TESIS
Oleh
ZUFRIZAL
NIM. 157032108
TESIS
Oleh
ZUFRIZAL
NIM. 157032108
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Tesis
adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
Zufrizal
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Maternity House for Childbirth (MHC) is one of the local government programs
that aim to reduce maternal mortality. However, in reality, there are still many
people who do not take advantage of this facility. The purpose of this study was to
analyze the factors associated utilization of maternity house for childbirth (MHC)
in Langkat Regency. This research is an explanatory survey research conducted
in 10 Puskesmas in Langkat Regency. The research sample was 185 mothers who
gave birth in January-July 2019 at 10 Puskesmas in Langkat Regency. Data aids
using a questionnaire. The data analysis method used was chi square at the 95%
level of confidence. The results showed that only 9.2% of respondents make used
of MHC. There is a significant relationship between utilization of maternity house
for childbirth (MHC) by mothers who give birth. Knowledge, attitudes, parity,
family support, distance traveled, and health insurance are not related to the
utilization of maternity house for childbirth (MHC). It is suggested to the Langkat
Regency Health Office to carry out routine supervision of the implementation of
work programs related to maternal and child health, especially the utilization of
maternity house for childbirth (MHC) in all Puskesmas in Langkat Regency.
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat
serta karunianya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam penulisan tesis ini
sudah tentu banyak pihak yang telah ikut memberikan bantuan, maka penulis
1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D. Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
5. Dr. Asfriyati, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II, atas kesediaan
6. Prof. Drs Heru Santosa, M.S., Ph.D. selaku Dosen Penguji I, atas segala
7. Namora Lumongga Lubis, M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Penguji II, atas segala
tesis.
vi
Universitas Sumatera Utara
melakukan penelitian.
11. Para dosen dan staf di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan
12. Anak-anakku tersayang yaitu Alif, Rafii dan Puan, serta kedua orang tuaku
13. Tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para sahabat
Atas saran dan masukan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Zufrizal
vii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 8
Tujuan Penelitian 8
Manfaat Penelitian 9
Tinjauan Pustaka 10
Kematian Ibu 10
Penyebab-penyebab kematian ibu 10
Persalinan 11
Definisi persalinan 11
Bentuk persalinan 12
Tanda-tanda persalinan 12
Faktor-faktor penting dalam persalinan 12
Tempat-tempat persalinan 13
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) 14
Definisi rumah tunggu kelahiran 14
Sasaran pemanfaatan rumah tunggu kelahiran 15
Indikator rumah tunggu kelahiran 16
Pembagian rumah tunggu kelahiran 17
Sistem rujukan rumah tunggu kelahiran 18
Pelayanan Kesehatan 18
Pemanfaatan pelayanan kesehatan 21
Faktor kontesktual 21
Faktor individu 23
Perilaku kesehatan 25
Hasil 26
Landasan Teori 27
viii
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Konsep 29
Hipotesis 29
Metode Penelitian 30
Jenis Penelitian 30
Lokasi dan Waktu Penelitian 30
Populasi dan Sampel 31
Variabel dan Definisi Operasional 33
Metode Pengumpulan Data 37
Metode Pengukuran 37
Metode Analisis Data 40
Hasil Penelitian 42
Deskripsi Lokasi Penelitian 42
Gambaran rumah tunggu kelahiran 42
Demografi 45
Distribusi Karakteristik Responden 45
Distribusi Paritas yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 46
Distribusi Jarak Tempuh yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu
Bersalin 47
Distribusi Pengetahuan yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu
Bersalin 47
Distribusi Sikap yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 49
Distribusi Dukungan Keluarga yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu
Bersalin 51
Distribusi Jaminan Kesehatan yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu
Bersalin 53
Distribusi Kondisi Kesehatan Ibu yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu
Bersalin 55
Distribusi Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh
Ibu Bersalin 56
Hubungan Paritas, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga,
jarak tempuh, jamina kesehatan dan Kondisi Kesehatan Ibu
dengan Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) oleh
Ibu Bersalin 57
ix
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan 62
Hubungan Paritas dengan Pemanfaatan Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 62
Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 64
Hubungan Sikap dengan Pemanfaatan Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 65
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 67
Hubungan Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Rumah Tunggu
Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 69
Hubungan Jaminan Kesehatan dengan Pemanfaatan Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 71
Hubungan Kondisi Kesehatan Ibu dengan Pemanfaatan Rumah
Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin 72
Implikasi Penelitian 75
Keterbatasan Penelitian 75
Daftar Pustaka 78
Lampiran 83
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
4 Metode Pengukuran 40
xi
Universitas Sumatera Utara
Tunggu Kelahiran (RTK) oleh Ibu Bersalin di Kabupaten
Langkat 54
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Tempat persalinan 14
3 Kerangka konsep 29
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
No Judul Halaman
1 Lembar Permintaan Menjadi Responden 83
3 Kuesioner Penelitian 85
8 Dokumentasi 119
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
tamat Tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Simpang Tiga
tamat Tahun 1989, Sekolah Menengah Atas P.Baro tamat Tahun 1992, SPPH
Zufrizal
xvi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
merupakan indikator untuk mengukur status kesehatan ibu di suatu wilayah. Saat
ini, kematian ibu masih menjadi masalah krusial di dunia. Menurut laporan World
Health Organization (WHO) tahun 2014, AKI di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000
jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Indonesia masih
menduduki posisi tertinggi AKI di kawasan Asia Tenggara yaitu 190 per 100.000
kelahiran hidup, kemudian disusul oleh Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup,
2012, AKI di Indonesia naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup bila
dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI dari
hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 sebesar 305 per 100.000
untuk mencapai sasaran RPJMN tahun 2015-2019 yaitu sebesar 102 per 100.000
Provinsi Sumatera Utara merupakan lima dari enam Provinsi yang ada di
Indonesia yang memiliki AKI tertinggi selain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (Harian Analisa Daily, 2016). Menurut
pernyataan dari Gubernur Sumatera Utara, hasil laporan dari Dinas Kesehatan
1
Universitas Sumatera Utara
2
Provinsi Sumatera Utara bahwa angka kematian ibu pada tahun 2016 mencapai
228 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun kematian ibu mengalami penurunan
bila dibandingkan dengan AKI tahun 2015 yaitu 260 per 100.000 kelahiran hidup,
namun angka ini masih tetap tinggi dan belum mencapai target SDG’s (Waspada
Online, 2016).
kematian ibu sebesar 72,43 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 110,4 jiwa per 100.000 kelahiran
penurunan menjadi 64 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti jumlah ibu yang
mati sebanyak 13 jiwa per 20.215 jiwa kelahiran hidup dengan penyebab
Kematian ibu dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan, dan masa
nifas. Menurut (WHO, 1996), kematian ibu dapat disebabkan komplikasi obstetri
kehamilan dan aborsi septik. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian
(Fibriani, 2007) bahwa kematian ibu dapat disebabkan kehamilan itu sendiri dan
Selain itu, kematian ibu juga dapat disebabkan oleh tiga faktor dari risiko
kesehatan dan 4 terlalu (4T) yaitu terlalu muda, terlalu sering, terlalu tua dan
pengaruh tidak langsungnya adalah kehamilan berisiko tinggi, tidak rutin dalam
Rancangan SDGs. Pada tahun 2030 penurunan AKI secara global yaitu 70
kesehatan.
organisasi) dan faktor kebutuhan (lingkungan dan indikasi kesehatan ibu). Model
memadai serta transportasi di daerah terpencil masih sangat terbatas, maka akan
sulit membawa seorang ibu dengan komplikasi ke sarana kesehatan terdekat yang
sesuai karena jarak tempuh yang lama. Maka demikian Pemerintah membuat
Program Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) yang memiliki fungsi penting sebagai
tempat tinggal sementara bagi ibu hamil sampai tiba saat persalinan (WHO,
1996).
Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan, serta sarana dan Prasarana Penunjang
KIBBLA (Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak) dan Surat Edaran Nomor
Kepulauan Meranti Riau (Pedoman Media Siber, 2015). Namun sampai saat ini
Sasaran dari pemanfaatan RTK tersebut adalah ibu hamil dengan faktor
risiko dan risiko tinggi serta ibu hamil dari lokasi dan geografi yang sulit
Menurut hasil penelitian dari (Hong & Them, 2015), dua dari empat penyebab
dan tidak mempunyai biaya. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan hasil
memadai dan penelitian (Bakoil, 2017) yang menyatakan jaminan kesehatan juga
persalinan.
