PENDAHULUAN
yang berasal dari non epithelial digolongkan sebagai Gastrointestinal Stromal Tumor
yang berasal dari otot polos pada lamina muscularis propria dinding usus atau
muskularis mukosa dan berasal dari sel intertisial Cajal. Tetapi pada saat ini GIST
imunohistokimia. Tumor ini merupakan tumor yang jarang terjadi pada saluran
cerna.1,2
Tumor dapat terjadi pada esofagus, gaster, usus halus, colon, mesenterium,
dan omentum. Gaster merupakan lokasi yang paling banyak terjadi. Kadang asal
tumor tidak dapat ditentikan karena penyebaran peritoneal yang luas. Insidensi
sebenarnya dari tumor ini tidak diketahui pasti, diperkirakan ada 5.000-10.000 kasus
baru per tahun di dunia. Tumor ini biasanya timbul pada pasien usia 40- 70 tahun dan
hanya 1-2% terjadi pada anak dan remaja. GIST tidak berhubungan dengan distribusi
Gejala klinis GIST tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Tumor kecil
sering tidak bergejala sehingga sering tidak diketahui, dan saat gejala muncul, tumor
sudah besar atau sudah menyebar ke organ lain. Gejala klinis yang sering timbul
adalah perdarahan saluran cerna karena ulserasi mukosa. Pada sebagian kasus dapat
dijumpai massa yang palpable pada abdomen. Peran pencitraan pada GIST adalah
untuk deteksi, karakterisasi, analisis hubungan antara massa dan dinding
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
gastrointestinal ini diperkenalkan oleh Clarck dan Mazur pada tahun 1983. Sebelum
tahun 1983, GIST diklasifikasikan sebagai tumor otot polos, bersama leiomioma,
merupakan tumor mesenkim yang terdapat pada gastrointestinal. GIST diduga berasal
dari intersisial sel cajal (ICC) di dalam pleksus mienterikus gastrointestinal dan
berasal dari hampir semua bagian saluran pencernaan, dari esofagus hingga anus,
namun paling umum ditemukan dilambung (50-70%), usus halus (30-45%) usus
besar,rektum dan anus (10-15%) yang dalam keadaan normal merupakan bagian dari
sistem saraf otonom pada usus.5 Pada ICC ini, terdapat gen c-kit yang meng-kode
reseptor transmembran pada growth factor (stem-cell factor). Mutasi gen c-kit
Mutasi ini menyebabkan fungsi c-kit tidak tergantung pada aktivasi stem cell factor
2.2 Epidemiologi
GIST belum diketahui dengan pasti. Hasil study epidemiologi terbaru menyebutkan
prevalensi GIST diperkirakan sekitar 20-40 kasus per satu juta penduduk setiap
menyebutkan sekitar 14,5 – 16 kasus per satu juta penduduk baik pada kasus tumor
sekitar 11 per satu juta penduduk dan di Belanda sekitar 12,7 kasus per satu juta
penduduk. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 5000 kasus baru tiap tahunnya dan
diperkirakan 15-20 kasus per satu juta penduduk. Angka kejadian GIST sendiri di
Indonesia masih belum diketahui. Sulit untuk menentukan angka pasti dari insidensi
muncul pada rentang usia yang luas, dari anak-anak hingga orang tua, 90% kasus
muncul pada pasien berusia di atas 40 tahun dengan median antara 63-66 tahun saat di
diagnosis. GIST muncul dengan predileksi jenis kelamin yang kira-kira sama namun
element yang mengindikasikan adanya hubungan GIST dengan lokasi geografi, etnik,
2.3 Etiopatogenesis
Penyebab pasti dari tumor ini belum dapat dipastikan, tetapi diduga
Sel di kontrol oleh beberapa gen yang menentukan kapan tumbuh dan
membelah menjadi sel-sel baru. Gen tertentu yang membantu sel-sel tumbuh dan
membelah disebut onkogen. Gen lainnya yang memperlambat pembelahan sel atau
menyebabkan sel mati pada waktu yang tepat disebut tumor supressor gen. Kanker
dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang mengaktifkan onkogen atau mematikan
Pada GIST diketahui terdapat perubahan gen yang mengontrol sel, tapi masih
belum diketahui dengan jelas apa penyebab perubahan gen tersebut. Perubahan gen
pada GIST adalah perubahan onkogen yang disebut c-kit. Gen c- kit ditemukan di
semua sel tubuh. Gen ini mengarahkan sel untuk membuat protein yang disebut KIT.
KIT adalah reseptor tirosin kinase tipe 3 yang penting untuk adesi, apoptosis dan
diferensiasi sel melanosit, sel germinal, sel mast, sel- sel induk hematopoietik, sel-sel
interstitial Cajal. Biasanya gen c-kit dalam sel interstitial Cajal (ICC) tidak aktif. Pada
sekitar 85-90% pasien GIST terjadi mutasi gen c-kit menjadi aktif. Hal tersebut
menyebabkan proliferasi sel tanpa ada hambatan dan resisten terhadap apoptosis.2
GIST diduga berasal dari intersisial sel cajal (ICC) yang dalam keadaan
normal merupakan bagian dari sistem saraf otonom pada usus. Imunofenotipik
CCD117 positif atau KIT diduga berasal dari interstitial cells of Cajal (ICC).
Hipotesis ini didukung oleh berbagai studi yang menyebutkan bahwa bentuk
embrionik dari myosin pada GIST mirip dengan bentuk embrionik pada ICC. Fungsi
dasar ICC yaitu sebagai pacemaker yang berfungsi untuk mengatur motilitas dan
peristaltik usus. Ekspresi KIT proto-oncogene diduga memiliki peran yang penting
dalam perkembangan ICC. KIT banyak di ekspresikan terutama pada germ cell, mast
cell, beberapa cel epitelial dan haematopoietic stem cells. Produk dari KIT proto-
onchogen, KIT, merupakan salah satu bagian dari kelompok reseptor tirosin kinase
yang terkait erat dengan platelet-derived growth factor (PDGF), macrophage colony-
stimulating factor (MCSF), dan FMS-like receptor tyrosine kinase (FLT3) ligand. KIT
merupakan reseptor transmembran dari growth factor yang dikenal sebagai stem cell
factor (SCF) atau mast cell growth factor. Secara struktural, KIT terdiri dari domain
domain oleh SCF pada reseptor KIT menyebabkan dimerasi molekul KIT yang diikuti
perkembangan GIST. Aktivasi ini melibatkan mutasi dalam c-kit gene. Sekitar 70%
pada kasus GISTs terdapat mutasi pada exon 11, yang mengkode domain
juxtamembrane. Pada 15% kasus, didapatkan mutasi pada exon 9 yang mengkode
domain ekstraseluler yang melibatkan dimerasi. Pada kasus yang lebih jarang, sekitar
<10% terdapat mutasi pada exon 13 dan 17 yang mengkode split kinase domain dan
gangguan pada proses fosforilasi dari sinyal jalur transduksi sehingga terjadi
2.4 Diagnosis
A. Manifestasi Klinis
GIST dapat bermanifestasi pada usia berapa pun, meskipun paling sering
bermanifestasi pada pasien yang lebih tua dari 50 tahun. Sekitar 5% GIST dikaitkan
dengan mutasi yang dapat diturunkan seperti sindrom GIST familial (mutasi pada KIT
kembung, atau nyeri perut yang tidak jelas. Perdarahan dapat terjadi dan umumnya
dalam bentuk melena atau, lebih jarang, hematemesis. Ruptur tumor dengan
intervensi bedah darurat. Banyak pasien tetap asimtomatik, dan tumor mereka
Presentasi klinis dapat berupa akut atau kronis; gejalanya tidak spesifik dan
a) Akut
atau melena
Sakit perut yang tiba-tiba dan parah dalam kasus ruptur tumor
usus
b) Kronis
Disfagia
B. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda anemia
Massa di abdomen
Nyeri perut pada palpasi
C. Pemeriksaan Penunjang
halus yang secara ekstrinsik mengenai lumen viseral dari massa mukosa yang
memiliki peningkatan kontras yang heterogen karena daerah nekrosis berada di dalam
tumor. Metastasis tsering terjadi, tetapi daerah tersering yang terkena adalah hati dan
permukaan peritoneum.4
CT abdomen dan pelvis dengan kontras oral dan IV digunakan untuk menilai
penyakit metastasis. MRI lebih disukai pada pasien yang tidak dapat menerima
kontras IV atau untuk GIST rektal. Secara patologis, GIST dapat memiliki
Pada sonografi, tumor otot polos (stroma) biasanya menghasilkan lesi massa
bulat dengan berbagai ukuran dan ekogenisitas, sering dengan daerah kistik sentral
yang berhubungan dengan perdarahan atau nekrosis (Gbr. 8.9). asal usus mereka tidak
selalu mudah ditentukan, tetapi jika ada ulserasi, kantong gas di kawah ulkus mungkin
menunjukkan asalnya. Tumor otot polos yang berasal dari usus harus
dipertimbangkan dalam diagnosis banding massa abdomen tak tentu yang ditemukan
secara kebetulan pada pasien tanpa gejala, terutama jika mereka menunjukkan
perubahan kistik sentral atau nekrotik (Gbr. 8.9E dan F). Tumor ini sangat cocok
Tumor Stroma Gastrointestinal (GISTs) di Empat Pasien. (A) dan (B) Massa usus eksofitik,
leiomioma lambung. (A) Sonogram transversal epigastrium menunjukkan tanda usus lambung normal
dan massa eksofitik fokal. (B) Setelah menelan air, lumen mengandung cairan yang tampak hipoekoik.
Massa padat terlihat jelas. (C) dan (D) Leiomiosarcoma lambung. (C) Sonogram transversal setelah
menelan cairan menunjukkan massa intramural yang halus dan kompleks (panah) yang menonjol ke
dalam lumen lambung yang terisi air (S). (D) menunjukkan tumor intramural (panah). (E) dan (F) Dua
pasien dengan massa besar, perut bagian atas, kompleks, dan tampak nekrotik pada sonografi.
