Anda di halaman 1dari 80

“Pengaruh Saham Syariah, Sukuk Dan Reksadana Syariah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017”

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyartan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

Saskia Rizka Rinanda


1111046100098

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018H/1439M

i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana


Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017” ini ditulis
oleh Saskia Rizka Rinanda, NIM 1111046100098, pembimbing Ahmad Chairul
Hadi, M.A.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena bahwa industry
keuangan syariah khususnya instrumen pasar modal syariah yaitu saham syariah,
sukuk dan reksadana syariah berkembang sangat pesat sehingga memiliki
perananan dalam perkembangan sektor riil maupun aktivitas produksi barang dan
jasa suatu negara. Dalam hal ini peneliti menghubungkan pengaruh saham syariah,
sukuk dan reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh saham
syariah, sukuk dan reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan
seberapa signifikan pengaruh tersebut.
Berdasarkan pengaruh saham syariah, sukuk dan reksadana syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengunakan regresi berganda,
hasil menunjukkan bahwa saham syariah (X1), sukuk (X2) dan reksadana syariah
(X3) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
(Y).

Kata kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana


Syariah
Daftar Pustaka : Tahun 2013 - 2017

v
ABSTRACT

Thesis titled "Influence of Sharia Stocks, Islamic Bonds and Mutual Funds
Against Sharia National Economic Growth Year 2013-2017" was written by
Rinanda, Saskia Rizka, NIM. 1111046100098, supervising Ahmad Chairul Hadi,
M.A.
This research is motivated by a phenomenon that the Islamic finance
industry, especially the Islamic capital market instruments that Sharia stocks,
Islamic Bonds and Islamic mutual funds is growing very rapidly so, it has possion
in the development of the real sector and the production Activity of a country's
goods and services. In this case the researchers attributed the influence of Islamic
stocks, Islamic Bonds and Islamic mutual funds to national economic growth. The
purpose of this study was to describe the influence of Islamic stocks, Islamic Bonds
and Islamic mutual funds to national economic growth and how significant the
influence.
Based on analysis influence of sharia stocks, islamic bonds and mutual
funds against sharia national economic growth by using multiple regression
metdod, results showed that the Islamic stocks (X1), Islamic Bonds (X2) and Islamic
mutual funds (X3) are not significant positive effect on the growth of the national
economy (Y).

Keywords : Economic Growth, Sharia Stock, Islamic Bonds and Islamic Mutual
Funds
Reference : Year 2013 - 2017

vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT atas rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi. Shalawat dan salam tak lupa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.
Sebagai manusia yang tak lepas dari ketidaksempurnaan, penulis menyadar
skripai dengan judul PENGARUH SAHAM SYARIAH, SUKUK DAN
REKSADANA SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
NASIONAL TAHUN 2013-2017 ini masih banyak kekurangan, dikarenakan
keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam rangka mencapai gelar S.E. Dalam penyusunan skripsi
ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas
bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moril
maupun materil. Adapun ucapan terima kasih ini ditunjukan kepada :
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. AM Hasan Ali, MA selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
dan Dr. H.Abdurrauf, Lc, MA. selaku sekeretaris Program Studi yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada saya selama menjadi mahasiswa
prodi Muamalat.
3. Kepada Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu, memberikan pencerahan
dan pengarahan yang begitu berharga bagi penulis sehingga dapat
meyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt memberikan kemudahan dan
kesuksesan dalam setipa urusan bapak, Amin
4. Segenap dosen pengajar Program Studi uamalat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan bimbingan dan curahan ilmu serta bantuannya sehingga

vii
penulis mendapatkan pengatahuan dan pengalaman di bidang Ekonomi
Islam.
5. Segenap Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta atas
pelayanan dan bantuan yang begitu berharga.
6. Segenap Staff Layanan Administrasi Terpadu Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan
dan bantuan yang begitu berharga.
7. Yang paling utama penulis banyak ucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda Bapak Hery Irianto yang sudah berjuang membiayai
semua keperluan perkuliahan saya sampai saya bias selesai dan Ibunda Ibu
Yen Heppi yang senantiasa selalu mendukung dan mendo’akanku dalam
peneyelesaian skripsi ini serta kakak dan adikku yang selau memberikan
dukungan dan semangat.
8. Seluruh kawan-kawan PS.C Angkatan 2011 teruntuk Illa, Niswah, Ayu,
Dinda, dan Deasy, yang selalu memberi saya semangat, motivasi, dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabat SMP Nia,
Nimas, Septa, Monic, Meris, Rina, dan Melia yang selalu memberikan
dukungan dan semangat serta sahabat-sahabat SMA Ulfa, Nadia, Rahmi,
Astria, Astri, Hauzan, Fauzi, Ilham, dan Ihsan.
9. Seluruh orang-orang terdekat dan baik hati yang tidak bias saya sebutkan
satu per satu yang senantiasa selalu membantu, mencurahkan kebaikan dan
doa unyuk penulis agar semua berjalan lancar dan skripsi ini segera selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak


kekurangan, maka dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritik dan
saran yang membangun agar penulis dapat menulis dengan lebih baik lagi di masa
mendatang. Penulis hanya dapat mendo’akan kepada semua pihak yang telah
memberikan do’a, dukungan serta bantuan dalam penyusunan skripsi ini semoga
amal shalih yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berliapat

viii
ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian.

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


Lembar Persetujuan ........................................................................................... ii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian .................................................................... iii
Lembar Pernyataan ............................................................................................ iv
Abstrak ................................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................... vii
Daftar Isi .............................................................................................................. x
Daftar Tabel......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Permasalahan Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .......... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12
E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 14
A. Kajian Teoritis ........................................................................................... 14
1. Teori Investasi ..................................................................................... 14
2. Saham Syariah ..................................................................................... 18
3. Obligasi Syariah (Sukuk) .................................................................... 21
4. Reksada Syariah .................................................................................. 23
5. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 26
B. Review Studi Terdahulu ............................................................................ 31
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 35
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................ 35
B. Jenis Data/Sumber Data ............................................................................ 35
C. Teknik Penulisan ....................................................................................... 35
D. Metode dan Pengumpulan Data ................................................................ 35
E. Teknik Pengolahan Data ........................................................................... 36
F. Variabel Penelitian .................................................................................... 37

x
G. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 37
H. Metode Analisis Statistik .......................................................................... 38
I. Hipotesis Penelitian................................................................................... 42
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 44
A. Saham ........................................................................................................ 44
B. Obligasi Syariah (Sukuk) .......................................................................... 47
C. Reksadana Syariah .................................................................................... 48
D. Pertumbuhan Ekonomi Nasional............................................................... 49
E. Pengujian Data .......................................................................................... 51
1. Uji Normalitas Data ............................................................................ 52
2. Uji Regresi Linear Berganda ............................................................... 53
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 54
1. Pengujian t-test .............................................................................. 55
2. Pengujian f-tes............................................................................... 56
3. Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 57
F. Hasil Analisis ............................................................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66

xi
Daftar Tabel

1.1 Perkembangan Saham Syariah.................................................................... 6


1.2 Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia .................................................... 6
1.3 Perkembangan Sukuk Korporasi ................................................................ 7
1.4 Perkembangan Reksadana Syariah ............................................................ 7
1.5 Konstribusi Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah Terhadap
Perumbuhan Ekonomi Nasional .................................................................. 10
1.6 Pertubuhan Ekonomi Nasional .................................................................... 10

