Anda di halaman 1dari 14

Makalah PBL Blok 25

Kehamilan Ektopik Terganggu


Glory Artauli / 10.2012.343
E4
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Pada skenario 4 PBL kali ini, dikatakan bahwa Wanita, 30 tahun, datang ke UGD dengan
keluhan nyeri akut abdomen lebih pada sisi kanan bawah disertai bercak darah. Pemeriksaan
tes kehamilan dengan test pack memberikan hasil positif. Berdasarkan hari pertama haid
terakhir pasien hamil 7 minggu. Ini merupakan kehamilan pasien yang ketiga, kehamilan
pertama pasien mengalami absorsi. Pasien punya riwayat infeksi pada organ pelvic 3 tahun
yang lalu, dan riwayat pemakaian IUD. Transvaginal ultrasound yang dilakukan 1 minggu
yang lalu melaporkan uterus kosong dan tampak masa pada adnexa kanan sebesar
2x2cm.
Pendahuluan
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang
dapat menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut.Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang
dapat berakhir dengan kematian.Kehamilan ini mempunyai gejala yang sama dengan
kehamilan normal, dimana terdapat gejala-gejala amenore, mual, muntah, dan hasil
pemeriksaan kehamilan hcG urin positif. Namun kadar peningkatan hcG pada kehamilan
ektopik tidak setinggi pada kehamilan normal. Banyak penyebab dan faktor risiko yang
dimiliki ibu yang meningkatkan kejadian kehamilan ektopik. Pada makalah ini akan dibahas
kehamilan ektopik secara lebih mendalam.
Pembahasan
Anamnesis Pasien
Menanyakan identitas pribadi selanjutnya menanyakan keluhan utama yang mengarahkan
pasien untuk datang ke dokter. Sehingga perlu dilanjutkan dengan menanyakan riwayat
penyakit sekarang, riwayay penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obat dan
riwayat social seperti, yaitu:1
a. Sejak kapan pasien mengalami keluhannya?
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

b. Bagaimana kronologis terjadinya keluhan tersebut?


c. Gejala-gejala lain yang dialami?
d. Riwayat haidnya teratur atau tidak? Bila sudah tidak haid, tanyakan sudah sejak
kapan?
e. Riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya, bila sudah pernah hamil dan
f.
g.
h.
i.
j.

melahirkan sebelumnya.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan?
Riwayat penyakit sebelumnya? Riwayat penyakit kronis?
Riwayat penyakit keluarga?
Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi? Tindakan medis yang pernah dilakukan?
Riwayat social? Merokok, alcohol, NAPZA, dll

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yang pertama adalah memeriksa keadaan
umum pasien, kesadaran pasien, dan tanda-tanda vital (TTV) yaitu suhu, tekanan darah, nadi
dan pernapasan.Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan fisik paru, jantung, dan abdomen
dengan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dilanjutkan dengan pemeriksaan
ginekologi.Pasien duduk pada bangku ginekologi kemudian duduk dengan posisi litotomi.
Lakukan pemeriksaan genitalia luar, genitalia dalam dengan menggunakan speculum Graves,
dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam.1,2
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
darah

lengkap,

pemeriksaan

tes

kehamilan,

kadar-HCG

(beta-human

chorionic

gonadotropin), ultrasound, kuldosentesis, laparaskopi, dan beberapa pemeriksaan lain seperti


kadar progesterone, kadar estriol, kadar estradiol, kadar AFP (alfa-fetoprotein), dll.3,4

Kadar -HCG
Kadar serum dan urin -HCG dapat mendeteksi kehamilan sebelum periode pertama

tidak haid (first missed period). Kadar kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan test
pack untuk deteksi awal kehamilan, tetapi sering terjadi false negatif, dibutuhkan kadar
kuantitatif untuk dapat menentukan jumlahnya sesuai dengan usia kehamilan atau jumlahnya
yang abnormal. Pada kehamilan umum terjadi peningkatan 2x serum level -HCG setiap dua
hari. Peningkatan kadar-HCG yang kurang dari 66% dalam waktu 2 hari berkaitan dengan
keadaan abnormalitas kehamilan intrauterine atau ekstrauterin. Pada kehamilan ektopik
terjadi peningkatan yang lebih rendah dibandingkan kehamilan pada umumnya, tetapi tidak
dapat menentukan diagnosis kehamilan ektopik pada kadar-HCG.
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Ultrasonografi
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan imaging yang umumnya dipakai pertama kali

untuk mengkonfirmasi adanya kehamilan.Dapat digunakan untuk menilai keadaan patologis


seperti kehamilan ektopik, kehamilan heteropik, dll. Pada kehamilan ektopik tidak ada
kantung kehamilan dalam kavum uteri, terlihat adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
danmassa komplek di rongga panggul.4