Kabupaten Langkat terdiri dari tiga wilayah yaitu Langkat Hulu, Langkat
Hilir dan Langkat Teluk Haru dimana memiliki 30 RTK dari 30 Puskesmas yang
Kesehatan, Program RTK ini mulai dicanangkan sejak Januari 2016 serentak di
baik itu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat kepada setiap Puskesmas
memanfaatkan RTK. Hal ini dapat terlihat dari hasil rekap laporan dari data Dinas
dengan Juli 2019 hanya 17,62 persen yang memanfaatkan RTK dari jumlah total
10.390 orang ibu yang bersalin di seluruh Puskesmas wilayah Kabupaten Langkat.
tidak ada yang mendampingi selama berada di RTK, 55 persen mengatakan ada
masalah terhadap jarak dan waktu tempuh ke RTK sehingga lebih memilih
kehamilan mereka dalam keadaan sehat, dan 55 persen belum mengetahui dengan
jelas tentang manfaat, fasilitas yang diperoleh dan biaya selama berada di RTK
seluruh RTK di Kabupaten Langkat yaitu RTK Puskesmas Pematang Jaya, RTK
Cermin dan RTK Puskesmas Tanjung Beringin berada tidak jauh dari Puskesmas
dan fasilitas yang tersedia di RTK tersebut sudah sesuai dengan standar seperti
yang tercantum pada Permenkes. Namun, kekurangan yang dimiliki oleh hampir
seluruh RTK adalah hanya mampu menampung kurang dari empat orang ibu
dalam waktu bersamaan dikarenakan ukuran rumah yang digunakan tidak terlalu
besar. Hal ini dapat menjadi alasan lain masyarakat tidak bersedia memanfaatkan
RTK.
telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, ditinjau dari
fasilitas yang tersedia, lokasi yang mudah terjangkau dan tenaga kesehatan yang
memadai. Sepuluh rumah tunggu kelahiran yang diteliti dalam penelitian ini
demografi, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, interval kelahiran, jarak dan waktu
peran serta masyarakat, dan kesehatan ibu. Hasil penelitian tersebut juga di
Perumusan Masalah
Utara sebagai penyumbang kematian ibu tertinggi yaitu 13 kasus selama tahun
Nomor 11 Tahun 2013 tentang KIBBLA (Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan
Kelahiran tersebut merupakan salah satu Program Pemerintah dan juga bagian
dalam penelitian ini adalah: “Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan
Kabupaten Langkat”.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Instansi terkait. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
Kematian Ibu
kematian ibu adalah kematian wanita saat hamil sampai 42 hari setelah
kondisi tubuh yang memburuk yang diakibatkan kehamilan atau kesalahan pada
diatas maka secara garis besar penyebab-penyebab kematian ibu dapat dibagi atas
komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang
disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-
tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas seperti
langsung (indirect maternal death) yaitu kematian maternal yang disebabkan oleh
suatu penyakit yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah
10
Universitas Sumatera Utara
11
yang terjadi karena pengaruh sosial ekonomi, pendidikan, kedudukan dan peranan
wanita, sosial budaya, dan transportasi. Hal ini dikenal dengan sebutan tiga
mencapai pertolongan.
pertolongan persalinan.
kesehatan.
Persalinan
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24
dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
dibantu dengan tenaga dari luar msalnya ekstraksi dengan fosep atau dilakukan
1. Kekuatan his/kontraksi otot makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
bercampur darah).
adalah :
Power. Power yaitu tenaga atau kekuatan yang berasal kemampuan ibu
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga
berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot di
segmen uterus bagian atas, sedangkan kekuatan sekunder terjadi segera setelah
bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat
kebawah ini disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder ini penting untuk
Passage. Passage merupakan jalan lahir yang terdiri dari panggul ibu
yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar
ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan, sehingga bentuk dan ukuran panggul harus ditentukan sebelum
persalinan dimulai.
Upaya mengurangi risiko kematian ibu sangat penting dengan cara meningkatkan
Tabel 1
Persentase Ibu yang Melahirkan Anak Lahir Hidup dalam Dua Tahun Terakhir
Menurut Tempat Persalinan dan Tipe Daerah Tahun 2015
maternity waiting homes merupakan fasilitas tempat tinggal, yang berada dekat
tempat tinggal sementara ibu hamil dan pendampingnya selama beberapa hari,
saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah persalinan (Kemenkes
RI, 2009).
pelayanan kesehatan agar dapat membawa ibu hamil saat akan melahirkan tiba
atau terjadi kegawatdaruratan. Jarak yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 10
rumah tunggu kelahiran adalah ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko tinggi
serta ibu hamil dari lokasi geografi yang sulit. Yang dimaksud dengan ibu hamil
dengan faktor risiko dan risiko tinggi adalah (Kemenkes RI, 2009):
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6. Tinggi badan >145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang.
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.
ekstraksi vakum/forceps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : pendarahan pasca persalinan, infeksi masa
12. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.
15. Kelainan letak dan posisi janin : lintang/oblique, sungsang pada usia
2. Persentase ibu hamil berisiko dan risiko tinggi yang jauh datang beberapa hari
sebelum bersalin.
bangunan atau ruangan yang letaknya berada dekat dengan poskesdes yang
tunggu kelahiran yang letaknya berada dekat dari Puskesmas yang mampu
memberikan pertolongan persalinan non risiko dan atau beberapa risiko yang
Rumah tunggu rumah sakit. Rumah tunggu rumah sakit adalah rumah
tunggu kelahiran yang berada dekat dengan rumah sakit, digunakan oleh ibu hamil
dibedakan menjadi :
yang hanya menyediakan fasilitas tinggal saja. Ibu hamil dan pendampingnya
kebutuhan sehari-hari ibu hamil selama berada di rumah tunggu dapat dikelola
donatur.
merupakan salah satu mata rantai dari jejaring dalam rujukan kasus dalam rangka
semua mata rantainya berfungsi dengan baik dan saling berkaitan satu dengan
yang lain. Tidak berfungsinya satu mata rantai dapat mengakibatkan kegagalan
non kesehatan yang dapat dipakai sebagai rumah tunggu kelahiran seperti
Pelayanan Kesehatan
disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan oleh
Baik rural maupun urban, harus memiliki akses yang seimbang untuk pelayanan
kesehatan.
semua pelayanan kesehatan dapat tersedia untuk beberapa populasi yang berbeda,
menawarkan pengobatan bagi pasien dengan kebutuhan yang sama dari kelompok
yang berkaitan dengan sakit, penyakit dan sistem pelayanan kesehatan. Pasien
kesehatan, yang tentu saja memberikan dampak pada status kesehatan penduduk
tersebut. Misalnya, di daerah Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil
pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan
daging karena akan menyebabkan pendarahan yang banyak. Tentunya hal ini
sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan bayi. Selain itu, larangan untuk
memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita
hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat
di daerah pedesaan.
5. Bermutu (quality).
1. Kondisi yang ada yang memengaruhi orang untuk menggunakan atau tidak
peawatan medis.
kesehatan) dan hasil yang diperoleh mengenai kesehatan mereka dan kepuasan
dalam layanan.
termasuk usia, jenis kelamin, dan komposisi status perkawinan suatu komunitas;
sosial termasuk tingkat pendidikan, komposisi etnis dan ras, proporsi imigran
baru, tingkat pekerjaan, dan tingkat kejahatan.; serta keyakinan yang mengacu
dan perspektif politik yang berlaku mengenai bagaimana layanan kesehatan harus
pemerintah, di semua tingkatan dari lokal hingga nasional. Dan juga bisa menjadi
kebijakan yang dibuat di sektor swasta oleh pengambil keputusan seperti eksekutif
organisasi perawatan yang dikelola mengenai lini produk, harga, atau pemasaran,
termasuk pendapatan per kapita masyarakat, dan kekayaan. Selain itu berupa
asuransi kesehatan, harga perawatan medis, barang dan jasa lainnya, serta pemberi
kompensasi. Juga termasuk di sini adalah pengeluaran per kapita untuk layanan
kesehatan.
menawarkan layanan seperti rasio dokter dan tempat tidur rumah sakit terhadap
seperti jam kantor dan lokasi layanan, campuran penyedia, pemanfaatan dan
penduduk.
kesehatan lingkungan fisik, seperti kualitas perumahan, air, dan udara (misalnya,
yang berada di kabupaten yang memenuhi standar kualitas udara ambien nasional
kesehatan masyarakat yang lebih umum yang mungkin tidak terkait dengan
lingkungan fisik. Indeks ini termasuk tingkat mortalitas umum dan spesifik
(misalnya, kematian bayi; mortalitas yang disesuaikan dengan usia; dan angka
penyakit menular masa kanak-kanak yang dapat dicegah dan AIDS, dan
prevalensi kanker, hipertensi, dan karies gigi yang tidak diobati); dan kecacatan.
kebutuhan individu.
dan etnis seseorang. Selain itu juga termasuk jaringan sosial dan interaksi sosial
pengetahuan yang dimiliki orang tentang layanan kesehatan dan kesehatan yang
layanan kesehatan.
kesehatan.
seperti dokter swasta, klinik komunitas, ruang gawat darurat, juga termasuk sarana
perawatan.
sendiri. Juga termasuk disini adalah bagaimana mereka mengalami, dan secara
kondisi kesehatan mereka (adalah kondisi yang dinilai cukup penting untuk
sebagian besar dapat dijelaskan oleh karakteristik sosial (seperti etnis atau
penilaian profesional dan pengukuran objektif tentang status fisik pasien dan
kebutuhan perawatan medis (pembacaan tekanan darah, suhu, jumlah sel darah,
serta diagnosis dan prognosis untuk kondisi tertentu yang dialami pasien).
dievaluasi lebih erat hubungannya dengan jenis dan jumlah perawatan yang
yaitu praktik kesehatan pribadi, proses perawatan medis dan penggunaan layanan
kesehatan pribadi.
dilakukan oleh individu yang dapat memengaruhi status kesehatannya seperti diet
seperti konseling dan pendidikan pasien, tes pemesanan, pola meresepkan, dan
pribadi adalah komponen penting dari perilaku kesehatan dalam akses yang
layanan kesehatan yang diukur secara lebih luas sebagai unit perawatan
ambulatori dokter, layanan rawat inap rumah sakit, dan kunjungan perawatan gigi.