2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 34

4.1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah ...................................................... 44


4.2 Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia .................................................... 45
4.3 Perkembangan Jumlah Sukuk ..................................................................... 47
4.4 Total Kapitalisasi Nilai Sukuk ..................................................................... 47
4.5 Jumlah Reksadana Syariah.......................................................................... 49
4.6 Jumlah NAB Reksadana Syariah ................................................................ 49
4.7 Pertumbuhan PDB Nasional ........................................................................ 50
Tabel Hasil Data .................................................................................................. 51
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-Smirnov One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test ................................................................................. 52
Hasil Uji Linear Berganda ................................................................................. 53
Hasil Uji t-test ...................................................................................................... 55
Hasil Uji f-test ...................................................................................................... 56
Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................................... 57
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi .................... 57

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam suatu perekomian, di Negara-negara maju maupun di negara-
negara berkembang perhitungan pendapatan nasional dapat dengan cara
pengeluaran/pembelanjaan adalah cara yang penting. Hal ini dapat disebabkan
karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-keterangan yang sangat berguna
menegenai tingkat ekonomi yang dicapai.
Berdasarkan pendekatan pengeluaran perhitungan pendapatan nasional
membedakan pengeluaran ke atas barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian
kepada 4 komponen :1
1. Konsumsi rumah tangga
2. Pengeluaran pemerintah
3. Pembentukan modal sektor swasta (investasi)
4. Ekspor neto (ekspor dikurangi neto)

Investasi atau pembentukan modal merupakan salah satu komponen


pertumbuhan ekonomi. Menurut produknya investasi dibagi menjadi dua jenis ,
yaitu produk investasi di sektor riil dan di sektor keuangan. Produk investasi di
sektor keuangan hanya dapat dilaksanakan di pasar perdana maupun pasar
sekunder. Pasar perdana merupakan pasar ketika perusahaan pertama kali menjual
saham kepada masyarakat (go public) sehingga menjadi perusahaan terbuka (Tbk).
Sementara pasar sekunder merupakan pasar terorganisir (bursa efek) yang
memfasilitasi perdagangan saham-saham yang telah dicatatkan. Menurut Budi
Setiawan, bentuk bentuk investasi syariah, dapat dikelompokan pada dua jenis
yaitu:2

1. Deposito Syariah
2. Pasar Modal Syariah

1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2006),
hal.37
2 Abdul Aziz, M.Ag., Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta,2010), hal.34

1
Keuangan syariah saat ini sedang menjalani sejarah untuk berkembang
meraih identitas global. Keuangan Syariah global sudah bergulir sampai pada
perkembangan produk syariah di pasar modal. Pasar modal syariah merupakan
salah satu elemen penting yang sedang berkembang dalam keuangan syariah
sebagai penunjang perbankan syariah, asuransi syariah, dan lembaga keuangan
syariah lainya.3 Perkembangan pasar modal syariah dapat dilihat dari
perkembangan produk syariah seperti saham syariah, sukuk dan reksadana syariah.
Kehadiran pasar modal berbasis intregasi produk syariah di Indonesia
diharapkan dapat membantu bank dan asuransi syariah mengoptimalkan
penggunaan sumber dana yang tersedia sesuai dengan prinsip syariah sembari
menjaga keseimbangan antara likuiditas dan tingkat keuntungan. Selain itu,
kehadiran produk syariah di pasar modal Indonesia juga membuka peluang
berinvestasi bagi masyarakat yang meyakini bahwa produk investasi konvensional
mengandung elemen-elemen yang diharamkan syariah.
Kehadiran produk syariah di pasar modal Indonesia ditandai dengan
peluncuran reksadana syariah pada 3 juli 1997 oleh PT Danareksa Investment
Management. Namun produk syariah dipasar modal Indonesia dinyatakan hadir
secara resmi pada 14 maret 2003, dengan penandatanganan Nota Kesepahaman
antara Badan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Pengembangan pasar modal syariah berbasis produk di Indonesia mencapai
tonggak penting sejak penerbitan Daftar Efek Syaiah tertanggal 30 November 2007.
Daftar Efek Syariah merupakan kumpulan efek (surat berharga) yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Daftar Efek Syariah
diterbitkan oleh Bapepam dan LK dengan aturan yang berlaku dan ditinjau ulang
setiap enam bulan pada bulan Mei dan November. Efek yang dimuat dalam Daftar
Efek Syariah terdiri dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), sukuk/obligasi
syariah, unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksadana syariah, dan saham
syariah.

3Dr.Andri Soemantri, Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014), hal.39

2
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan Pasar Modal syariah, antara lain
pertama, perkembangan macam instrumen Pasar Modal sesuai dengan syariah yang
dikuatkan dengan fatwa DSN-MUI kedua, perkembangan transaksi sesuai syariah
atas instrumen pasar modal syariah dan ketiga, perkembangan kelembagaan yang
memantau macam dan transaksi Pasar Modal Syariah (termasuk Bapepam Syariah,
Lembaga Pemeringkat Efek Syariah dan Dewan Pengawas Islamic Market / Index).
Perdagangan produk syariah berkembang pesat dan mampu mendominasi
pasar modal Indonesia. Sampai Agustus 2017, jumlah sukuk Negara outstanding
mencapai 56 seri atau 33,3% dari total jumlah Surat Berharga Outstanding
sebanyak 167. Nilai sukuk Negara outstanding mencapai Rp524,71 atau 16,99%
dari total nilai surat berharga Negara outstanding sebesar Rp3.087,95 triliun. Sukuk
korporasi outstanding per 31 Agustus 2017 sebanyak 68 seri dengan nilai sebesar
Rp14,259 triliun. Jumlah reksadana syariah per 31 agustus 2017 sebanyak 160 atau
meningkat sebesar 17,65% dibanding akhir tahun 2016 yaitu 136. Sementara NAB
per 31 Agustus 2017 sebesar 20,62 triliun atau meningkat 38,30% dibandingkan
NAB akhir tahun 2016 sebesar 14,91 triliun. OJK meyakini bahwa industri
keuangan syariah mampu berkembang secara berkelanjutan dan memegang
peranan penting dalam perekonomian nasional, baik untuk memenuhi permintaan
masyarakat terhadap produk-produk dan layanan industri keuangan syariah,
maupun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional khususnya
pembangunan infrastruktur.4
Tempat yang memfasilitasi terjadinya transaksi di pasar modal adalah bursa
efek. Fungsi bursa efek ini anatar lain menjaga kontinuitas pasar yang menciptakan
harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Bursa efek
merupakan salah satu tolak ukur maju dan modernnya sebuah sistem perekonomian.
Harga di bursa efek merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan dan
gejolak perekonomian suatu Negara, khusus sektor keuangan. Sektor ini
menjanjikan return dan likuiditas yang tinggi bagi investornya. Bursa efek akan

