Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI

DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS KALANGAN


KECAMATAN PANDAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

TAMI HARLAN

151000047

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

1
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI
DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS KALANGAN
KECAMATAN PANDAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH TAHUN 2019

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh

TAMI HARLAN

151000047

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

2
3
Telah di uji dan dipertahankan

Pada tanggal :

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : dr.Fauzi,S.K.M

Anggota : 1. Dr. Asfriyati,S.K.M,M.Kes

2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution,S.K.M,Phd

4
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakatan dengan ini bahwa skripsi sayang yang berjudul

“ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI DASAR

LENGKAP DI PUSKESMAS KALANGAN KECAMATAN PANDAN

KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2019 seluruh isinya adalah

benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebuat dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudia ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Medan 2019

Tami Harlan

5
ABSTRAK

Imunisasi yaitu suatu cara untuk mencegah penyakit yang menular yaitu
suatu kegiatan prioritas yang diatur kementrian kesehatan sebagai suatu
bentuk yang lebih di utamakan untuk mempersiapkan generasi yang akan
datang dan berkualitas untuk menurunkan angka kematian anak sehat,
cerdas.Pada Tahun 2018 pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas
Kalangan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 26,2%.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pencapaian Imunisasi Dasar
Lengkap yang di duga karena belum optimalnya pencapaian Imunisasi Dasar
Lengkap oleh Petugas Kesehatan di Puskesmas.Penelitian ini adalah
Penelitian Kualitatif yang bertujuan untuk menganalisa Pelaksanaan
Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah kerja Puskesmas Kalangan. Informan
pada penelitian ini adalah 6 orang yang terdiri Kepala Puskesmas Kalangan,
Koordinasi Puskesmas Kalangan, Bidan Desa, Kader, Ibu Balita yang tidak
membawa Imunisasi anaknya, dan Ibu Balita yang membawa anaknya
Imunisasi. Metode Pengumpulan Data yaitu metode wawancara, metode
observasi, metode dokumentasi, analisis data yang dilakukan dengan
mengkomparasikan hasil penelitian dengan teori kepustakaan yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Pelaksanaan
Imunisasi di Puskesmas Kalangan untuk Program Imunisasi Dasar Lengkap
masih belum baik. Pimpinan Puskesmas hanya memantau Kegiatan
Imunisasi melalui Laporan ynag diberikan dan Kepala Puskesmas hanya
memberikan tanggung jawab penuh kepada penanggung jawab Imunisasi
sedangkan di Lapangan masih banyak sekali masalah baik karena
Pengetahuan, Pemahaman dan kesadaran masyarakat sangat kurang, Perlu
Koordinasi bersama dari Pimpinan Puskesmas beserta staff Puskesmas untuk
memperbaiki pelaksanaan, dengan membuat sesuatu yang bisa meyakinkan
masyarakat agar datang untuk Imunisasi.serta meningkatkan kinerja
Puskesmas terutama program Imunisasi sehingga target Imunisasi tercapai.

Kata Kunci : Imunisasi, Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap.

6
ABSTRACT

Immunization is a way to prevent infectious diseases that is a priority


activity that is governed by the Ministry of Health as a form that is more
prioritized to prepare future generations and qualified to reduce the number
of Child's death is healthy, intelligent. In year 2018 achievement of complete
basic immunization in Puskesmas among Pandan sub-district in Central
Tapanuli district amounted to 26.2%. This indicates that there is a gap in the
achievement of basic immunization that is suspected because it has not
optimal achievement of complete basic immunization by Health officer in
Puskesmas. This research is qualitative research aimed at Analyze the
implementation of basic immunization in the working area of circles. The
informant in this research is 6 people who consist of head of Community
health, coordination of community, village midwives, cadres, mothers of
toddlers who do not carry immunisation of children, and mothers of toddlers
who bring their children immunization. The Data collection method is an
interview method, observation method, documentation method, analysis of
data conducted by the research results with existing literature theory. The
results showed that overall immunization implementation in the Community
Health Center for the complete basic immunization Program is still not good.
The Chief Health Center only monitors immunization activities through the
given report and the head of health care only gives full responsibility to the
charge of immunizations while in the field there are still many problems
because of knowledge, Understanding and public awareness is very lacking,
need coordination together from the head of Puskesmas and Puskesmas staff
to improve the implementation, by making something that can convince the
public to come for immunization. Improve the performance of Puskesmas
especially immunization program so that immunization target is achieved.

Keywords: immunization, complete basic immunization implementation.

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha atas berkat, rahmat dan
anugrah berlimpah yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN
PROGRAM IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS
KALANGAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI
TENGAH TAHUN 2019”. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang telah


membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada orang tua
penulis tercinta, Ayahanda Harwin dan Ibunda Latifah Hannum, Untuk
Abang dan adik ku Teguh Harlan dan Tasya Harlan, beserta seluruh keluarga
Sahabat dan teman- teman yang senantiasa memberi motivasi dan
pengorbanannya baik dari segi mori maupun materil serta memberikan kasih
sayang, semangat, perhatian serta doa yang tiada henti sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan


dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkakn terima kasih kepada:

1. Prof Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas


Sumatera Utara
2. Prof Dr.Dra. Ida Yustina,M. Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr.Drs.Zulfendri,M.Kes, selaku Ketua Dapertemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.

8
4. dr. Fauzi,S.K.M selaku Dosen Pembimbing saya yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan
selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung.
5. Dr. Asfriyati,S.K.M, M.Kes selaku Dosen Penguji I, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik dan
saran selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung.
6. Putri Citra Cinta Asyura Nasution,S.K.M, M.P.H yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik dan saran
selama proses penyelesaian skripsi ini berlangsung.
7. Dr. Asfriyati,S.K.M, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staff Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan wawasan kepada penulis selama proses
perkuliahan.
9. Pihak Puskesmas di Gonting Mahe yang telah memberikan dukungan
kerjasama dan kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Gonting Mahe Kecamatan Sorkam.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi. Akhir
kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan
pengetahuan.

Medan 2019

Tami Harlan

9
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i


HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSRTAK iv
KATA PENGANTAR v
DASTAR ISI viii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi 8
Tujuan Imunisasi 8
Jenis Imunisasi 9
Penyakit akibat tidak di imunisasi 13
Puskesmas 15
Pelaksanaan Imunisasi di Puskesmas 16
Kerangka Pikir 20

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian 22
Lokasi dan Waktu Penelitian 22
Informan Penelitian 22
Sumber Data 23
Metode Pengumpulan Data 23
Metode Analisis Data 24

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Lokasi Penelitian 26
Geografi 26
Demografi 26
Sumber daya manusia 28
Sarana dan Prasarana Puskesmas 29

10
Tenaga Kesehatan 30
Karakteristik Informan 30
Komponen Input 31
Ketersediaan Sumber Daya (Man) 31
Pendanaan 33
Sarana dan Prasarana 35
Komponen Proses 37
Perencanaan 37
Persiapan Petugas 40
Pemberian Imunisasi 43
Koordinasi 46
Pengawasan dan Evaluasi 47
Output 49
Keterbatasan Penelitian 50

KESIMPULAN DAN SARAN 51


Kesimpulan 51
Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 54

11
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap 13

2. Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 27

KalanganKecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli

Tengah Januari- Desember 2018

3. Tanggal Posyandu di Puskesmas Kalangan tahun 2018 28

4. Jumlah Kader Kesehatan Puskesmas Kalangan 28

5. Sarana dan Prasarana Puskesmas 29

6. Karakteristik Informan 34

12
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Kerangka Pikir 22

13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Pedoman Wawancara 56

2. Surat Permohonan Izin Penelitian 66

3. Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan 67

4. Surat Izin Penelitian Puskesmas 68

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 69

6. Matriks Pernyataan Informan 70

7. Dokumentasi Penelitian 77

14
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tami Harlan berumur 21 tahun, dilahirkan di


Sibolga pada tanggal 31 juli 1998. Penulis beragama Islam, anak ke dua dari
tiga bersaudara dari pasangan Harwin dan Latifah Hannum.
Pendidikan formal penulis di mulai di Tk Al ikhlas, pendidikan
sekolah dasar di SD Negeri 081240 di Kota Sibolga, Sekolah Menengah
Pertama yaitu MTSN Sibolga , dan Sekolah menengah keatas yaitu MAN
Sibolga, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2019

Tami Harlan

15
Pendahuluan

Latar Belakang

Masalah utama dalam kesehatan di Indonesia yang terjadi sekarang

adalah masalah kesehatan anak. Adapun yang paling utama untuk

menentukan derajat kesehatan anak adalah anak bisa hidup dari lahir sampai

mencapai usia bayi dan balita. Banyak nya faktor yang menyebabkan

kematian bayi dan kematian balita adalah penularan penyakit. Adapun upaya

yang dilakukan dalam penurunan masalah matinya bayi yaitu dengan cara

diksanakan Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi dengan tujuan agar bayi

dapat terhindar dari penyakit infeksi. Adapun upaya dalam mengatasi

penurunan capaian pelayanan kesehatan untuk program Imunisasi,

Pemerintah melaksanakan analisa bermacam situasi yang terjadi di dalam

masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Imunisasi

yaitu suatu cara untuk mencegah penyakit yang menular dengan kegiatan

yang diatur Kementrian Kesehatan sebagai suatu bentuk yang lebih di

utamakan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang dan berkualitas

untuk menurunkan angka kematian anak yang sehat dan cerdas.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 tahun 2017.

Imunisasi Dasar Lengkap sebagaimana dimaksud yaitu terdiri dari

tuberkulosis, hepatitis B, pertusis, tetanus, Poliomyelitis, difteri, pneumonia

dan meningitis yang disebabkan oleh hemophilus influenza tipe b (Hib) dan

campak. Tujuan Imunisasi tersebut untuk mengurangi risiko penderita dari

16
segala penyakit yang bisa membahayakan kesehatan dan juga

mengakibatkan kematian pada penderita. Agar dapat terlindung dan

mencegah terjadinya penyakit berbahaya yaitu penyakit menular dalam

kesehatan bisa terjadi kematian pada penderita. Imunisasi difokuskan kepada

bayi sebab sistem kekebalan tubuh bayi masih lemah karena rentan terkena

penyakit. Adapun cara Imunisasi harus dilakukan dengan lengkap terhadap

jenis masing imunisasi dan manfaat nya dan tidak membahayakan kesehatan

ibu dan anak (Maryunani,2010).

Bayi yang diimunisasi akan terhindar dari berbagai penyakit seperti

batuk rejan campak, pertusis, tuberculosis (TBC), difteri, hepatitis B dan

tetanus, Imunisasi Dasar Lengkap terdiri dari lima jenis vaksin, diberikan

sesuai umur bayi,serta pemberian setiap vaksinnya bisa dilakukan lebih dari

satu kali dengan mendapatkan vaksin sesuai umur, tubuh bayi akan

membentuk kekebalan tubuh yang lebih kuat. Program Imunisasi ini

bertujuan sangat penting untuk bisa mengurangi angka penderita

menurunkan mengurangi angka morbiditas, mortalitas, dan kecatatan dari

suatu penyakit yang membahayakan sampai mengakibatkan kematian, dan

Imunisasi penting diberikan kepada anak karena bayi rentan terhadap suatu

penyakit (Maryunani 2010).

Menurut Permenkes No 12 tahun 2017 Imunisasi yaitu merupakan

tujuan agar bisa menurunkan angka kematian,kesakitan, kecatatan. Adapun

ke usia 0-11 bulan pada tahun 2015 diharapkan tercapainya sebesar 91 %

tahun 2016 mencapai 91,5%, tahun 2017 mencapai 92%, tahun 2018

17
mencapai 92% dan tahun 2019 diharapkan dapat mencapai 93%. Oleh

karena itu untuk mencapai hasil tersebut, maka dilakukukan melalui program

imunisasi.

Tujuan Program Imunisasi pada bayi adalah agar memperoleh

Imunisasi Dasar Lengkap dan keberhasilan seorang bayi dalam memperoleh

Imunisasi Dasar tersebut diukur melalui indikator Imunisasi Dasar Lengkap.

Indonesia pada tahun 2016 Imunisasi Dasar Lengkap nya mencapai yaitu

91,58%, hal ini lebih besar dari capaian tahun 2015 yaitu 86,54%. Angka ini

mencapai target Renstra 2016 sebesar 91,5%. Tingkat Provinsi, terdapat dua

belas Provinsi yang mencapai target Renstra 2016. Dari data dapat diketahui

bahwa seluruh bayi di Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Nusa

Tenggara Barat, DKI Jakarta, dan Jambi telah mendapatkan Imunisasi Dasar

Lengkap. Sedangkan Provinsi dengan capaian terendah yaitu Kalimantan

Utara yaitu 56,08% Papua 59,99% dan Maluku 67,56% dan Provinsi

Sumatera Utara menduduki posisi ke 14 dengan cakupan 89,20% (Kemenkes

2017).

