (2) evaluasi ahli

(evaluasi produk awal): (3) uji coba terbatas (ujicoba kelompok kecil); dan (4)

8
9

ujicoba utama (field testing). Uji efektifitas model menggunakan test

menembakkan bola kesasaran (shooting) untuk mengetahui tingkat kemampuan

shooting olahraga petanque untuk pemula sebelum pemberian treatmen berupa

model latihan shooting yang di kembangkan dan untuk mengetahui tingkat

kemampuan shooting setelah perlakuan atau treatmen model latihan shooting yang

dikembangkan, dari tes awal yang dilakukan diperoleh tingkat shooting atlet/siswa

sebesar 11.87, kemudian setelah diberikan perlakuan berupa model latihan shooting

diperoleh tingkat kemampuan shooting atlet/siswa sebesar 18.57.

2. Andi Pahria Juliana (2020). Melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan

Pointing Jongkok dengan Pointing Berdiri dalam Olahraga Petanque Pada BKMF

Petanque FIK UNM. Penelitian ini adalah penelitian Kooperatif yang bertujuan

untuk mengetahui perbandingan pointing jongkok dan pointing berdiri. Variabel

dalam penelitian ini adalah Pointing Jongkok dan Pointing Berdiri. Populasi dan

sampel dalam penelitian ini adalah 30 atlet BKMF Petanque FIK UNM teknik

penarikan sampel purposive sampling. Data hasil penelitian diperoleh dengan

memberikan tes kepada sample berupa melempar bola besi dengan teknik pointing

jongkok dan pointing berdiri. Teknik analisis data dilakukan secara statistik

deskriptif dan infrensial dengan teknik uji t untuk keperluan pengujian hipotesis

penelitian dengan menggunakan aplikasi SPSS dari data hasil penelitian terlihat

nilai t hitung 1,311 < t tabel 2,145 H0 diterima Ha ditolak. Jadi tidak ada

perbandingan antara pointing jongkok dan pointing berdiri dalam olahraga

petanque pada BKMF petanque FIK UNM.


10

3. Hengki Agus Priyanto, (2020). Melakukan penelitian dengan judul “Survei

Keterampilan Dasar Permainan Sepak Takraw Tingkat SMA/Sederajat di

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai”. Sepak takraw adalah cabang olahraga

permainan beregu yang membutuhkan kerjasama tim yang baik, oleh karena itu

setiap pemain harus menguasai semua bagian-bagian dan macam teknik dasar serta

keterampilan bermain sepak takraw. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana keterampilan dasar permainan sepak takraw tingkat SMA/Sederajat di

Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Populasi penelitian adalah tim sepak takraw

SMA Negeri 1 Toili, SMA Negeri Tolisu dan MA Bakti Persada berjumlah 18

siswa sedangkan sampel yang ditentukan oleh peneliti yaitu seluruh populasi

dijadikan sampel dengan jumlah 18 siswa. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan bahwa tingkat keterampilan dasar permainan sepak takraw tingkat

SMA/Sederajat di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai terdapat 9 siswa (50,00 %)

memiliki keterampilan dasar permainan sepak takraw dalam kategori baik dengan

persentase skor antara 78-100, selebihnya sebanyak 6 siswa (33,33%) dalam

kategori sedang dengan persentase skor antara 57-77 dan sebanyak 3 siswa

(16,67%) dalam kategori kurang dengan persentase skor 33-56.

.
11

2.2. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Olahraga Petanque

Petanque adalah permainan sederhana yang bertujuan untuk melempar bola

besi (bosi) sehingga mendekat dengan sasaran (boka) atau bola kayu. Seorang

pemain atau tim memiliki skor atau poin dengan memiliki 1 atau lebih dari bosi

mereka lebih dekat ke boka dari posisi bosi lawan setelah semua bosi dilemparkan.

Pemenangnya adalah pemain pertama atau tim untuk mencapai 13 poin.

Petanque merupakan permainan tradisional asal negara prancis yang

merupakan pengembangan dari permainan zaman Yunani Kuno sekitar abad ke-6

SM, versi modern dari permainan petanque diperkenalkan oleh Jules Bouwles

Lenoir pada tahun 1907 di kota La Ciotat, di Provence, di selatan Prancis. Petanque

adalah permainan yang dimainkan secara single (1 orang), dengan 2 orang atau 3

orang setiap pemain berusaha untuk menempatkan sebanyak mungkin bola logam

mereka atau “bowles” sedekat mungkin dengan jack/boka atau menembak. Tim

pemenang adalah yang pertama mencetak 13 poin (Journal Of Petanque The Third

Age Trust). Menurut Cerdic Vernet (2019:11), petanque adalah permainan yang

cukup sederhana, dan dengan sangat cepat siapa pun bisa bermain petanque. Itulah

karakteristik dari petanque yang bagus sekali secara sosial, langsung orang-orang

bisa berkumpul antara teman, rekan-rekan kantor, murid-murid sekolah dan

keluarga di dalam aktifitas olahraga yang menarik dan menghibur dimana semua

orang bisa menemukan kesenangannya.


12

Berdasarkan pendapat di atas petanque adalah permainan teradisional asal

negara Prancis yang bertujuan untuk melempar bola besi (bosi) sehingga dekat

dengan sasaran (boka/bola kayu), permainan dinyatakan selesai bila salah satu tim

atau pemain berhasil mencapai 13 point terlebih dahulu atau mendapatkan skor

lebih banyak dalam waktu yang telah ditentukan. Objek permainan adalah

melempar bola dengan sedikit putaran kebelakang melengkung sehingga mendarat

lebih dekat dengan bola kecil (Cochonnet) dari pada lawan, atau menyerang dan

mengarahkan bola kearah bola lawan.

Cabang olahraga petanque adalah salah satu cabang olahraga yang

membutuhkan pendekatan dan keterlibatan teknik yang tinggi. Ini terlihat dari

tujuan mekanika utama dari cabang di lihat dari kajian Biomekanika Olahraga

adalah “mencapai ketepatan maksimal”. Artinya adalah atlet harus bisa

menempatkan bola sesuai dengan sasaran yang telah di tetapkan, dengan cara

melempar aturan yang ada.

2. Sejarah Olahraga Petanque

Pada abad ke 9 SM, penemuan alat permainan boules pada sebuah makam

Mesir purba yang berumur 7000 SM. Pada abad ke 6 SM, bangsa Yunani Kuno

telah memainkan bentuk permainan boules dengan alat koin, kepingan batu atau

bola batu. Pada awal Masehi, bangsa Romawi telah memainkan boules dengan bola

kayu (boka) yang diberikan paku-paku. Pada abad pertengahan, permainan

petanque telah dimainkan di seluruh eropa dikenalkan dengan sebutan boules.


13

Pada tahun 1907, di kota Leciotat dengan Marseille, Provence, Prancis,

seorang pemain Lyonnaise Prancis bernama “Jules Boule Lenior” seorang legenda

Perteris yang absen karena cidera yang dialaminya karena radang sendi dan dia

menggambarkan sebuah lingkaran dan memodifikasi permainan boules menjadi

permainan petanque dengan bentuk lapangan setengah boules dan dari gerakan

melempar bergerak menjadi stationer. (Putman, B.W, 2011:5). Petanque berasa

dari Accitan yakni “Les Pen Tanco” yang berarti “kaki rapat”. Sejarah petanque

berawal pada abad ke 16 SM orang Yunani Kuno telah memainkan permainan

melempar koin, batu datar, dan bola batu, disebut spheristics. Bangsa romawi kuna

memodifikasi permainan dengan menambahkan target yang harus didekati sedekat

mungkin. Variasi romawi dibawa ke Provence aleh tentara romawi dan pelaut.