4 http/www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-Market-Share-Keuangan-Syariah-
Capai-8-Persen.aspx diakses 19 juni 2018

3
mengambil peranan yang signifikan untuk mengerahkan dana dan merupakan
wahana investasi bagi masyarakat.5
Investasi sebagai salah satu tolak ukur perkembangan ekonomi suatu
Negara, termasuk kedalam persoalan muamalah duniawiyah, dalam upaya
memenuhi kebutuhan suatu Negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Investasi
merupakan salah satu cara yang tepat untuk dilakukan. Dalam Al-Qur’an terdapat
ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk
mempersiapkan hari esok yang lebih baik, salah satunya surat An-Nisa ayat 9.
‫د اُ لَ َو ُا لْوُقلَْلَو‬
ُ ‫ََْخَ َُوا لْوُ لي‬
ُ َُّ‫افُضعَض ً ل ْ َّةخنرَ ْ لُم ْه ْف لل ْْ لَّ لاَوَ ُُر ُْ لَ وْنيْخ‬
ْ ‫وْمنلُ قلَوعُ لموُل ن ُْمُ لو ْف لل ُْضعلَو‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Ayat tersebut memerintahkan kepada kita agar tidak meninggalkan dzurriat
dhi’afa (keturunan yang lemah) baik moril maupun materil. Seolah ingin
memberikan anjuran agar selau memperhatikan kesejahteraan (dalam hal ini secara
ekonomi) yang baik tidak meninggalkan kesusahan secara ekonomi, nampaknya
Al-Qur’an telah jauh hari mengajak umatnya untuk selalu memperhatikan
kesejahteraan yang salah satunya caranya adalah dengan berinvestasi.6 Investasi
dipasar modal syariah harus didasarkan pada tiga prinsip utama syariah yaitu
dilarangnya riba, gharar ( ketidakpastian/spekulasi), masyir (judi).
Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia
saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal
sebagai media menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi
keuangannya. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa
adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik. Setiap hari terjadi transaksi
triliunan rupiah melaui institusi ini.

5 Muhammd Nafik, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta:Serambi,2009), hal.32


6Abdul Azis, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.50-51

4
Sebagaimana dikutip dari jurnal Edi Sumanto, ANALISIS PENGARUH
PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN
INDONESIA, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2006 yang berkesimpulan
bahwa “Kapitalisasi pasar modal merupakan indikator pasar modal yang dapat
menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Kapitalisasi pasar modal
dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel indeks harga saham
gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat. Kapitalisasi
saham pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan yang dapat memacu
produktivitas investasi dalam perekonomian dan berpengaruh positif terhadap
perekonomian nasional.”7

Dikutip dari jurnal Popy Citra Juita, Yunia Wardi, Hasdi Aimon, ANALISIS
PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI
INDONESIA mendapat kesimpulan bahwa “Dengan demikian secara bersama-
sama kurs, jumlah uang beredar, suku bunga, dan pertumbuhan berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia. Artinya apabila
kurs, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia maka akan mengalami
peningkatan. Investasi akan meningkat. Sebaliknya jika kurs, jumlah uang beredar
dan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan maka indeks harga saham
gabungan di Indonesia akan mengalami peningkatan. Suku bunga mengalami
peningkatan maka indeks harga saham gabungan di Indonesia akan turun. Dan
begitu juga sebaliknya, jika suku bunga mengalami peningkatan maka akan
berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan mengalami penurunan.”8

Perkembangan saham syariah menunjukkan hal yang positif. Berdasarkan


DES (Daftar Efek Syariah) yang telah diterbitkan pada periode 5 (lima) tahun
terakhir tahun 2013, jumlah saham syariah mengalami peningkatan dari tahun ke

7 Edi Sumanto, ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN

INDONESIA, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2006 dalam


http://repository.ipb.ac.id/bitsream/123456789/10235/3/H06esu.pdf

8 Popy Citra Juita, Yunia Wardi, Hasdi Aimon, ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN INDEKS HARGA

SAHAM GABUNGAN DI INDONESIA dalam http://media.neliti.com/plucations/103860-ID-analisis-pertumbuhan-ekonomi-


dan-indeks.pdf

5
tahun sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1. Peningkatan jumlah saham syariah ini
seiring dengan peningkatan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum
saham serta bertambahnya emiten yang sahamnya memenuhi kriteria sebagai
saham syariah. Pada tahun 2017, total saham syariah pada DES periode II terdiri
dari 382.
Table 1.1 Perkembangan Saham Syariah
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah I 310 322 331 321 368

Periode

II 336 334 331 345 382


Sumber : www.ojk.go.id

Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar saham syariah yang dilihat dari Jakarta
Islamic Index dan Index Saham Syariah Indonesia, saham saham syariah
mengalami perkembangan yang cuku pesat. Dapat dilihat pada tabel 1.2,
perkembangan JII tahun 2013 sebesarRp.1.672 (miliar) dan pada tahun 2017
sebesar Rp. 2.288 (miliar). Sedangkan perkembangan ISSI tahun 2013 sebesar Rp.
2.557 (miliar) dan pada tahun 2017 sebesar Rp. 3.704 (miliar).
Table 1.2 KAPITALISASI PASAR BURSA EFEK INDONESIA (Rp Dalam
Miliar)

Tahun Jakarta Islamic Index Index Saham Syariah


Indonesia

2013 1.672 2.557

2014 1.944 2.946

2015 1.737 2.600

2016 2.041 3.175

2017 2.288 3.704

sumber: www.ojk.go.id

6
Perkembangan sukuk korporasi juga mengalami peningkatan, dimana
ditinjau dari nilai outstanding sukuk korporasi sampai dengan akhir Desember 2017
mencapai Rp 15,740 triliun dengan jumlah sukuk yang beredar sebanyak 79.
Tabel 1.3 Perkembangan Sukuk Korporasi

Tahun Emisi Sukuk Sukuk Outstanding

Total Nilai Total Total Nilai Total


Jumlah Jumlah

(Rp.miliar) (Rp.miliar)