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan Imunisasi. kegiatan pelaksanaan Imunisasi yang dilakukan

yaitu kegiatan Perencanaan, Penyediaan dan Distribusi logistik,

Penyimpanan dan Pemeliharaan Logistik, Penyediaan tenaga pengelola,

pelaksanaan pelayanan, pengelolaan limbah, dan pemantauan evaluasi

(Permenkes No.12 tahun 2017).

18
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara 2017 hanya ada 2

daerah dari 33 daerah 100% desanya telah mencapai UCI yaitu Kota Medan

dan Pakpak Bharat. Sedangkan lima daerah terendah pencapaian UCI nya di

Sumatera Utara adalah Nias Selatan (8,68%), Binjai (18,92%), Padang

Lawas (27,06%), Padang Sidimpuan (53,16%) dan Tapanuli Tengah

(53,16%).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah tahun 2018

bahwa kegiatan Imunisasi rutin yaitu pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

kepada bayi umur 0-1 tahun (Polio,BCG,Campak,DPT,HB). didalam profil

ini terdapat jumlah cakupan Imunisasi Dasar Lengkap yang Cakupan nya

tertinggi sampai terendah dari 23 kecamatan. Jumlah cakupan Imunisasi

Dasar Lengkap yang berada di Puskesmas yang cakupan nya tertinggi berada

pada Puskesmas Sirandorung Kecamatan Sirandorung dengan jumlah

cakupan (112,0%) untuk jenis Imunisasi HB (142,8%) BCG (137,6%) DPT

(161,8%) Polio (157,3%) dan Campak (204,0%) dan Puskesmas yang masih

rendah cakupan Imunisasi nya berada pada Puskesmas Kalangan Kecamatan

Pandan dengan Jumlah (26,2%) untuk jenis Imunisasi Dasar nya yaitu

HB(50,1%) BCG (69,5%) DPT (20,5%) Polio (41,9%) dan Campak

(89,8%).

Survei awal pendahuluan dilihat melalui Profil Kesehatan Dinas

Kabupaten Tapanuli Tengah dari 23 Kecamatan, Puskesmas Kalangan

merupakan kecamatan dengan data cakupan Imunisasi Dasar Lengkap

terendah yaitu 26,2%. Daerah wilayah Puskesmas Kalangan adalah Pesisir

19
Pantai rata- rata pekerjaan masyarakat penduduk di wilayah kerja Pusekmas

Kalangan adalah Nelayan. Puskesmas Kalangan sudah melaksanakan

program dengan bertujuan menurunkan angka kematian dan kesakitan.

Sebagian besar program sudah berjalan tetapi masih ada hambatan untuk

melakukan program Imunisasi. Berdasarkan hasil survei dilakukan dengan

wawancara langsung kepada ibu balita di Puskesmas Kalangan dari

wawancara tersebut terdapat hasil bahwa Puskesmas Kalangan Kecamatan

Pandan sudah melakukan kegiatan Imunisasi akan tetapi masih ada ibu yang

diwawancarai tidak mengetahui pentingnya Imunisasi tersebut dan

bagaimana cara Imunisasi sehingga mereka tidak membawa anak mereka ke

Posyandu. Maka dari itu peran Kader dan petugas pelaksanaan Imunisasi

sangat perlu diperhatikan karena kurang koordinasi diantara petugas dan

kader di puskesmas kalangan dan pengawasan di Puskesmas Kalangan juga

belum dilakukan secara baik.

Berdasarkan penelitian Julfiani (2018) tentang pelaksanaan Imunisasi

Dasar Lengkap di Kecamatan Medan Perjuangan di Puskesmas Sentosa Baru

pencapaian Puskesmas Sentosa Baru hanya 65,5% karena pelaksanaan

Imunisasi belum dilakukan secara maksimal terdiri dari perencanaan

persiapan petugas, pemberian imunisasi, koordinasi dan pengawasan, serta

kurangnya upaya puskesmas dalam menanggulangi hal tersebut.

Hasil penelitian Khomariah (2018) tentang Pelaksanaan Imunisasi

Dasar Lengkap di Puskesmas Semarang yaitu ketersediaan SDM di

Puskesmas masih kurang dan belum sesuai dengan standar dan aspek proses

20
pelaksanaan terdapat kendala pada perencanaan jadwal Imunisasi Puskesmas

dengan cakupan rendah masih dilakukan bersamaan dengan program KIA

lainnya sehingga bidan tidak dapat berfokus pada satu program saja. dan

belum terkoordinasi dengan baik dalam hal pencatatan pelaporan, dan pada

aspek lingkungan tersebut kurangnya dukungan keluarga, tokoh masyarakat

diwilayah tersebut karena kesalah pahaman informasi yang didapat

mengenai dampak negatif Imunisasi.

Upaya pelaksanaan program Imunisasi, baik yang bersifat teknis

maupun administratif merupakan peran penting yang harus dilakukan oleh

petugas Imunisasi Puskesmas. Agar meningkatkan cakupan Imunisasi Dasar

Lengkap Puskesmas Kalangan dilakukan analisis penyebab masalah

rendahnya cakupan Imunisasi di Puskesmas Kalangan. Salah satu bentuk

analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan melihat pelaksanaan Imunisasi di

Puskesmas Kalangan yang terdiri dari persiapan petugas Imunisasi,

pemberian pelayanan Imunisasi, sumber daya manusia, ketersediaan sarana

dan prasarana persiapan masyarakat.

Perumusan masalah

Terkait latar belakang yang ada datas, jadi permasalahan yang ingin

di teliti yaitu bagaimana pelaksanaan program Imunisasi Dasar Lengkap

pada bayi di Puskesmas Kalangan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli

Tengah pada tahun 2019?

Tujuan penelitian

21
Tujuan umum. Tujuan umumnya adalah untuk menganalisa pelaksanaan

Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah Puskesmas Kalangan Kecamatan

Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2019.

Tujuan khusus. Tujuan khusus yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Imunisasi Dasar

Lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kalangan Kecamatan Pandan.

2. Untuk mengetahui komponen input, proses, output program

pelaksanaan Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kalangan

Kecamatan Pandan.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Dapat dijadikan menjadi referensi dan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan pelaksanaan Imunisasi

2. Dapat menambah wawasan dalam pelaksana terdiri dari perencanaan,

pengorganisasi, pelaksana dan pengawasan.

3. Bisa sebagai masukan bagi Puskesmas Kalangan dalam mengembangkan

pelaksanaan Imunisasi

4. Dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan untuk peneliti

selanjutnya

22
Tinjauan pustaka

Imunisasi

Imunisasi yaitu upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam

penyakit, adapun apabila terjadi yang terpapar terhadap anak tidak akan

mengalami sakit yang parah. (Permenkes Nomor 42 Tahun 2013). Imunisasi

salah satu pelaksanaan preventif dasar yang bertujuan menurunkan angka

kematian bayi. Imunisasi yaitu sebuah investasi yang efektif. untuk

mencegah seseorang terkena penyakit menular yang diberikan secara rutin

kepada masyarakat sejak balita. Adapun upaya yang dilakukan Imunisasi

yaitu terdapat polio 4 kali,BCG 1kali, DPT –HBHib 3 kali, campak 1 kali

HB 0-7 hari 1 kali, dan dan Imunisasi tambahan dengan tujuan agar dapat

mengurangi angka kematian dan kesakitan terhadap penyakit bisa mencegah

melalui Imunisasi (PD31). Adapun yang dimaksud dalam Imunisasi

bertujuan untuk meningkatkan atau menimbulkan kekebalan individu dalam

suatu penyakit tersebut. dan apabila terpapar dalam penyakit tubuh tidak

akan infeksi dan hanya sakit biasa (Permenkes No.42 tahun 2013).

Tujuan Imunisasi

1. Tujuan Umum

Turunnya angka kecacatan, kesakitan, serta kematian akibat Penyakit yang

dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

2. Tujuan Khusus

Tercapainya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada Bayi

sesuai target RPJMN, Tercapainya, eradikasi, eliminasi, dan reduksi

23
penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi, dengan mencapai

perlindungan maksimal dengan pergi ke daerah endemis,Tercapainya

Universal Child Immunization/UCI (Presentase minimal 80% bayi yang

mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan,

Terselenggara pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah

medis (safety injection practise and waste disposal management),

Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua tahun

(baduta) dan pada anak usia sekolah dasar atau (WUS), (Permenkes Nomor

12 tahun 2017).

Jenis Imunisasi Berdasarkan Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 Imunisasi

dibagi dua yaitu Imunisasi wajib dan Imunisasi yang pilihan.

1. Imunisasi wajib

Peraturan dibuat pemerintah untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhan

untuk melindungi masyarakat dari penyakit yang menular (Permenkes

Nomor 42 Tahun 2013).

Imunisasi rutin. wajib pada individu sebagai suatu bagian dari masyarakat

dalam untuk melindungi hal bersangkutan serta masyarakat sekitarnya dari

suatu penyakit yang dapat dicegah melalui Imunisasi. Jenis Imunisasi

Program yaitu Imunisasi tambahan, rutin, Imunisasi tambahan, dan

Imunisasi khusus. Peraturan Menteri ini dengan mempertimbangkan

rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization

(Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional). Introduksi Imunisasi baru ke

24
dalam Imunisasi program dapat demonstrasi program di lokasi terpilih

sesuai dengan epidemiologi penyakit (Permenkes No 12 tahun 2017).

Imunisasi dasar lengkap

Adapun Jenis-jenis Imunisasi yang dasar lengkap terdiri

1. Bacillus Calmette Guerin (BCG)

Penyakit Paru-Paru yang menular adalah bisa dicegah dengan

Imunisasi BCG. Vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberculosis tetapi

hanya sekali untuk bayi yang berumur 0-11 bulan. Adapun cara pemberian

Imunisasi BCG lewat suntikan. Vaksin BCG harus dilarutkan telebih dahulu

sebelum di suntikkan, adapun dosin BCG untuk balita yaitu 0,55 cc

(Proverawati dan Andhini,2010).Adapun efek samping imunisasi BCG yaitu

timbul kemerahan dan berubah jadi pustula, dan luka. Namun luka ini tidak

menyebabkan demam. (Proverawati dan Andhini,2010).

2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis’ B (DPT-HB). Imunisasi DPT-hb-Hib di

diberikan 3 kali yaitu bulan 2,3 dan 4 bulan. Langkah pertama untuk bayi yang

tidak pernah Imunisasi ini. Jika sudah pertama mendapatkan Imunisasi ini yang

pertama lanjut yang kedua sampai pemberian dosis yang ke tiga adapun

pemberian vaksin tidak diperbolehkan untuk anak yang beriwayat alergi berat

serta ensefalopalopati. Pada vaksin sebelumnya, apabila pada pemberian pertama

terjadi demam yang cukup tinggi, gerak dan respon yang kurang, serta pergerakan

dalam 48 jam, selama 2 jam anak menangis, dan riwayat kejang dalam 3 hari

sesudah Imunisasi DPT, hal inilah yang harus mendapat perhatian khusus

(Cahyono,2010).

25
3. Hepatitis B pada bayi baru lahir

Untuk diberikan suatu perlindungan dan mengurangi insiden timbulnya

penyakit hati kronik dan karsinoma hati. Vaksin Hepatitis B mengandung

vaksin DNA rekombinan. Vaksin ini diberikan kepada seseorang dengan

risiko tinggi tertular Hepatitis B adapun dosis vaksin ini diberikan 3 dosis,

yaitu pada bulan ke-0, 1 dan 6 atau yang sesuai dengan petunjuk produsen

vaksin. Diberikan di lengan atas secara intra muskular (Permenkes No 12

tahun 2017).

4. Polio

Imunisasi yang bertujuan dilakukan untuk membuat kekebalan terhadap

penyakit poliomylitis, yaitu penyakit radang yang mengakibatkan lumpuh

kaki serta menyerang saraf (Maryunani,2010).

Imunisasi Polio terbagi (Polio I,II,III,IV) Pada waktu diberikan polio

ada syarat yang diperhatikan yaitu jika anak yang menderita definisi

Imunitas tidak bisa di beri polio. dan tidak terjadi bahaya yang dapat akibat

diberi Imunisasi polio untuk anak yang sedang sakit (Proverawati dan

Andhini, 2010).

5. Campak.

Imunisasi vaksin campak yang virus dilemahkan dan manfaatnya agar

membuat kekebalan yang aktif terhadap penyakit campak diberikan satu kali

yaitu umur 9 bulan. efek samping yang diterjadi adalah demam ringan atau

kemerahan pada pipi dibawah telinga (Maryunani,2010).

26
Imunisasi lanjut merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin

terjaganya tingkat Imunitas pada usia sekolah anak baduta, anak, dan

(WUS) termasuk ibu hamil. Vaksin DPT-HB-Hib aman serta memiliki

efikasi yang tinggi, tingkat kekebalan yang protektif akan terbentuk pada

bayi yang sudah mendapatkan tiga dosis Imunisasi DPTHB-Hib. Efektivitas

melindungi gejala penyakit hanya berkisar 70-90 % (Permenkes No 12 tahun

2017).

