Dibacakan pada
Bandung Biomolecular Medicine Conference 2010
Oleh : Bethy S. Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D
I. PENDAHULUAN
Gastrointestinal stromal tumor ( GIST ) adalah tumor yang paling sering
ditemukan pada saluran pencernaan dan berasal dari unsur mesenkimal. Tumor ini dapat
berkembang di esofagus, lambung, usus halus, kolon dan rektum. Lokasi yang paling
sering ditemukan adalah di lambung (60%) dan berikutnya di usus halus (30% ) dari
seluruh GIST pada saluran pencernaan.1,2,3
GIST pada usus halus sering ditemukan pada orang dewasa usia lebih dari 50
tahun. Gambaran klinis GIST pada usus halus sama dengan gambaran klinis pada
lambung, yaituadanya massa dan nyeri pada bagian perut, mual, muntah, hematemesis
dan melena.1,2,3,8
Terapi standar pada GIST adalah dengan operasi. Prognosis GIST pada usus
halus tergantung ukuran tumor dan jumlah mitosis yang ditemukan1,2,3,.
Pada referat ini akan dibahas tentang klasifikasi, etiologi, patogenesis, diagnosis
banding dan terapi dari GIST pada usus halus.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Histologi
Vili dan kripta terdiri dari 5 tipe sel epitel, yaitu sel absorptif, sel goblet, sel
enteroendokrin, sel paneth (sitoplasma asidofil bergranul mengandung enzim
pencernaan dan lisozim) dan sel mitotik / sel tidak berdifferensiasi berfungsi sebagai sel
induk, menggantikan sel absorptif, sel goblet dan sel kelenjar intestinal yang rusak. Sel
enteroendokrin disebut juga sebagai sel APUD (Amine precursor uptake and
decarboxylation).5,6
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak vaskularisasi
disertai infiltrasi sel radang limfosit, sel plasma dan makrofag. Pada bagian basal lamina
propria banyak terdapat limfosit yang menyusun folikel, dominan pada ileum dan
disebut plak peyeri. Muskularis mukosa terdiri dari otot polos sirkuler pada bagian
dalam dan longitudinal pada bagian luar yang menyatu dengan jaringan ikat longgar
submukosa.5,6,9
2
Lapisan submukosa berupa jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh
darah dan limfe, serabut syaraf dan ganglion (pleksus Meissner). Pada daerah
duodenum lapisan mukosa mengandung kelenjar yang menghasilkan musin disebut juga
kelenjar Brunner.5,6
Muskularis propria merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos
sirkuler pada bagian dalam dan otot polos longitudinal pada bagian luar, diantaranya
terdapat pleksus mienterikus Auerbach yang terdiri dari sel ganglion, sel satelit, dan
fibroblas perineural, diantaranya ditemukan pula interstitial cell of Cajal yang berfungsi
sebagai pacemaker.5,6,9
Beberapa fungsi usus halus antara lain : mencampurkan makanan dengan enzim-
enzim yang dihasilkan oleh saluran pencernaan, mendorong makanan ke bagian distal,
mensekresi enzim-enzim esensial untuk pencernaan, mensekresi hormon regulator
(gastris inhibitory peptide, sekretin dan kolesitokinin) dan absorpsi nutrisi seperti
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan nutrisi esensial lain.2,8
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi tumor pada usus halus menurut WHO ( 2010 ) adalah :1
Epithelial tumours
Premalignant lesions
Adenoma
Tubular
Villous
Tubulovillous
Dysplasia ( intraepithelial neoplasia), low grade
Dysplasia ( intraepithelial neoplasia), high grade
Hamartomas
Juvenile polyp
Peutz- Jeghers polyp
3
Carcinoma
Adenocarcinoma
Mucinous adenocarcinoma
Signet ring cell carcinoma
Adenosquamous carcinoma
Medullary carcinoma
Squamous cell carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Mesenchymal tumours
Leiomyoma
Lipoma
Angiosarcoma
Gastrointestinal stromal tumour ( GIST )
Kaposi sarcoma
Leiomyosarcoma
2.3 Epidemiologi
GIST pada usus halus sering terjadi pada orang dewasa, usia lebih dari 50 tahun
(rata-rata usia 60-65 tahun), namun dapat juga ditemukan pada usia muda atau anak-
anak walaupun kasusnya sangat jarang. Tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam
insidensi GIST pada usus halus. Lokasi tersering ditemukan di ileum sebanyak 53%,
kemudian jejunum sebanyak 37% dan duodenum sebanyak 10%.1,2,6,8
4
mengkordinasikan peristaltik. ICC normal memiliki KIT yaitu suatu protoonkogen
sebagai regulator fisiologis yang mendorong pertumbuhan sel. GIST terjadi karena
mutasi gen KIT ( c-KIT ) yang berlokasi di kromosom 4q12 pada exon 11 dan mutasi
gen PDGFRA ( platelet derived growth factor receptor alpha)pada exon 12. Mutasi ini
menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkontrol.2,3,6,8
2.5 Patologi
2.5.1 Gambaran makroskopis
Gambaran benign GIST pada usus halus yaitu sel spindel dengan sitoplasma lebih
eosinofilik, “low degree of cellularity “ , jumlah mitosis sedikit ( < 5/ 50 HPF) dan
ditemukan “skeinoid fibres”.