2013 11.994.40 64 7.553,00 36

2014 12.956,40 71 7.105,00 35

2015 16.114,00 87 9.902,00 47

2016 20.425,00 100 11.878,00 53

2017 26.394,90 137 15.740,50 79

sumber: www.ojk.go.id

Perkembangan reksa dana syariah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan


yang positif, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana syariah mencapai 6,19% dari
total NAB reksa dana. Reksadana syariah mengalami peningkatan dari sisi NAB
dan jumlah penerbitan. Pertumbuhan NAB reksa dana syariah yaitu dari tahun 2013
Rp 9,432 triliun tumbuh menjadi Rp 28,311 triliun di tahun 2017. Sedangkan dari
jumlah penerbitan dari tahun 2008 sebanyak 36 reksadana syariah tumbuh menjadi
136 reksadana syariah di tahun 2017.
Tabel 1.4 Perkembangan Reksadana Syariah

Tahun Jumlah Reksada NAB ( Rp.dalam


Syariah miliar)

2013 65 9.432,19

2014 74 11.158,00

2015 93 11.019,43

7
2016 136 14.914,63

2017 181 28.311,77

sumber: ojk.go.id

Di dalam menentukan nilai Produk Domestic Bruto (PDB) menurut


lapangan usaha terdapat ruang lingkup ekonomi dalam perekonomian Indonesia,
sebagai berikut:9
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
2. Pertambangan dan penggalian,
3. Industri pengolahan
4. Pengadaan listrik dan gas
5. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang
6. Konstruksi
7. Perdagangan besar dan eceran : reparasi mobil dan sepeda motor
8. Transportasi dan pergudangan
9. Penyedian akomodasi dan makan minum
10. Informasi dan komunikasi
11. Jasa keuangan dan asuransi
12. Real estet
13. Jasa perusahaan
14. Administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib
15. Jasa pendidikan
16. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
17. Jasa lainnya

Di ruang lingkup jasa keuangan dan asuransi mencakup jasa perantara


keuangan, asuransi dan dana pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang
keuangan. Jasa penunjang keuangan meliputi kegiatan yang menyediakan jasa yang
berhubungan erat dengan aktifitas jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun.

9 http://www.bps.go.id/publication/2017/10/02/a169618dd6a187b5029ab668/produk-domestik-bruto-triwulan-

2013---2017.html diakses 6 Mei 2018

8
Subkatagori ini mencakup kegiatan adsminitrasi pasar uang (bursa efek), manajer
investasi, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, wali amanat, jasa penukaran mata uang, jasa broker asuransi dan
reasuransi, dan kegiatan penunjang jasa keuangan, asuransi dan dana pensiun.
Di subkatagori administrasi pasar uang (bursa efek) mencakup usaha yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana perdagangan efek.
Kegiatannya mencakup operasi dan pengawasan pasar uang, seperti bursa kontrak
komoditas, bursa surat berharga, serta bursa saham.
Di karenakan dalam mementukan nilai PDB, saham syariah, sukuk dan
reksadana syariah terdapat di ruang lingkup jasa keuangan dan asuransi dengan
subkatagori administrasi pasar uang (bursa efek) maka peranan dan fungsi ekonomi
serta keuangan syariah dalam sistem keuangan saat ini lebih diharapkan, terlebih
pengalaman krisis keuangan telah menyadarkan kembali akan esensi aktivitas
lembaga keuangan maupun adanya kritik terhadap praktek keuangan yang telah
berkembang terlalu jauh sehingga tidak terkait secara langsung dengan
perkembangan sektor riil maupun aktivitas produksi barang dan jasa. Ekonomi dan
keuangan syariah, secara konsep telah berbasis kepada transaksi riil yang tidak
melakukan praktek spekulasi dan tidak mengabaikan fundamental ekonomi dan
keuangan yang sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya gelembung dalam
ekonomi dan sistem keuangan. Sistem ekonomi dan keuangan syariah hadir
berlandaskan kepada pencapaian keadilan dan distribusi kesejahteraan ekonomi
maupun ethical value yang bersifat universal yang dapat diterima oleh berbagai
pihak. Dalam tataran praktis, pada akhirnya ekonomi dan keuangan syariah
memberikan garis keterkaitan yang jelas bahwa produk dan transaksi keuangan
yang terjadi dalam pasar harus memiliki keterkaitan erat dan berhubungan langsung
dengan sektor riil.

9
Tabel 1.4
Konstribusi Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%)

Tahun Saham Syaiah Sukuk Reksadan Syariah

2013 0,017 0,07 0,09

2014 0,018 0,06 0,10

2015 0,015 0,08 0,09

2016 0,016 0,09 0,12

2017 0,016 0,11 0,14

*data diolah
Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

PDP 4,88% 5,02% 4,88% 5,03% 5,07%

sumber: bps.go.id

Perkembangan pasar modal syariah global merupakan hasil dari desakan


kebutuhan manajemen likuidaitas lembaga keuangan syariah. Sepanjang 1980-an
hingga 1990-an, lembaga keuangan syariah mampu memobilisasi dana lewat
deposito yang diinvestasikan pada berbagai instrument keuangan yang masih
terbatas. Pertumbuhan ekonomi sebelumnya bergantung pada sumber pendanaan
domestik atau bantuan luar negeri. Hal ini telah berubah, sekarang aliran modal
privat dari luar negeri sudah menjadi salah satu kontributor penting.
Berdasarkan tabel diatas, bahwa Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana
Syariah memiliki persentase konstribusi terhadap perkembangan ekonomi. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui, seberapa besar pengaruh industri
keuangan syariah Indonesia khususnya saham syariah ,sukuk, dan reksadana
syariah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Penulis akan

10
menuangkan dan membahas dalam proposal skripsi yang berjudul:“Pengaruh
Saham Syariah, Sukuk Dan Reksadana Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017”.

B. Permasalahan Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan penelitian ini, peneliti memberikan batasan sebagai
berikut:
a. Batasan penelitian terfokus pada Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana
Syariah dan periode data yang digunakan mulai tahun 2013 sampai dengan
2017.
b. Data untuk Saham Syariah terfokus pada JII, Sukuk terfokus pada Nilai
Sukuk Korporasi Outstanding dan Reksadana Syariah terfokus pada NAB
Reksadana Syariah.
c. Pertumbuhan Ekonomi Nasional dapat diukur dari pendapatan PDB
(Produk Domestik Bruto) 2013 sampai dengan 2017.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah Saham Syariah berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Nasional pada tahun 2013-2017 ?
b. Apakah Sukuk berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Nasional pada tahun 2013-2017 ?
c. Apakah Reksadana Syariah berpengaruh secara parsial terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Nasional pada tahun 2013-2017 ?
d. Apakah Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah berpengaruh secara
simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional pada tahun 2013-2017
?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh Saham Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional pada tahun 2013-2017.