Jenis Imunisasi yang lanjut yaitu

1. anak berumur di bawah 3 tahun (Batita) Imunisasi diberikan terdiri Diphtheria

Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) (Permenkes Nomor 42 Tahun 2013).

2. Tetanus diphteria (Td) dan Diphtheria Tetanus (DT), Campak, adalah anak

berumur SD (Permenkes Nomor 42 Tahun 2013).

3. Tetanus Toxoid (TT) diberikan pada wanita usia subur (Permenkes Nomor 42

Tahun 2013).

A. Imunisasi yang terkhusus.

Imunisasi khusus adalah Imunisasi untuk membuat masyarakat

terlindung dari penyakit dan situasi.

Contoh Imunisasi yang khusus persiapan pemberangkatan calon jemaah

Haji/Umroh, (Permenkes Nomor 42 Tahun 2013)

Imunisasipilihan

Jenis Imunisasi pilihan yaitu Influenza, Imunisasi Haemophillus

Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Human Papilloma Virus (HPV),

27
Rotavirus, Varisela, Demam Tifoid Measles Mumps Rubella, , Hepatitis A,

dan Japanese Encephalitis (Prmenkes Nomor 42 Tahun 2013).

Tabel 1
Jadwal pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Umur Jenis Interval minimal untuk jenis
imunisasi yang sama
0-24 jam Hepatitis B
1 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib1, Polio
2
3 bulan DPT-HB-Hib 1,Polio 1 bulan
3
4 bulan DPT-HB-Hib 1,Polio
4,IPV
9 bulaan Campak
Sumber :Permenkes No 12 tahun 2017

Penyakit akibat tidak Imunisasi yaitu

1. Hepatitis B

Penyakit disebabkan dari Hepatitis B (VHB), suatu anggota family

Hepa dnavirus, disebabkan peradangan hati akut atau kronis yang pada

sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati, hati mengeras dan

mengecil atau kanker hati (Cahyono,2010).

Adapun Gejala infeksi HB yaitu kalau dalam keadaan lemas. Mata

pasien kuning, demam, dan kencing seperti air teh, dan hepatitis B kronis

pasien hanya mengekuh mudah lesuh dan lelah. Sementara pada keadaan

sirosis, pasien mengeluh perut besar dan terisi air,Mata kuning, lesu dan

sebagainya, dan bias menyebabkan kanker hati (Cahyono2010).

2. Tuberculosis Tuberculosis (TB)

28
Penyakit Tuberculosis yaitu penyakit yang menular yang berasal

dari Mycobacterium bovis dan infeksi mycobacterium tuberculosis, penyakit

ini menyerang paru-paru tapi bisa menyerang yang lain yaitu, , kelenjar

superfisialis, tulang selaput otak (Ranuh et.al,2011).

3. Difteri

Penyakit Difteri yaitu penyakit yang berbahaya yang membahayakan

diri, penyebab difteri yaitu bakteri corynebacterium diphteriae, dan menular

akut tonsil faring, hidung, laring, selaput mukosa,konjungtiva, vagina atau

kulit. Penyakit ini rentan di serang pada anak, apalagi anak yang tidak kebal

daya tahan untuk bakteri yang disebabkan bakteri (Cahyono,2010).

4. Pertusis

Pertusis yaitu penyakit menular dengan bisa menyerang semua usia,

dan umur 1 tahun paling rentan dengan penyakit ini. pertusis berasal dari

bakteri bordella pertusis adapun gejala penyakit ini adalah timbulnya batu

berat yaitu batuk seratus hari dan sasaran nya mulut, tenggorokan, dan

hidung (Cahyono,2010).

Adapun penyakit pertusis ini dapat tertular melalui udara

pernapasan,yaitu terjadinya tetesan air ludah pasien yang terkena.dan jalan

terjadi infeksi yaitu setelah terjadinya batuk. Gejala penyakit ini akan

nampak selama mulai 3-12 hari setelah bakteri masuk kedalam tubuh

(Cahyono,2010).

5. Polio (Poliomielitis)

29
Penyakit Polio adalah virus polio, polio menyebabkan rusaknya

motor neuron medula spinalis dan mengakibatkan menjadi lumpuh dengan

sifatflaksid(Ranuhet.al,2011).

6. Campak

Penyakit menular dan infeksi, dan sumber campak terjadi adalah dari

virus campak, dan penyakit ini sangat menyebar cepat dengan udara dan

percikan ludah (droplet) yang di hisap hidung mulut. Dan jalan tertular

penyakit ini pada fase yang ke 2 sesudah bercak merah tersebut timbul. Dari

penyakit tersebut diperkirakan di indonesia anak menyebabkan meninggal

pada bayi yang ber usia 12 bulan sampai 4 tahun. diperkirakan 30.000 per

tahun anak anak bangsa indonesia tidak bisa di tolong (Cahyono,2010).

Puskesmas

Berdasarkan Permenkes RI No 75 tahun 2014 Puskesmas yaitu pusat

pelayanan pertama berperan penting dalam system kesehatan nasional, yang

terkhusus subsitem upaya Kesehatan. Adapun fasilitas pelayanan kesehatan

yaitu sesuatu yang dilaksanakan untuk pelayanan promotif,prefentif,kuratif

dan rehabilitative yang dilaksanakaan oleh Pemerintahan suatu tempat

maupun masyarakat. Puskesmas yaitu unit kesehatan tingkat pertama

pelayanan kesehatan dengan menutamakan masyarakat dalam kawasan kerja

tersebut

Untuk mencapai keberhasilan puskesmas sebagai ujung tombak

pembangunan dalam kesehatan. Dalam hal ini agar masyarakat menjadi

30
masyarakat yang berperilaku hidup yang kuat dan memiliki derajat

kesehatan yang optimal baik individu keluarga dan kelompok.

Pelaksanaan Imunisasi di Puskesmas

Perencanaan. Penyelenggaraan Imunisasi adalah sebagian dari

perencanaan yaitu jadwal dilaksanakan nya, tempat dilaksanakan, dan proses

pelayanan kegiatan Imunisasi. yang mengatur pelaksanaan ini adalah

Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan pusat yang berpedoman dengan

kesepakatan global dengan target RPJMN dan Rebstra yang masih berlaku.

Adapun yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Imunisasi rutin

dan Imunisasi tambahan yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yaitu di

Posyandu Puskesmas, Sekolah, dan pos pelayanan Imunisasi lainnya,

perencanaan penyelenggaraan Imunisasi ini adalah harus dilengkapi tenaga,

upaya yang sudah dilakukan, analisa hasil evaluasi, alat, dan biaya, rincian

data sarana prasarana.

Pemerintah Daerah provinsi dapat dibentuk tim verifikasi yang terdiri

dari unit teknis terkait yang dibutuhkan verifikasi terhadap usulan

perencanaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Permenkes No 12 tahun

2017).

Logistik yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan.

Vaksin,ADS,Safety Box, Peralatan Anafilaktik, peralatan Cold Chain,

Dokumen Pencatatan Pelayanan Imunisasi ,peralatan pendukung Cold

Chain, Pemerintah Pusat bertanggung jawab terhadap penyediaan dan

pendistribusian logistik Imunisasi berupa Vaksin, ADS, Safety Box, dan

31
peralatan Cold Chain yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Imunisasi

Program. perlu memerhatikan khusus dalam penyediaan Vaksin, di

diperuntukkan bagi fasilitas kesehatan milik Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

Pendistribusian sebagaimana dimaksud untuk: Vaksin, ADS, dan

Safety Box dilaksanakan sampai ke provinsi dan Peralatan Cold Chain

dilaksanakan sampai ke lokasi tujuan.

Pemerintah Daerah provinsi bertanggung jawab terhadap

pendistribusian ke seluruh daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya meliputi

Dokumen Pencatatan Pelayanan Imunisasi, ADS,Vaksin, dokumen suhu

penyimpanan Vaksin, dokumen pencatatan logistik, Safety Box (Permenkes

No 12 tahun 2017).

Penyimpanan dan Pemeliharaan Logistik. Bertanggung jawab

dalam penyimpanan dan memelihara logistik adalah Pemerintah Daerah.

dalam menjaga kualitasnya yaitu vaksin disimpan dengan suhu yang tertentu

dan tidak boleh dicampuri tempat penyimpanan vaksin dengan yang lain

(Permenkes No 12 tahun 2017).

Tenaga Pengelola. Pemerintah daerah adalah salah satu yang

mempertanggung jawapi untuk penyediaan tenaga pengelola

penyelenggaraan (Permenkes No 12 tahun 2017).

Pelaksanaan Pelayanan. Pelaksanaan pelayanan secara perseorang

dan massal dengan kedekatan keluarga dalam meningkatkan akses pelayanan

Imunisasi. Imunisasi yang dilaksanakan di Posyandu secara rombongan,

32
sekolah, atau pos pelayanan Imunisasi lainnya dan Imunisasi yang

dilaksanakan perseorangan dilakukan di Puskesmas, klinik rumah

sakit,fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.dan pelayanan yang wajib

direncanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara pelayanan

Imunisasi secara berkesinambungan (Permenkes No 12 tahun 2017).

Perencanaan yaitu pelaksana pelayanan Imunisasi tempat

pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaan. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

bertanggung jawab menyiapkan biaya operasional untuk pelaksanaan

pelayanan Imunisasi rutin dan Imunisasi tambahan di Puskesmas, posyandu,

sekolah, dan pos pelayanan Imunisasi. Biaya operasional meliputi biaya

transportasi dan akomodasi petugas, bahan habis pakai,penggerakan

masyarakat, perbaikan serta pemeliharaan peralatan Cold Chain dan

kendaraan Imunisasi,distribusi logistik dari daerah Kabupaten/Kota sampai

ke fasilitas pelayanan kesehatan,pemusnahan limbah medis Imunisasi.

Pelayanan Imunisasi Program dilaksanakan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kinerja

penyelenggaraan Imunisasi dan yang bertanggung jawab yaitu Pemerintahan

Pusat, Pemerintahan Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota wajib melaksanakan pemantauan dan evaluasi

penyelenggaraan Imunisasi Program secara berkala, berkesinambungan, dan

berjenjang (Permenkes No 12 tahun 2017).

33
Pemberian Imunisasi

Pemberian Imunisasi diantara nya yaitu vaksin Hepatitis

B,BCG,Polio,DPT dan campak. Sistem yang dipakai dalam pelayanan

Imunisasi di posyandu yaitu pelayanan lima meja. pada saat pengunjung

datang dapat dilakukan pendataan sasaran dan apabila sebelum pelayanan

dimulai diberikan penyuluhan kelompok. Setelah pelayanan yang baik dalam

KMS dan di buku catatan Imunisasi harus segera dilakukan catatan

pemberian Imunisasi. Adapun dilakukan mengunjungi rumah rumahyang

memiliki bayi untuk diberikan Imunisasi HB(0-7 hari) yang lahir dirumah.

Setelah selesai pelayanan Imunisasi di Posyandu dan kunjungan kerumah

hasil cakupan Imunisasi serta masalah yang dapat didiskusikan dengan

Kader. Sesampai di Puskesmas hasil kegiatan dilapangan di rekap di buku

catatan Imunisasi Puskesmas (Permenkes No 12 tahun 2017)

Penggunaan KMS pada Bayi

Kartu Menuju Sehat adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan

normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur

yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Setiap balita harus mempunyai

KMS sesuai jenis kelamin. KMS digunakan untuk mencatat berat badan,

memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan sebagai media penyuluhan

gizi dan kesehatan. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan

KMS Bagi Balita. Jumlah KMS Bagi Balita harus disesuaikan dengan

jumlah balita yang belum mempunyai KMS di wilayah tersebut (Permenkes

No 155 tahun 2010).

34
Kerangka Pikir

Input Proses
output
1.Sumberdaya 1. Perencanaan

manusia (Man) 2.Persiapan Hasil


tercapai nya
2.Pendanaan Petugas
imunisasi
3.Saranadan 3.Pemberian dasar
lengkap
Prasarana Imunisasi

(Material) 4. Koordinasi

5. Pengawasan

Adapun menurut gambar disimpulkan fokus penelitian sebagai berikut :

1. masukan atau (input) yaitu dibutuhkan dalam pelaksanaan Imunisasi

Dasar Lengkap agar dapat pelaksanaan nya berjalan dengan baik.

a) Sumber Daya Manusia (Man) adalah tenaga kesehatan yang memiliki latar

belakang pendidikan kesehatan, seperti, perawat, bidan dokter, sarjana

kesehatan masyarakat, dokter gigi dalam mendukung pelaksana imunisasi

b) Dana (Money) adalah suatu bentuk uang yang dapat digunakan untuk

mendukung pelaksanaan imunisasi.

c) Sarana dan prasarana ( Material) adalah pelaksanaan imunisasi, persediaan

ADS, vaksin pelengkap dalam mendukung pelaksanaan imunisasi

2. proses (proses) adalah rangkaian yang dilakukan petugas kesehatan

dalam pelaksanaan Imunisasi

35
3. keluaran (output) hasil penelitian yang diterapkan dalam proses

pelaksanaan Imunisasi

36
Metode Penelitian

Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan

penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan

mendalam tentang permasalahan bayi di Puskesmas Kalangan Kecamatan

Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2019.

Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Kalangan

Kecamatan Pandan, dengan pertimbangan bahwa data yang didapatkan dari

profil Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Imunisasi Dasar lengkap nya

pada Bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas, bahwa data

yang paling rendah data Imunisasi Lengkap pada Bayi pada tahun 2018

adalah Kecamatan Pandan, Puskesmas Kalangan hasil data nya adalah

26,2%. dan melihat masih banyak nya masalah di Daerah tersebut mengenai

Imunisasi Dasar Lengkap.

Waktu Penelitian

Waktu penelitiannya di mulai Januari 2019 sampai dengan september 2019.

Informan penelitian

1. Kepala Puskesmas Kalangan

2. Koordinasi imunisasi di puskesmas Kalangan .

3. Pelaksana imunisasi dasar lengkap di puskesmas Kalangan.

4. Kader Imunisasi di wilayah Puskesmas Kalangan.

37
5. Ibu Balita yang di imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kalangan .

6. Ibu Balita yang tidak Imunisasi Dasar Lengkap Puskesmas Kalangan.

Sumber Data

Data Primer. Data Primer adalah sumber daya secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2012). Sumber Primer

ini berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara yang

penulis lakukan.

Data Sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang

tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data.

Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengelolahan lebih kanjut data

primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain. Data

digunakan untuk mendukung informasi dari data primer yang diperoleh b

aik dari wawancara. Penulis juga menggunakan data sekunder hasil studi

pustaka (Sugiyono 2012).

Metode pengumpulan data

Teknik Pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara

mengumpulkan data. Dengan penelitian ini penulis menggunakan beberapa

metode dalam pengumpulan sebagai berikut:

1. Metode Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan responden/orang yang diwawancarai, atau jumpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam menggunakan metode

38
ini peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan membawa

instrumen penelitian sebagai pedoman pertanyaan hal-hal atau fenomena

yang ingin diketahui yaitu analisis program pelaksanaan Imunisasi Dasar

Lengkap. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek yang akan diteliti (Poerwandri,2009)

2. Metode Observasi (Mengamati)

Observasi adalah salah satu prosesuntuk melihat mengamati dan

mencermati perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi

yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan Imunisasi

Dasar Lengkap di Puskesmas Kalangan.

3. Metode Dokumen

Selain wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat

fakta dalam dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data bentuk

surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cendera mata, jurnal kegiatan

dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk

menggali informasi yang terjadi dimasa silam (Arikunto 2006).

Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data. Triangulasi sumber yaitu dengan

memilih fenomena yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan

Metode Analisis Data

39
Metode analisis data Kualitatif dilakukan dengan proses

pengumpulan data, Interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah

dalam melihat data secara sistematis (Miles dan Hubermas dalam

Herdiansyah, 2012).

40
Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Geografi Puskesmas Kalangan terletak di Kecamatan

Pandan,Kabupaten Tapanuli Tengah,Kecamatan pandan terletak antara

:1,668 lintang dan 98,8376 Bujur, dengan luas wilayah 36,31 km².

Batas wilayah kerja Puskesmas Kalangan, yaitu :

Sebelah Utara : Kecamatan Sarudik

Sebelah Selatan : Kecamatan Badiri

Sebelah Barat : Samudera Indonesia

Sebelah Timur : Kecamatan Tukka

Luas gedung Puskesmas induk sebesar 165 m² pada lahan seluas 400

m² dengan kondisi bangunan baik karena selesai diperbaharui pada bulan

juni 2017. Di Kecamatan Pandan terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas

Pandan dan Puskesmas Kalangan. Yang termasuk dalam wilayah kerja

Puskesmas Kalangan adalah :Kel.Kalangan Indah,kel,Kalangan, kel,Mangga

Dua, kel.Budi Luhur, Kel. Aek sitio-tio Hilir, kel.Muara Nibung ,

kel.Hajoran, kel.Hajoran Indah, dan desa Aek Garut.

Keadaan Demografi

Perkembangan penduduk di wilayah Puskesmas Kalangan bersifat

dinamis sesuai dengan perkembangan penduduk pada daerah-daerah yang

terdiri dari berbagai etnis (suku) diantaranya : suku Batak Pesisir,

Mandailing, dan Mayoritas penduduk beragama Islam. Jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Kalangan tahun 2017 sebanyak 18.125 jiwa terdiri

41
dari laki-laki sebanyak 8.610 jiwa dan perempuan sebanyak 9.515 jiwa,

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas KalanganKecamatan Pandan


Kabupaten Tapanuli Tengah Januari- Desember 2018

Desa/ Kelurahan jumlah penduduk (Jiwa) Jumlah


Laki-Laki(Jiwa) Perempuan(Jiwa
Majura Nibung 1302 1640 2942
Hajoran 1371 1264 2632
Hajoran Indah 850 820 1670
Aek Garut 308 320 628
Sitio-tio Hilir 316 350 666
Kalangan 978 1165 2143
Kalangan Indah 408 390 798
Budi Luhur 1300 1446 2746
Mangga Dua 412 708 1120
Aek Sitio-tio 1365 1412 2777
Jumlah 8610 9515 18125
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kalangan 2018

Mata pencarian masyarakat pandan yang termasuk wilayah kerja

Puskesmas Kalangan adalah Nelayan, Buruh, Pegawai Negeri sipil dan

Pegawai swasta

Tingkat Pendidikan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Kalangan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat karena dengan tingkat pendidikan yang masih rendah, maka

kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat juga rendah.

Mengingat luas Wilayah, sarana perhubungan dan pendapatan

penduduk dalam wilayah Puskesmas, tidak semua penduduk dengan mudah

mendapatkan pelayanan dari Puskesmas.Agar jangkauan pelayanan

42
Puskesmas lebih luas dan merata hingga ke seluruh wilayah kerjanya, maka

Puskesmas Kalangan memiliki fasilitas penunjang berupa :

1. Dua unit Puskesmas pembantu (Pustu)

a. Pustu Aek Sitio-tio

b. Pustu Hajoran

2. Empat belas posyandu yang tersebar di 10 Kelurahan/Desa dengan

perincian sebagai berikut :

Tabel 3
Tanggal Posyandu di Puskesmas Kalangan tahun 2018
No. Nama Kelurahan/Desa Tanggal Posyandu
1. Muara Nibung 9
2. Hajoran 1 & 2 (Lk.3&4).25(Lk.&2)
3. Hajoran indah 8
4. Aek Garut Kamis minggu ke-2
5. Sitio-tio Hilir I &II 18
6. Kalangan 13&15
7. Kalangan Indah 24
8. Budi Luhur 22
9. Mangga Dua 27
10. Aek Sitio-tio 10
11. Puskesmas 23
12
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kalangan 2018

Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)

Jumlah pegawai dan ketenagaan Puskesmas Kalangan Dinas Kabupaten

Tapanuli Tengah. Adapun distribusi di Puskesmas Kalangan dapat

Distribusi Tenaga Kesehatan berdasarkan jenis Ketenagaan dan status

kepegawaian Puskesmas Kalangan Kecamatan Pandan Kabupaten

Tapanuli Tengah tahun 2018

Tabel 4
Jumlah Kader Kesehatan Puskesmas Kalangan Tahun 2018
Desa jumlah kader kesehatan

43
kader Posyandu Bayi,Balita
muara 3
nibung
Hajoran 10
Hajoran 5
indah
Aek Garut 5
sitio-tio 10
Hilir
kalangan 5
kalangan
indah 5
budi Luhur 5
mangga 5
Dua
Aek Sitio- 5
tio
jumlah 58
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Kalangan 2018

Sarana dan Prasarana Puskesmas

Adapun distribusi ketenagaan Puskesmas Kalangan dapat dilihat pada tabel


Tabel 5
Jenis Sarana Jumlah
Puskesmas Kalangan
Kendaraan Roda 2 4
Puskesmas Keliling 1
Puskesmas keliling
perairan
Puskesmas pembantu 2
Rumah Dinas Pustu 2
Poskesdes
Polindes 5
Poskestren
Posyandu lansia 8
Posbindu PTM aktif 7
Posyandu Balita 13
Tempattidur perawatan 9
umum
Tempattidur perawatan 1
persalinan
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kalangan 2018

44
Tenaga Kesehatan. Tenaga yang bertugas di Puskesmas Kalangan

sebanyak 47 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada

Karakteristik Informan

Pedoman data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

terhadap informan yang dijadikan narasumber penelitian. Jumlah informan

dalam penelitian ini 6 orang yaitu petugas Puskesmas dan masyarakat yang

terkait dengan kegiatan Imunisasi di Wilayah kerja Puskesmas Kalangan

adapun informan tersebut adalah 1 orang kepala Puskesmas, 1 orang

koordinasi Puskesmas, 1 orang Koordinasi Imunisasi, 1 Ibu Balita yang bayi

imunisasi, 1 ibu balita yang bayi tidak Imunisasi, Kader Imunisasi

Wawancara kepada informan dilaksanakan pada tanggal 1 September

2019, adapun Karakteristik informan berdasarkan hasil penelitian dapat

terlihat pada Tabel 8

Karakteristik Informan
Nama Umur Jenis Pendidikan Jabatan
(Tahun) kelamin terakhir
Masra 55 Tahun Laki-laki S1 SKM Kepala
Efo,S.K.M Puskesmas
Riance Nani 38 Tahun Perempuan D3 Koordinasi
Haryati Keperawatan Imunisasi
Hutagalung,
Amk
Asnita Amkeb 46 Tahun Perempuan Amkeb Bidan Desa
Rosma 45 Tahun Perempuan SD Kader Posyandu
Darliana 48 Tahun Perempuan SMA
Tanjung
Nur Afni 25 Tahun Perempuan SD Ibu Balita yang
Gusti Nanda 21 Tahun Perempuan SMP tidak
mengimunisasi
Bayi
Yulita Andriani 23 Tahun Perempuan SMA Ibu Balita yang
Imunisasi

45
Komponen Input

Ketersediaan Sumber Daya Manusia (Man). Tersedianya tenaga

kesehatan yang cukup adalah salah satu faktor keberhasilan suatu program.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tenaga kesehatan adalah

setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tenaga kesehatan kurang ahli merupakan penyebab program atau pekerjaan

tidak terselesaikan atau tidak mencapai. Sumber daya Manusia sangat

penting dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif

dan efesien.

Tenaga kesehatan adalah Sumber daya Manusia yang besar

pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan kesehatan. Program

Imunisasi Puskesmas Kalangan dapat berhasil dengan dukungan Tenaga

Kesehatan Puskesmas baik kuantitas maupun kualitas. Hasil wawancara

tenaga kesehatan di Puskesmas Kalangan dapat dilihat dibawah ini.

“untuk kegiatan Imunisasi di posyandu sudah cukup tenaga


kesehatan kita karena sudah lengkap bidan desa, kader 5
orang per kelurahan posyandu dan dan petugas lainnya” (
Informan 1)
“ menurut saya tenaga kesehatan yang ikut melaksanakan
sudah cukup ya baik itu dari kader dan petugas
kesehatan”(Informan 2)

Berdasarkan hasil wawancara jumlah sumber daya manusia untuk

kegiatan Imunisasi ini sudah mencukupi yaitu pelaksana Imunisasi terdiri

dari pelaksana Imunisasi, Koordinasi Imunisasi yang bertugas

46
mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan Imunisasi dan pelaksana Imunisasi

bekerja sama dalam hal menjalankan Tupoksi masing-masing.

Menurut Kemenkes RI (2013), salah satu upaya untuk meningkatkan

kompetensi pelaksana program dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan

digunakan sebagai metode untuk meningkatkan kualitas petugas yang

termasuk pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku aparatur kesehatan

ke arah yang positif.

“Dalam pelaksana Imunisasi semua di serahkan kepada


koordinator Puskesmas. Ya sebelum dia melaksanakan
Imunisasi ke lapangan dia diberi pelatihan dari dinas
kesehatan biasanya itu 1 kali dalam setahun ibu itu diberi
pelatihan” (informan 1)
“ ya memang saya sendiri yang diberi pelatihan dari dinas
kesehatan agar tau perkembangan di lapangan dan kami
dilatih bagaimana kerja kami dilapangan dan setelah itu
saya memberitahukan di posyandu kepada kader maupun
bidan desa tentang bagaimana pelatihan yang saya dapat,
itu biasanya sekali dalam satu tahun” (informan 2)
“ dalam pelaksanaan imunisasi ini saya tidak ada dilatih
ya tugas saya bekerja sebagai bidan desa untuk
mengimunisasi bayi, itu biasanya yang ikut pelatihan
koordinasi Imunisasi langsung dek” (informan 3)
“ pelatihan bukan untuk kader dek, tapi pelatihan hanya
diberikan koordinasi Imunisasi. ( informan 4).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa

koordinator Imunisasi yang mendapatkan pelatihan untuk pelaksana

Imuniasi dan petugas kesehatan yang lain tidak mendapatkan pelatihan,

petugas kesehatan yang turun ke lapangan yaitu Bidan Desa dan Kader

diberi pelatihan juga dari ibu koordinator Imunisasi tekait pelaksanaan

Imunisasi. berdasarkan penelitian Juliani dkk (2012) pelatihan sangat

47
penting meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan

meningkatkan kinerja pegawai.

