Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FIELD TRIP

PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

“TUMOR KOLON”

RSUD Dr.WAHIDIN SUDIRUHUSODO

TANGGAL 16 AGUSTUS 2017

DISUSUN OLEH KELOMPOK III A

1. NURHIJRATUN
2. NUR RAHMA ARFAH
3. ANDI HERLIN
4. ANDI FAJAR FADILLAH F.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKKANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN AJARA 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

TELAH MELAKUKAN FIELD TRIP SISTEM PENCERNAAN

PADA,

HARI / TANGGAL : 16 AGUSTUS 2017

TEMPAT : RS WAHIDIN SUDIRUHUSODO

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING


LAHAN

( ) ( )
Konsep medis

TUMOR KOLON

1. PENGERTIAN

Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh,
dan merupakan neoplasma yang dapat bersifak jinak atau ganas (FKUI,2008: 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya. Baik
dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau migrasi sel
ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan
kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel,
dan fungsi lainya (gale, 2000: 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/ neoplasma
yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (brooker, 201 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas didalam
permukaan usus besar atau rectum (boyle & langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesmpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan
jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

2. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker (davey, 2006 : 334) yaitu :


1. Diet : kebiasaan mengkomsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,
buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein
hewani.
2. Kelainan kolon
a. Adonana di kolon : defenerasi maligna menjadi adenokarsinoma
b. Familial polyposis : polil di usus mengalami defenerasi maligna menjadi
karsinoman.
c. Konduksi ulserative penderita colitis ulserativ menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orang tua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 kali lebih banyak dari pada anak yang orang tuanya sehat (FKUI, 2001
: 207).

3. PATOFISIOLOGI TUMOR KOLON

1. Anatomi fisiologi kolon


Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus bantu
dan rektum, fungsi utama organ ini adalah menyerap air dan feses, pada mamalia,
kolon terdiri dari kolon menanjak (asecending), kolon melintang (transverse),
kolon menurun (descending), kolon sigmid, dan rectum, bagian kolon dari usus
buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan “kolon kanan”
sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan “kolon kiri”
2. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel
tumbuh sangat cepat).pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan muda.
Tetapi, sering kali pada stadium awal adenoma tidak menampakan gejala
apapun

sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi
tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari
usus besar (davey, 2006 : 335).
Kanker kolon dan rektun terutama (95 %) adenorkarsinoma (muncul
dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam
struktur sekitanya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar
ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati). Kanker kolon dapat
menyebar melalui beberapa cara yaitu:
1. Secara infiltrative langsung ke struktur yang berdekatan, seperti kedalam
kandung kemih.
2. Melalui pembulu limfe kelenjar limfe perikolom dan mosokolom.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke
sistem portal.
4. Menyebar secara transperitoneal
5. Menyebar ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain, pertumbuhan
kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus
dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta pendarahan
penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya
metastase pada jaringan lain (gale, 2000:177).

4. KLASIFIKASI

Klasifikasi tumor kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut


(FKUI,2001 : 209) :
a. Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis
b. Kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa,
c. Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak atau
sampai empat buah.
d. Kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.

e. Kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas & tidak dapat di operasi lagi

5. MANISFESTASI KLINIS TUMOR KOLON

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi, adanya perubahan dalam defekasi,
darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmu,
anemia dan pendarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Tumor kolon kanan
Dimana isi kolon berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga
stadium lanjut, sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi,
karena lumes usus lebihbesar dan feses masi encer, anemia akibat
pendarahan sering terjadi. Dan darah bersifat samara dan hanya
dapat dideteksi dengan tes guaiac (suatu tes sederhana yang dapat
dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam
feses.pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat
teraba, tetapi jarang pada stadium awal, penderita mungkin
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-
kadang pada epigastrium.
2. tumor kolon kiri
Dan rectum cenderung meyebabkan perubahan defekasi sebagai
akibat iritasi dan respon refleks, diare, nyeri kejang, dan kembung
sering terjadi, karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering
timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti
pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses,
dapat terjadi anemia akibat kehilangna darah kronik, pertumbuhan
pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembulu
limfe atau vena, menimbulkan gejala –gejala pada tungkai atau
perineium, hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keingginan
defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan
pada tungkai atau perineum, hemoroid, nyeri pinggang bagian
bawah, keingginan defekas atau sering berkememih dapat timbul
sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang
mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak tidak lengka setelah defekasi, konstisipasi da diare
bergantian, serta feses berdarah (gale, 2000).

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun


kolonoskopi.
2. Radiologis : pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan anatar lain adalah dada
dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada
metastasis kanker paru.
3. Ultrasonografi (USG) : sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi
digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
4. Histopatologi : biopsy digunakan untuk menengakan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah edenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferesiansi sel.
5. Laboratorium : pemeriksaan HB penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami pendarahan (FKUI, 2001: 210).