Sebuah makan romawi di Florence menunjukkan orang bermain game ini,

membungkuk untuk mengukur point. Dalam perkembangannya setelah itu

masyarakat, menggantikan bola batu dengan bola kayu, dengan kuku untuk

memberi mereka bobot yang lebih besar.

Petanque dalam bentuk yang sekarang ditemukan pada tahun 1907 di kota

La Ciotat dekat Marseilles oleh pemain Lyonnaise Prancis bernama Jules Boules

Lennoir. Panjang pitch lapangan di kurangan oleh sekitar setengah, dan pengiriman

bergerak di ganti dengan yang stasioner. Kejuaraan petanque pertama dengan

aturan baru diselenggarakan pada tahun 1910 oleh Emest saudara dan Joseph Pitiot,

pemilik sebuah kafe di La Ciotat. Induk Organisasi Olahraga Petanque Prancis

selaku pencetus olahraga ini adalah Federation Francaisse The Petanque Et Jeu

Provencal (FFPJP).
14

3. Olahraga Petanque di Indonesia

Indonesia mengenal olahraga petanque sejak lama namun tidak diketahui

pastinya. Di Indonesia, olahraga ini hanya dimainkan oleh kaum ekspatriat/orang-

orang asing yang bekerja di Indonesia melalui perkumpulan-perkumpulan

ekspatriat seperti internasional sport club Indonesia (ISCI) diciputat Jakarta dan

Jakarta petanque club diragunan Jakarta. Beberapa hotel seperti Hotel Novotel

Lombok memiliki fasilitas bermain petanque di arena pasir kuta lombok. Pada

tahun 2002, Jakarta petanque club telah menghubungi komite olahraga koni (

KONI) untuk mengembangkan olahraga ini, namun belum mencapai hasil yang

baik. Pada tahun 2011, Indonesia di tunjuk menjadi tuan rumah SEA GAMES

XXVI-2011 dikota Jakarta dan Palembang dan salah satu cabang olahraga yang di

pertandingkan di SEA GAMES sejak SEA GAMES tahun 2001 di Kuala Lumpur.

KONI Sumatra selatan segera menujuk PDPDE ( Perusahaan daerah

provinsi sumatra selatan ) untuk membentuk wadah organisasi petanque dan

sekaligus mencari, mengseleksi atlet dan pelatihan untuk menghadap pertandingan

SEA GAMES cabang olahraga petanque. Pemerintah provinsi S Sumatra selatan

sebagai tuan rumah SEA GAMES XXVI-2011 di palembang telah membangun

venua pertandingan petanque yang bertaraf Internasional di jakabaring sport center

kota palembang dengan memiliki 10 lane untuk latihan dan 8 lane untuk

pertandingan.

Perkembangan selanjutnya pasca SEA GAMES XXVI-2011 dan untuk

menghadapi kegiatan multievent Nasisional dan Internasional, federasi olahraga


15

petanque Indonesia ( FOPI) ditunjukan oleh KONI untuk segera membangun

struktur FOPI dan mengembangkan olahraga ini di seluruh Indonesia. Pada tahun

2015 cabang olahraga petanque sudah terdaftar sebagai cabang yang

dipertandingkan dalam multievent Internaional seperti Sea Games, Asean Beach

Games dan multievent Nasional seperti POMNAS 2015 yang di adakan di Aceh,

PON 2016 yang di adakan di jawa barat, POMNAS 2017 di makasar, Kejurnas

Mahasiswa se-Indonesia Aceh 2018, POMNAS 2019 di jakarta .

Perkembangan olahraga Petanque di Jambi mulai sejak 12 Desember 2015

yang dibawa sekaligus pelatih oleh Rasyono, S.Pd,.M.Pd. dengan adanya atlet

petanque Provinsi Jambi pada umumnya Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Jambi. Perjuangan untuk mengembangkan olahraga petanque yang

dimulai sejak 12 Desember 2015 sesaat setelah terbentuknya kepengurusan

petanque Provinsi Jambi. Fakultas Ilmu Keolahragaan membangun lapangan

petanque ala kadarnya namun dengan semangat yang kuat untuk berprestasi.

Pada PON XIX tahun 2016 di Jawa Barat adalah event pertama yang di ikuti

dengan membawa beberapa atlet yang memiliki teknik yang menghuni. Kontingen

Petanque Provinsi Jambi yang atletnya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu

Keolahragaan mampu meraih 1 medali emas, 1 medali perak dan 3 medali

perunggu. Prestasi yang membanggakan sangat luar biasa mengingat usia petanque

Jambi yang masih seumur jagung. Pada tahun berikutnya perkembangan olahraga

petanque Provinsi Jambi sudah menyebar dibeberapa daerah atau beberapa

Kabupaten/Kota seperti kabupaten Kerinci, Kabupaten Batanghari, Kota Jambi,


16

Kota Sungai Penuh, Muora Jambi, Kabupaten Tebo, Tanjab Barat, Kabupaten

Bungo, dan lain sebagainya.

4. Profil Komunitas Petanque Tadulako

Motto Olahraga petanque adalah “Satu Bosi Sejuta Prestasi Satu Boka

Sejuta Keluarga”. Olahraga petanque di Komunitas Petanque tadulako Sulawesi

tengah di dirikan pada Tanggal 13 Februari 2019 Oleh Fartega S.Pd AIFO-FIT,

Dias Saharudin S.Pd, Herianto dan Beberapa Orang lainnya. Setelah terbentuknya

olahraga ini, pengurus Komunitas petanque tanduloka mensosialisasikan kepada

mahasiswa dan merekrut mahasiswa sebagai atlet dan dilatih, tempat latihan

dilakukan di Kampus Universitas tadulako dan Lapangan Koni Sulawesi tengah.

Dan kini sudah berkembang dengan adanya event-event yang diikuti dalam lingkup

Nasional seperti PRA-PON maupun lingkup daerah sepeti PORPROV, piala ketua

Koni, piala PU dan kejuaraan-kejuaraan lainnya. Dan pada kejuaraan open daerah

Sulawesi tengah selalu saja atlet putra yang mendominasi naik Fodium 1,2 dan 3

bersama pada. Pada tahun 2019 atlet komunitas petanque tadulako berkesempatan

mewakili Sulawesi tengah keajang kejuaraan Nasional yaitu PRA-PON Jakarta,

pada saat itu Sulawesi tengah memberangkatkan 10 atlet, 5 putri dan 5 putra untuk

memperebutkan 11 medali emas, namun presentase masih jauh dari apa yang

diharapkan oleh pelatih dan pengurus FOPI Sulawesi tengah pada kejuaraan prapon

tahun 2019,atlet Sulawesi tengah meraih 1 medali perunggu pada kategori Shooting

men dari sekian banyak nomor yang dipertandingkan, padahal pelatih dan para

pengurus Komunitas Petanque Tadulako menargetkan minimal 1 medali emas.


17

5. Peralatan Olahraga Petanque

a. Boules/Bola besi (bosi). Terbuat dari bahan baja carbon atau baja stainless

berdiameter min 7,05cm -max 8cm. Berat bola besi (bosi) berkisar 650gr-800

boules pertandingan harus memenuhi spesifikasi yang terukir di boules.