11
2. Untuk menguji pengaruh Sukuk terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
pada tahun 2013-2017.
3. Untuk menguji pengaruh Reksadana Syariah terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional pada tahun 2013-2017.
4. Untuk menguji pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2013-2017.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan, baik manfaat dalam
bidangteoritis maupun dalam bidang praktis. Adapun kegunaan penelitian
yangdiharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Menambah wawasan pengetahuan mengenai perkembangan SahamSyariah,
Sukuk dan Reksadana Syariah di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional, sebagai syarat dalam melanjutkan penelitian skripsi.
2. Bagi Praktisi
a. Sebagai pertimbangan ekonomi Indonesia dalam faktor-faktor yang
dapat memajukan industri keuangan non bank syariah.
b. Menjadi pertimbangan agar Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana
Syariah bukan hanya berpandangan untuk meraik keuntungan bisnis,
tetapi juga memperhatikan aturan-aturan syariah yang sudah terkandung
dalam setiap instrumen keuangan syariah.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah sehingga nantinya dapat
melakukan pengkajian lebih mendalam dengan mengkaji pengaruh lain
selain dalam penelitian ini. Serta dapat digunakan sebagai rujukan atau
perbandingan terhadap peneliti terdahulu maupun peneliti selanjutnya.

12
E. Sistematika Penulisan
Pembahasan ini dibagi menjadi lima bab dimana setiap sub-sub bab, yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang relevan dengan permasalahan
yang dibahas meliputi Diskripsi Teori tentang saham, sukuk, reksadana syariah
dan pertumbuhan ekonomi.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang variable penelitian, papulasi dan sampel
penelitian, metode analisis statistik dan hipotesis penelitian.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini Merupakan data inti dari skripsi, yang berisi data penelitian
mengenai Pengaruh Saham Syariah, Sukuk Dan Reksadana Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh
dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran saran baik untuk
perkembangan saham syariah, sukuk dan reksadana syariah agar dapat
berkembang dan menjadi lembaga keuangan yang menompang pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat indonesia.

13
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Teori Investasi
Investasi yang lazim disebutkan dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran pengeluaran agregat. Apabila para pengusaha menggunakan uang
tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut
tersebut dinamakan investasi. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan
sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.1
Investasi dalam ekonomi makro, juga dapat dibedakan atas investasi
otonom (otonomous investment) dan investasi terpengaruh (induced
investment).Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh
pendapatan nasional, artinya tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak
menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.
Jenis investasi ini umumnya dilakukan oleh pemerintah dengan maksud sebagai
landasan pertumbuhan ekonomi berikutnya, misalnya investasi untuk
pembuatan jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya.
Sedangkan investasi yang terpengaruh adalah investasi yang
dipengaruhi oleh pendapatan nasional, artinya pendapatan nasional yang tinggi
akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan
masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap
barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah
tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan
perkataan lain, dalam jangka panjang apabila pendapatan nasional bertambah
tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula.

1Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2009)
hal.121

14
Kemudian, dalam prakteknya sebagai usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang
digolongkan sebagai investasi (pembentukan modal atau penanaman modal)
meliputi pengeluaran-pengeluaran yang berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan;
b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya;
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah
dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan
investasi bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan
berproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah
didepresiasikan.
Menurut Fahmi Dan Hadi (2009:7) dalam bukunya Teori Fortofolio dan
Analisis investasi dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua
bentuk, yaitu:
a. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud,
seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik
b. Financial Investment
Investasi keuangan (financial investment) secara umum melibatkan asset
kontrak tertulis, seperti saham dan obligasi.
Perbedaan antara investasi pada real investment dan financial
investment adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut. Investasi pada
real investment relative lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur pada
komitmen jangka panjang antara investor dengan perusahaan. Sementara

15
investasi pada financial investment lebih mudah dicairkan karena dapat
diperjual belikan tanpa terikat waktu.2
Investasi sektor keuangan (modal) dilakukan di pasar keuangan
(financial market), baik pasar uang (money market) yang memperdagangkan
surat berharga jangka pendek atau pasar modal (capital market) seperti
memperdagangkan surat berharga jangka panjang ( saham, sukuk, reksadana).
Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa investasi merupakan pembelian
modal atau barang-barang yang tidak dikonsumsi, namun digunakan untuk
kegiatan produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa di masa akan datang.
Sebagian ahli ekonomi memandang bahwa pembentukan investasi
merupakan faktor penting yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika pengusaha atau individu atau
pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau
dikeluarkan atau ada sejumlah pembelian barang-barang yang tidak
dikonsumsi, tetapi digunakan untuk produksi, sehingga menghasilkan barang
dan jasa di masa akan datang.
Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada
bertambahnya stok capital dan selanjutnya menaikan produktivitas.Di negara
yang tingkat penganggurannya tinggi, seperti Indonesia sekarang, angkatan
kerja yang menganggur dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan
modal.3
1. Teori Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber
investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat perkembangan
investasi ketimbang laju pertumbuhan penduduk, makin cepat
perkembangan volume stok kapital rata-rata per tenaga kerja. Makin tinggi
rasio kapital per tenaga kerja cendrung makin tinggi kapasitas produksi per
tenaga kerja. Tokoh Neo Klasisk, Sollow dan Swan memusatkan

2Https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6417/Bab%202.pdf?sequence=10,

diakses 20 Juni 2018


3http://digilib.unila.ac.id/4528/15/bab%20II.PDF diakses 20 Juni 2018

16
perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk,akumulasi capital,
kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan
ekonomi (Arsyad, 2010: 88-89).
2. Teori Harrod-Domar. Harrod-Domar mempertahankan pendapat dari para ahli
ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik
dan Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam
menciptkan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa
pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah
kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan atau jasa,
maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh
masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah
pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut
mempunyai kemapuan utnuk menghasilkan barang-barang dan atau jasa yang
lebih besar (Sadono, 2007: 256-257).
Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari
pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Demestic
Product (GDP).Sehingga pengaruh investasi terhadap perekonomian suatu
Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional Negara tersebut.
GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat
komponen utama yaitu konsumsi dinotasikan C, investasi dinotasikan I,
pembelian oleh pemerintah dinotasikan G, dan total bersih ekspor atau ekspor
neto dinotasikan dengan X – M. Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor.
Ekspor neto (X – M) menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor. Bentuk
aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X – M)
Y = GDP
Dari persamaannya dapat diketahui bahwa investasi berkorelasi positif
dengan GDP.Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik maka GDP
cenderung naik.Atau sebaliknya, jika investasi turun maka GDP cenderung
turun.