7. PENATALAKSANAAN MEDIS

Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah


sebagai berikut :
1. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang pali efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masi belum metastasis, tetapi tidak menjamin
semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya
juga besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

2. Penyinaran (radiotrapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar x, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker, rterapi
radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel
kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel
tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat, dapat masuk kedalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar,
obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis, biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umunya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
FORMAT RESUMEN KEPERAWATAN

FIELD TRIP SISTEM PENCERNAAN (RUANG PERAWAT BEDAH DIGESI)

I. IDENTITAS KLIEN

a. Nama klien : tn ‘K’


b. Umur : 46 tahun
c. No.rekam medis : 809.757
d. Diagnose medis : tumor kolon

II. KELUHAN UTAMA : klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan, mual
dan muntah, dan pasien mengeluh mengalami penurunan berat badan karena
malas makan, dan jarang buang air besar.

III. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU : tidak ada

IV. RIWAYATA PSIKOSOSIAL : pasien mengatakan dia cemas dan gelisah


mengetahui penyakitnya.

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI :


a. Makan :frekuensi 3x / hari dengan porsi secukupnya
b. Minum : frekuensi 3 / 5 gelas / hari,
c. Istrhata : lamanya 2 sampai 3 jam tidur siang / hari , malam kurang
d. Eliminasi :frekuensi BAK 2 kali / hari, BAB belum pernah.
e. Aktifitas :
f. Kebersihan : freukesi mandi 1 kali /hari sikat gigi 1 kali /hari

VI. RIWAYATA KESEHATN KELUARGA : tidak ada


VII. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Tanda-tanda vital
Td “130 / 80 P”20
N ” 80 S “ 36,5OC.
b. Tinggi badan : 160 cm
c. Berat badan : 53 kg
d. Kepala : simestris
e. Mata : simestris , konjugtiva : warna pink
f. Hidung : simestris
g. Mulut : mukosa lembab,tidak pucat
h. Telinga : simestris
i. Dada : simestris
j. Jantung :
k. Abdomen :ada benjolan
l. Ekstermitas : tonas otot baik , Tidak kesulitan dalam pergerakan , edema
(tidak ada)

VIII. PENGKAJIAN DATA FOKUS SISTEM PENCERNAAN :


Inspeksi : datar, simestris
Auskultasi : normal
Palpasi : teraba ada massa
Perkusi :

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG :


CT SCAN :sugestis massa kolon asenden
Rontgen (x rai polon)
Endoskopi
Darah lengkap
X. PENGOBATAN
Hari / tanggal / jam jenis terapi :
Ceftriaxone 1 gr
Oveprazole 40 mg
Metamizole 1 gr
Rabu, 16 / 08 / 2017, 07:00

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
 Data subjektif (ds)
1. klien mengatakan nyeri pada perut
2. klien mengatakan berat badanya menurun
3. Klien mengatakan nyeri ulu hati
4. Klien mengatakan mual muntah pada saat makan
5. Klien mengatakan malas makan
6. Klien mengatakan jarang buang air besar
7. Klien mengatakan cemas dan takut dengan kondisi yang
dideritainya.
 Data objektif (DO)
1. Terdapat benjolan pada daerah abdomen
2. klien Nampak mengalami penurunan berat badan
3. klien tidak menghabiskan makanannya.
4. Klien Nampak meringis pada saat dilakukan penekanan pada
abdomen sebelah kanan.
5. Klien Nampak mengalami penurunan berat badan
6. Klien Nampak lemas
7. Klien Nampak gelisah.

1. Analisa data

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

DS:
1. Klien mengatakan nyeri pada
perut bagian kanan
2. Klien mengatakn mual muntah
3. Klien mengatakan nyeri uluh Nyeri akut
hati
DO:
1. Klien terdapat benjolan pada
daerah abdomen
2. Klien Nampak meringis pada
saat dilakukan penekanan
DS:
1. Klien mengatakan malas
makann
2. Klien mengatakan berat badanya
menurun
3. Klien mengatakan mual muntah
DO:
1. Klien Nampak mengalami
penurunan berat badan Ketidakseimbangan nutrisi
2. Klien Nampak tidak Kurang dari kebutuhan (00002)
menghabiskan makanannya
3. Klien Nampak lemas

DS:
1. Klien mengatakan jarang buang
air besar
2. Klien mengatakan mual muntah
3. Klien mengatakan malas makan Konstipasi (00011
DO: )
1. Klien Nampak mengalami
penurunan berat badan
2. Klien Nampak tidak
menghabiskan makananya
DS:
1. Klien mengatakan cemas
2. Klien mengatakan takut
DO: Anstetas (00146)
1. Klien Nampak lemas
2. Klien Nampak tegang
3. Klien Nampak gelisah

3. Diagnose keperawatan
a. Nyeri akut
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d kurang asupan makan
c. Konstisipasi b/d fungsional , mekanisme, fisiologi
d. Ansietas b/d perubahan besar (misalnya : status kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai