Pembimbing :
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
i
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga,
Dengan terselesaikannya referat ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada dr. Tutik Purwanti, Sp.F selaku pembimbing kami, yang telah
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya,
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kejahatan seksual adalah salah satu bentuk kejahatan yang menyangkut tubuh,
kesehatan, dan nyawa manusia. Kejahatan seksual mempunyai kaitan erat dengan ilmu
memang benar telah terjadi. Dalam upaya pembuktian secara kedokteran forensik,
faktor keterbatasan di dalam ilmu kedokteran itu sendiri dapat sangat berperan,
demikian halnya dengan faktor waktu serta faktor keaslian dari barang bukti, maupun
kasus kejahatan seksual sebenarnya terbatas dalam pembuktian ada tidaknya tanda-
pembuktian apakah seseorang tersebut sudah pantas atau sudah mampu untuk dikawin
atau tidak. Pemeriksaan kasus-kasus persetubuhan yang merupakan tindak pidana ini,
hendaknya dilakukan dengan teliti dan waspada. Pemeriksa harus yakin akan bukti-
kelamin yang berlainan jenis guna memenuhi kebutuhan biologis yaitu kebutuhan
seksual. Perpadauan tersebut tidak harus sedemikian rupa sehingga seluruh penis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan pembaca
khususnya yang terlibat dalam bidang medis agar dapat lebih mengetahui dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kelamin yang berlainan jenis guna memenuhi kebutuhan biologis yaitu kebutuhan
seksual. Perpadauan tersebut tidak harus sedemikian rupa sehingga seluruh penis
masuk ke dalam vagina. Penetrasi yang paling ringan, yaitu masuknya ujung penis
diantara kedua labium mayor sudah dapat dikategorikan sebagai senggama, baik
Undang-Undang, dapat dilihat pada pasal-pasal yang tertera pada BAB XIV Kitab
perkawinan.
untuk memeriksa korban. Disini diperlukan pemeriksaan yang teliti guna menemukan
beberapa hal yang menjadi unsur tindak pidana, yaitu unsur persetubuhan dan
dalam vagina.
Cara pemeriksaan:
bawah mikroskop
hijau.
Cara pemeriksaan:
keringkan
Pewarnaan Baecchi
Prinsip kerja nya yaitu asam fukhsin dan metilen biru merupakan zat
Reagen:
Cara pemeriksaan:
pubis. Cairan semen yang terdapat pada vagina ataupun anus dapat
merupakan cairan semen. Semen yang kering lebih kaku dan bervariasi
tergantung dari bahan dan warna kain yang mereka pakai. Pada kulit
tampak lebih menyala dan mudah hilang jika tidak diangkat hati-hati
dengan mess atau jarum ke dalam wadah. Noda kering pada rambut
harus diambil sekaligus dengan potongan rambut tempat noda semen itu
11
ada. Smear pada kulit dapat dilakukan dengan gosokan lembut pada
Penyinaran UV
dan disinari sinar UV, bila ada bercak air mani maka akan
tampak fluoresensi
adanya semen.
12
Reaksi Enzim
Bahan pemeriksa : cairan vaginal yang berisi air mani dan darah
Metode :
cervix yang kemudian dicat dengan pewarnaan Gram. Maka dicari adanya
pemeriksaan melalui dark field microscope kita cari adanya kuman Treponema
Pallidum.
adanya HCG dalam urin. Setelah persetubuhan membutuhkan waktu yang lama
agar kadar HCG dapat memberikan hasil reaksi yang positif. Tujuannya adalah
korban meminum obat atau alkohol hingga melapor ke rumah sakit. Semakin
lama durasi korban melapor sesudah meminum obat atau alkohol maka semakin
15
kecil pula zat – zat yang dapat ditemukan dalam darah akibat proses dari
metabolisme tubuh.
menghilangkan kesadaran.
Bahan pemeriksaan: darah dan cairan vagina yang berisi air mani.
Hasil yang diharapkan: golongan darah dari darah dan air mani berbeda
vagina pada glans penis dengan bahan yang digunakan adalah cairan disekitar
semen, darah, dan sebagainya. Bercak semen tidak mempunyai arti dalam
penting untuk dilakukan. Trace evidence pada pakaian yang dipakai ketika
terjadi persetubuhan harus diperiksa. Bila fasilitas untuk pemeriksaan tidak ada,
penyegelan.
BAB 3
KESIMPULAN
19
Kejahatan seksual adalah salah satu bentuk kejahatan yang menyangkut tubuh,
kesehatan, dan nyawa manusia. Kejahatan seksual mempunyai kaitan erat dengan ilmu
memang benar telah terjadi. Dalam upaya pembuktian secara kedokteran forensik,
faktor keterbatasan di dalam ilmu kedokteran itu sendiri dapat sangat berperan,
demikian halnya dengan faktor waktu serta faktor keaslian dari barang bukti, maupun
untuk memeriksa korban. Disini diperlukan pemeriksaan yang teliti guna menemukan
beberapa hal yang menjadi unsur tindak pidana, yaitu unsur persetubuhan dan
berurutan dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan. Ada