Hasil. Salah satu hasil yang diperoleh setelah diberikan layanan adalah
bagaimana status kesehatan individu atau pasien yang dirasakan. Hal ini
tergantung pada banyak faktor, selain dari penggunaan layanan kesehatan pribadi,
fungsional, nyaman, dan bebas rasa sakit yang dievaluasi tergantung pada
praktik canggih. Hasil lain yang diperoleh setelah diberikan layanan dapat juga
dilihat dari kepuasan terhadap perawatan kesehatan yang mereka terima. Hal ini
dapat dinilai berdasarkan penilaian pasien tentang waktu tunggu dan perjalanan,
Process Evaluated
Social Financing Population Social Organization Evaluated of health
health medical
indices care
Landasan Teori
bukunya yang berjudul “Changing the U.S Health Care System : Key Issues in
(need).
ini menjadi dasar atau motivasi seseorang untuk berperilaku dalam memanfaatkan
Faktor Struktur Sosial. Faktor struktur sosial terdiri dari suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan.
masyarakat yaitu jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada, jarak ke fasilitas
Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi
1. Paritas
2. Pengetahuan
3. Sikap
Faktor Pemungkin
1. Dukungan keluarga Pemanfaatan Rumah
2. Jarak tempuh Tunggu Kelahiran
3. Jaminan Kesehatan
Faktor Kebutuhan
1. Kondisi Kesehatan
Ibu
Hipotesis Penelitian
Jenis Penelitian
research dengan desain potong lintang (cross sectional) yang bertujuan untuk
Susu, RTK Puskesmas Gebang, RTK Puskesmas Beras Basah, RTK Puskesmas
Tangkahan Durian, RTK Puskesmas Securai, RTK Puskesmas Besitang dan RTK
(Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak) dan Surat Edaran Nomor 441-885-
Penelitian ini dimulai pada Agustus 2019 - Desmber 2019, dimulai dari
30
Universitas Sumatera Utara
31
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin
Hal ini sesuai dengan hasil rekap laporan dari data Dinas Kesehatan dan seluruh
dimiliki oleh populasi yang dipilih dengan mengikuti prosedur tertentu sehingga
rumus :
dengan :
(Abdulkadir, 2017)
= 67% (0,67)
besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 185 orang ibu
alasan jumlah subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama dapat
Tabel 2
Uji Validitas dan Reliabilitas. Sesuai dengan prinsip uji validitas dan
penelitian ini uji coba instrumen dilakukan di RTK Puskesmas Tanjung Selamat
Kabupaten Langkat dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang ibu bersalin yang
memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian yang telah ditentukan
retest . dimana instrumen yang diuji sama, responden pada populasi yang sama,
item yang terdiri atas 8 variabel, yakni paritas, pengetahuan, sikap, jaminan
masing variabel dengan skor totalnya. Variabel dinyatakan valid bila skor variabel
tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang
dengan tabel r menggunakan df= n-2 pada derajat kepercayaan 95% maka
diperoleh nilai rtabel pada df=28 adalah sebesar 0,361. Keputusan uji bila
rhitung>rtabel maka variabel valid, sedangkan bila rhitung<rtabel maka variabel tidak
dengan membandingkan nilai rtabel dengan rhitung dimana rhasil adalah nilai Alpha
Cronbach’s. Keputusan uji bila nilai Alpha Cronbach’s > nilai rtabel. Semakin
tinggi nilai Cronbach Alpha maka tingkat realibilitas data semakin baik
(Sugiyono, 2014).
Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22, menghasilkan tabel
berikut yang menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
Tabel 3
diperlihatkan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Corrected Item Total
Correlation (r hitung) dari setiap butir variabel pertanyaan > nilai rtabel (0,361),
yang artinya setiap butir variabel pertanyaan dinyatakan valid dan nilai alpha
cronbach setiap variabel dependen dan independen bernilai lebih besar dari 0,7
sebagai berikut :
oleh ibu untuk penggunaan rumah tunggu kelahiran sebelum dan sesudah
persalinan.
2. Paritas adalah jumlah persalinan terakhir yang ibu alami saat pemanfaatan
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu bersalin tentang
4. Sikap adalah respon tertutup ibu yang bersalin mengenai setuju atau tidak
5. Waktu tempuh adalah waktu yang ditempuh ibu ke rumah tunggu kelahiran
Langkat.
7. Jaminan kesehatan adalah asuransi kesehatan sosial yang dimiliki ibu yang
bertujuan membantu para ibu hamil yang terkendala biaya untuk melakukan
8. Kondisi kesehatan ibu adalah keadaan kesehatan yang dirasakan ibu atas
tersebut.
penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Wawancara dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh bidan desa dari tiap Puskesmas. Sebelum pengumpulan
pada pewawancara untuk menyamakan persepsi agar tidak terjadi kegagalan dan
data bias.
Metode Pengukuran
menggunakan skala ukur nominal. Setiap jawaban ”ya” diberi bobot nilai 2 dan
jawaban ”tidak” diberi bobot nilai 1 (skala Guttman), kemudian hasil ukur
1. Pengetahuan
menggunakan skala ukur ordinal. Setiap jawaban “benar” diberi bobot nilai 2
dan jawaban ”salah” diberi bobot nilai 1 (skala Guttman), kemudian hasil ukur
2. Sikap
ukur ordinal. Untuk pernyataan positif, setiap jawaban ”setuju” diberi bobot
nilai 2 dan jawaban ”tidak setuju” diberi bobot nilai 1 (skala Guttman). Untuk
pernyataan negatif, setiap jawaban ”setuju” diberi bobot nilai 1 dan jawaban
kategori yaitu :
3. Dukungan Keluarga
ukur ordinal. Setiap jawaban ”ya” diberi bobot 2 dan ”tidak” diberi bobot 1
4. Jaminan Kesehatan
ukur ordinal. Setiap jawaban ”ya” diberi bobot 2 dan ”tidak” diberi bobot 1
skala ukur ordinal. Setiap jawaban ”tidak” diberi bobot 2 dan ”ya” diberi bobot
yaitu :
Tabel 4
Metode Pengukuran
berikut :
frekuensi.
merupakan suatu tempat yang berada dekat pada fasilitas kesehatan (rumah sakit,
selama beberapa hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah
ibu dan anak akibat keterlambatan penanganan pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
Tabel 5
RTK Gambaran
Tanjung Beringin Letak RTK dengan Puskesmas Tanjung Beringin ±200
meter di pinggir jalan Banda Aceh Medan dan dikelilingi
oleh rumah penduduk. Rumah permanen dengan ventilasi
yang cukup, kamar mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu
dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
Permenkes RI Nomor 82 tahun 2015
Pantai Cermin Letak RTK dengan Puskesmas Pantai Cermin ±30 meter
di pinggir jalan umum dan dikelilingi oleh rumah
penduduk. Rumah permanen dengan ventilasi yang cukup,
kamar mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI
Nomor 82 tahun 2015
Gebang Letak RTK dengan Puskesmas Gebang ±50 meter di
pinggir jalan umum dan dikelilingi oleh rumah penduduk.
Rumah permanen dengan ventilasi yang cukup, kamar
mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu dan memenuhi
syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor
82 tahun 2015
Securai Letak RTK dengan Puskesmas Securai ±200 meter di
pinggir jalan umum dan dikelilingi oleh rumah penduduk.