Meskipun asal usus massa tidak jelas pada gambar, diagnosis yang benar dari GIST disarankan
berdasarkan penampilan. Jejunum adalah asal tumor di (E) dan perut di (F).12
2.5 Tatalaksana
Pendekatan laparoskopi untuk reseksi GIST seringkali ideal. Tumor ini bersifat
eksofitik, membuatnya lebih mudah ditemukan daripada tumor usus halus lainnya
massa untuk memfasilitasi reseksi. Sayangnya, lebih dari 50% dari massa ini muncul
pasien berisiko tinggi harus dirawat pasca operasi dengan minimal 12 sampai 24
bulan imatinib, dan penelitian sedang berlangsung mengenai pengobatan yang lebih
lama atau bahkan tidak terbatas untuk mencegah kekambuhan. Fitur berisiko tinggi
termasuk ukuran tumor> 2 cm, indeks mitosis tinggi, jenis sel yang berdiferensiasi
Kriteria ini sama untuk GIST esofagus, kolon, rektum, dan peritoneum. Stadium GIST lambung atau
omentum berbeda. Tingkat perkembangan GIST usus kecil secara signifikan lebih buruk daripada
GIST lambung.13
terdiri dari reseksi bedah lengkap, dan margin 2 cm dari jaringan normal biasanya
menyelesaikan ini. Diseksi kelenjar getah bening spesifik tidak diindikasikan untuk
Tumor yang lebih kecil mungkin dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi
atau laparoskopi, yang tidak direkomendasikan untuk tumor yang lebih besar karena
Terapi neoadjuvant pra operasi dengan imatinib adalah pilihan untuk penyakit
lokal yang lebih lanjut (yaitu, tumor besar, terlokalisasi dengan buruk, atau tidak
kasus tertentu tanpa gambaran risiko tinggi pada ultrasonografi endoskopi (misalnya,
ukuran besar, batas ekstraluminal tidak teratur, ruang kistik); tumor dapat direseksi
jika tumbuh lebih besar atau menjadi simptomatik. Pembedahan diikuti dengan terapi
ajuvan dengan inhibitor tirosin kinase lini pertama imatinib untuk pasien dengan
risiko sedang atau tinggi untuk progresi. Jika tumor responsif terhadap imatinib tetapi
Untuk pasien dengan reseksi lengkap yang menerima imatinib pra operasi,
setidaknya 36 bulan untuk pasien berisiko tinggi dengan reseksi lengkap yang tidak
menerima imatinib pra operasi. Terapi ajuvan tidak diindikasikan untuk pasien
observasi.11
Untuk pasien dengan metastasis luas, umumnya terletak di rongga peritoneum
atau hati, terapi lini pertama sekarang merupakan agen oral yang dapat ditoleransi
dengan baik, imatinib mesylate (Gleevec atau IMS-571) dengan dosis awal 400 mg
setiap hari, yang menghasilkan tanggapan di lebih dari 50% kasus dan penyakit stabil
di tambahan 25% kasus. Efek samping minimal, dan kelangsungan hidup 1 tahun
pada pasien yang diobati adalah sekitar 85%. Berdasarkan uji coba American College
(Sutent), sekarang digunakan sebagai terapi lini kedua yang efektif. Agen biologis
Jika pengobatan gagal atau dalam kasus yang jarang terjadi intoleransi imatinib,
pasien dapat dipindahkan ke inhibitor tirosin kinase lini kedua dan ketiga . Sunitinib,
untuk pasien dengan perkembangan yang dikonfirmasi atau intoleransi selama kursus
dipertimbangkan pada penyakit rekuren atau metastasis yang stabil atau responsif
terhadap terapi inhibitor tirosin kinase bila reseksi lengkap memungkinkan, bila
terdapat bukti resistensi obat sekunder pada klon terisolasi sementara tempat penyakit
Adapun komplikasi yang dapat terjadi jika tumor GIST tidak ditangani yaitu
Perdarahan intratumor, ruptur tumor, Metastasis hati dan peritoneum (paling sering
2.7 Prognosis
adalah 13,6 tahun pada pasien dengan hanya penyakit primer pada diagnosis dan 6,4
tahun pada mereka dengan penyakit metastasis pada diagnosis. Usia yang lebih muda
saat diagnosis telah dikaitkan dengan tingkat kelangsungan hidup keseluruhan yang
lebih lama.11
kekambuhan, metastasis, indeks mitosis tinggi, ukuran tumor besar, dan penurunan
kelangsungan hidup keseluruhan 3 tahun. Mutasi KIT ekson 9 dikaitkan dengan risiko
KESIMPULAN
GIST dapat ditemukan pada semua usia, insiden tertinggi pada usia 60-
pada tumor yang metastasis atau rekuren, terapi pembedahan tidak dianjurkan