17
2. Saham Syariah
Saham atau stock dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki
klam atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS).4
Sedangkan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolahannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Saham yang dikatagorikan mendekati prinsip syariah adalah saham
yang perusahaan yang tidak terkait dengan aktivitas haram, seperti riba, gharar,
judi, pornografi, memproduksi atau memperjualbelikan makanan/minuman
haram, seperti daging babi, minuman keras, rokok, dan sebagainya.5
Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang
kegiatannya tidak bertentangan dengan syariah, seperti;
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
d. Usaha memproduksi, mendistribusikan dan atau/ menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
Di Indonesia, saham-saham yang memenuhi prinsip syariah, baik dari
segi jenis maupun operasional usahanya tergabung dalam Jakarta Islamic Index
(JII) dan diperdagangkan di Bursa Efek.
Berbeda dengan mekanisme perdagangan saham konvensianal,
mekanisme perdagangan saham syariah secara spesifik dipertemukan pada
Jakarta Islamic Index (JII) dan penawarannya hanya ada pasar perdana. Hal ini

4
Abdul,Azis, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung:Alfabeta,2010) ,hal.84
5
Abdul,Azis, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung:Alfabeta,2010) ,hal.86

18
dilakukan agar tidak ada lagi unsur-unsur spekulasi dan sikap insider trading,
sebagaimana terjadi pada pasar sekunder selama ini.
Jakarta Islamic Index digunakan sebagai tolak ukur (bench mark) untuk
mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan berbasis syariah.Melalui
index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.
Sesuai dengan yang ditetapkan dalam menentukan kriteria saham-
saham emiten yang menjadi komponen daripada JII tersebut adalah:
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis saham dengan jenis usaha utama
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari
3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 besar dalam hal kapitalisasi).
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tenaga tahun
terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar
90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata
nilai perdaganga reguler selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan
perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitori secara terus menerus
berdasarkan data publik yang tersedia.6
Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks,
indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif
dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Indeks harga saham adalah satuan
indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai
indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada saat aktif atau lesu.

6Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah Edisi Revisi,

(Jakarta:kencana,2007), hal.56

19
Saham-saham syariah yang masuk dalam perhitungan JII terus
dievaluasi dari sisi ketaatannya terhadap prinsip-prinsip syariah sebagaimana
tertuang dalam fatwa DSN. Apabila saham-saham tersebut tidak lagi memenuhi
prinsip-prinsip syariah, otoritas akan mengeluarkannya dari JII dan
kedudukannya digantikan saham lain. Keluar masuknya saham dalam
perhitungan JII pada kenyataannya banyak disebabkan oleh terlampaunya batas
maksimum rasio kewajibannya terhadap aktifanya, rata-rata kapitalisasi pasar
dan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regulernya.
Jenis-jenis Indeks Harga Saham di BEI, terdapat enam jenis indeks,
yaitu :
a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di
BEI.
b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk
dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan
lain-lain. Di BEI, indeks sektoral terbagi atas Sembilan sektor, yaitu:
1) Pertanian
2) Pertambangan
3) Industri dasar
4) Aneka industri
5) Konsumsi
6) Properti
7) Infrastruktur
8) Keuangan
9) Perdagangan, jasa dan manufaktur
c. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang
tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
d. Indeks LQ-45, yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan
mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi
pasar. Setiap enam bulan, terdapat saham-saham baru yang masuk dalam
LQ-45 tersebut.

20
e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), merupakan indeks yang
terdiri atas 30 saham, yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam
atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam indeks
ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam
syariah islam.
f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham
yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI,
yaitu kelompok papan utama dan papan pengembang.

3. Obligasi Syariah (Sukuk)


Obligasi atau bounds secara konvensional adalah merupakan bukti
utang dari emiten yang dijamin oleh penaggung yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang
dilakukan pada tanggal jatuh tempo.
Obligasi Syariah yang juga dikenal dengan sukuk di Indonesia
didasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, yang
mendefinisikan sukuk sebagai suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee. Pemegang obligasi syariah akan
mendapat keuntungan bukan dalam bentuk bunga melainkan dalam bentuk bagi
hasi/margin/fee. Pada saat jatuh tempo penerbit wajib membayar kembali dana
investasi kepada investor.7
Obligasi syariah yang juga dikenal dengan sukuk merupakan efek
syariah yang berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakilai bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas
kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas proyek tertentu

7 Dr.Andri Soemantri, M.A., Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia, (Jakarta:Kencana,2014),
hal.135-136

21
atau aktivitas investasi tertentu serta kepemilikan atas aset proyek tertentu atau
aktivitas investasi tertentu.8
Sukuk sebagai produk baru dalam daftar instrumen pembiayaan Islam
termasuk salah satu produk yang sangat berguna bagi berguna bagi produsen
dan investor, baik pihak negara maupun swasta. Bagi pihak negara, misalnya,
sukuk dapat digunakan sebagai instrumen pembiayaan atau sebagai alat untuk
keperluan memobilisasi modal, juga menjadi sarana untuk menumbuhkan
partisipasi pihak swasta dalam membiayai proyek-proyek kepentingan publik;
menjadi instrumen dalam menggalakkan investasi dalam negeri maupun antar
bangsa, disamping dapat berguna bagi menyokong proses pelaksanaan
desentralisasi fiskal.
Sedangkan bagi pihak swasta, sukuk dapat bermanfaat sebagai alternatif
pilihan investasi dan sumber pembiayaan, serta sebagai instrumen kerjasama
modal dalam pembangunan firma. Sukuk juga memberikan kemudahan bagi
firma dalam ketersediaan pilihan institusi yang beragam bagi setiap produk
keuangan dan pengkhimatan yang dipilih sehingga firma dapat bertindak
sebagai pengambil keuntungan untuk diri sendiri atau sebagai pengambil
keuntungan bersama dalam bentuk share.
Secara umum dalam pembentukan sukuk, sekurang-kurangnya terdapat
tiga pihak yang terlibat, yaitu originator atau ahli waris yang bertindak sebagai
pemilik sah atas aset, SPV sebuah badan yang tepercaya yang bertindak
mengeluarkan sertifikat sukuk, dan sukuk holders atau investor yang ikut
menanamkan modal dalam produk sukuk. Sesuatu atau sekumpulan aset akan
dipilih oleh originator untuk dijual kepada SPV, dengan pemahaman bahwa
asset ini nantinya akan disewakan kembali oleh originator (jika yang digunakan
sukuk ijarah), dengan nilai sewa yang disepakati dan dalam jangka masa
tertentu aset tersebut akan dibeli semula oleh originator dengan harga yang
sama. Kemudian SPV mengamankan asetnya dengan menggunakan ijarah
sukuk untuk dijual kepada investor sehingga aset tadi menjadi milik bersama

8Andri Soemantri,M.A,Bank & Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta:Kencana,2009), hal.141-142

22
pada investor yang sepakat untuk tidak dibagikan, tetapi dipercayakan pada
SPV untuk disewakan dan hasil sewa dimaksud akan dibagikan kepada investor
sesuai pernyataan masing-masing. Pada masa sukuk telah matang, flow ofrents
dihentikan dan aset bersama yang dimiliki investor, akan dijual oleh SPV
kepada masing-masing investor sesuai dengan nilai modal awalnya.