Rumah permanen dengan ventilasi yang cukup, kamar
mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu dan memenuhi
(bersambung)
42
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 5
RTK Gambaran
syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor 82
tahun 2015
Pangkalan Letak RTK dengan Puskesmas Pangkalan Brandan ±50
Brandan meter di pinggir jalan umum dan dikelilingi oleh rumah
penduduk. Rumah permanen dengan ventilasi yang cukup,
kamar mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI
Nomor 82 tahun 2015
Tangkahan Durian Letak RTK dengan Puskesmas Tangkahan Durian ±150
meter di pinggir jalan Banda Aceh dan Medan dan
dikelilingi oleh rumah penduduk. Rumah permanen
dengan ventilasi yang cukup, kamar mandi, kamar tidur,
dapur, air, lampu dan memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor 82 tahun 2015
Pangkalan Susu Letak RTK dengan Puskesmas Pangkalan Susu ±150
meter di pinggir jalan umum dan dikelilingi oleh rumah
penduduk. Rumah permanen dengan ventilasi yang cukup,
kamar mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI
Nomor 82 tahun 2015
Beras Basah Letak RTK dengan Puskesmas Beras Basah ±100 meter di
kelilingi oleh rumah penduduk. Rumah permanen dengan
ventilasi yang cukup, kamar mandi, kamar tidur, dapur,
air, lampu dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan
oleh Permenkes RI Nomor 82 tahun 2015
Besitang Letak RTK dengan Puskesmas Besitang
±100 meter berada di pinggir jalan umum dan dikelilingi
oleh rumah penduduk. Rumah permanen dengan ventilasi
yang cukup, kamar mandi, kamar tidur, dapur, air, lampu
dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
Permenkes RI Nomor 82 tahun 2015
Pematang Jaya Letak RTK dengan Puskesmas Pematang Jaya ±300 meter
di kelilingi oleh rumah penduduk. Rumah permanen
dengan ventilasi yang cukup, kamar mandi, kamar tidur,
dapur, air, lampu dan memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor 82 tahun 2015
Ada beberapa alat dan bahan yang terdapat di rumah tunggu kelahiran.
Alat dan bahan tersebut antara lain timbangan badan, tensimeter, thermometer,
pita centimeter, Doppler, stop watch, handscoon, alat tulis, partograf dan partus
set.
kehamilan pasien.
tunggu kelahiran.
tanda-tanda persalinan.
sebesar 1.028.309 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 517.804 jiwa, dan
penelitian ini yang paling tinggi adalah SLTA sebanyak 79orang (42,7%), tamat
sebanyak 129 orang (69,7%), dan lain-lain sebnayak 26 orang (14,1%), karyawan
Tabel 6
kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin diperoleh hasil bahwa responden dengan paritas
berisiko (>4) berjumlah 42 orang (22,7%) dan responden dengan paritas tidak
berisiko (≤4) berjumlah 143 orang (77,3%). Distribusi kategori paritas dengan
pemanfaatan RTK oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7
Paritas Jumlah %
Berisiko 42 22,7
Tidak berisiko 143 77,3
Total 180 100,0
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin diperoleh hasil bahwa responden
dengan jarak tempuh >10 menit dengan berjalan kaki berjumlah 171 orang
(92,4%) dan responden dengan jarak tempuh ≤10 menit berjumlah 14 orang
(7,6%). Distribusi kategori jarak tempuh dengan pemanfaatan RTK oleh ibu
Tabel 8
Tabel 9
Jawaban
Pengetahuan Benar Salah
n % n %
Rumah tunggu kelahiran adalah tempat tinggal 128 69,2 57 30,8
sementara bagi para ibu yang bersalin
Rumah tunggu kelahiran memiliki tujuan untuk 185 100,0 0 0,0
meyelamatkan ibu dan bayi
Para ibu yang akan melahirkan disarankan
untuk menempati rumah tunggu kelahiran 42 22,7 143 77,3
sebelum dan sesudah bersalin
Rumah tunggu kelahiran bermanfaat bagi ibu 42 22,7 143 77,3
bersalin yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
Rumah tunggu kelahiran harus dekat dari 34 19,4 151 81,6
rumah.
Rumah tunggu kelahiran harus dekat dari 123 66,5 62 33,5
fasilitas kesehatan
Rumah tunggu kelahiran harus bersih, nyaman 185 100,0 0 0,0
dan fasilitas lengkap
Keluarga dapat menemani ibu selama berada di 57 30,8 128 69,2
rumah tunggu kelahiran
tinggal sementara bagi para ibu yang bersalin (69,2%). Responden mayoritas
tentang rumah tunggu kelahiran harus dekat dari fasilitas kesehatan (66,5%).
tunggu kelahiran bermanfaat bagi ibu bersalin yang mengalami komplikasi selama
menyatakan salah tentang keluarga dapat menemani ibu selama berada di rumah
pada tabel 8 diatas, maka responden dengan pengetahuan baik berjumlah 55 orang
(29,7%) dan responden dengan pengetahuan buruk berjumlah 130 orang (70,3%).
Tabel 10
Pengetahuan Jumlah %
Baik 29 15,7
Buruk 156 84,3
Total 185 100,0
Tabel 11
Jawaban
Sikap Setuju Tidak Setuju
n % n %
Menurut saya, rumah tunggu kelahiran tidak 61 33,0 124 67,0
penting. Saya lebih nyaman melahirkan di
rumah
Menurut saya, rumah tunggu kelahiran sangat 69 37,3 116 62,7
membantu bagi kami yang
tempat tinggalnya jauh.
Menurut saya, berada sementara di rumah 58 31,4 127 68,6
tunggu kelahiran sebelum melahirkan sangat
merepotkan.
Menurut saya, setelah melahirkan saya 90 48,6 95 51,4
memilih pulang ke rumah dengan bayi saya
daripada inap di rumah tunggu kelahiran.
Saya akan memanfaatkan rumah tunggu 77 41,6 108 58,4
kelahiran jika ada keluarga saya yang
menemani.
Menurut saya, rumah tunggu kelahiran dapat 70 37,8 115 62,2
membantu untuk mengatasi risiko sebelum
dan sesudah melahirkan.
mayoritas menyatakan tidak setuju tentang rumah tunggu kelahiran tidak penting.
menyatakan tidak setuju tentang rumah tunggu kelahiran sangat membantu bagi
setelah melahirkan saya memilih pulang ke rumah dengan bayi saya daripada inap
akan memanfaatkan rumah tunggu kelahiran jika ada keluarga saya yang
tunggu kelahiran dapat membantu untuk mengatasi risiko sebelum dan sesudah
tabel 10 diatas, maka responden dengan sikap positif berjumlah 71 orang (38,4%)
Tabel 12
Sikap Jumlah %
Positif 6 3,2
Negatif 179 96,8
Total 185 100,0
sikap responden adalah negatif berjumlah 179 orang (96,8%), sedangkan sikap
Tabel 13
Jawaban
Dukungan Keluarga Ya Tidak
n % n %
Apakah suami bersedia menemani ibu selama 103 55,7 82 44,3
berada di rumah tunggu kelahiran?
Apakah suami mengizinkan ibu berada di 153 82,7 32 17,3
rumah tunggu kelahiran sebelum dan sesudah
melahirkan?
Apakah suami menganjurkan ibu untuk 70 37,8 115 62,2
memanfaatkan rumah tunggu kelahiran?
Apakah suami membantu ibu untuk mencari 41 22,2 144 77,8
informasi tentang manfaat rumah tunggu
kelahiran dan hak-hak yang akan ibu peroleh
selama berada di rumah tinggu kelahiran?
Apakah suami pernah mengingatkan ibu 52 28,1 133 71,9
kembali untuk memanfaatkan rumah tunggu
kelahiran?
Selama berada di rumah tunggu kelahiran, 55 29,7 130 70,3
apakah suami ibu membantu ibu memenuhi
segala kebutuhan ibu?
Apakah suami selalu menemani ibu selama 47 25,4 138 74,6
berada di rumah tunggu kelahiran?
membantu ibu untuk mencari informasi tentang manfaat rumah tunggu kelahiran
dan hak-hak yang akan ibu peroleh selama berada di rumah tinggu kelahiran
kelahiran, suami ibu membantu ibu memenuhi segala kebutuhan ibu (70,3%).
selama berada di rumah tunggu kelahiran (74,6%). Dari hasil jawaban responden
Tabel 14
Tabel 15
Jawaban
Jaminan Kesehatan Ya Tidak
n % n %
Apakah ibu memiliki jaminan kesehatan dari 185 100,0 0 0,0
Pemerintah?
Jika ibu memiliki jaminan kesehatan, apakah 57 30,8 128 69,2
ibu tetap dituntut untuk membayar segala
kebutuhan selama ibu
Jaminan kesehatan sangat membantu kami 67 36,2 118 63,8
yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah.
Saya tidak menemukan hambatan dalam 83 44,9 102 55,1
menggunakan jaminan kesehatan tersebut
memiliki jaminan kesehatan, apakah ibu tetap dituntut untuk membayar segala
yang memiliki jaminan kesehatan berjumlah 132 orang (71,4%) dan responden
Tabel 16
yang berhubungan dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu
Tabel 17
Jawaban
Kondisi Kesehatan Ibu Ya Tidak
n % n %
Apakah ibu memiliki riwayat penyakit 146 78,9 39 21,1
berisiko?
Apakah selama kehamilan, ibu pernah 136 73,5 49 26,5
mengalami kesulitan?
Apakah pada saat persalinan, ibu pernah 137 74,1 48 25,9
mengalami kesulitan?