Pendanaan (Money). keterbatasan sumber daya dapat menghambat

pelaksanaan suatu kebijakan. Semakin besar dana yang dikeluarkan untuk

memperbaiki sebuah program, maka hasilnya akan semakin efektif, apabila

dana yang diberikan seefisien mungkin dan semakin kecilnya dana yang

digunakan untuk sebuah program, maka program hanya akan berjalan

dengan lambat dan hasilnya tidak efisien (Wibowo,2008)

Sumber pembiayaan untuk Imunisasi dapat berasal dari pemerintah

dan sumber pembiayaan yang lain sah sesuai dengan ketentuan peraturan

Perundang-Undangan. Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah

berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi yaitu tinkat pusat bersumber dari

anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber

dari APBN (dekon) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Provisi, tingkat Kabupaten/Kota bersumber dari APBN (tugas pembantuan)

dan APBD Kabupaten/Kota berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK

(Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pendanaa ini

dialokasikan dengan menggunakan formula khusus antara lain berdasarkan

jumlah penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat miskin dan lainnya

(Permenkes Nomor 12 tahun 2017 )

Hasil wawancara menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan

informan mengenai dan pelaksanaan Imunisasi yaitu

“sumber dana imunisasi ini ya alhamdulillah cukup diberi


pemerintah dari pemerintah yaitu dana BOK (biaya

48
operasional kesehatan) baik itu transfortasi, kader
pelaksanaan imunisasi, dan vaksin langsung dari dinas
kesehatan (informan 1)
“ setau ibu dana Imunisasi ini dari BOK dek, tapi kapus lah
kayak nya lebih tau dek” (informan 2)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dana tidak menjadi

masalah dalam pelaksanaan Imunisasi di Pukesmas Kalangan ini karena

Pemerintah cukup memberikan bantuan dana di dukung oleh pernyataan

informan kepala Puskesmas serta Koordinasi Imunisasi yang menyatakan

sumber dana untuk pelaksana Imunisasi ini didapatkan melalui anggaran

biaya operasional kesehatan (BOK). Dana tidak menjadi kendala dalam

kegiatan Imunisasi di Puskesmas ini karena jumlah yang diberikan

pemerintah selalu mencukupi untuk kegiatan imunisasi. penyaluran dana

BOK ke Puskesmas dilakukan dengan sistem pembayaran langsung.

pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan imunisasi meliputi kegiatan

sweeping imunisasi, pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Imunisasi meliputi

kegiatan sweping imunisasi, pengadaan alat tulis kantor (ATK) imunisasi

pelaksanaan penyuluhan dan pelaksanaan kegiatan lokakarya mini.

Penelitian Juliani dkk (2012) menyebutkan bahwa untuk dapat

melaksanakan kebijakan dari suatu program yang ada, para pelaksana haru

mendapat sumber yang dibutuhkan agar proses berjalan dengan lancar. Salah

satunya dalam bentuk uang. Dana sebagai syarat kelancaran sebuah program

harus dialokasikan secara tepat, demikian juga kelancaran proses penyediaan

dan penggunaan nya.

49
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil, dan berkesinambungan

memegang peranan yang penting unutk penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari pembangunan disuatu

negara adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses serta pelayanan

yang berkualitas. Oleh sebab itu kebijakan kesehatan disuatu negara

seharusnya memberikan fokus penting kepada kebujakan pembiayaan

kesehatan untuk menjamin terselenggaranya kecukupan, pemerataan,

efisiensi dan efektifitas dari pembiayaan kesehatan itu sendiri (Efendi,2009).

Sarana dan Prasarana (Material).

Sarana merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai alat untuk

mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang

digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Baik

dalam fasilitas pelaksanaan yang dilaksanakan program harus dalam keadaan

baik dan tidak rusak, lengkap, berkualitas dan jumlahnya yang mencukupi

sehingga dapat membantu petugas dalam melaksanakan pekerjaan dengan

baik.

Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas

yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan

pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan organisasi kerja. Yaitu

seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat

tersebut adalah peralatan pembantu atau juga peralatan utama, kedua alat

tersebut berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai (Moenir 1992).

50
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi hasil dan kegiatan imunisasi. kondisi sarana dan

prasarana yang baik. Lengkap berkualitas dan jumlah nya yang mencukupi

akan membantu petugas dalam melaksanakan pekerjaannya

(Rahmawati,2007).

Hasil wawancara tentang ketersediaan Sarana dan Prasarana tersebut

dapat dilihat dibawah ini :

“kalau vaksin kita sudah lengkap tidak terjadi kekurangan


untuk sarana prasarana, karena kita langsung mendata
vaksin yang sudah habis di Puskesmas, hanya saja
Puskesmas kalangan ini belum mempunyai Kulkas
penyimpananan vaksin dan masih menumpang di kulkas
masyarakat” (informan 1).
“ cukuplah selalu vaksin kita karena selalu di koordinasi
vaksin yang ingin dibutuhkan dilapangan dek, karena kita
buat permohonan ke dinas kesehatan di acc kan dinas
kesehatan, baru vaksin datang ke puskesmas hanya saja
belum mempunyai Kulkas untuk penyimpanan vaksin dek”
(informan 2).
“ ya sepengetahuan saya vaksin cukup lah dek, tidak ada
kekurangan karena setiap bulan nya distribusi nya
langsung dari dinas kesehatan setiap bulannya ” (informan
3)

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam

pelaksanaan Imunisasi Puskesmas Kalangan memiliki sarana prasarana yang

belum baik akan tetapi Puskesmas Kalangan belum mempunyai Kulkas

penyimpanan Vaksin, Alat suntik, Safety Box, termos dan kartu Imunisasi

lengkap karena distribusi nya langsung dari dinas kesehatan setiap bulannya

dengan kondisi baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan

diketahui bahwa Puskesmas Kalangan sudah memiliki pedoman imunisasi.

51
akan tetapi adanya kekurangan untuk sarana tersebut pada puskesmas

Kalangan karena belum mempunyai Kulkas penyimpanan Vaksin.

Komponen Proses

Perencanaan. Perencanaan merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam manajemen. sehingga harus dilakukan secara benar oleh petugas

profesional. Ketidak tepatan dalam perencanaan akan mengakibatkan

terhambatnya pelaksanaan program, tidak tercapainya target kegiatan,

pemborosan keuangan negara serta hilangnya kepercayaan masyarakat.

“ biasanya kami melakukan perencananan sekali setahun.


Disitu kami membahas perencanaan setiap bulan yang akan
dilaksanakan imunisasi dan yang dilibatkan untuk
mendiskusikan apa saja yang perlu disiapkan untuk keiatan
imunisasi satu tahun kedepannya termasuk jumlah vaksn dan
dimana dialaksanakan nya” (Informan 1)

“ ya biasanya kan kita melakukan perencanaan nya ada


yang setiap bulan ada yang sekali sebulan dek, ” (informan
2)

“kalau perencanaan imunisasi dilaksanakan sekali dalam


setahun dek yang ikut dalam melakukan perencanaan
imunisasi adalah kepala Puskesmas, koordinasi Puskesmas
dan pelaksanaan Puskesmas dek. ” (informan 3)

“ perencanaan di lakukan seperti musyawarah dek dan saya


juga dilibatkan dek (informan 4).

Perencanaan adalah proses untuk mengantisipasi peristiwa di masa

datang dan menentukan strategi (cara tindakan adaptif) untuk mencapai

tujuan organisasi di masa mendatang (Supriyanto dan nyoman, 2007)

Perencanaan dibidang kesehatan merupakan suatu proses untuk merumuskan

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan

dan sumber daya yang harus disediakan, menetapkan tujuan yang paling

52
penting dan menyusun langkah-langkah yang praktis untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika sebelumnya

dilakukan perumusan masalah berdasarkan fakta (yuko 2014)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada informan

diketahui bahwa penyusunan perencanaan dilakukan pada saat sekali dalam

setahun disitu dibicarakan semua program mengenai tindakan yang ingin

dikerjakan dan tidak semua petugas kesehatan dilibatkan dalam penyusunan

perencanaan tersebut, tetapi kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi

yang membuat perencanaan tersebut.

Hal yang dilakukan pada tahap persiapan membuat perencanaan

yaitu mempersiapkan data bulanan angka Imunisasi di Puskesmas Kalangan

dengan melihat daerah mana yang rendah Imunisasi nya dan melihat

Imunisasi yang sedang berjalan pada bayi, serta melihat apa kendala, sumber

daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Setelah

melakukan identifikasi masalah dilakukan prioritas masalah dengan cara

scoring serta merumuskan masalah dan melihat apa penyebab masalah

tersebut. Rencana pelaksanaan kegiatan disusun dengan melakukan

penyususnan terhadap RUK yang telah dibuat (Depkes,2006)

Hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan di

wilayah kerja Puskesmas Kalangan menunjukkan bahwa, penyusunan

perencanaan mencapai tujuannya.

“ dalam perencanaan pertahun yang kami bahas adalah


melengkapi data yang diperlukan dalam kegiatan
perencanaan program imunisasi, kami menentukan
identifikasi masalah dan mencari solusi terhadap

53
permasalahan tersebut kalau untuk RUK dilakukan
penyususnannya dilaksanakan pada awal tahun dengan
melibatkan pelaksana imunisasi, koordinator imunisasi dan
penyusunan RPK itu dilakukan RUK, dikerjakan setelah
disetujui oleh pihak dinas kesehatan” (informan 1)

“dari ketersediaan data untuk penyusunan perencanaan


kelengkapan data tersedia kok, karena kita mencatat di
seluruh lapangan ataupun di posyandu daftar yang
imunisasi dek, dari situ kita tau membuat perencanaan
selanjutnya” ( informan 2)

“ ya kalau berbicara kelengkapan data saya selalu


mencatat nama bayi vaksin 2 rangkap untuk puskesmas dan
untuk saya, agar saya mengetahui bagaimana imunisasi di
daerah tersebut” ( informan 3)

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan di wilayah kerja

Puskesmas Kalangan menunjukkan penyusunan perencanaan diawali dengan

melihat kelengkapan data yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan

program Imunisasi. tetapi perencanaan Imunisasi belum berjalan dengan

baik diakibatkan petugas kurang dalam melihat kelengkapan data.

Puskesmas mempersiapkan data yang diperlukan untuk penyusunan

perencanaan data meliputi jumlah sasaran, tenaga kesehatan, biaya serta

sarana dan prasarana. Puskesmas melakukan identifikasi masalah

berdasarkan hasil laporan penilaian kinerja Puskesmas tahun sebelumnya

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk (2012)

yang menjelaskan bahwa perencanaan dimulai dari melihat permasalahan

yang ada di lingkungan sekitar. Setelah didapatkan prioritas masalah

puskesmas menyusun rencana usulan kegiatan yang dilengkapi rincian

pembiayaan. Setelah RUK disetujui oleh pihak dinas kesehatan selanjutnya

Puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

54
Untuk kegiatan imunisasi, target adapun standar keberhasilan

kegiatan imunisasi dasar sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

482/MENKES/SK/IV/2010 tentang Gerakan Akselerasi imunisasi Nasional

UCI 2010-2014. Target cakupan UCI yang tercantum dalam kepmenkes

tersebut untuk tahun 2013 adalah 95%.

Persiapan Petugas. Persiapan petugas meliputi penentuan sasaran

kegiatan Imunisasi. Sebelum melaksanakan Imunisasi di lapangan bidan

harus mempersiapkan vaksin yang akan bawa. Jumlah vaksin dihitung

berdasarkan jumlah sasaran yang akan di imunisasi selain itu juga harus

mempersiapkan peralatan rantai dingin seperti termos dan kontak dingin

cair. Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, penggerakan masyarakat

harus dilakukan (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).

Pelaksanaan Posyandu melibatkan berbagai pihak seperti Kader.