4. Reksa Dana Syariah


Secara bahasa reksa dana tersusun dari dua konsep, yaitu reksa yang
berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang.
Dengan demikian secara bahasa reksa dana berarti kumpulan uang yang
dipelihara. Reksa dana merupakan dana bersama yang dioperasionalkan oleh
suatu perusahaan investasi yang mengumpulkan uang dari pemegang saham dan
menginvestasikannya kedalam saham, obligasi, opsi, komoditas, atau sekuiritas
pasar uang.9
Reksadana menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun1995
Pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Fatwa DSN Nomor: 20/DSNMUI/IX/2000 tanggal 18
April 2000 tentang Pedoman Pelaksaan Investasi untuk Reksadana Syariah,
didefinisikan sebagai wadah yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta
dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al mal maupun antara manajer
investasi sebagai wakil shahib al mal dengan pengguna investasi.
Reksadana memiliki beberapa sifat yang tidak bisa dipisahkan, sifat-sifat
tersebut adalah:
a. Reksadana Tertutup (Closed-End Fund). Reksadana yang tidak dapat
membeli saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Artinya,
pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada Manajer

9Andri Soemantri,M.A,Bank & Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta:Kencana,2009), hal.165

23
Investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual saham, hal ini harus
dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksadana tersebut dicatatkan.
b. Reksadana Terbuka (Open-End Fund). Reksadana yang menawarkan dan
membeli saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang
sudah dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali
saham/Unit Penyertaan setiap saat apabila diinginkan Manajer Investasi
reksadana, melalui Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB
per saham/unit pada saat tersebut.10
Beberapa jenis reksadana yang berdasarkan portofolio dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund). Reksadana ini hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang
dari 1 tahun. Tujuan reksadana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal.
b. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund). Reksadana jenis ini
melakukan investasi sekurang-sekurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk efek bersifat utang. Reksadana ini memiliki risiko yang relatif lebih
besar dari reksadana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
tingkat pengembalian yang stabil.
c. Reksadana Saham (Equity Fund). Reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat
ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham maka risikonya lebih
tinggi dari dua jenis reksadana sebelumnya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang tinggi.
d. Reksadana Campuran (Discretionary Fund). Reksadana jenis ini melakukan
investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.11

10
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskriptif dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia,2014),
hal. 203
11Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskriptif dan Ilustrasi, (Yogyakarta:Ekonisia,2014),
hal. 206

24
Pengelolaan reksadana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan izin
dari Bapepam sebagai Manajer Investasi. Perusahaan pengelola reksadana dapat
berupa:
a. Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk divisi tersendiri atau PT yang
Khusus menangani Reksadana, selain dua divisi yang lain yakni perantara
pedagang efek (broker dealer) dan penjamin emisi (underwriter),
b. Perusahaan secara khusus bergerak sebagai Perusahaan Manajemen
Investasi (PMI) atau investment management company atau Manajer
Investasi.12
Pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan suatu reksadana adalah Bank
Kustodian. Bank Kustodian mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam
menyimpan, menjaga dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam
pencatatan serta pembayaran/penjualan kembali suatu reksadana berdasarkan
kontrak yang dibuat dengan manajer investasi. Jadi ketika ada investor membeli
Unit Penyerta (UP) reksadana maka uang investor ditransfer ke nomor akun
reksadana di Bank Kustodian. Bank Kustodian ini pula yang mengeluarkan surat
konfirmasi kepada para investor bahwa dana mereka sudah masuk dan transaksi
pembelian telah dilakukan. Kalau ada penjualan kembali, Bank Kustodian pula
yang membayarkan dana hasil penjualannya.
Kinerja investasi pengolahan portofolio reksa dana tercermin dari Nilai
Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). Baik tidaknya kinerja
investasi portofolio yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh
kebijakan dari strategi investasi yang dijalankan oleh manajer investasi yang
bersangkutan. NAB reksa dana terbuka per saham dihitung setiap hari dan
diumumkan kepada masyarakat. Sedangkan NAB reksa dana tertutup cukup
hanya sekali seminggu. Dalam perhitungan NAB reksa dana telah dimasukkan
semua biaya pengelolaan investasi oleh manejener investasi, biaya bank
kustodian, biaya akuntan publik dan biaya-biaya lainnya pembebanan biaya-

12
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskriptif dan Ilustrasi,
(Yogyakarta:Ekonisia,2014), hal. 202

25
biaya tersebut selalu dikurangkan dari reksadana setiap hari sehingga NAB yang
diumumkan Bank Kustodian merupakan nilai investasi yang dimiliki investor.13

5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
menjadi meningkat.14 Dalam kegiatan perekonomian sebenarnya pertumbuhan
ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di
suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastuktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan jumlah
produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang dan modal. Tetapi
dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk
memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu
untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang
dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional riil yang dicapai.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana meningkatnya
pendapatan tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk,
tingkat pertumbuhan penduduk umumnya sering dikaitkan dengan
pembangungan ekonomi. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan
bila seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun
tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Indikator yang digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB). Ada bebarapa alasan yang mendasari pemilihan
pertumbuhan PDB danbukan indikator lainnya seperti misalnya, pertumbuhan
Produk Nasional Bruto (PNB) sebagai indikator pertumbuhan. Alasan-alasan
tersebut adalah:

13
Andri Soemantri, M.A.,Bank & Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta:kencana,2009),hal.187-188
14Basuki Pujoalwanto, Perekonomian Indonesia Tinjauan Histori, Teoritis, dan Empiris ,(Yogyakarta:Graha
Ilmu,2014), hal.87

26
a. PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas
produksi didalam perekonomian. Hal ini berarti peningkatan PDB juga
mencerminkan peningkatan PDB juga mencerminkan peningkatan balas
jasa kepada faktor produksi yang digunakan dalam aktivitas produksi
tersebut.
b. PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya perhitungan
PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu. Perhitungan ini tidak mencakup nilai produk yang dihasilkan pada
periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran guna menghitung PDB,
memungkinkan kita untuk membandingkan jumlah output yang dihasilkan
pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.
c. Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara (perekonomian domestik).
Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan-
kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu mendorong
aktivitas perekonomian domestik.
Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
a. Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya
b. Jumlah dan Mutu dari Penduduk Dan Tenaga Kerja
c. Barang-Barang Modal dan Tingkat Teknologi
d. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat.
Sistem perekonomian nasional di indonesia saat ini adalah system
perekonomian nasional kerakyatan yang mulai berlaku sejak terjadinya
reformasi 1998. Tekad pemerintah ini ditetapkan dalam ketetapan MPR
Indonesia Nomor IV/MPR/1999 yang mengatur mengenai Garis Besar Haluan
Negara. Pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-
jasa yang dihasilkan suatu perkonomian (negara) dalam waktu satu tahun.
Pendapatan nasional menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
pada satu tahun tertentu, sedangakan pertumbuhan ekonomi menunjukkan
perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi kita harus
membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke tahun.