Apakah pada saat masa nifas, ibu pernah 91 49,2 94 50,8
mengalami kesulitan?
mayoritas menyatakan tidak tentang pada saat masa nifas, ibu pernah mengalami
kesulitan (50,8%). Dari hasil jawaban responden sebagaimana terlihat pada tabel
(31,4%) dan responden yang tidak sehat kondisi kesehatannya berjumlah 127
orang (68,6%).
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 18
kondisi kesehatan ibu dalam keadaan berisiko berjumlah 162 orang (87,6%),
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaaten Langkat dapat dilihat
Tabel 19
Jawaban
Pemanfaatan Rumah Tunggu Kelahiran Ya Tidak
n % n %
Apakah ibu memanfaatkan rumah tunggu 17 9,2 168 90,8
kelahiran sebelum dan sesudah persalinan?
Tabel 20
sikap, dukungan keluarga, jarak tempuh, jaminan kesehatan dan kondisi kesehatan
ibu dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa
dari 143 responden dengan paritas tidak berisiko, hanya 12 orang (8,4%) yang
(91,6%). Hasil statistik juga diperoleh bahwa dari 42 responden dengan paritas
berisiko, hanya lima orang (11,9%) yang memanfaatkan RTK, sedangkan 37 ibu
bersalin lainnya tidak memanfaatkan (88,1%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=544, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
Langkat (p>0,05).
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa
dari 29 responden dengan tingkat pengetahuan baik, hanya 1 orang (3,4%) yang
(96,6%). Hasil statistik juga diperoleh bahwa dari 156 responden dengan tingkat
sedangkan 140 ibu bersalin lainnya tidak memanfaatkan (89,7%). Hasil uji Chi-
square diperoleh nilai p=0,480, artinya tidak ada hubungan signifikan antara
(RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa dari 6 responden
dengan sikap positif, tidak ada responden yang memanfaatkan RTK. Hasil
statistik juga diperoleh bahwa dari 179 responden dengan tingkat pengetahuan
buruk, hanya 17 orang (9,5%) yang memanfaatkan RTK, sedangkan 162 ibu
bersalin lainnya tidak memanfaatkan (90,5%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
Langkat (p>0,05).
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa
dari 3 responden dengan dukungan keluarga yang tinggi, tidak ada responden
keluarga yang sedang, hanya tiga yang memanfaatkan RTK (6,2%), sedangkan 45
ibu bersalin lainnya tidak memanfaatkan (93,8%). Hasil statistik juga diperoleh
bahwa dari 134 responden dengan tingkat dukungan keluarga yang rendah, hanya
14 orang (10,4%) yang memanfaatkan RTK, sedangkan 120 ibu bersalin lainnya
Langkat (p>0,05).
kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa dari 14
Hasil statistik juga diperoleh bahwa dari 171 responden dengan jarak jauh, hanya
17 orang (9,9%) yang memanfaatkan RTK, sedangkan 154 ibu bersalin lainnya
artinya tidak ada hubungan signifikan antara jarak tempuh dengan pemanfaatan
rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat (p>0,05).
(89,8%). Hasil statistik juga diperoleh bahwa dari 126 responden yang tidak
sedangkan 115 ibu bersalin lainnya tidak memanfaatkan (91,3%). Hasil uji Chi-
square diperoleh nilai p=0,788, artinya tidak ada hubungan signifikan antara
jaminan kesehatan dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu
tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat diketahui bahwa
dari 23 responden dalam kondisi kesehatan yang sehat, hanya 1 orang (4,3%)
(95,7%). Hasil statistik juga diperoleh bahwa dari 162 responden dalam kondisi
sedangkan 146 ibu bersalin lainnya tidak memanfaatkan (90,1%). Hasil uji Chi-
square diperoleh nilai p=0,027, artinya tidak ada hubungan signifikan antara
jaminan kesehatan dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu
Tabel 21
Pemanfaatan RTK
Tidak
Variabel Memanfaatkan Total
memanfaatkan p value
n % n % n %
Paritas
Tidak berisiko 12 8,4 131 91,6 143 100,0 0,544
Berisiko 5 11,9 37 88,1 42 100,0
Pengetahuan
Baik 1 3,4 28 96,6 29 100,0 0,480
Buruk 16 10,3 140 89,7 156 100,0
Sikap
Positif 0 0,0 6 100,0 6 100,0 1,000
Negatif 17 9,5 162 90,5 179 100,0
Dukungan Keluarga
Tinggi 0 0,0 3 100,0 3 100,0
Sedang 3 6,2 45 93,8 48 100,0 0,590
Rendah 14 10,4 120 89,6 134 100,0
Jarak tempuh
≤10 menit dengan 0 0,0 14 100,0 14 100,0
berjalan kaki 0,076
>10 menit dengan 17 9,9 154 90,1 171 100,0
berjalan kaki
Jaminan Kesehatan
6 10,2 53 89,8 59 100,0
Memiliki 0,788
11 8,7 115 91,3 126 100,0
Tidak memiliki
Kondisi Kesehatan Ibu
Sehat 1 4,3 22 95,7 23 100,0 0,027
Tidak sehat 16 9,9 146 90,1 162 100,0
RTK. Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di
jarak tempuhjaminan kesehatan, dan kondisi kesehatan ibu. Hasil analisis statistik
menunjukkan hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan secara signifikan
penelitian terdahulu serta teori-teori yang dikemukakan pada uraian berikut ini.
memiliki paritas yang berisiko (22,7%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=0.544, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
Langkat. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Sukoco & Suparmi, 2017)
62
Universitas Sumatera Utara
63
Binjai Serangan Kabupaten Asahan diperoleh hasil yang tidak sejalan dengan
penelitian ini yaitu variabel paritas yang paling dominan berpengaruh terhadap
pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk (2014) yang tidak
sesuai dengan penelitian ini bahwa ada hubungan antara paritas ibu dengan
paritas sebagai jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500
gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Bila berat badan tak diketahui
Mukunga, Tylleskar, & Sebit, 20) menyatakan bahwa primipara berisiko 2,95%
multipara.
memanfaatkan RTK pada saat akan melahirkan yang tidak begitu penting. Hal ini
langsung di fasilitas kesehatan tanpa harus singgah terlebih dahulu di RTK adalah
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor lainnya selain faktor
memiliki pengetahuan yang buruk (84,3%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=0,480, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
Langkat. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
terhadap objek melalui indra yang dimiliknya (mata, hidung, telinga, dan
cenderung terlibat dalam perilaku mencari kesehatan karena lebih tinggi tingkat
70,3 persen responden memiliki pengetahuan yang buruk tentang RTK. Hasil ini
lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Kenya bahwa
sekitar 66,4 persen responden tidak mengetahui adanya RTK (Abdulkadir, 2017).
fasilitas kesehatan (Yar, Said, & Yar, 2013; Abdulkadir, 2017). Dari pernyataan
Semakin baik dan semakin sering informasi RTK diterima oleh responden, hal ini
akan berdampak kepada pengetahuan mereka tentang manfaat dari rumah tunggu
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor lainnya selain faktor
memiliki sikap yang negatif (96,8%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=1,000, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
Langkat. Sejalan dengan hasil penelitian Huru (2014) yang menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemanfaatan
Tenggara Timur.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Harahap, Badiran, & Rifai, 2018) menyatakan bahwa sikap memiliki pengaruh
2014) yang tidak sesuai dengan penelitian ini dinyatakan bahwa ada hubungan
antara sikap ibu dengan pemanfaatan jampersal pada ibu bersalin di Puskesmas
Tebet. Penelitian Pratiwi (2014), juga menunjukkan hasil yang tidak sesuai
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup (Meilani, Shaluhiyah, & Suryoputro, 2014;
perilaku. Sikap yang didasari dengan kemauan yang baik akan mengahasilkan
perilaku yang baik pula. Sama halnya dengan perilaku untuk memanfaatkan
RTK pada saat akan melahirkan membuat dan merubah sikap ibu menjadi mau
Sikap positif dari responden terbentuk dari pengetahuan baik yang mereka miliki
mengenai RTK. Selain itu, sikap ini juga tercermin akibat pengalaman dari orang-
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor lainnya selain faktor
memiliki dukungan keluarga yang rendah (72,4%). Hasil uji Chi-square diperoleh
nilai p=0,590, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu bersalin di
Kabupaten Langkat.
juga dengan penelitian Sampeluna dkk yang menyatakan bhawa ada hubungan
Lakipadada Kab. Tana Toraja (Masitah, Yuniar, & Lisnawaty, 2016). Penelitian
(Usman, 2018) juga diperoleh hasil yang sama bahwa terdapat hubungan yang
melakukan suatu tindakan. Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
adalah suami dan keluarganya. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian
bentuk yang sangat diharapakan hadir pada setiap keluarga. Hal ini bisa
disebabkan dari keinginan ibu yang ingin lebih dekat dengan fasilitas kesehatan
karena sebagai antisipasi apabila ada keadaan yang darurat ibu akan cepat
RTK (Harahap, Badiran, & Rifai, 2018). Oleh sebab itu, persepsi antara ibu dan
keluarga tidak sependapat sehingga muncul hasil penelitian bahwa ibu yang
keluarganya.