Gambar 2.1. Bola Besi Petanque


Sumber : Ramdan Pelana. (2016)

b. Jack/Bola Kayu (Boka). Terbuat dari kayu atau bahan sistetis dan terbaca merek

produsen resmi yang tertera di jack/bola kayu.

Gambar 2.2. Bola Kayu (Boka/ Jack)


Sumber : Ramdan Pelana. (2016)

c. Circle (Lingkaran). Petanque dimainkan dari sebuah lingkaran dimana

meletakkan kakinya. Lingkaran yang sudah berbentuk harus berbahan bersifat kaku

dengan diameter 50cm.


18

Gambar 2.3. Gambar Lingkaran Petanque


Sumber : Ramdan Pelana. (2016)

d. Kain atau Tuala Kecil. Kain digunakan untuk membersihkan boules (bola besi)

semasa pertandingan.

Gambar 2.4. Kain atau Tuala Kecil


Sumber : Ramdan Pelana. (2016)

e. Meteran. Meteran untuk mengukur jarak dibawah 6m dan diatas 10m atau untuk

mengukur jarak khusus shooting game dengan jarak 6m, 7m, 8m, 9m.

Gambar 2.5. Meteran Petanque


Sumber : B.W. Putman. (2011)

f. Lapangan. Berdasarkan peraturan FIPJP, standar lapangan petanque untuk

kompetisi Nasional dan internasional berukuran minimal 3 x 12 m / 4 x 15 m. Di


19

mainkan di atas tanah liat atau berbatuan. Petanque jarang dimainkan diatas

rumput. Namun ada pengecualian untuk pertandingan tingkat daerah.

Gambar 2.6. Lapangan Petanque


Sumber : Ramdan Pelana. (2016)

6. Jenis dan Nomor Pertandingan

1. Pemain atau Single

a. single man

b. Single woman

2. Pemain atau Double

a. Double man

b. Double woman

c. Double mix

3. Pemian atau Triple

a. Triple man

b. Triple woman

c. Triple mix
20

7. Teknik Dasar Memegang Bosi dan Posisi Kaki

a. Cara memegang bosi

Bosi diletakkan di telapak tangan dengan jari-jari rapat santai dan tidak

mengencangkan bosi. Umumnya jempol tidak dapat berfungsi memegang atau

arahkan bosi dan jari jempol duduk saja disamping bosi (atau dijauhkan dari bosi).

Gambar 2.7 Memegang Bosi


Sumber: FOPI,(2012)

b. Posisi Kaki

Posisi yang stabil sangat penting untuk bermain dengan baik. Pemain perlu

mancari posisi yang cocok dimana merasakan stabil dan santai dan kaki masuk

dengan penuh didalam lingkaran. Seringnya kaki disisi tangan yang melempar

diletakkan di depan kaki lain.

Gambar 2.8 Posisi Kaki


Sunber: FOPI, (2012)
21

8. Cara Bermain Petanque

Sebuah koin dilempar untuk menentukan sisi mana pemain bermain terlebih

dahulu. Tim mulai menarik lingkaran di tanah yang berdiameter 50 cm. Semua

pemain harus melempar Boules mereka dari dalam lingkaran, dengan kedua kaki

menginjak tanah. Pemain pertama melempar jack 6-10 meter, setidaknya 1 meter

perbatasan.

Pemain yang melemparkan jack kemudian melemparkan boules pertama

mereka. Seorang pemain dari tim lawan kemudian melempar juga. Boules yang

terdekat dikatakan menang sementara, dan lawan harus melempar boules sampai

lebih dekat ke jack dari boules lawan.

Permainan berlanjut dengan pemain dari tim yang memenangkan game

sebelumnya, dan menandakan lingkaran barudisekitar dimana jack selesai dan

melemparkan jack untuk game yang baru. Permainan berakhir, dan titik dapat

mencetak poin ketika kedua tim tidak memiliki boules lebih, atau Ketika jack

keluar permainan. Tim yang menang menerima satu poin untuk setiap boules yang

telah lebih dekat dari jack dari boules terbaik ditempatkan oposisi. Jika jack

terlempar dari arena permainan, tidak ada skor tim kecuali hanya satu tim yang

masih mempunyai boules yang belum di lempar. Tim pemenang adalah yang

pertama mencapai 13 poin.


22

9. Teknik Dasar Olahraga Petanque

1. Lemparan Untuk Menuju Titik Sasaran (Throwing for pointing)

a. Roll (Lemparan dengan menggelindingkan bola ke tanah)

Teknik lemparan dengan cara menggelindingkan bola menyusur tanah tanpa

adanya lemparan melambung. Biasanya teknik ini dipakai dilapangan yang terbuat

dari pasir atau oun batu kerikil dan berjenis tanah keras.

Gambar 2.9 Lemparan Roll


Sumber: FOPI,(2012)

b. Soft-lob (Lemparan Setengah Parabol)

Teknik lemparan dengan cara melempar bola sedikit melambung di udara.

Biasanya teknik ini digunakan dilapangan yang berjenis tanah keras dan berbatu

kerikil kecil.

Gambar 2.10 Lemparan Setengah Parabol


Sumber: FOPI, (2012)
23

c. High-Lob (Lemparan tinggi parabol)

Teknik lemparan ini dengan cara melempar bola melambung tinggi di udara.

Biasanya teknik ini digunakan dilapangan yang berjenis tanah basah, berpasir, dan

berkerikil kecil.

Gambar 2.11 Lemparan Tinggi Parabol


Sumber: FOPI, (2012)

2. Lemparan Untuk Menembang (Throwing for shooter)

a. Shoot On The Iron ( Pukulan pada boules)

Ini ialah jenis lontaran yang kita boleh gunakan pada kawasan yang tdak

sekata. Kita perlu memukul dibahagian tengah boules pemain lawan. Ini melibatkan

pukulan kuat yang aman memerlukan tumpuan yang teliti. Boules kita mesti

memukul boules pihak lawan dengan lurus tanpa menyentuh tanah. Pukulan

sempurna atau tepat dinamakan’’cerreau’’.

Gambar 2.12 Pukulan pada Boules


Sumber: FOPI, (2012)
24

b. Sort shoot (pukulan pendek)

Satu alasan biasa bagi shooter yang tersasr memukul boule pemain lawan

ialah boule kita kita sendiri melompat di atas boule pemain lawan. Tetapi tidak

cukup tepat untuk mengatasi masalah ini ialah melakukan pukulan pendek. Boule

kita perlu disasarkan pada hadapan boule pemain lawan. Jika boule kita mendarat

20 atau 30 centimeters dari sasaran kita ia perlu shoot kehadapan dan pukul boule

pemain lawan jika kita melontar dengan lurus, Pastikan berlatih lontaran dalam

keadaan licin dan kawasan berpasir, setiap batu kelikir yang kecil akan

menyebabkan Boule kita akan tersasar.

Gambar 2.13 Pukulan pendek


Sumber: FOPI, (2012)

c. Ground shoot

Walaupun pukulan ini berdasarkan peraturan, kita tidak akan berjaya

sekiranya kita tidak mahir melakukan pukulan pendek. Untuk pukulan leret, kita

akan melontar boule di atas tanah yang keras lebih kurang 3-4 meters di hadapan

boule pemain lawan. Boule akan bergolek dengan cepat kepada sasaran. Walaupun

pukulan ini berkesan, ia juga boleh menggagu permainan yang baik di sebabkan

semua boules berlanggar.