Peran Kader sebelum hari Posyandu adalah menyebarluaskan hari buka

Posyandu, mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu, mempersiapkan

sarana posyandu, pembagian tugas Kader dan mempersiapkan bahan

pemberian makan Tambahan (PTM). Pada saat pelaksanaan Posyandu peran

Kader adalah melaksanakan pendaftaran penjung Posyandu, melaksanakan

penimbangan Balita dan ibu hamil yang berkunjungan ke Posyandu,

mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan membantu petugas

kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya

55
(Kemenkes,2011). Hasil wawancara tentang tugas pokok dan fungsi dapat

dilihat dibawah ini :

“ ya kalau mengenai Persiapan saya, saya hanya


merencanakan pelaksanaan Imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Kalangan. karena sudah saya serahkan tanggung
jawab kepada koordinasi Puskesmas” (Informan 1)

“ ya kalau mengenai persiapan pelaksanaan Imunisasi ya


tentu saja saya paling banyak kerja karena sesuai tupoksi
saya yang mengatur pelaksanaan imunisasi baik memriksa
vaksin dan mengadakan vaksin dan alat lainnya, menentukan
tanggal dan tempat dilakanakan nya, dan ikut kelapangan
memantau pelaksanaan nya dan rapat di dinas kesehatan
sekali sebulan dan melaoporkan hasil rapat kepada kepala
Puskesmas ” ( informan 2)

“ ya kalau persiapan Imunisasi saya hanya melaksanakan


Imunisasi lah dek di Posyandu” (informan 3)

“ kalau masalah persiapan Imunisasi dek saya hanya datang


dan melaksanakan tugas kader dek ( informan 4)

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap informan di wilayah kerja

Puskesmas Kalangan menunjukkan bahwa beberapa informan ini kurang

paham tugas dan fungsi masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa telah tersedia wewenang/ tanggung jawab san wilayah kerja masing-

masing staf. Tupoksi pelaksanaan kegiatan imunisasi secara jelas, rinci dan

tertulis sudah ada dibuat oleh pimpinan puskesmas.

Uraian pekerjaan yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas

dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, dan hubungan aspek-aspek

pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Uraian pekerjaan ini

menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi

pekerjaan bagi pejabat yang memegang pekerjaan tersebut. Uraian pekerjaan

56
yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui

tugas dan tanggung jawab. Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan tidak beres

(Hasibuan 2005).

Persiapan petugas adalah investaris sasaran (daftar bayi dan ibu

hamil, persiapan vaksin dan peralatan rantai vaksin ( jumlah vaksin yang

dibawa harus sesuai dengan jumlah sasaran, peralatan rantai dingin yang

akan dipergunakan di lapangan seperti termos,persiapan ads ( auto disable

syringedan safety box) tugas harus mempersiapkan ads dan safety box untuk

dibawa ke lapangan sesuai dengan jumlah sasaran yang akan di imunisasi.

Hasil wawancara mengenai persiapan petugas dalam pelaksanaan

Imunisasi ini dapat dilihat dari pernyataan dibawah ini :

“ya kalau persiapan petugas saya serahkan semuanya


kepada koordinator imunisasi”(informan 1)

“ kami sudah tau tupoksi masing-masing dek dan jadwal


masing masing posyandu yang telah di tetapkan
Puskesmas jadi kami menjalankan sesuai tupoksi, tapi
karena di puskesmas kita ini belum ada kulkas
penyimpanan vaksin dek jadi kita harus kerumah warga
dulu dan membuat terkadang keterlambatan”( informan
2)

“ya kalau kami tenaga kesehatan dalam pelaksanaan


posyandu kita penyuluhan duku habis itu kita baru
melaksanakan imunisasi ”(informan 3)

“ ya persipan kami hanya memanggil dan menghimbau


kepada masyarakat dek, kapan dilakukan nya Imunisasi di
posyandu dan bekerja di posyandu untuk di meja
pendaftaran, meja penimbangan, pengukuran , dan
mencatat di buku KMS bayi” ( informan 4)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mengenai persiapan bahwa

persiapan petugas dilakukan dengan cukup baik tetapi masih ada kendala

57
persiapan petugas karena vaksin masih dititipkan di rumah warga karena

Puskesmas belum mempunyai kulkas khusus vaksin dan membuat petugas

tidak tepat waktu untuk Imunisasi. Sebelum ke lapangan petugas

mempersiapkan semuanya di Puskesmas terlebih dahulu dan jumlah vaksin

dibawa dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan di Imunisasi yang

dibawa seperti termos, ADS dan safety box untuk dibawa kelapangan

(Kemenkes No 1611 tahun 2005).

Pemberian Imunisasi. Dalam kegiatan Imunisasi terdiri vaksin yang

diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan

campak. Pelayanan Imunisasi di posyandu diatur mengikuti sistem

pelayanan lima meja. Bila pengunjung datang dapat diartikan pendataan

sasaran dan sebelum pelayanan dimulai diberikan penyuluhan kelompok.

Selama pemberian Imunisasi penyuluhan perorangan diberikan. Catatan

pemberian Imunisasi dilakukan segera setelah pelayanan baik di KMS

maupun dibuku catatan hasil Imunisasi bayi dan Ibu. Hasil wawancara

mengenai pemberian mengenai pemberian Imunisasi dapat dilihat dari

pernyataan di bawah ini:

“ ya sepengetahuan saya pelaksanaan Imunisasi berjalan


dengan baik, dan selalu rutin dilaksanakan”(informan 1).

“imunisasi berjalan dengan lancar tetapi masih ada


hambatan, karena terkadang di posyandu hanya ada bebrapa
orang yang datang keposyandu” (informan 2)

“kalau pemberian imunisasi di posyandu kami melakukan


penyuluhan dulu dek, memberitahu kepada ibu apa itu vaksin
ini dan manfaat nya” (informan 3)

58
“pemberian imunisasi baik sih, tetapi dilapangan banyak ibu
yang tidak mau membawa anak nya imunisasi ke posyandu”
( informan 4)

Hasil wawancara yang di dapat dalam pemberian Imunisasi adalah

berjalan dengan baik dan dilakukan sistem lima meja. Tetapi masih ada

kendala terhadap masyarakat karena tidak membawa anak nya Imunisasi

hasil wawancara mengenai penyebab masalah mengapa anak tidak mendapat

Imunisasi adalah

“menurut saya selama saya bekerja di Puskesmas Kalangan


ini hambatan pelaksanaan imunisasi sangat besar karena
masih tinggi ketidak mauan ibu membawa anaknya ke
Posyandu yang beranggapan kalau anaknya imunisasi anak
nya akan sakit, dan beranggapan imunisasi adalah haram,
jadi menurut saya Puskesmas tidak bisa tanpa bantuan dari
lintas sektoral yaitu dari Lurah, kementrian agama, dinas
kesehatan, TOGA, TOMA, untuk ikut membantu mengajak
masyarakat agar membawa anaknya untuk Imunisasi di
Posyandu” (informan 1)

“ menurut saya dari lapangan karena kondisi penduduk juga,


disini rata- rata penduduk nelayan, dan tempat tinggal
berstatus mengontrak jadi tidak terdatanya mereka, dan
mereka beranggapan imunisasi kurang penting karena dari
segi ekonomi masyarakat lebih mengutamakan mencari
nafkah dari pada mengimunisasi kan anaknya” (informan 2)

“ memang sudah dari dulu imunisasi di puskesmas Kalangan


rendah dek, karena gak tau kenapa ibu malas membawa
anaknya rutin ke posyandu mungkin mereka merasa tidak
penting dengan Imunisasi ini, dan kami mau membuat di
Wilayah Puskesmas ini door tu door untuk mengajak ibu bayi
agar membawa anaknya untuk Imunisasi” (informan 3)

“ ya menurut saya pemberian Imunisasi ini banyak ibu yang


tidak mau membawa anaknya untuk Imunisasi karena dek
contoh nya banyak menggosip mamak mamak diluar yang
katanya gak usah di imunisasi, gak Imunisasi gemuk kok
anak malahan gak sakit sakit” (informan 4)

59
“ya kalau imunisasi ibu kurang paham dek lagian ibu tidak
tau kapan jadwak imunisasi kapan saja, dan sepengalaman
ibu melihat anak saudara dan tetangga tanpa imunisasi
anaknya sehat sehat saja ” ( informan 5)

“menurut kk dek imunisasi hanya membuat anak jadi sakit


aja dek, apalagi tempat Imunisasi nya jauh dek, karena pulak
ini pedesaan, belum lagi ongkos nya dek, trus jadi gak bisa
kerja dek, jadi saya beranggapan lebih baik tidak Imunisasi
karena sehat juga nya” ( informan 6)

Hasil wawancara dilakukan terhadap responden di wilayah kerja

Puskesmas Kalangan menunjukkan bahwa informan kepala puskesmas

bahwa masih rendahnya pengetahuan masyrakat terhadap pelaksanaan

imunisasi, dan menurut informan kader juga beranggapan masih

rendahnya pengetahuan ibu mengenai imunisasi, dan menurut ibu yang

saya wawancari masih tidak paham nya apa manfaat imunisasi, dan tidak

tau nya pelaksanaan Imunisasi kapan dilaksanakan, dan hasil kesimpulan

pelaksanaan imunisasi ini masih kurangnya informasi Kader kepada

masyarakat dalam memberitahukan jadwal imunisasi tersebut. Jadi

puskesmas Kalangan belum menunjukkan Imunisasi belum tercapai

secara maksimal sehingga menyebabkan cakupan Imunisasi di

Puskesmas Kalangan masih rendah dibandingkan Puskesmas lainnya

yang ada di Tapanuli Tengah.

Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Imunisasi di Puskesmas

Kalangan adalah karena masalah ekonomi yang membuat ibu malas

membawa anaknya untuk Imunisasi, dan kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai pentingnya Imunisasi untuk bayi. Tidak percaya

nya terhadap vaksin karena beranggapan haram. Mayoritas pendidikan

60
masyarakat di Puskesmas Kalangan adalah Sekolah Menengah Dasar

(SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). status rumah masyarakat

dominan mengontrak karena masyarakat kalangan dominan bekerja

Nelayan.

Pengetahuan seseorang memang belum dapat diamati secara jelas

tetapi walaupun demikian tingkat pengetahuan seseorang dapat

mempengaruhi sikap dan tindakannya hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan responden belum maksimal dan tidak tau resiko penyakit

yang berbahaya yang bisa menular.

Koordinasi. Program Imunisasi di tuntut untuk melaksanakan

peraturan program secara efektif dan efisien. Untuk itu pengelola

Program Imunisasi harus dapat menjalankan fungsi koordinasi dengan

baik. Koordinasi yang dimaksud meliputi Koordinasi kerja sama lintas

program dan kerja sama lintas sektoral.

Menurut Awalludin Djamin dalam Hasibuan (2011) Koordinasi

adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam

pelaksanaan tertentu, sehingga terdapat saling mengisi, saling

membantu dan saling melengkapi. Dengan demikian koordinasi dapat

diartikan sebagai suatu usaha yang mampu menyelelaraskan

pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.

Hasil wawancara mengenai Koordinasi dibawah ini adalah :

“ kalau masalah koordinasi setiap saat di koordinasi


dek, tetapi pada rapat loka karya lintas sektor yang

61
dilakukan sekali setahun disitu kami mendiskusikan
maslah yang terjadi dan membuat pemikiran baru agar
program ini dapat berjalan dengan baik dan
pemerintah tanggapannya mendukung semuanya
namun pengaplikasiannya dilapangan belum
terealisasikan dek”( Informan 1).

“ kita ada sosialisasi termasuk itu ada kelurahan lintas


sektoral dan kemasyarakatan ada juga ke sekolah
sosialisanya dalam bentuk poster, spanduk dan lain-
lain.”(informan 2)

“ koordinasi yang selalu dek karena kami bekerja


dalam satu tim dan harus mendiskusikan dulu sebelum
dilakukan nya imunisasi di Posyandu” ( informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa

Puskesmas Kalangan melakukan Koordinasi baik itu Lintas sektor maupun

Lintas Program yang dilakukan setiap loka karya mini , di loka karya mini

semua Program di koordinasi baik dari perumusan masalah, perencanaan,

pelaksanaan, samapai pengawasan dan pengendalian.

Pengawasan. Penilaian dan Evaluasi merupakan untuk mengetahui

hasil ataupun proses kegiatan bila dibandingkan dengan target atau dengan

yang diharapkan. Tanpa adanya evaluasi kita tidak akan mengetahui apakah

kekurangan dan kelebihan dari suatu proses yang dilaksanakan. Evaluasi

bisa dijadikan referensi untuk kegiatan yang akan dilakukan pada masa

depan, pengawasan merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk

mengamati dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hasil

wawancara mengenai pengawasan terhadap kegiatan Imunisasi sebagai

berikut.

“ terkait dengan yang saya sampaikan tadi bahwa penilaian


dan evaluasi dibahas satu pada saat loka karya mini, baik

62
disitu membahas hambatan, permasalah program tersebut,
dan kami loka karya mini biasanya 2 bulan sekali dek (
informan 1).

“ evaluasi ini dilakukan dalam loka karya mini dek yaitu,


disitulah kk memberikan data bulanan Imunisasi kepada
Kepala puskesmas untuk membahas dan dapat dilihat dari
data maslah apa yang terjadi ( informan 2).