Gambar 1. Teknik Pemeriksaan Transabdominal Ultrasound


Sumber : www.webmd.com/a-to-z-guides/pelvic-ultrasound

Gambar 2. Teknik Pemeriksaan Transvaginal Ultrasound


Sumber : www.fssc.com.au/treatment-options/transvaginal-ultrasound-scans/

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Transvaginal Ultrasonografi

Transvaginal ultrasonografi dengan resolusinya yang tinggi dapat memvisualisasikan


kehamilan dalam 24 hari postovulasi atau 38 hari dari periode haid terakhir.Sensitifitas
dan spesifitas dengan menggunakan transvaginal ultrasonografi diatas 90%. Bila terdapat
kehamilan intrauterine akan terlihat gestasional sac dengan sonolucent center (>5mm
diameter) dikelilingi oleh cincin echogenic yang tebal, konsentrik yang terletak di
endometrium. Pada kehamilan ektopik uterusnya tampak kosong dengan peningkatan
kadar-HCG dan bila terdapat gambaran adanya massa adnexa (korpus luteum), atau
cairan bebas- cul-de-sac merupakan factor resiko tinggi terjadinya kehamilan ektopik..4,5

Gambar 3. Gambaran Transvaginal Ultrasound


Sumber : www.fssc.com.au/transvaginal-ultrasound-scans/

Kuldosentesis
Kuldosentesis untuk menentukan adanya darah bebas dalam rongga abdomen berguna

untukmenentukan adanya darah bebas dalam rongga abdomen. Dengan cara menjepit bibir
posterior serviks dengan klem Allis atau tenakulum dan bersihkan vagina dengan
mengunakan antiseptic (povidone iodine).Masukkan anestetik local ke dalam dinding vagina
antara ligamentum uterosakrum. Masukkan anestetik local ke dalam dinding vagina antara
ligamentum uterosakrum.Masukkan jarum spinal nomor 18 (dipasang spuit 10ml) 14mmkedalam vul-de-sac sementara melakukan kontratraksi perlahan pada serviks.Bila
terdapat darahmerupakan bukti hematoperitoneum jika darah tidak menggumpal (darah sudah
menggumpal dan sebagian mencair pada 95%kehamilan ektopik yang rupture), eritrosit
berbentuk rouleaux tidak dijumpai dan eritrosit terkrenasi.2

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Gambar 4. Teknik Kuldosentesis


Sumber : www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003919.htm

Laparaskopi
Pada pasien dengan nyeri dan terdapat ketidakseimbangan hemodinamik dapat

dilakukan laparaskopi.Laparoskopi dapat menilai struktur pelvis, ukuran dan lokasi pasti dari
kehamilan ektopik.Laparaskopi menjadi standar diagnosis pada kehamilan ektopik.

Gambar 5. Gambaran Laparoskopi Unruptur Ampulla Tuba


Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview

Working Diagnosis
Kehamilan Ektopik
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat.Jadi istilah ektopik dapat diartikan berada di luar tempat
yang semestinya.Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini
dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.6

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Epidemologi
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumurantara 20-40
tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.Frekuensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0-14,6%.Sekurangnya 95 % implantasi ektopik terjadi di tuba Fallopii.6
Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari ovarium ke
uterus.Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah
infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran
telur.Riwayat operasi tuba, kelainan kongenital pada tuba, riwayat radang tuba, disini radang
menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, walaupun fertilisasi dapat terjadi,
gerakan ovum ke uterus terlambat.Aborsi tuba,riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,
pemakaian IUD kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom, riwayat infeksi pelvis, appendicitis,
abortus buatan, dan infeksi pasca abortus.4

Gambar 6. Lokasi Kehamilan Ektopik


Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview
Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum
uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar.Pada nidasi secara kolumnar
telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.Perkembangan telur selanjutnya
dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
direabsorbsi.Pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping.Setelah
tempat nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis.Karena pembentukan desidua di tuba


malahan kadang-kadang sulit dilihat vili khorealis menembus endosalping dan masuk
kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.Perkembangan janin
selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat implantasi, tebalnya dinding tuba
dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.3,4
Di bawah pengaruh hormon esterogen dan progesteron dari korpus luteum graviditi
dan tropoblas, uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi
desidua.Beberapa perubahan pada endometrium yaitu; sel epitel membesar, nucleus
hipertrofi, hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya ireguler.Polaritas menghilang dan nukleus
yang abnormal mempunyai tendensi menempati sel luminal.Sitoplasma mengalami
vakuolisasi seperti buih dan dapat juga terkadang ditemui mitosis.Perubahan endometrium
secara keseluruhan disebut sebagai reaksi Arias-Stella.3,4
Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi kemudian dikeluarkan
secara utuh atau berkeping-keping.Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik
terganggu berasal dari uterus disebabkan pelepasan desidua yang degeneratif.
Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10
minggu.Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh
secara utuh seperti dalam uterus. Beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi adalah :
1.

Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi

Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi yang
kurang dan dengan mudah diresobsi total.
2.

Abortus ke dalam lumen tuba

Perdarahan yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh vili korialis pada
dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersamasama dengan robeknya pseudokapsularis.Segera setelah perdarahan, hubungan antara
plasenta serta membran terhadap dinding tuba terpisah bila pemisahan sempurna, seluruh
hasil konsepsi dikeluarkan melalui ujung fimbrae tuba ke dalam kavum peritonium.Dalam
keadaan tersebut perdarahan berhenti dan gejala-gejala menghilang.3,4

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

3.

Ruptur dinding tuba


Penyebab utama dari ruptur tuba adalah penembusan dinding vili korialis ke dalam

lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum.Ruptur tuba sering terjadi bila ovum yang
dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanya terjadi pada kehamilan muda.Sebaliknya
ruptur yang terjadi pada pars-intersisialis pada kehamilan lebih lanjut.Ruptur dapat terjadi
secara spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan pemeriksaan
vagina.3,4
Manifestasi Klinik
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur.Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per
vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor
berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen bagian
bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila perdarahan
intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu atau leher,
terutama saat inspirasi.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau
massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan
appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium.Pada pemeriksaan
vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada
perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian
bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan
syok.Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin. Amenorrhea juga
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik.Namun sebagian pasien tidak mengalami
amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
Tatalaksana
Pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi baik dan
tenang, memiliki 2 pilihan, yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.
a. Penatalaksanaan Medis
Pada penatalaksanaan medis digunakan zat-zat yang dapat merusak integritas jaringan
dan sel hasil konsepsi.Tindakan konservatif medik dilakukan dengan pemberian
methotrexate.Methotrexate adalah obat sitotoksik yang sering digunakan untuk terapi
keganasan, termasuk penyakit trofoblastik ganas. Pada penyakit trofoblastik, methotrexate
akan merusak sel-sel trofoblas, dan bila diberikan pada pasien dengan kehamilan ektopik,
methotrexate diharapkan dapat merusak sel-sel trofoblas sehingga menyebabkan terminasi
kehamilan tersebut.6
Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun dosis multipel. Dosis
tunggal yang diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan dosis multipel yang
diberikan adalah sebesar 1 mg/kg (intramuskular) pada hari pertama, ke-3, 5, dan hari ke-7.
Pada terapi dengan dosis multipel leukovorin ditambahkan ke dalam regimen pengobatan
dengan dosis 0.1 mg/kg (intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2, 4, 6 dan 8. Terapi
methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek negatif pada patensi tuba
dibandingkan dengan terapi methotrexate dosis tunggal 9. Methotrexate dapat pula diberikan
melalui injeksi per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Terapi methotrexate
dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling ekonomis untuk kehamilan ektopik yang
belum terganggu.6
Kandidat-kandidat penerima tatalaksana medis harus memiliki syarat-syarat berikut
ini: 1) keadaan hemodinamik yang stabil dan tidak ada tanda robekan dari tuba, 2) tidak ada
aktivitas jantung janin, 3) diagnosis ditegakkan tanpa memerlukan laparaskopi, 4) diameter
massa ektopik < 3,5 cm, 5) kadar tertinggi -hCG < 15.000mIU/ ml, 6) harus ada informed
consent dan mampu mengikuti follow up, serta 7) tidak memiliki kontraindikasi terhadap
pemberian methotrexate.

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

b. Penatalaksanaan Bedah
Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan kehamilan tuba
yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu.Tentu saja pada kehamilan ektopik
terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin.
1. Salpingostomi
Salpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang
berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii.Pada prosedur ini
dibuat insisi linear sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di atas hasil konsepsi, di perbatasan
antimesenterik.Setelah insisi hasil konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan
dengan hati-hati.Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan
elektrokauter.Insisi kemudian dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per
sekundam.Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun laparoskopi.Metode per
laparoskopi saat ini menjadi gold standard untuk kehamilan tuba yang belum terganggu.
2. Salpingotomi
Pada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada
salpingotomi insisi dijahit kembali. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tidak ada
perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatif antara
salpingostomi dan salpingotomi.4