25

Gambar 2.14 Ground Shoot


Sumber: FOPI, (2012)

10. Hasil Shooting Game

Keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain petanque adalah

shooting, karena tujuan permainan adalah mendekatkan bola ke bola target dan

menjauhkan bola lawan sejauh jauhnya dan mencegah lawan tidak muncul skor.

(Souef, 2015 :50). Shooting tidak perlu deskripsi panjang: mengarahkan pada bola

target (fokus pada titik bola target, bukan jebakan bola) dan mencoba untuk

mendaratkan bola diatas bola target dan mendorongnya keluar lapangan.

Pelana, (2016 :119), Shooting adalah jenis lemparan untuk mungusir bosi

lawan dari boka target. Jenis-jenis shooting yaitu: shot on iron menembak tepat

pada bosi lawan tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu. Short Shot menembak bosi

lawan terlebih dahulu menyentuh tanah sekitar 20-30 cm dari bosi lawan. Graund

shot menembak bosi lawan terlebih dahulu menyentuh tanah sekitar 3 atau 4 meter

dan menggelinding mengenai bosi lawan.

Teknik dasar shooting merupakan teknik dasar yang penting. Meskipun

tidak meninggalkan teknik dasar lain. Oleh karena itu teknik shooting merupakan

hal yang terpenting, karena kemenangan regu dalam satu pertandingan ditentukan
26

dengan jumlah skor yang ditentukan. Kapan dilakukan shooting tergantung pada

permukaan dan kemampuan subjek, kadang-kadang lebih baik untuk mencoba

menjauhkan bola lawan dari posisi dari pada mencoba untuk mengalahkan titik

pointing yang baik.

Tembakan shooting yang utama disebut ‘carreau’ dimana subjek

menembak bosi posisi pada penuh sehingga bola target dihapus dan bola shooter

dan mengambil tempatnya dan dengan mempertahankan titik atau masih berada

didekat posisi awal mula target.

Adapun penjelasan hasil skor yang diperoleh setiap station adalah sebagai berikur:

a. Target satu bosi

Dalam station pertama targetnya hanya satu bosi dengan jarak 6 m, 7 m, 8

m, 9 m, dengan perolehan poin yang didapat yaitu ketika mengenai bosi target (

boule to boule ) maka mendapatkan 5 poin, jika mengenai target nya mencar keluar

dari lingkaran maka poin yang didapat 3 poin, ketika mengenai target hanya cuman

menyenggol mendapatkan 1 poin, dan tidak mengenai target tidak dapat poin sama

sekali atau 0 poin, jika station pertama selesai maka dijumlahkan sebelum

melanjutkan station kedua.

b. Target dengan penghalang boka

Dalam station kedua targetnya memakai penghalang dengan boka sejajar

atau vertikal dengan bosi target dengan jarak 6 m, 7 m, 8 m, 9 m. Dengan perolehan

poin yang didapat yaitu ketika mengenai bosi target ( boule to boule ) tanpa
27

menyentuh bosi penghalang maka mendapatkan 5 poin, jika mengenai targetnya

mencar keluar dari lingkaran maka poin yang didapat 3 poin, ketika mengenai

target hanya Cuma menyenggol tanpa menyentuh bosi penghalang mendapat 1

poin, jika mengenai bosi penghalang tetapi mengenai bosi target maka poin, dan

jika tidak mengenai target tidak dapat poin sama sekali atau 0 poin. Jika station

kedua selasai maka dijumlahkan sebelum melanjutkan station ketiga.

c. Target dengan dua bosi penghalang horizontal

Dalam station ketiga menggunakan dua bosi target dengan target ditengah

dua target tersebut dengan jarah 6 m, 7 m , 8 m, 9 m. Dengan perolehan poin yang

di dapat yaitu ketika mengenai bosi target ( boule to boule ) tanpa menyentuh bosi

penghalang maka mendapatkan 5 poin, jika mengenai targetnya mencar keluar dari

lingkaran maka poin yang di dapat 3 poin, ketika mengenai target hanya cuman

menyenggol tanpa menyentuh bosi target maka poin diperoleh 0 poin, dan jika tidak

mengenai target tidak dapat poin sama sekali atau 0 poin. Jika station ketiga selesai

maka di jumlahkan sebelum melanjutkan station keempat.

d. Target dengan penghalang satu bosi

Dalam station kedua targetnya memakai penghalang dengan satu bosi

sejajar atau vertikal dengan bosi target dengan jarak 6 m, 7 m, 8 m, 9 m. Dengan

perolehan poin yang di dapat yaitu ketika mengenai bosi target ( boule to boule )

tanpa menyentuh bosi penghalang maka mendapatkan 5 poin, jika mengenai

targetnya mencar keluar dari lingkaran maka poin yang di dapat 3 poin, ketika

mengenai target hanya Cuma menyenggol tanpa menyentuh bosi penghalang


28

mendapatkan 1 poin, jika mengenai bosi penghalang tetapi mengenai bosi target

maka poin di peroleh 0 poin, dan jika tidak mengenai target tidak dapat poin sama

sekali atau 0 poin. Jika station kedua selesai maka di jumlahkan sebelum

melanjutkan station ketiga.

e. Target boka

Dalam station terakhir target nya hanya mengenai boka dengan 6 m,, 7 m,

8 m, 9 m. Dengan perolehan yang di dapat yaitu ketika mengenai boka sehingg dari

lingkaran maka mendapatkan 5 poin, jika hanya mengenai atau hanya menyenggol

yang di peroleh 3 poin. Jika tidak kena maka poin yang di peroleh 0 poin.

Contoh tabel 2.1 hasil shooting game:

Jarak Skor

Perolehan 6m 7m 8m 9m

poin yang 5 5 5 5 20

dihadapkan 3 3 3 3 12

dalam 5 1 1 1 1 4

station 0 0 0 0 0

Total 36

Setelah setiap semua station dilakukan maka di simpulkanlah atau di jumlahkan

hasil skor semua station dari station pertama sampai akhir.


29

2.3. Kerangka Pemikiran

Olahraga petanque di Komunitas petanque tadulako masih terlihat baru,

karena baru di bentuk pada tahun 2019 dan atlet yang di dalamnya juga belum

terlalu banyak tetapi sudah berapa kali ikut kejuaraan Nasional. Adapun teknik

dasar dalam olahraga petanque yaitu pointing dan shooting .

Teknik dasar pointing terbagi menjadi tiga yaitu, 1. Roll (Lemparan dengan

mengelindingkan bola ketanah), 2. Soft-Lob (Lemparan stengah parabol), 3. High-

Lob (Lemparan tinggi parabol) dari tiga jenis pointing tersebut bertujuan untuk

menuju titik sasaran.

Teknik dasar Shooting terbagi menjadi tiga yaitu, 1. Shoot On The Iron

(Pukulan pada boules), 2. Sork Shoor (Pukulan pendek), 3. Ground Shoot (Pukulan

leret) dari tiga jenis shooting tersebut bertujuan untuk menembak target sasaran

atau menjauhkan bola lawan sejauh-jauhnya dan mencegah lawan untuk tidak

mencuri skor.

Secara sederhana kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:
30

Atlet Komunitas petanque tadulako

Teknik dasar permainan petanque

Pointing Shooting

Tingkat keterampilan dasar permainan petanque


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sukardi

(2003: 162) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan

tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti

secara tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei,

sedangkan teknik dan pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa tinggi tingkat

keterampilan teknik dasar dalam permainan petanque di komunitas petanque

tadulako.

3.2. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan Petanque Koni Sulawesi

tengah yang terletak di Jl. KH Ahmad Dahlan No.25, Lolu Utara, Kec. Palu Selatan,

Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan waktu yang di gunakan dalam

pelaksanaan penelitian ini yaitu selama 1 minggu.

31
32

3.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut sugiyono ( 2007: 55) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet komunitas

petanque tadulako dengan jumlah sampel 18 orang.

Tabel 3.1. Populasi atlet komunitas petanque tadulako

No Nama Atlet Umur Jenis Kelamin

1 Firmansyah 21 Laki-laki

2 Tomi Adriansyah 21 Laki-laki

3 Hasraf 21 Laki-laki

4 Aslam 22 Laki-laki

5 Andi Rudin 24 Laki-laki

6 Ihklas 22 Laki-laki

7 Alimudin 52 Laki-laki

8 Tri Rubi 19 Perempuan

9 Vivin 19 Perempuan

10 Nur Anisa 18 Perampuan

11 Mufida 22 Perempuan

12 Dewi 37 Perempuan

13 Risna 21 Perempuan
33

14 Ainun Fadillah 21 Perempuan

15 Mikta 22 Perempuan

16 Fitri 24 Perempuan

17 Viona 18 Perempuan

18 Desy Rahmadani 21 Perempuan

2. Sampel

Menurut sugiono (2009: 120), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Suharmisi Arikunto

(2010: 175) menyatakan bahwa sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Adapun teknik penarikan sampel yang pada penelitian ini menaggunakan

teknik total sampling. Teknik ini menjadi keseluruhan populasi untuk dijadikan

sampel. Dalam hal ini Atlet komunitas petanque tadulako, dengan jumlah 18 orang.

Menurut Arikunto (2006), apa bila jumlah anggota kurang dari 100 lebih baik

seluruhnya diambil sebagai sampel sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi.

3.4. Variabel Operasional

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 118) “ Variabel adalah objek peneltian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah Teknik dasar dalam permainan olahraga petanque.
34

3.5. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini. Penulis membagi data menjadi data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari

sumber datanya yang meliputi hasil wawancara, dan data tersebut yang akan

digunakan untuk melakukan penelitian. Sementara itu, data sekunder merupakan

data yang di peroleh atau di kumpulkan peneliti dari sumber yang telah ada. Dan

sekunder pada umumnya berupa foto atau hasil pengamatan langsung oleh peneliti

yang sesuai dengan penelitian yang dapat digunakan untuk menunjang suatu

penelitian.

3.6. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 :136 ) instrumen penelitian adalah alat

yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan lebih baik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini adalah dengan tes. Arma abbdullah ( 1985: 137 )

mengatakan bahwa langkah pertama dalam pembuatan tes keterampilan adalah

menentukn komponen-komponen penting dalam keterampilan, kemudian menulis

definisi gerak yang baik. Untuk mengetahui tingkat keterampilan teknik dasar

permainan Petanque di komunitas Petanque Tadulako.

Adapun instrumen dan satuan pengukurannya adalah :

1. Instrumen tes Pointing

a. Tujuan : Untuk mendekatkan bola besi ke target sasaran


35

b. Perlengkapan :

1. Bola besi

2. Bola kayu

3. Lapangan yang di tandai dengan nilai

4. Lingkaran kecil

5. Alat tulis menulis

c. Petunjuk pelaksaan tes :

1. Berdiri/jongkok di dalam lingkaran kecil.

2. Pemain perlu mencari posisi kaki yang cocok dengan dia merasakan

stabil dan santai. Seringnya kaki disisi tangan yang melempar

diletakan didepan kaki lain.

3. Bola besi di tarik kebelakang dan dilemparkan ke depan untuk

menuju ke target sasaran yang di inginkan.

4. Pemain menggunakan 6 bola besi dan melemparkannya ke target

sasaran yang di inginkannya.

5. Dan poin yang di hitung ketika bola besi masuk ke dalam kotak atau

lingkaran yang sudah di berikan nilai.

6. Dan dengan ukuran panjang lemparan 8 Meter.


36

Gambar 3.1 Gerakan Pointing


Sumber: FOPI, (2012)

Gambar 3.2 Lapanagan Tes Pointing


Sumber: FOPI, (2012)

2. Instrumen tes Shooting

a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketepatan atlet

Menembak ke sasaran target

b. Perlengkapan :

1. Bola besi

2. Lingkaran kecil

3. Station shooting game

4. Alat tulis menulis

c. Petunjuk pelaksaan tes :


37

1. Sikap Permulaan, Terlebih dahulu berdiri pada circle dan

memegang bola kemudian pandangan lurus ke arah target.

2. Gerakan peserta mengambil awalan dengan badan condong kedepan

dan lengan di ayunkan kebelakang. Kemudian peserta mengayunkan

ke depan lengan serta lepaskan bola yang terdapat di tangan kearah

target

3. Peserta harus menyelesaikan rangkain shooting sampai selesai.

4. Pemain menggunakan 3 bola besi. Dengan jarak antara posisi

berdiri dengan sasaran adalah 6,7,8,9 meter.

5. Dan poin yang dihitung ketika bola besi mengenai target yang

sudah di siapkan.

Gambar 3.3 Gerakan Shooting


Sumber: FOPI, (2012)

Gambar 3.4 Lapangan Tes Shooting


Sumber: FOPI, (2012)
38

3.7. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

memberikan memberikan gambaran realita yang ada tentang keterampilan teknik

dasar bermain petanque di komunitas petanque tadulako. Dalam penelitian ini

teknik analisis data yang digunakan berupa statistik deskriptif yang ditujukan untuk

mengumpulkan data, menyajikan data, dan menentukan nilai. Data yang didapat

dari tiap tes tersebut merupakan data awal dari tiap butir tes yang telah dicapai atlet.

Hasil pengukuran dibagi menjadi 5 kategori untuk menentukan setiap interval

kategori. Adapun kategori yang diambil yaitu sangat rendah, rendah , sedang, tinggi

dan sangat tinggi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dinyatakan dalam

bentuk kuanlitatif dengan persentase. Nilai tersebut kemudian diterapkan pada tabel

norma nilai kategori menurut Anas Sudijono, (2009:175)

Tabel 3.2 Norma Nilai Kategori

No. Rumus Interval Kategori

1. X<M – 1,5 SD SANGAT RENDAH

2. M – 1,5 SD ≤ X<M – 0,5 SD RENDAH

3. M – 0,5 SD≤ X < M + 0,5 SD SEDANG

4. M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD TINGGI

5. X ≥ M + 1,5 SD SANGAT TINGGI

Keterangan: M = Mean

SD = Standar Deviasi
39

Selanjutnya dapat dilakukan pemaknaan sebagai pembahasan atas

permasalahan yang di ajukan dengan mengacu pada standar kemampuan dasar

petanque yang sudah ditentukan.

𝐹
P = 𝑁x 100 %

Keterangan :

P= presentase yang dicari

F= Frekuensi jawaban

N= Number of cases ( jumlah individu )

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan alat bantu yaitu aplikasi SPSS

versi 16 dalam perhitungan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan terhadap tes keterampilan

dasar permainan petanque di Komunitas Petanque Tadulako di Sulawesi Tengah

yang di peroleh dengan survey tes. Dan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

18 0rang.

1. Deskripsi waktu, tempat dan subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 juni 2021. Tempat penelitian

lapangan Petanque Koni Sulawesi Tengah yang terletak di Jl. KH Ahmad Dahlan

No.25, Lolu Utara, Kec. Palu Selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah atlet

Komunitas Petanque Tadulako yang berjumlah 18 atlet.

2. Deskripsi Data hasil Penelitian

Hasil analisis deskriptif persentase keterampilan teknik dasar permainan

petanque secara keseluruhan dengan menghitung total item yang telah diujikan

mulai dari tes Pointing dan tes Shooting dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

40
41

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Data Keterampilan Dasar Permainan


Petanque pada Komunitas Petanque Tadulako
Statistics

Pointing Shooting Totalskor


N Valid 18 18 18
Missing 17 17 17
Mean 8.78 11.39 20.17
Median 9.00 10.50 20.00
Mode 10 1a 20
Std. Deviation 3.282 8.712 10.673
Range 11 35 46
Minimum 5 1 6
Maximum 16 36 52
Sum 158 205 363

Hasil analisis deskriptif persentase keterampilan dasar permainan Petanque

di Komunitas Petanque tadulako Sulawesi Tengah secara keseluruhan dengan

menghitung total item yang telah diujikan mulai dari tes Shooting dan Pointing

dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat keterampilan Dasar Permainan


Petanque di Komunitas Petanque Tadulako

INTERVAL KRITERIA FREKUENSI PERSENTASE


X < 4,15 Sangat Rendah 0 0%
4 < X ≤ 14 Rendah 5 27,77%
14 < X ≤ 25 Sedang 10 55,55%
25 < X ≤ 36 Tinggi 2 11,11%
X > 36 Sangat Tinggi 1 5,55%
JUMLAH 18 100%

Dilihat dari tabel 4.2, menunjukkan bahwa keterampilan dasar permainan

petanque di Komunitas petanque tadulako terdapat 0% Atlet memiliki keterampilan

dasar permainan petanque dalam kategori Sangat rendah dengan Persentase 0,

selanjutnya ada 5 atlet (27,77%) dalam kategori Rendah dengan persentase skor
42

antara 6-13, berikutnya ada 10 atlet (55,55%) dalam kategori Sedang dengan

Persentase skor antara 17-25, dan ada 2 atlet (11,11%) dalam kategori Tinggi

dengan Persentase skor antara 27-32, selebihnya ada 1 atlet (5,55%) dalam kategori

Sangat Tinggi dengan Persentase skor antara 52. Untuk lebih jelasanya dilihat pada

diagram batang dibawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Batang Keterampilan dasar Permainan Petanque

TES KETERAMPILAN DASAR


12
10 55.55%
8
6
27.77% 10
4
2 5 11.11%
2 5.55%
1
0 0%
0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
RENDAH

Series1 Series2

3. Analisis Deskriptif Persentase Keterampilan dasar Permainan Petanque

Hasil analisis deskriptif keterampilan dasar permainan Petanque yang telah

dilaksanakan oleh atlet Komunitas Petanque Tadulako di Sulawesi Tengah.


43

a. Tes Pointing

Gambar 4.2 Diagram Batang Keterampilan Tes Pointing permainan Petanque

POINTING
10
8 44.44%
38.88%
6
4 8 7
2 11.11%
5.55%
1 2
0 0%
0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
RENDAH

Series1 Series2

Dari diagram di atas dapat diperoleh hasil, atlet yang melakukan

Keterampilan dasar pointing dengan kategori Sangat rendah terdapat 0 atlet,

selanjutnya untuk kategori Rendah sebanyak 8 atlet, berikutnya untuk kategori

Sedang sebanyak 7 atlet, dan untuk kategori Tinggi sebanyak 1 atlet, selebihnya

untuk kategori Sangat Tinggi sebanyak 2 atlet.

Tabel 4.3 Keterampilan Tes Pointing Permainan Petanque

INTERVAL KRITERIA FREKUNSI PERSENTASE


X < 3,85 Sangat Rendah 0 0%
3,85 < X ≤ 7,13 Rendah 8 44,44%
7,13 < X ≤ 10,41 Sedang 7 38,88%
10,41 < X ≤ 13,7 Tinggi 1 5,55%
X > 13,7 Sangat Tinggi 2 11,11%
JUMLAH 18 100%

Dilihat dari tabel 4.2, menunjukkan bahwa keterampilan tes pointing atlet

Komunitas Petanque Tadulako terdapat 0% melakukan pointing sebanyak X<3,85

kali dalam kategori Sangat rendah, selanjutnya ada 8 atlet (44,44%) yang
44

melakukan pointing sebanyak 3,85<X≤7,13 kali dalam kategori Rendah,

berikutnya ada 7 atlet (38,88%) yang melakukan pointing sebanyak 7,13<X≤10,41

kali dalam kategori Sedang, dan ada 1 Atlet (5,55%) yang melakukan pointing

sebanyak 10,41<X≤13,7 kalli dalam kategori Tinggi, selebihnya ada 2 atlet

(11,11%) yang melakukan pointing sebanyak X>13,7 kali dalam kategori Sangat

tinggi.

b. Tes Shooting

Gambar 4.3 Diagram Batang Keterampilan Shooting Permainan Petanque

SHOOTING
10
50%
8

6 33.33%

4 9
6
2 11.11%
2 5.55%
0 1
0%
0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
RENDAH

Series1 Series2

Dari diagram di atas dapat diperoleh hasil atlet yang melakukan

Keterampilan shooting dengan kategori Sangat rendah 0 atlet, selanjutnya untuk

kategori Rendah ada 6 atlet, berikutnya untuk kategori Sedang ada 9 atlet, dan

untuk kategori Tinggi ada 2 atlet, selebihnya untuk kategori Sangat tinggi ada 1

atlet.
45

Tabel 4.4 Keterampilan Shooting Permainan Petanque

INTERVAL KRITERIA FREKUENSI PERSENTASE


X < 8,71 Sanagat Rendah 0 0%
-1,67 < X ≤ 7,032 Rendah 6 33,33%
7,032 < X ≤ 15,74 Sedang 9 50%
15,74 < X ≤ 24,45 Tinggi 2 11,11%
X > 24,45 Sangat Tinggi 1 5,55%
JUMLAH 18 100%

Dilihat dari tabel 4.3, menunjukkan bahwa keterampilan shooting atlet

komunita Petanque tadulako terdapat 0% atlet melakukan shooting sebanyak

X<8,71 dalam kategori Sangat rendah, selanjutnya terdapat 6 atlet (33,33%)

melakukan shooting sebanyak _1,67<X≤7,032 dalam kategori Rendah, berikutnya

terdapat 9 atlet (50%) melakukan shooting sebanyak 7,032<X≤15,74 dalam

kategori Sedang, dan juga terdapat 2 atlet (11,11%) melakukan shooting sebanyak

15,74<X≤24,45 dalam kategori Tinggi, selebihnya terdapat 1 atlet (5,55%)

melakukan shooting sebanyak X>24,45 dalam kategori Sangat tinggi.