“ evaluasi dilakukan dek, disitu lah saya memberikan data


kepada koordinasi Imunisasi di puskesmas kalangan per
posyandu ( informan 3)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan Informan

mengenai penilaian belum berjalan dengan baik. Penilaian tidak rutin

dilakukan setiap bulannya. Kepala puskesmas melakukan pengawasan

melalui laporan bulanan dari pelaksana imunisasi, dan pengawasan langsung

belum dilakukan oleh koordinator imunnisasi. Pengawasan dan penilaian

hanya dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan imunisasi dilapangan.

Masalah yang ditemukan pada saat imunisasi yang biasa ditemukan yaitu

rendahnya jumlah bayi yang di imunisasi. kendala yang ditemukan pada saat

kegiatan imunisasi tidak ditindak lanjuti secara lebih lanjut. Kendala yang

ada sebaiknya dibicarakan pada saat rapat bulanan. Tetapi karena loka karya

mini bulanan tidak rutin dilakukan makan kendala yang ditemukan di

lapangan tidak mendapat solusi untuk penyelesaianya. Pipinan puskesmas

hanya memantau kegiatan imunisasi melalui laporan yang diberikan oleh

bidan dan pengelola vaksin. Penelitian oleh Ramsar dkk (2012) menjelaskan

bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan dan kemudian

diperbaiki sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan. Serangkaian

kegiatan yang telah disusun kemudian berakhir pada tahap pengawasan.

63
Pada tahap ini kita melihat hasil dari kegiatan yang dilaksanakan berhasil

atau tidaknya sehingga nantinya menjadi koreksi untuk kegiatan selanjutnya.

Keluaran (Output)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari

beberapa informan mengenai rendahnya cakupan untuk imunisasi dasar

lengkap di wilayah kerja Puskesmas Kalangan sebesar 26,2% tahun 2018.

Sedangkan target capaian pemerintah Indonesia mengenai Imunisasi Dasar

lengkap yang harus dicapai sebesar 95%.

Hasil tersebut didapati adanya beberapa faktor yang menjadi kendala

oleh pelaksana imunisasi seperti banyak nya ibu bayi yang tidak membawa

anaknya imunisasi ke Posyandu karena kurang pengetahuan tentang manfaat

imunisai dasar lengkap, kurang tau kapan saja dilaksanakan imunisasi dasar

lengkap. Serta kurang nya pelaksanaan Imunisasi di Puskesmas Kalangan.

Tidak Jarang dilakukan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas

Kalangan di setiap Kelurahan, setiap posyandu dilakukan penyuluhan

terlebih dahulu kepada setiap ibu bayi dan balita yang datang ke posyandu,

namun seperti ibu-ibu balita pada umumnya, hanya beberapa ibu balita yang

antusias mengenai pengarahan tentang imunisasi tersebut yang lain

mendengarkan tetapi ibu balita takut anak nya menjadi deman karena

imunisasi.

64
Keterbatasan penelitian

1. penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam serta

melakukan obsrvasi di wilayah kerja Puksesmas Kalangan di lapangan.

Menanyakan mengenai seputar masalah imunisasi Dasar lengkap yang ada

di lokasi penelitian. Kesulitan yang ada pada selama meneliti yaitu tidak

terbukanya petugas kesehatan mengenai rincian dana yang didapatkan untuk

kebutuhan imunisasi dasar lengkap sendiri. Kemudian petugas kesehatan

kurang menceritakan detail perencanaan yang dilaksanakan.

2. sulitnya akses perjalanan menuju kegiatan Posyandu di Puskesmas

Kalangan.

65
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang analisis Pelaksanaan Imunisasi Dasar

Lengkap di Puskesmas Kalangan bahwa :

1. pelaksanaan program Imunisasi Dasar lengkap di Puskesmas Kalangan

belum berjalan dengan baik dikarenakan banyak masyarakat belum

mendapatkan penyuluhan tentang imunisasi, dan hambatan pelaksanaan

imunisasi dasar lengkap salah satu alasannya masyarakat kurang

pengetahuan nya masyarakat dan berfikir imunisasi haram.

2. komponen input ketersediaan sumber daya manusia (man) sudah

mencukupi, kemudian dana (money) tidak menjadi kendala dan sarana

prasarana (materia) di puskesmas kalangan belum masih lengkap karen

puskesmas belum mempunyai kulkas penyimpanan vaksin

Komponen proses pelaksanaan imunisasi dari segi perencanaan tidak semua

dilibatkan dan persiapan petugas dalam melaksanakan posyandu sering

terjadi keterlambatan karena mengambil alat imunisasi di kulkas warga

sekitar, dan hambatan yang utama dalam pemberian imunisasi adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi. dan kurang nya

koordinasi dari kepala puskesmas terkait pelaksanaan imunisasi.

Komponen output target pencapaian yang ingin dicapai 95%. Pencapaian

puskesmas kalangan masih jauh dari target yang ditetapkan dan puskesmas

kalangan hanya 26,2%. Hal ini terjadi karena pelaksanaan imunisasi belum

dilakukan secara maksimal

66
Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pelaksanaan imunisasi dasar

lengkap di Puskesmas Kalangan kabupaten tapanuli tengah terdapat saran

yang perlu disampaikan sebagai berikut :

1. diharapkan kepada tenaga kesehatan maupun kader melakukan

penyuluhan secara merata dan bukan di lakukan ditempat-tempat tertentu

saja sehingga masyarakat mendapatkan informasi tentang pentingnya

imunisasi dan perlunya kerja sama instansi yang berkaitan dengan

pelaksanaan imunisasi.

2. diharapkan kepada puskesmas kalangan dapat menambah melengkapi

sarana dan prasarana puskesmas kalangan agar program yang direncanakan

berjalan dengan sesuai aturan yang ada, dan diharapkan kepada kepala

puskesmas agar lebih memantau pelaksanaan program imunisasi

67
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina


Aksara

Alamsyah,Dedi (2011)manajemen pelayanan kesehatan (edisi ke-3)


yogyakarta

A.S,Moenir ,1992.Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi


Aksara.

Cahyono, S. B. (2010). Hepatitis B. Yogyakarta: KANISIUS.

Dapartemen kesehatan RI (2006) Pedoman Perencanaan Tingkat


Puskesmas.

Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2017.Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Utara. Sumatera Utara:Anonim.

Dinas kesehatan Tapanuli Tengah (2018). Profil kesehatan kabupaten


tapanuli tengah Anonim.

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional.

Herdiansyah,H (2012),Metodologi penelitian kualitatif:untuk ilmu-ilmu


sosial (Edisi Ke-2).Jakarta:Salemba Humanika.

Julfiani,D (2018) analisisi pelaksanaan imunisasi dasar lengkap di


puskesmas sentosa baru kecamatan medan perjuangan 2018 medan.

Khomariah,I (2018) analisis pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap


pada bayi di puskesmas kota semarang

Kementrian Kesehatan RI.(2011). Buku Pengantar Kader Posyandu.


Jakarta: Anonim.

Kementrian Kesehatan RI.(2017). Profil kesehatan indonesia 2016.


Jakarta:Anonim.

Kementrian Kesehatan RI 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015

Kementrian kesehatan RI (2005). Keputusan menteri kesehatan republik


indonesia nomor 1611/menkes/sk/xi.2005/ tentang pedoman
penyelenggaraan Imunisasi. jakarta anonim.

68
Maryunani, Anik.2010. Biologi reproduksi dalam Kebidanan. Trans info
Media. Jakarta: Trans info Media.Jakarta

Muninjaya,A.A.Gde.(2011). Manajemen kesehatan (Edisi Ke-3) Jakarta


penerbit buku kedokteran EGC.

Poerwandri,E Kristi.(2009).Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku


manusia.PSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.Depok.

Proverawati Atikah, Citra Setyo Dwi Andhini. 2010. Imunisasi dan


Vaksinasi. Yogyakarta:Nuha Medika.

Peraturan Mentri Kesehatan RI (2010) Menteri kesehatan Republik


Indonesia Nomor 155 Tahun 2010 Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) bagi Balita

Peraturan Menteri Kesehatan RI.(2013). Peraturan Menteri kesehatan


Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.Jakarta:Anonim.

Peraturan Menteri Kesehatan RI.(2014). Peraturan Menteri kesehatan


Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat kesehatan
masyarakat jakarta:Anonim.

Peraturan Menteri Kesehatan RI.(2017). Peraturan Menteri kesehatan


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi.Jakarta:Anonim.

Peraturan menteri kesehatan ri. (2017). peraturan menteri kesehatan


republik indonesia nomor 42 tahun 2013. tentang penyelenggaraan
imunisasi. jakarta:anonim.

Puskesmas Kalangan (2018). Profil kesehatan puskesmas kalangan.


Tapanuli tengah.

Ranuh,I.G.N.,Suyitno,H.,Hadinegoro,S.R.,Kartasasmita,C.B.,Ismoedijanto,
Soedjatmiko.2011Pedoman Imunisasi Di Indonesia Jakarta: Satgas
Imunisasi IDAI.

Ramsar, Ulfayanti: Darmansyah: Nurhayani (2012) penerapan fungsi


manajemen di puskesmas minasa upa kota makasar tahun 2012. Jurnal
FKM Universitas Hasanuddin 9 (1),45-46.Makasar.

Sugiyono.(2012).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D(Edisi


Ke-1) Bandung:Alfabeta.

69
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan, Lembaran
Negara RI Tahun 2009, No.205. Presiden Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2014. tentang tenaga kesehatan.


Wibowo.(2008).Manajemen Kinerja. Jakarta.Penerbit:Rajagrafindo
Parsada.

Yuko, Nick Alberto dkk. 2014.Proses Perencanaan Program Upaya


Kesehatan Wajib (Basic Six)

70
Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS KALANGAN

KECAMATAN SITAHUIS KABUPATEN TAPANULI TENGAH

I. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Kepala Puskesmas

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana program imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Kalangan

2. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

dalam pelaksanaan Imunisasi di Pusekesmas Kalangan ?

3. Bagaimana Perencanaan Bapak dalam menjalan kan Program Imunisasi

sampai berjalan dengan Lancar ?

4. Bagaimana Kelengkapan Data Pelaksanaan Imunisasi ?

5. Apa penyebab dari rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Kalangan?

6. Bagaimana koordinasi dan Pengawasan bapak terhadap petugas program

imunisasi di Puskesmas Kalangan ?

71
7. Berdasarkan pengalaman bapak dalam program imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas Kalangan banyak hambatan yang dihadapi, apakah kebijakan

bapak ?

72
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS

KALANGAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH TAHUN 2019

I. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Koordinator Imunisasi Puskesmas

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana program imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Kalangan

2. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

dalam pelaksanaan Imunisasi di Pusekesmas Kalangan ?

3. Bagaimana Perencanaan ibu Sebagai Koordinasi Imunisasi dalam

menjalan kan Program Imunisasi sampai berjalan dengan Lancar ?

4. Bagaimana Kelengkapan Data Pelaksanaan Imunisasi ?

5. Apa penyebab dari rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Kalangan?

6. Bagaimana koordinasi dan Pengawasan ibu terhadap petugas program

imunisasi di Puskesmas Kalangan ?

73
7. Berdasarkan pengalaman Ibu sebagai Koordinasi Imunisasi dalam

program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kalangan banyak

hambatan yang dihadapi, apakah kebijakan ibu ?

74
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS AEK

RAISAN KECAMATAN SITAHUIS KABUPATEN TAPANULI

TENGAH TAHUN 2019

I. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Pelaksanaan Imunisasi Puskesmas

(Bidan Desa)

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana program imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Kalangan

2. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

dalam pelaksanaan Imunisasi di Pusekesmas Kalangan ?

3. Bagaimana Perencanaa Ibu Sebagai Bidan Desa dalam menjalan kan

Program Imunisasi sampai berjalan dengan Lancar ?

4. Bagaimana Kelengkapan Data Pelaksanaan Imunisasi ?

5. Apa penyebab dari rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Kalangan?

6. Berdasarkan pengalaman Ibu dalam program imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas Kalangan banyak hambatan yang dihadapi, apakah kebijakan

Ibu ?

75
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS KALANGAN

KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

TAHUN 2019

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Kader Imunisasi

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana program imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Kalangan

2. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana

dalam pelaksanaan Imunisasi di Pusekesmas Kalangan ?

3. Apa penyebab dari rendahnya cakupan imunisasi di Puskesmas Kalangan?

4. Bagaimana koordinasi dan Pengawasan yang dilakukan Pihak Puskesmas

terhadap petugas program imunisasi di Puskesmas Kalangan ?

5. Berdasarkan pengalaman Ibu sebagai Kader bagaimana dalam program

imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kalangan banyak hambatan yang

dihadapi, apakah kebijakan ibu ?