sebelum maupun sesudah persalinan adalah ribet. Disamping kendala tidak ada
persalinan di bidan desa terdekat. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa masih
ada faktor lainnya selain faktor dukungan keluarga yang lebih berpeluang
Kabupaten Langkat.
memiliki jarak tempuh >10 menit dengan berjalan kaki (92,4%). Hasil uji Chi-
square diperoleh nilai p=0,076, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
jarak tempuh dengan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) oleh ibu
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian (Sukoco & Suparmi, 2017)
dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi,
organisasi dan bahasa. Salah satunya yaitu keadaan geografis yang dapat diukur
dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi dan atau hambatan fisik lain yang
tempat pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan pusat
memanfaatkan RTK dibandingkan ibu yang tinggal dengan jarak >25 km. Pada
penelitian ini menunjukkan hal yang sama bahwa 171 responden memiliki jarak
yang jauh dari RTK namun hanya 35 yang memanfaatkan. Hal tersebut tidak
kesulitan akses dan memiliki jarak jauh ke fasilitas kesehatan diharapkan lebih
Seluruh rumah tunggu kelahiran dalam penelitian ini memiliki akses yang
& Lisnawaty, 2016) bahwa suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan
tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. Dengan adanya
jarak tempuh yang relatif singkat menjadi faktor yang bisa menjadi bahan
Pada penelitian ini faktor jarak tempuh tidak memiliki hubungan dengan
dengan jarak yang cukup jauh dari fasilitas kesehatan menyebabkan mereka
memiliki melakukan persalinan di bidan desa ataupun dukun beranak. Oleh karena
itu, peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor lainnya selain faktor jarak tempuh
tidak memiliki jaminan kesehatan (68,1%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=0,788, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jaminan kesehatan
Kabupaten Langkat. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian (Masitah, Yuniar, &
Lisnawaty, 2016) menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara akses
menyediakan dana tunai, biaya kesehatan dapat diawasi, dan tersedianya data
pada saat sakit sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan akan
percaya dengan adanya kartu pengobatan gratis maka sangat membantu mereka
asuransi kesehatan nasional atau saat ini lebih di kenal dengan Jaminan Kesehatan
Langkat. Sebagian besar responden tidak memiliki jaminan kesehatan. Salah satu
peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor lainnya selain faktor jaminan
dalam kondisi yang berisiko (87,6%). Hasil uji Chi-square diperoleh nilai
p=0,027, artinya ada hubungan yang signifikan antara jaminan kesehatan dengan
Langkat.
Gaym, van de Akker, & Stekelenburg, 2018) bahwa ibu bersalin yang pernah
pemanfaatan RTK. Sejalan pula dengan penelitian oleh (Napirah, Rahman, &
Tony, 2016) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian (Wahyuni, 2012)
pelayanan kesehatan. Banyak sekali perubahan yang terjadi selama baik pada
kekhawatiran ibu selama kehamilan dan persalinan kelak. Keluhan yang dialami
kelelahan. Pada trimester kedua seperti konstipasi, varises, gatal-gatal, nyeri sendi
dan pada trimester ketiga seperti sesak nafas, kram kaki, insomnia,
pembengkakan.
tunggu kelahiran lebih tinggi pada ibu bersalin yang memiliki persepsi kondisi
kehamilan dengan ada keluhan. Ibu hamil yang akan bersalin menilai banyak
efek yang ditimbulkan atau sesuatu yang nantinya akan menimbulkan risiko saat
bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu, dengan membawa ibu dekat
dengan fasilitas persalinan. Oleh karena itu, salah satu sasaran dari RTK
diperuntukkan kepada ibu hamil dengan faktor risiko dan risiko tinggi adalah
kelahiran oleh ibu bersalin di Kabupaten Langkat. Oleh karena itu, peneliti
berasumsi bahwa kondisi kesehatan ibu merupakan salah satu faktor yang
Kabupaten Langkat
Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya faktor kesehatan ibu yang
implikasi dari penelitian ini adalah tidak dibutuhkan lagi adanya RTK di setiap
Jika kondisi kesehatan ibu bersalin sehat, ibu bersalin dapat memeriksa dan
lainnya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Jika kondisi kesehatan ibu bersalin
dalam keadaan tidak sehat, ibu bersalin dapat datang ke Puskesmas agar dilakukan
penanganan secara langsung, tanpa harus menginap di RTK. Hal ini disebabkan
akses menuju ke seluruh Puskesmas dapat ditempuh dengan lancar tanpa adanya
hambatan.
Keterbatasan Penelitian
1. Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh bidan desa setempat
Kabupaten Langkat, sehingga perlu adanya peneliti lain yang meneliti lebih
dalam tentang faktor-faktor yang belum dilakukan oleh peneliti saat ini.
Kesimpulan
Saran
76
Universitas Sumatera Utara
77
Langkat.
kematian ibu.
ambulance 1x24 jam untuk menjemput ibu hamil menuju rumah tunggu
kelahiran, terutama ibu bersalin yang berada jauh dari rumah tunggu kelahiran
(RTK).
dan anjuran saat ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan ANC,
desa untuk rutin melakukan kunjungan ibu hamil di setiap desa untuk
memantau perkembangan ibu hamil dan mengantisipasi ibu hamil yang tidak
Andersen, R., Rice, T., & Kominski, G. (2001). Changging the U.S. Health care
system, key issues in health services, policy, and management (Second
Edition). San Francisco: Jossey-Bass A Wiley Company.
78
Universitas Sumatera Utara
79
Furi, L., & Megatsari, H. (2014). Faktor yang mempengaruhi ibu bersalin pada
dukun bayi dengan pendekatan WHO di Desa Brongkal Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Malang. J Promkes, 2(1), 7.
Handayani, L., Suharmiati, S., Kurniawan, A., Nuraini, S., & Wasito, B. (2014).
Utilization of service delivery insurance (Jampersal) for maternal and child
health Services in 12 districts/cities: eliminate the socio-cultural obstacle
on safe delivery. Bul Penelit Sist Kesehat, 16.
Harahap, R., Badiran, M., & Rifai, A. (2018). Faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan rumah tunggu kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Binjai
Serbangan Kabupaten Asahan. Journal of The Global Health, 1(1), 28-36.
Harian Analisa Daily. (2016). Sumut Posisi 5 AKI dan AKB. Diakses 15 Agustus
2019 dari: http://harian.analisadaily.com/kota/news/sumut-posisi-5-aki-
dan-akb/281569/20 16/12/02.
Hong, R., & Them, R. (2015). Inequality in Access to health care in Cambodia:
socioeconomically disadvantaged women giving birth at home assisted by
unskilled birth attendants. Asia Pac J Public Health, 27(2).
Jodi, R., Anna, C., Michelle, L., & Sarah, R. (2013). Promoting access : the use
maternity waiting homes to achieve safe motherhood. Midwifery, 29(10),
1095-102.
Kawakatsu, Y., Sugishita, T., Oruenjo, K., & Wakhule, S. (2014). Determinats of
health facility utilization for childbirth in Rural Western Kenya : cross-
sectional study. BMC Pregnancy & Childbirth, 14, 265.
Kemenkes RI. (2009). Pedoman pelayanan rumah tunggu kelahiran. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/
02Buku-KIA-06-10-2015-small.pdf.
Kemenkes RI. (2012). Pedoman pelayanan rumah tunggu kelahiran. Diakses dari
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/PMK%20No.%2097%20ttg
%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf.
Kemenkes RI. (2013). Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan. Diakses dari https://www.litbang.kemkes.
go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/.
Kemenkes RI. (2014). Profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2014.
Diakses dari https://www.pusdatin.kemkes.go.id/ resources/download/
profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2014/02_Sumut_2014.pdf.
Lori, J., Wadsworth, A., Munro, M., & Rominski, S. (2013). Promoting access :
the use of maternity waiting homes to achieve safe motherhood. PMC
Journal, 29(10), 1095-102.
Masitah, A., Yuniar, N., & Lisnawaty. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat desa
Tanailandu di wilayah kerja Puskesmas Kanapa-napa Kecamatan
Mawasangka Kabupaten Buton Tengah tahun 2015. JIM Kesmas, 1(3).
Meilani, N., Shaluhiyah, Z., & Suryoputro, A. (2014). Perilaku ibu dalam
memberikan pendidikan seksualitas pada remaja awal. Kesmas Natl Public
Heal J, 8(8), 411–7.
Napirah, M., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal
Pengembangan Kota, 4(1).
Pedoman Media Siber. (2015). Dinkes Cilegon Dirikan Rumah Tunggu Kelahiran
di 4 Kecamatan. Diakses 20 Agustus 2019 dari:
http://www.beritacilegon.co.id/kota-cilegon/dinkes-cilegon-dirikan-rumah-
tunggu-kelahiran-di-4-kecamatan.
Ruiz, M., Van Dijk, M., Berdichevsky, K., Munguí, A., Burks, C., & García, S.
(2013). Barriers to the use of maternity waiting homes in indigenous
Sumarah, Widyastut, Y., & Wiyati, N. (2009). Perawatan ibu bersalin (asuhan
kebidanan pada ibu bersalin) (Cetakan ke-4). Yogyakarta: Penerbit
Fitramaya.
Tongun, J., Mukunga, D., Tylleskar, T., & Sebit, M. (20, 19). Determinants of
health facility utilization at birth in South Sudan. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 16, 2445.
van Lonkhuijzen, L., Stekelenburg, J., & van Roosmalen, J. (n.d.). Maternity
waiting facilities for improving maternal and neonatal outcome in low-
resource countries (review) cochrane database of systematic reviews.
Cochrane Database Syst Rev, 8(3).
Vermeiden, T., Braat, F., Medhin, G., Gaym, A., van de Akker, T., &
Stekelenburg. (2018). Factors associated with intended use of a maternity
waiting home in Southern Ethiopia: a community-based cross-sectional
study. BMC Pregnancy and Childbirth, 38.
Waspada Online. (2016). Pemprovsu Serius Tangani Kesehatan Ibu dan Anak.
Diakses 20 Agustus 2019 dari http://waspada.co.id/sumut/2016-
pemprovsu-serius-tangani-kesehatan-ibu-dan-anak.
Yar, I., Said, I., & Yar, I. (2013). Knowledge and barriers in utilization of
maternal health care services in Kano State, Northern Nigeria. Eur J Biol
Med Sci Res, 1(1), 1–14.
Kepada Yth. :
Rumah Tunggu Kelahiran (RTK), untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan
mohon kesediaan Ibu/Saudari untuk mengisi kuisioner yang saya sediakan dengan
Demikian, lembar persetujuan ini saya buat, atas partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.
Langkat, 2019
Peneliti,
Zufrizal
NIM.157032108
Nama :
Alamat :
Telp/HP :
Bersalin di Wilayah Kabupaten Langkat. Maka dengan ini saya secara sukarela
dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Langkat, 2019
Responden,
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk : Isilah data yang sesuai pada tempat yang telah disediakan di bawah ini.
1. Umur :( ) tahun
( ) Tamat SD
( ) Tamat SLTP
( ) Tamat SLTA
3. Pekerjaan :( ) PNS
( ) Buruh Pabrik
( ) Karyawan
( ) Wiraswasta
( ) dan lain-lain
4. Paritas :( ) >4
( ) ≤4
Pengetahuan
Jawablah setiap pernyataan di bawah ini sesuai dengan yang ibu ketahui.
1. Rumah tunggu kelahiran adalah tempat tinggal sementara bagi para ibu yang
bersalin.
a. Benar b. Salah
2. Rumah tunggu kelahiran memiliki tujuan untuk meyelamatkan ibu dan bayi.
a. Benar b. Salah
3. Para ibu yang akan melahirkan disarankan untuk menempati rumah tunggu
a. Benar b. Salah
a. Benar b. Salah
a. Benar b. Salah
a. Benar b. Salah
a. Benar b. Salah
a. Benar b. Salah
Sikap
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√)
pada tempat yang telah disediakan.
No. Pernyataan S TS
1. Menurut saya, rumah tunggu kelahiran tidak penting.
Saya lebih nyaman melahirkan di rumah.
2. Menurut saya, rumah tunggu kelahiran sangat membantu
bagi kami yang tempat tinggalnya jauh.
3. Menurut saya, berada sementara di rumah tunggu
kelahiran sebelum melahirkan sangat merepotkan.
4. Menurut saya, setelah melahirkan saya memilih pulang ke
rumah dengan bayi saya daripada inap di rumah tunggu
kelahiran.
5. Saya akan memanfaatkan rumah tunggu kelahiran jika ada
keluarga saya yang menemani.
6. Menurut saya, rumah tunggu kelahiran dapat membantu
untuk mengatasi risiko sebelum dan sesudah melahirkan.
Dukungan Keluarga
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√)
pada tempat yang telah disediakan.
Jaminan Kesehatan
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√)
pada tempat yang telah disediakan.
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√)
pada tempat yang telah disediakan.
Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√)
pada tempat yang telah disediakan.
Persalinan
RTK Laki-laki Perempuan Total
1 2 3
Bahorok 224 318 542
Bukit Lawang 172 181 353
Serapit 178 167 345
Tanjung Langkat 260 283 543
Marike 150 144 294
Namu Ukur 250 237 487
Namu Trasi 266 277 543
Kuala 430 444 874
Selesai 653 693 1346
Sambirejo 453 486 939
Stabat 433 440 873
Karang Rejo 431 441 872
Stabat Lama 439 440 879
Hinai Kiri 199 193 392
Desa Teluk 392 383 775
Secanggang 150 145 295
Tanjung Beringin 491 481 972
Tanjung Selamat 511 494 1005
Sei Bamban 359 375 734
Sawit Seberang 255 276 531
Pantai Cermin 731 707 1438
Gebang 447 436 883
Securai 324 319 643
Pangkalan Brandan 230 237 467
Desa Lama 483 505 988
Tangkahan Durian 232 236 468
Pangkalan Susu 211 230 441
Beras Basah 235 228 463
Besitang 480 479 959
Pematang Jaya 138 153 291
JUMLAH 10.207 10.428 20.635
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Langkat, 2019
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.840 8
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
pengetahuan 1 .50 .509 30
pengetahuan 2 .43 .504 30
pengetahuan 3 .50 .509 30
pengetahuan 4 .47 .507 30
pengetahuan 5 .63 .490 30
pengetahuan 6 .57 .504 30
pengetahuan 7 .50 .509 30
pengetahuan 8 .53 .507 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
pengetahuan 1 3.63 5.551 .791 .792
pengetahuan 2 3.70 6.079 .552 .824
pengetahuan 3 3.63 6.378 .416 .841
pengetahuan 4 3.67 6.368 .422 .840
pengetahuan 5 3.50 5.983 .618 .816
pengetahuan 6 3.57 6.254 .475 .834
pengetahuan 7 3.63 5.757 .692 .806
pengetahuan 8 3.60 5.903 .627 .815
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.835 6
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
sikap 1 .53 .507 30
sikap 2 .57 .504 30
sikap 3 .60 .498 30
sikap 4 .53 .507 30
sikap 5 .47 .507 30
sikap 6 .57 .504 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
sikap 1 2.73 3.857 .459 .838
sikap 2 2.70 4.010 .379 .853
sikap 3 2.67 3.678 .577 .815
sikap 4 2.73 3.513 .662 .798
sikap 5 2.80 3.269 .819 .764
sikap 6 2.70 3.321 .792 .770
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.856 7
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
dukungan keluarga 1 .47 .507 30
dukungan keluarga 2 .60 .498 30
dukungan keluarga 3 .50 .509 30
dukungan keluarga 4 .47 .507 30
dukungan keluarga 5 .57 .504 30
dukungan keluarga 6 .57 .504 30
dukungan keluarga 7 .60 .498 30
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
dukungan keluarga 1 3.30 4.907 .669 .828
dukungan keluarga 2 3.17 5.247 .514 .850
dukungan keluarga 3 3.27 5.306 .471 .856
dukungan keluarga 4 3.30 4.907 .669 .828
dukungan keluarga 5 3.20 5.269 .495 .853
dukungan keluarga 6 3.20 4.717 .775 .812
dukungan keluarga 7 3.17 4.764 .761 .815
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.834 4
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
jaminan kesehatan 1 .47 .507 30
jaminan kesehatan 2 .47 .507 30
jaminan kesehatan 3 .57 .504 30
jaminan kesehatan 4 .40 .498 30
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
jaminan kesehatan 1 1.43 1.495 .774 .738
jaminan kesehatan 2 1.43 1.633 .635 .802
jaminan kesehatan 3 1.33 1.540 .735 .757
jaminan kesehatan 4 1.50 1.776 .519 .850
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.820 4
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
kesehatan ibu 1 .57 .504 30
kesehatan ibu 2 .67 .479 30
kesehatan ibu 3 .60 .498 30
kesehatan ibu 4 .50 .509 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
kesehatan ibu 1 1.77 1.426 .743 .725
kesehatan ibu 2 1.67 1.678 .537 .820
kesehatan ibu 3 1.73 1.582 .594 .796
kesehatan ibu 4 1.83 1.454 .703 .745
Frequencies
Statistics
umur pendidikan pekerjaan Paritas Waktu pengetahua
tempuh n1
Valid 185 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
pengetahuan pengetahuan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
2 3 4 5 6
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
pengetahuan pengetahuan sikap 1 sikap 2 sikap 3 sikap 4
7 8
Valid 185 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
sikap 5 sikap 6 dukungan dukungan dukungan
keluarga 1 keluarga 2 keluarga 3
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
dukungan dukungan dukungan dukungan jaminan
keluarga 4 keluarga 5 keluarga 6 kelaurga 7 kesehatan 1
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
jaminan jaminan jaminan kesehatan kesehatan
kesehatan 2 kesehatan 3 kesehatan 4 ibu 1 ibu 2
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
kesehatan kesehatan rtk 1 rtk 2 rtk 3 rtk 4
ibu 3 ibu 4
Valid 185 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
rtk 5 rtk 6 kategori kategori kategori
pengetahuan sikap dukungan
keluarga
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
kategori jaminan kategori kesehatan kategori pemanfaatan
kesehatan ibu rtk
Valid 185 185 185
N
Missing 0 0 0
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
179 96.8 96.8 96.8
berisiko
Valid
Berisiko 6 3.2 3.2 100.0
Total 185 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tamat SD 4 2.2 2.2 2.2
tamat SLTP 58 31.4 31.4 33.5
tamat SLTA 79 42.7 42.7 76.2
Valid
tamat
44 23.8 23.8 100.0
diploma/sarjana
Total 185 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Karyawan 18 9.7 9.7 9.7
Wiraswasta 9 4.9 4.9 14.6
Asisten rumah
3 1.6 1.6 16.2
Valid tangga
Ibu rumah tangga 129 69.7 69.7 85.9
dan lain-lain 26 14.1 14.1 100.0
Total 185 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
143 77.3 77.3 77.3
berisiko
Valid
Berisiko 42 22.7 22.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
Waktu tempuh
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
dekat 14 7.6 7.6 7.6
Valid jauh 171 92.4 92.4 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 57 30.8 30.8 30.8
Valid Benar 128 69.2 69.2 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Benar 185 100.0 100.0 100.0
pengetahuan 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 143 77.3 77.3 77.3
Valid Benar 42 22.7 22.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 143 77.3 77.3 77.3
Valid Benar 42 22.7 22.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 151 81.6 81.6 81.6
Valid Benar 34 18.4 18.4 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 62 33.5 33.5 33.5
Valid Benar 123 66.5 66.5 100.0
Total 185 100.0 100.0
pengetahuan 7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Benar 185 100.0 100.0 100.0
pengetahuan 8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Salah 128 69.2 69.2 69.2
Valid Benar 57 30.8 30.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
124 67.0 67.0 67.0
setuju
Valid
Setuju 61 33.0 33.0 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
116 62.7 62.7 62.7
setuju
Valid
Setuju 69 37.3 37.3 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
127 68.6 68.6 68.6
setuju
Valid
Setuju 58 31.4 31.4 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
95 51.4 51.4 51.4
setuju
Valid
Setuju 90 48.6 48.6 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
108 58.4 58.4 58.4
setuju
Valid
Setuju 77 41.6 41.6 100.0
Total 185 100.0 100.0
sikap 6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak
115 62.2 62.2 62.2
setuju
Valid
Setuju 70 37.8 37.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 82 44.3 44.3 44.3
Valid Ya 103 55.7 55.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 32 17.3 17.3 17.3
Valid Ya 153 82.7 82.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 115 62.2 62.2 62.2
Valid Ya 70 37.8 37.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 144 77.8 77.8 77.8
Valid Ya 41 22.2 22.2 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 133 71.9 71.9 71.9
Valid Ya 52 28.1 28.1 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 130 70.3 70.3 70.3
Valid Ya 55 29.7 29.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
dukungan keluarga 7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 138 74.6 74.6 74.6
Valid Ya 47 25.4 25.4 100.0
Total 185 100.0 100.0
jaminan kesehatan 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Ya 185 100.0 100.0 100.0
jaminan kesehatan 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 128 69.2 69.2 69.2
Valid Ya 57 30.8 30.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
jaminan kesehatan 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 118 63.8 63.8 63.8
Valid Ya 67 36.2 36.2 100.0
Total 185 100.0 100.0
jaminan kesehatan 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 102 55.1 55.1 55.1
Valid Ya 83 44.9 44.9 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Ya 146 78.9 78.9 78.9
Valid Tidak 39 21.1 21.1 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Ya 136 73.5 73.5 73.5
Valid Tidak 49 26.5 26.5 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Ya 137 74.1 74.1 74.1
Valid Tidak 48 25.9 25.9 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Ya 91 49.2 49.2 49.2
Valid Tidak 94 50.8 50.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 146 78.9 78.9 78.9
Valid Ya 39 21.1 21.1 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 136 73.5 73.5 73.5
Valid Ya 49 26.5 26.5 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 137 74.1 74.1 74.1
Valid Ya 48 25.9 25.9 100.0
Total 185 100.0 100.0
kesehatan ibu 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 91 49.2 49.2 49.2
Valid Ya 94 50.8 50.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 93 50.3 50.3 50.3
Valid Ya 92 49.7 49.7 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 124 67.0 67.0 67.0
Valid Ya 61 33.0 33.0 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 99 53.5 53.5 53.5
Valid Ya 86 46.5 46.5 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 142 76.8 76.8 76.8
Valid Ya 43 23.2 23.2 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 116 62.7 62.7 62.7
Valid Ya 69 37.3 37.3 100.0
Total 185 100.0 100.0
rtk 6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak 101 54.6 54.6 54.6
Valid Ya 84 45.4 45.4 100.0
Total 185 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
kategori kategori kategori kategori kategori
pengetahua sikap dukungan jaminan kesehatan
n keluarga kesehatan ibu
Valid 185 185 185 185 185
N
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
kategori pemanfaatan rtk
Valid 185
N
Missing 0
Frequency Table
kategori pengetahuan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
baik 29 15.7 15.7 15.7
Valid buruk 156 84.3 84.3 100.0
Total 185 100.0 100.0
kategori sikap
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Positif 6 3.2 3.2 3.2
Valid Negatif 179 96.8 96.8 100.0
Total 185 100.0 100.0
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 1.358 1 .244
Continuity Correctionb .665 1 .415
Likelihood Ratio 1.678 1 .195
Fisher's Exact Test .480 .215
Linear-by-Linear
1.351 1 .245
Association
N of Valid Cases 185
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.66.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Exact Sig. Exact Sig.
Sig. (2- (2-sided) (1-sided)
sided)
a
Pearson Chi-Square .480 1 .488
Continuity Correctionb .151 1 .697
Likelihood Ratio .454 1 .500
Fisher's Exact Test .544 .335
Linear-by-Linear
.478 1 .490
Association
N of Valid Cases 185
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 3.86.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Waktu tempuh *
kategori pemanfaatan 185 100.0% 0 0.0% 185 100.0%
rtk
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Exact Sig. Exact
Sig. (2- (2-sided) Sig. (1-
sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.533 1 .216
Continuity Correctionb .573 1 .449
Likelihood Ratio 2.812 1 .094
Fisher's Exact Test .370 .246
Linear-by-Linear
1.524 1 .217
Association
N of Valid Cases 185
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .627 1 .428
Continuity Correctionb .005 1 .941
Likelihood Ratio 1.177 1 .278
Fisher's Exact Test 1.000 .556
Linear-by-Linear
.624 1 .430
Association
N of Valid Cases 185
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .55.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori dukungan
keluarga * kategori 185 100.0% 0 0.0% 185 100.0%
pemanfaatan rtk
Count 3
tinggi % within kategori dukungan
100.0%
keluarga
Count 48
kategori dukungan
sedang % within kategori dukungan
keluarga 100.0%
keluarga
Count 134
rendah % within kategori dukungan
100.0%
keluarga
Count 185
Total % within kategori dukungan
100.0%
keluarga
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1.055a 2 .590
Likelihood Ratio 1.377 2 .502
Linear-by-Linear
1.037 1 .308
Association
N of Valid Cases 185
Count 59
Memiliki % within kategori jaminan
100.0%
kategori jaminan kesehatan
kesehatan Count 126
Tidak
% within kategori jaminan
memiliki 100.0%
kesehatan
Count 185
Total % within kategori jaminan
100.0%
kesehatan
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .100 1 .752
Continuity Correctionb .002 1 .966
Likelihood Ratio .098 1 .754
Fisher's Exact Test .788 .472
Linear-by-Linear
.099 1 .753
Association
N of Valid Cases 185
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.42.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori kesehatan ibu *
185 100.0% 0 0.0% 185 100.0%
kategori pemanfaatan rtk
Count 23
Sehat
kategori % within kategori kesehatan ibu 100.0%
kesehatan ibu Count 162
Tidak sehat
% within kategori kesehatan ibu 100.0%
Count 185
Total
% within kategori kesehatan ibu 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .738 1 .390
Continuity Correctionb .224 1 .636
Likelihood Ratio .878 1 .349
Fisher's Exact Test .027 .344
Linear-by-Linear
.734 1 .392
Association
N of Valid Cases 185
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 8. Dokumentasi
FOTO PENELITIAN