4. 2 Pembahasan

Penelitian yang telah dianalisis kemudian dibahas untuk menyimpulkan

seberapa tingkat keterampilan teknik dasar permainan petanque pada atlet

Komunitas petanque tadulako di Sulawesi tengah tahun 2021.

Berdasarkan hasil analisis tingkat keterampilan teknik dasar permainan

petanque pada atlet Komunitas petanque tadulako di Sulawesi tengah tahun 2021,

keterampilan tes pointing dengan jarak 8 meter atlet Komunitas Petanque Tadulako

berada dalam kategori Rendah sebesar 44,44%. Dalam tingkat keterampilan tes
46

pointing masih sangat perlu dilakukan latihan-latihan untuk mengembangkan

tingkat keterampilan tes pointing pada atlet. Adapun Tingkat keterampilan tes

shooting atlet komunitas Petanque tadulako berada dalam kategori Sedang sebesar

50%. Dalam tingkat keterampilan tes shooting masih perlu dilakukan latihan-

latihan untuk mengembangkan tingkat keterampilan tes shooting pada atlet

komunitas petanque tadulako. Jadi dari kedua keterampilan teknik dasar

permainan petanque dapat disimpulkan bawah tingkat tes keterampilan teknik dasar

permainan petanque di Komunitas petanque Tadulako tahun 2021 masih dalam

Kategori Sedang sebesar 55,55%.

Meskipun hasil keseluruhan tersebut sudah masuk dalam ketegori Sedang

Namun masih sangat perlu ditingkatkan kearah sangat tinggi, karena dalam

permainan petanque menggunakan kekuatan individu ataupun kekuatan tim,

sehingga apabila dalam suatu tim atau individu tersebut terdapat pemain dalam

posisi tertentu yang lemah maupun yang kurang mampu dalam sisi penguasaan

teknik, maka akan menjadi titik lemah dan masalah dalam tim tersebut, maka masih

sangat perlu dilakukan latihan-latihan untuk mengembangkan tingkat keterampilan

atlet. Seorang pelatih harus memberikan materi seperti kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan dasar atau teknik dasar dalam permainan petanque

secara efektif dan efisien baik gerakan yang dilakukan tanpa bola besi maupun

dengan bola besi.

Menurut Muh.Irfan Pratama M.Ali (2019) Olahraga petanque sudah masuk

dalam kurikulum perkulihan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Universitas Tadulako. Dan pertama kali di programkan oleh Masiswa


47

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi angkatan 2015 dan sampai saat ini

masih bertambah Peminatnya. Dalam penelitian ini tingkat keterampilan teknik

dasar olahraga petanque di Komunitas Petanque Tadulako dengan Tes Pointing

berkategori Rendah dan Tes Shooting berkategori Sedang, adapun keseluruhan tes

keterampilan teknik dasar olahraga petanque berkategori Sedang, dikarenakan dua

tahun belakangan ini terjadi Pandemi COVID-19 semua aktivitas di batasi

mengakibatkan latihan atlet tidak efisien, sedangkan olahraga tersebut masih

olahraga baru di Sulawesi tengah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian menunjukkan bahwa Tingkat keterampilan

dasar permainan Petanque, Komunitas Petanque Tadulako di Sulawesi Tengah

terdapat 0% Atlet memiliki keterampilan dasar permainan petanque dalam kategori

Sangat rendah dengan Persentase 0, selanjutnya ada 5 atlet (27,77%) dalam kategori

Rendah dengan persentase skor antara 6-13, berikutnya ada 10 atlet (55,55%) dalam

kategori Sedang dengan Persentase skor antara 17-25, dan ada 2 atlet (11,11%)

dalam kategori Tinggi dengan Persentase skor antara 27-32, selebihnya ada 1 atlet

(5,55%) dalam kategori Sangat Tinggi dengan Persentase skor antara 52. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar permainan petanque,

Komunitas petanque tadulako di Sulawesi tengah masuk dalam kategori “ Sedang”

dengan persentase 55,55%.

5.2 Saran

1. Memberikan perhatian terhadap pengembangan diri atlet melalui pelatihan

yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan serta berfokus pada

penguasaan keterampilan olahraga petanque yakni shooting dan pointing.

2. Memberikan bonus/insertif/Jaminan asuransi, serta penghargaan (reward)

yang baik sehingga atlet termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.

48
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manaji, Agus ( 1994 ). Dasar-dasar Pendidkam Jasmani.


Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbut
Anas sudijono, ( 2006 ). Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Agustina, A. T. ( 2017 ). Hubungan antara tingkat konsentrasi terhadap hasil
ketepatan shootingn olahraga petangue pada peserta Unesa Petanque Club.
Jurnal pendidikan olahraga dan kesehatan, 5(3)
Ali.M Pratama Irfan.Muh. ( 2019 ). Survei minat olahraga petanque pada
Mahasiswa PJKR FKIP untad angkatan 2017. Skripsi. Palu: Universitas
Tadulako
Amalia,B., Nurkholis., & Sulityarto,S. (2019). Meneliti tentang: Faktor fisik dan
psikologi prestasi cabang olahraga petanque. Juornal sport Area, 4(2),
309-317.
Arikunto, Suharsimi. ( 1986 ). Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis.
Jakarta: Bina Aksara
______ ( 1990 ). Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa

______ ( 2006 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Renika


Cipta
Bustomin,A.O., Hidayat, T., Okilanda,A.,& Putra,D.D. (2020). Analisis Gerak
Pointing pada Olahraga Petanque. Journal Sport Area,5(1), 65-75.

Cahyono, R.E. ( 2018 ) .”Analisis Backswing Dan Resease Shooting Carreau Jarak
7 Meter Olahraga Petanque Pada Atlet Jawa Timur.” Jurnal Prestasi
Olahraga, 1(1).

FOPI. ( 2012 ). Teknik dasar permainan petanque pointing dan shooting : FOPI
Indonesia.
Hanief, Y.N., & Purnomo, A. M. I. ( 2019 ). Petanque: Apa saja faktor fisik
penentu prestasinya?. Jurnal Keolahragaan, 7(2), 116-125.

Hernandez, J. G & de los Fayor, E. J. G ( 2009). Plan de etrenamiento psicologi.De


Deporte, 18(1), 87-104 en el deporte dela petance en busqueda del
rendimiento grupal optimo. Revista de Psicologia.
http//www.rpd-online.com/article/view/6

49
50

Hermawan, Iwan. (2012). Gerak Dasar Permainan Petanque, (online). Di akses 12


Februari 2021.
Irawan,F.A. (2019). Biomechanical Analysis of Concentration and Coordination on
the Accuracy in Petanque Shooting. ACTIVE: Journal of Physical
Education, Sport, Health and Recreation, 8 (2), 96-100

Juliana, A. P. ( 2020 ). Perbandingan Pointing Jongko Dengan Pointing Berdiri


Dalam Olahraga Petanque Pada BKMF Petanque FIK UNM ( Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Makassar ).
Nurfatoni,A.,& Hanief, Y. N. (2020). Petanque: dapatkan koordinasi mata tangan,
fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas togok dan keseimbangan
memberi sumbangan pada shooting shot on the iron?. Journal of physical
Activity (JPA), 1(1), 10-20.

Okilanda, A., Arisman, A., Lestari, H., Lanos, M. E. C., Fajar, M., Putri, S. A. R.,
& Sugarwanto,S. ( 2018 ). Sosialisasi Petanque Sebagai Olahraga Masa
kini. Bagimu Negeri: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.2 (1)

Pratama,R.S., Hidayat, T.,& Haryono, S. (2018). Konservasi Budaya Berprestasi


melalui Olahraga Petanque pada siswa sekolah dasar Se kabupaten
Purbalingga. Journal of sport Coaching and Physical Education, 3 (1), 30-
35.