76
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS

KALANGAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH TAHUN 2019

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Ibu yang tidak mengimunisasi Bayi

1. Bagaimana menurut Ibu Imunisasi itu ?

2. apa alasan Ibu tidak membawa bayi ibu ke Posyandu untuk imunisasi ?

77
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS

KALANGAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN

TAPANULI TENGAH TAHUN 2019

IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan :

Kedudukan : Ibu yang mengimunisasi Bayi

1. Bagaimana menurut Ibu Imunisasi itu ?

2. apa alasan Ibu membawa bayi ibu ke Posyandu untuk imunisasi ?

78
Lampiran 2 surat permohonan izin penelitian

79
Lampiran 3 Surat izin Penelitian Dinas Kesehatan

80
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Puskesmas

Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian

81
Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian

82
Lampiran 6. Pernyataan Informan

Pernyataan informan mengenai ketersediaa sumber daya

Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas) untuk kegiatan Imunisasi di posyandu
sudah cukup tenaga kesehatan kita
karena sudah lengkap bidan desa,
kader 5 orang per kelurahan posyandu
dan dan petugas lainnya
Informan II (Koordinator menurut saya tenaga kesehatan yang
Imunisasi ) ikut melaksanakan sudah cukup ya
baik itu dari kader dan petugas
kesehatan

Pernyataan informan tentang pelatihan kepada tenaga kesehatan Puskesmas.


Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas ) Dalam pelaksana Imunisasi semua di
serahkan kepada koordinator
Puskesmas. Ya sebelum dia
melaksanakan Imunisasi ke lapangan
dia diberi pelatihan dari dinas kesehatan
biasanya itu 1 kali dalam setahun ibu
itu diberi pelatihan
Informan II (Koordinator Imunisasi ya memang saya sendiri yang diberi
) pelatihan dari dinas kesehatan agar tau
perkembangan di lapangan dan kami
dilatih bagaimana kerja kami
dilapangan dan setelah itu saya
memberitahukan di posyandu kepada
kader maupun bidan desa tentang
bagaimana pelatihan yang saya dapat,
itu biasanya sekali dalam satu tahun.
Informan III ( Bidan Desa ) dalam pelaksanaan imunisasi ini saya
tidak ada dilatih ya tugas saya bekerja
sebagai bidan desa untuk
mengimunisasi bayi, itu biasanya yang
ikut pelatihan koordinasi Imunisasi
langsung dek
Informan IV (Kader Imunisasi) kalau masalah pelatihan ibu kurang tau
dek karena ibu hanya bertugas sebagai
kader dan melaksanakan tugas kader
Pernyataan Informan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana.
Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas kalau vaksin kita sudah lengkap karena
kita langsung mendata vaksin yang

83
sudah habis ke Puskesmas, dan kita
melihat data untuk mengetahui vaksin
apa saja yang dibutuhkan dilapangan.
Tetapi kita belum punyak kulkas vaksin
dek tetapi sudah di laporkan dan 2020
datanglah kulkas penyimpanan vaksin
ke puskesmas kita. (informan 1).

Informan II ( Koordinator cukuplah selalu vaksin kita karena


Puskesmas ) selalu di koordinasi vaksin yang ingin
dibutuhkan dilapangan dek, karena kita
buat permohonan ke dinas kesehatan di
acc kan dinas kesehatan, baru vaksin
datang ke puskesmas (informan 2)
Informan III ( Bidan Desa) ya sepengetahuan saya vaksin cukup
lah dek, tidak ada kekurangan”
(informan 3)

Pernyataan Informan mengenai tentang kelengkapan data dalam kegiatan


penyusunan perencanaan
Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas) dalam loka karya mini ini kami
membahas masalah yang ada
dilapangan dan kami melihat dari data
dengan melibatkan semua pelaksana
Imunisasi dari situ kami membahas
perencanaan yang akan kami buat
selanjutnya” (informan 1)
Informan II ( Koordinator Imunisasi dari ketersediaan data untuk
) penyusunan perencanaan kelengkapan
data tersedia kok, karena kita mencatat
di seluruh lapangan ataupun di
posyandu daftar yang imunisasi dek,
dari situ kita tau membuat perencanaan
selanjutnya
Informan III ( Bidan Desa ) ya kalau berbicara kelengkapan data
saya selalu mencatat nama bayi vaksin
2 rangkap untuk puskesmas dan untuk
saya, agar saya mengetahui bagaimana
imunisasi di daerah tersebut

Pernyataan informan tentang kegiatan penyusunan perencanaan


Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas ) ya kalau bicara perencanaan kami
membuat pada saat loka karya mini
setiap bulannya di situ dibahas semua

84
nya dek, bukan hanya Imunisasi tetapi
semua program yang ada di Puskesmas

Informan II (Koordinator Imunisasi ya biasanya kan kita sudah ada jadwal


) setiap bulannya loka karya mini dek,
disitulah dibuat rencana pelaksanaan
nya baik itu mengenai waktu dan
tempat ibu dan bapak kapus yang
mengatur, dan setelah itu kami
membuat musyawarah kecil kecilan di
Puskesmas dengan kader dan bidan
desa mengenai pelaksanaan dan
kendala nya

Informan III ( Bidan Desa ) ya ada setiap bulan nya dilakukan loka
karya mini dan semua petugas
kesehatan dilibatkan dek
Informan IV ( Kader ) perencanaan di lakukan seperti
musyawarah dek dan saya juga
dilibatkan dek.

Pernyataan informan mengenai tupoksi masing-masing petugas


Informan Pernyataan
Informan I ( Kepala Puskesmas ) ya kalau mengenai Persiapan saya,
saya hanya merencanakan pelaksanaan
Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
Kalangan dan pemantauan dalam
pelaksanaan Imunisasi. karena sudah
saya serahkan tanggung jawab kepada
koordinasi Puskesmas

Informan II (Koordinator Imunisasi Ya kalau mengenai persiapan


) pelaksanaan Imunisasi ya tentu saja
saya paling banyak kerja karena sesuai
tupoksi saya yang mengatur
pelaksanaan imunisasi baik memriksa
vaksin dan mengadakan vaksin dan alat
lainnya, menentukan tanggal dan
tempat dilakanakan nya, dan ikut
kelapangan memantau pelaksanaan nya
Informan III ( Bidan Desa ) ya kalau persiapan Imunisasi saya
hanya melaksanakan Imunisasi lah dek
di Posyandu
Informan IV ( Kader ) kalau masalah persiapan Imunisasi dek
saya hanya datang dan melaksanakan
tugas kader dek.

85
Pernyataan informan tentang persiapan petugas dalam pelaksanaan
Imunisasi
Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas ) ya kalau persiapan petugas saya
serahkan semuanya kepada koordinator
imunisasi
Informan II (Koordinator Imunisasi kami sudah tau tupoksi masing-masing
) dek dan jadwal masing masing
posyandu yang telah di tetapkan
Puskesmas jadi kami menjalankan
sesuai tupoksi, tapi karena di
puskesmas kita ini belum ada kulkas
penyimpanan vaksin dek jadi kita harus
kerumah warga dulu dan membuat
terkadang keterlambatan
Informan III (Bidan Desa ) ya kalau berbicara persiapan kita selalu
one time datang pada saat waktu yang
ditentukan posyandu, dan saya sebagai
bidan desa sudah tau tupoksi saya yaitu
pertama melakukan penyuluhan dulu
kepada masyarakat, dan menyiapkan
vaksin yang ingin di Imunisasi
Informan IV ( Kader ) ya persipan kami hanya memanggil dan
menghimbau kepada masyarakat dek,
kapan dilakukan nya Imunisasi di
posyandu dan bekerja di posyandu
untuk di meja pendaftaran, meja
penimbangan,pengukuran,dan mencatat
di buku KMS bayi

Pernyataan Informan mengenai pemberian Imunisasi


Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas) ya sepengetahuan saya pelaksanaan
Imunisasi berjalan dengan baik, dan
selalu rutin dilaksanakan
Informan II ( Koordinator imunisasi berjalan dengan lancar
Imunisasi ) tetapi masih ada hambatan, karena
terkadang di posyandu hanya ada
bebrapa orang yang datang
keposyandu.
Informan III (Bidan Desa ) kalau pemberian imunisasi di
posyandu kami melakukan
penyuluhan dulu dek, memberitahu
kepada ibu apa itu vaksin ini dan

86
manfaat nya
Informan IV ( Kader ) “ pemberian imunisasi baik sih, tetapi
dilapangan banyak ibu yang tidak mau
membawa anak nya imunisasi ke
posyandu ( informan 4
Pernyataan informan tentang penyebab rendah cakupan Imunisasi
Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas) menurut saya selama saya bekerja
diPuskesmas Kalangan ini hambatan
pelaksanaan imunisasi sangat besar
karena ketidakmauan ibu membawa
anaknya ke Posyandu beranggapan
kalau anaknya imunisasi anak nya akan
sakit, dan beranggapan imunisasi
adalah haram, jadi menurut saya
Puskesmas tidak bisa tanpa bantuan
dari lintas sektoral yaitu dari Lurah,
kementrian agama, dinas kesehatan,
TOGA, TOMA, untuk ikut membantu
mengajak masyarakat agar membawa
anaknya untuk Imunisasi di Posyandu
Informan II (Koordinator Imunisasi menurut saya dari lapangan karena
) kondisi penduduk juga, disini rata- rata
penduduk nelayan, dan tempat tinggal
berstatus mengontrak jadi tidak
terdatanya mereka, dan mereka
beranggapan imunisasi kurang penting
karena dari segi ekonomi masyarakat
lebih mengutamakan mencari nafkah
dari pada mengimunisasi kan anaknya.
Informan III ( Bidan Desa ) memang sudah dari dulu imunisasi di
puskesmas Kalangan rendah dek,
karena gak tau kenapa ibu malas
membawa anaknya rutin ke posyandu
mungkin mereka merasa tidak penting
dengan Imunisasi ini, dan kami mau
membuat di Wilayah Puskesmas ini
door tu door untuk mengajak ibu bayi
agar membawa anaknya untuk
Imunisasi
Informan IV ( Kader) ya menurut saya pemberian Imunisasi
ini banyak ibu yang tidak mau
membawa anaknya untuk Imunisasi
karena dek contoh nya banyak
menggosip mamak mamak diluar yang
katanya gak usah di imunisasi, gak

87
Imunisasi gemuk kok anak malahan gak
sakit sakit

Pelaksana V ( Ibu Balita yang ya kalau menurut saya imunisasi


Imunisasi penting dek karena memperkuat
kekebalan anak ibu makanya ibu selalu
membawa anak ibu untuk Imunisasi

Pelaksana VI ( Ibu Balita yang tidak menurut kk dek imunisasi hanya


Imunisasi membuat anak jadi sakit aja dek,
apalagi tempa Imunisasi nya jauh dek,
karena pulak ini pedesaan, belum lagi
ongkos nya dek, trus jadi gak bisa kerja
dek, jadi saya beranggapan lebih baik
tidak Imunisasi karena sehat juga nya
Pernyataan Imunisasi mengenai Koordinasi
Informan Pernyataan
Informan I ( Kepala Puskesmas ) kalau masalah koordinasi setiap saat di
koordinasi dek, tetapi pada rapat loka
karya mini yang dilakukan satu bulan
sekali disitu kami mendiskusikan
maslah yang terjadi dan
membuatpemikiran baru agar program
ini dapat berjalan dengan baik.
Informan II ( Koordinator Imunisasi kalau masalah koordinasi dek, kita
) tidak ada waktu yang khusus di atur
terkadang di posyandu kita berbincang
mengenai pelaksanaan yang berjalan
dan apa hambatan nya
Informan III ( Bidan Desa ) koordinasi yang selalu dek karena kami
bekerja dalam satu tim dan harus
mendiskusikan dulu sebelum dilakukan
nya imunisasi di Posyandu

Pernyataan Informan Mengenai Pengawasan


Informan Pernyataan
Informan I (Kepala Puskesmas ) terkait dengan yang saya sampaikan
tadi bahwa penilaian dan evaluasi
dibahas satu bulan sekali yaitu pada
saat loka karya mini, baik disitu
membahas hambatan, permasalah
program tersebut
Informan II( Pelaksana Imunisasi evaluasi ini dilakukan dalam loka karya
mini dek yaitu sebulan sekali, disitulah
kk memberikan data bulanan Imunisasi
kepada Kepala puskesmas untuk

88
membahas dan dapat dilihat dari data
maslah apa yang terjadi
Informan III ( Bidan Desa) evaluasi dilakukan dek, disitu lah saya
memberikan data kepada koordinasi
Imunisasi di puskesmas kalangan per
posyandu

89
Lampiran ke 7 Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan Kepala Puskesmas Kalangan

Wawancara dengan Koordinator Puskesmas Kalangan

90
Wawancara dengan Bidan Desa Kalangan

Wawancara dengan Ibu Balita yang tidak Imunisasi

91
Wawancara dengan Kader Imunisasi

Kegiata Posyandu

92

Anda mungkin juga menyukai