Gambaran malignant GIST padausus halus yaitu tampak sel spindelyang hiperseluller,
jumlah mitosis banyak ( > 5/ 50 HPF )dan “skeinoid fibres” sedikit bahkan tidak
ditemukan. Sebagian besar malignant GIST menunjukkan gambaran nekrosis dan invasi
pada mukosa.1,2,6
5
2.6 Imunohistokimia
2.8 Diagnosa
GIST pada usus halus dapat didiagnosa banding dengan leiomyoma, leiomyosarcoma
dan schwannoma.2,6
6
2.10 Metastasis
2.11 Terapi
2.12 Prognosis
Prognosis GIST pada usus halus secara umum tergantung dari ukuran
tumor dan jumlah dari mitosis serta adanya metastasis. Tidak ada grading khusus untuk
GIST pada usus halus.1,2
7
III. PEMBAHASAN
3.Tumor memberikan gambaran kedua diferensiasi yaitu elemen otot polos dan sel
saraf.
4.Tumor yang tidak memberikan gambaran kedua diferensiasi diatas dan pada
pemeriksaan imunohistokimia berekspresi pada CD34.2
8
GIST pada usus halus sebagian besar penyebabnya tidak diketahui,
namun ada beberapa faktor resiko seperti :
-Jenis kelamin, walaupun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan namun
beberapa kasus menunjukkan insidensi pada laki-laki lebih sering.
-Riwayat keluarga, akan meningkatkan resiko GIST pada Neurofibromatosis tipe 1 dan
Carney – Stratakis Dyad
-Genetik , adanya mutasi gen KIT ( c-KIT ) yang berlokasi di kromosom 4q12 pada
exon 11 dan mutasi gen PDGFRA ( platelet derived growth factor receptor alpha)pada
exon 12. Mutasi ini menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkontrol. .
Grading GIST pada usus halus tidak ada standar atau sistem khusus, namun
grading dapat ditentukan berdasarkan ukuran tumor dan aktivitas mitosis.1
GIST pada usus halus dapat bersifat jinak dan ganas. Gambaran GIST yang
jinak pada usus halus yaitu ukuran tumor kecil ( < 5 cm ), ditemukan sel-sel spindel
dengan selularitas yang rendah, jumlah mitosis sedikit ( < 5 /50 HPF ) serta tampak
“skeinoid fibres” yang banyak, tidak tampak nekrosis dan invasi ke mukosa.Sedangkan
gambaran GIST yang ganas pada usus halus yaitu ukuran tumor biasa besar dan tampak
multinoduler, tampak sel-sel spindel yang hiperseluler dengan inti yang besar dan
hiperkromatis, jumlah mitosis meningkat ( > 5/ 50 HPF ), ditemukan komponen
epithelioid, nekrosis dan invasi ke mukosa.6
GIST dapat didiagnosa banding dengan leiomyoma dan leiomyosarcoma karena
memiliki gambaran histopatologi yang mirip di lokasi yang sama. Leiomyoma adalah
tumor mesenkimal yang berdiferensiasi sel otot polos, terdiri dari sel-sel bentuk spindel
yang halus dengan selularitas rendah sampai moderat serta sitoplasma eosinofilik.
Sedangkan leiomyosarcoma memberikan gambaran yang sama dengan tipikal “high
grade malignant”. Klasifikasi “high grade” bila ditemukan aktivitas mitosis > 10/ 10
HPF. Pada pemeriksaan imunohistokimia, leiomyoma dan leiomyosarcoma memberikan
hasil positif pada desmin dan actin. Sedangkan dengan CD34 dan CD117 memberikan
hasil yang negatif.1,2
9
GIST didiagnosa banding dengan schwannoma karena gambaran makroskopis
dan mikroskopis mirip dengan GIST. Ukuran tumor bervariasi antara 0,5-7 cm (rata-rata
3 cm), massa bentuk bulat atau oval serta multinodular. Gambaran mikroskopis tampak
sel-sel spindel seperti sel-sel schwannoma yang membentuk inti palisading. Pada
pemeriksaan imunohistokimia dengan S100 memberikan hasil positif dan pemeriksaan
dengan desmin, actin dan KIT memberikan hasil negatif.1,2
Terapi utama GIST pada usus halus adalah dengan pembedahan. Terapi lainnya
dengan pemberian Imatinib yaitu suatu “tyrosine kinase inhibitor” yang sering diberikan
sebagai terapi awal pada GIST. Pemberiaan Imatinib dapat dilakukan tunggal atau
dikombinasikan dengan pembedahan. Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan data
bahwa pemberiaan Imatinib diikuti pembedahan menunjukkan penurunan resiko
rekuren pada GIST.Pasien yang resisten ataupun menunjukkan efek samping yang berat
dengan terapi Imatinib dapat diberikan terapi “tyrosine kinase inhibitor” lainnya yaitu
Sunitinib(Sutent) yang berfungsi sebagai anti angiogenic. Sunitinib akan menghambat
perkembangan dan metastasis dari tumor karena tidak adanya pembentukan pembuluh
darah baru yang diperlukan oleh sel tumor untuk berkembang.Apabila terapi Imatinib
dan Sunitinib tidak memberikan respon yang baik, dapat diberikan terapi “tyrosine
kinase inhibitor” jenis lainnya yaitu Regorafenib( Stivarga, BAY 73-4506) . Sampai
saat ini tetap dilakukan penelitian untuk mencari obat-obatan atau terapi terbaru untuk
GIST. Beberapa jenis obat-obatan yang sedang diteliti sampai saat ini adalah
Olaratumab (IMC-3G3), Crenolanib ( ARO-002 or CP-868,596), Linsitinib (OSI-906)
dan protein 90 (HSP90) inhibitors.8
10
IV. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12
12.Shilpa Grover, Stanley W. Ashley . Small intestine gastrointestinal stromal
tumors. ( 2012).
13