Gambar 7. Teknik Operasi Salpingostomi pada Kehamilan Ektopik


Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

10

3. Salpingektomi
Salpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini: 1) kehamilan ektopik
mengalami ruptur (terganggu), 2) pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif, 3)
terjadi kegagalan sterilisasi, 4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya,
5) pasien meminta dilakukan sterilisasi, 6) perdarahan berlanjut pascasalpingotomi, 7)
kehamilan tuba berulang, 8) kehamilan heterotopik, dan 9) massa gestasi berdiameter lebih
dari 5 cm. Reseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadang dilakukan pada
kehamilan pars ismika yang belum terganggu. Metode ini lebih dipilih daripada
salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan
lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering
kali dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif yang terjadi. Pada
salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting, dan
kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi,
sedangkan arteria uteroovarika dipertahankan.Tuba yang direseksi dipisahkan dari
mesosalping.
4. Evakuasi Fimbrae dan Fimbraektomi
Bila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi dapat dievakuasi dari fimbrae
tanpa melakukan fimbraektomi. Dengan menyemburkan cairan di bawah tekanan dengan alat
aquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorong dan lepas dari implantasinya.
Fimbraektomi dikerjakan bila massa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga tidak
dapat diekspulsi dengan cairan bertekanan
Komplikasi
Pada kehamilan ektopik yang paling ditakutkan adalah dengan bertambahnya usia
kehamilan ukuran semakin membesar dan terjadi ruptur yang dapat menyebabkan
perdarahan,bila tidak segera ditangani pasien dapat syok, bahkan dapat sampai meninggal.
Komplikasi setelah penanganan dapat menyebabkan sterilitas.7
Prognosis
Prognosis baik bila dapat dideteksi pada awal-awal kehamilan dan dengan
penanganan yang cepat dan tepat. Satu dari tiga wanita yang pernah mengalami kehamilan
ektopik dapat mempunyai anak, dan dapat terjadi kehamilan ektopik yang rekurens pada
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

11

kehamilan berikutnya. Prognosis untuk dapat hamil kembali tergantung dari umur ibu dan
penyebab dari kehamilan ektopiknya. 7
Differential Diagnosis
Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus dapat terjadi karena beberapa
sebab. Manifestasi klinis dari abortus adalah terlambat haid atau amenore kurang dari 20
minggu. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus. 3,4
Appendisitis
Apendisitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang anak laki-laki berusia antara 10 sampai 30
tahun. Keluhan appendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2 12 jam nyeri akan beralih ke
kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan di perberat bila berjalan atau batuk. Terdapat
juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat
konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan muntah.3,4
Kista Ovarium
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah rongga
berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista tersebut disebut juga kista
fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista fungsional akan
mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu (setelah 1-3 bulan).Manifestasi klinis dari
kista ovarium adalah perut terasa kembung, penuh dan berat, terasa kandung kemih anda
tertekan sehingga sulit buang air kecil, siklus menstruasi anda tidak teratur , nyeri disekitar
panggul, biasanya menetap atau sesekali yang menyebar ke panggul bawah dan paha, nyeri
ketika bersenggama , payudara mengeras, mual hingga ingin muntah.3,4
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

12

Salpingitis
Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba, dipicu oleh infeksi bakteri.
Salpingitis

kadang-kadang disebut penyakit radang panggul (PID). Ini istilah umum

termasuk infeksi lain dari sistem reproduksi wanita, termasuk rahim dan ovarium. Hampir
semua kasus salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk penyakit menular seksual
seperti gonore dan klamidia. Peradangan yang meminta tambahan sekresi cairan atau bahkan
nanah untukmengumpulkan dalam tuba falopi. Infeksi dari salah satu tabung biasanya
menyebabkan infeksi yang lain, karena bakteri bermigrasi melalui pembuluh getah bening di
dekatnya.3,4
Salpingitis adalah salah satu penyebab paling umum dari ketidaksuburan wanita.
Tanpa perawatan yang segera, infeksi secara permanen dapat merusak tuba falopi sehingga
telur setiap siklus menstruasi dilepaskan tidak dapat bertemu dengan sperma.3,4
PENUTUP
Kesimpulan
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Sebagian besar kehamilan
ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus. Kehamilan
ektopik terganggu yaitu suatu kehamilan ektopik yang berkomplikasi dapat mengalami
abortus atau ruptur pada dinding tuba. Dengan deteksi dini dan tatalaksana yang baik dan
tepat prognosisnya baik.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

13

1. Bickley Lynn S. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan bates. Edisi 5.
Jakarta:EGC.2010.h.155-8.
2. Sofian A. Sinopsis obstetri jilid 1 edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2012.h.33-40.
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong YS. Williams
obstetrics 23rd edition. United States: McGraw-Hill; 2010.h.238-55.
4.Sepilian

VP.

Ectopic

pregnancy.

Diunduh

dari

http://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview, 8 Juni 2015.


5.Morgan

MA.

Ectopic

pregnancy.

Diunduh

dari

http://radiopaedia.org/articles/ectopicpregnancy,8 Juni 2015.


6. Decherney AH, Lauren N. Current obstetric & gynecologic diagnosis & treatment. United
States: McGraw-Hill; 2010.h.274-9.
7.
Torpy
JM,
Burke
AE.
Ectopic
pregnancy.
http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=1352113, 8 juni 2015

Diunduh

dari

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2015

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

14

Anda mungkin juga menyukai