Priyanto Agus Hengki. (2020). Survei keterampilan dasar permainan sepak takraw
tingkat SMA/Sederajat di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai. Skripsi.
Palu: Universitas Tadulako.

Putman. B. W. (2011) Petanque: The greatest Game You Never Heard Of. Franch.
Copyright.
Prad, S. W. K. C. (2019). Kontribusi tinggi badan, panjang lengan, keseimbangan
konsentrasi dan persepsi kinestik terhadap ketepatan shooting pada
olahraga petanque. Jurnal prestasi Olahraga, 2(1)
Ramdan Pelana. 2016. Teknik Dasar Shooting Game. Jakarta. UNJ.
Sinaga, F. S, G, & Ibrahim, I. ( 2019 ). Analysis biomechanics pointing dan
shooting petanque pada atlet TC PON XX Papua. Sains Olahraga: jurnal
Ilmiah Ilmu keolahragaan 3(2),66-75.

Souef G. 2015. The Winning Trajectory. Compymedia Sonoma. Training Course.


Sukardi, ( 2003: 162 ). Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan
Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono, ( 2015 ). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
51

______ ( 2007 ). Metodologi Pendidikan Kuantitatif Dan R & D Bandung: Alfa


beta
Sutrisna, T., Asmawi, M., & Pelana, R. ( 2018 ). Metode Latihan keterampilan
Shooting Olahraga Petanque Untuk Pemula. Jurnal Segar, 7(1),46-53.
Undang-undang No. 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pasal 17.

Wasan, A. ( 2018 ). Komunikasi interpersonal pelatih dan atlet klub petanque


Uneversitas Negeri Jakarta. In Prosiding Seminar dan Lokakarya Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta ( pp, 50-57 ), Jakarta.
Universitas Negeri Jakarta.

Widyastomo, A., & Al Faresi, S. (2020). Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pointing Petanque Pada Peserta Didik
Kelas V SDN Teguhan 1 Ngawi. Jurnal Pendidikan Modern, 5(2), 72–77.
https://doi.org/10.37471/jpm.v5i2.76

Widodo, W, & Hafidz, A. ( 2018 ). Kontribusi Panjang lengan, koordinasi mata


tangan, dan konsentrasi terhadap ketepatan shooting pada olahraga petanque.
Jurnal Prestasi Olahraga. 3(1).
52

LAMPIRAN

Hasil penelitian
Keterampilan Teknik Dasar Permainan Petanque
(Shooting)

No Nama Poin KRITERIA


1 Fitri 14 Sedang
2 Risna 4 Rendah
3 Mufida 10 Sedang
4 Mikta 15 Sedang
5 Fifin 13 Sedang
6 Tri Rubi 11 Sedang
7 Ainun 14 Sedang
8 Dewi 8 Sedang
9 viona 3 Rendah
10 Nur Annisa 1 Rendah
11 Desy Rahmadani 3 Rendah
12 AliMudin 10 Sedang
13 Tomi Adriansyah 1 Rendah
14 Hasraf 20 Tinggi
15 Ikhlas 12 Sedang
16 Andi Rudin 23 Tinggi
17 Aslam 7 Rendah
18 Firmansyah 36 Sangat Tinggi

Keterangan:

Sangat Tinggi : Nilai 8, Artinya jumlah skor X>24,45

Tinggi : Nilai 6, Artinya jumlah skor 15,74<X≤24,45

Sedang : Nilai 4, artinya jumlah skor 7,032<X≤15,74

Rendah : Nilai 2, Artinya jumlah skor -1,67<X≤7,032

Sangat Rendah : Nilai 0, Artinya jumlah skor X<8,71


53

Hasil Penelitian
Keterampilan Teknik Dasar Permainan Petanque
(Pointing)

No Nama Poin Kriteria


1 Fitri 5 Rendah
2 Risna 5 Rendah
3 Mufida 10 Sedang
4 Mikta 10 Sedang
5 Fifin 6 Rendah
6 Tri Rubi 9 Sedang
7 Ainun 7 Rendah
8 Dewi 12 Tinggi
9 Fiona 5 Rendah
10 Nur Annisa 5 Rendah
11 Desy 10 Sedang
12 AliMudin 15 Sangat Tinggi
13 Tommy 7 Rendah
14 Hasraf 7 Rendah
15 Ikhlas 10 Sedang
16 Andi Rudin 9 Sedang
17 Aslam 10 Sedang
18 Firmansyah 16 Sangat Tinggi

Keterangan:

Sangat Tinggi : Nilai 8, Artinya jumlah skor X>13,7

Tinggi : Nilai 6, Artinya jumlah skor 10,41<X≤13,7

Sedang : Nilai 4, artinya jumlah skor 7,13<X≤10,41

Rendah : Nilai 2, Artinya jumlah skor 3,85<X≤7,13

Sangat Rendah : Nilai 0, Artinya jumlah skor X<3,85


54

Hasil Penelitian
Keterampilan Teknik Dasar Permainan Petanque
(Shooting dan Pointing)

No. Nama Poin Kriteria


1 Fitri 19 Sedang
2 Risna 9 Rendah
3 Mufida 20 Sedang
4 Mikta 25 Sedang
5 Fifin 19 Sedang
6 Tri Rubi 20 Sedang
7 Ainun 21 Sedang
8 Dewi 20 Sedang
9 Fiona 8 Rendah
10 Nur Annisa 6 Rendah
11 Desy 13 Rendah
12 Ali Mudin 25 Sedang
13 Tommy 8 Rendah
14 Hasraf 27 Tinggi
15 Ikhlas 22 Sedang
16 Andi Rudin 32 Tinggi
17 Aslam 17 Sedang
18 Firmansyah 52 Sangat Tinggi

Keterangan:

Sangat Tinggi : Nilai 8, Artinya jumlah skor X>36

Tinggi : Nilai 6, Artinya jumlah skor 25<X≤36

Sedang : Nilai 4, artinya jumlah skor 14<X≤25

Rendah : Nilai 2, Artinya jumlah skor 4,15<X≤14

Sangat Rendah : Nilai 0, Artinya jumlah skor X<4,15


55

Gambar 1 Pelaksanaan Keterampilan Tes Shooting

Gambar 2 Pelaksanaan Keterampilan Tes Pointing


56

Gambar 3. Foto Bersama Atlet Komunitas Petanque Tadulako


57

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN


58

SURAT IZIN PENELITIAN


59
60

BIODATA/CURRICULUM VITAE

UMUM

Nama : Desy Rahmadani

Tempat/Tanggal Lahir : Bulubete, 23 Desember 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua

a. ayah : Taofan

b. Ibu : Asni

Agama : Islam

Alamat : Desa Bulubete, kecamatan Dolo Selatan,

Kabupaten Sigi

PENDIDIKAN

SD : SD Negeri Bulubete (Tahun 2006 s/d 2012)

SMP : SMP Negeri 10 Sigi (Tahun 2012 s/d 2015)

SMA : SMA Negeri 10 Sigi (Tahun 2015 s/d 2018)

PT : Universitas Tadulako (Tahun 2018 s/d 2021)

Anda mungkin juga menyukai