27
Suatu perekonomian bisa dikatakan mengalami pertumbuhan atau
perkembangan jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari
waktu sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya baru terjadi jika
jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tersebut
bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.15
a. Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter
Menurut Schumpeter (1934), pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
peranan pengusaha yang merupakan golongan yang akan terus-menerus
membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut
meliputi memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisiensi cara
memproduksi dalam menghasilkan barang, memperluas pasar sesuatu barang
ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang
baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan
mempertinggi ke efisienan kegiatan perusahaan yang ke semuanya memerlukan
investasi baru.
Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Schumpeter (1934)
memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam
keadaan tidak berkembang, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada
waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang
berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.
Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan
pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan
penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan
ekonomi Negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan konsumsi
masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong
perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan
melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat
dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan
penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman

15Nur Faroh, skripsi:Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah, terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Nasional (Tahun 2008-2015), (Tulung Agung: IAIN, 2016), hal.34

28
modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat
kegiatan inovasi. Selanjutnya menurut Shumpeter, semakin tinggi tingkat
kemajuan sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan
inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya.
Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang atau stationary
state”.
b. Teori pertumbuhan ekonomi Harrold-Dommar
Harrod-Domar (1948) menyatakan bahwa pembentukan modal
merupakan faktor utama tercapainya pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam
analisisnya menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu
perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth
dalam jangka panjang. Harrod-Domar dalam analisisnya menggunakan
pemisalan-pemisalan berikut :
1) barang modal telah mencapai kapasitas penuh;
2) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional
3) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya;
4) perekonomian terdiri dari dua sektor
Dalam analisisnya, Harrod-Domar (1948) menunjukkan bahwa
walaupun pada suatu tahun tertentu barang-barang modal sudah mencapai
kapasitas penuh, pengeluaran agregat pada tahun tertentu akan menyebabkan
kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya. Dengan
perkataan lain, investasi yang berlaku dalam tahun tertentu akan menambah
kapasitas barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun
berikutnya.
Investasi atau pembentukan modal, merupakan salah satu sumber
pertumbuhan ekonomi. Menurut produknya, investasi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu investasi pada sektor riil seperti: wiraswasta, property, tanah, komoditi,
emas dan lain-lain, dan disektor keuangan seperti tabungan/deposito, obligasi,
reksadana, saham dan future serta jenisnya.

29
Pada umumnya, para ekonom menyepakati bahwa tingkat investasi
berkorelasi positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi yang
tinggi akan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya berujung pada
pembukaan lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu tingkat penganguran bisa
direduksi dan pendapatan masyarakat pun meningkat. Adanya investasi juga
memungkinkan terjadi transfer teknologi dan pengetahuan dari Negara maju
kenegara berkembang.16
Investasi menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi terkait dengan
konstribusi yang diberikannya. Konstribusi investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi bias dilihat dari sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan,
peningkatan investasi akan menstimulasi dengan menciptakan permintaan yang
efektif. Total permintaan efektif sendiri terdiri dari konsumsi, investasi domestik
kotor dan net ekspor. Konstribusi ketiga variable tersebut terhadap pertumbuhan
dapat diukur dari rasio peningkatan faktor-faktor tersebut terhadap peningkatan
pengeluaran nasional kotor riil. Berdasarkan sisi penawaran, peningkatan investasi
akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak
cadangan modal yang kemudian berkembang dalam bentuk peningkatan kapasitas
produksi. Kontribusi tersebut akan bergantung pada proporsi pendapatan nasional
yang di investasikan (tingkat investasi) dan peningkatan rasio out put terhadap
modal (efisiensi investasi).
Pesatnya penanaman modal baik lokal maupun asing disuatu Negara
merupakan salah satu indikator bahwa Negara tersebut memiliki sistem
perekonomian yang baik, karena didukung oleh kecukupan sumber daya, baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Apalagi jaminan keamanan, serta
stabilitas sosial politik yang terjaga.

16Basuki Pujoalwanto, Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis,Teoritis, dan Empiris, (Yogyakarta:Graha

Ilmu,2014), hal.164

30
B. Review Studi Terdahulu
No. Peneliti Judul penelitian Alat analisis Hasil

1. Popy Citra ANALISIS Metode kurs, jumlah uang


Juita, Yunia PERTUMBUHAN Indirect Least beredar, suku
Wardi, EKONOMI, DAN Square (ILS). bunga SBI dan
Hasdi INDEKS HARGA pertumbuhan
Aimon SAHAM ekonomi
(2013)
GABUNGAN DI berpengaruh
INDONESIA signifikan terhadap
indeks harga saham
gabungan di
Indonesia.

Nur Faroh Pengaruh Saham Metode regresi


Hasil penelitian
2. (2016) Syariah, Sukuk linear
menunjukkan
dan Reksadana berganda
bahwa saham
Syariah Terhadap syariah dan
Pertumbuhan reksadana syariah
Ekonomi Nasional berpengaruh positif
Tahun 2008-2015 tidak signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi nasional
tetapi sukuk
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap

31
pertumbuhan
ekonomi nasional.
Namun, pengujian
secara simultan
menunjukkan
bahwa saham
syariah, sukuk dan
reksadana syariah
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi nasional.

3. Yosie Pengaruh Pasar MetodeVector Pasar Modal


Gunawan Modal Terhadap Autoregression Berpengaruh
(2012) Pertumbuhan (VAR) dan Terhadap
Perekonomian Vector Error Pertumbuhan
Indonesia Corecction Ekonomi Indonesia
Model
(VECM)

Analisis Pengaruh Metode Two


4. Edi Hasil pengujian
Perkembangan Stage Least
Sumanto empiris pada
Pasar Modal Square (TSLS) persamaan Gross
(2006)
Terhadap Domestic Product
Perekonomian (GDP)
Indonesia menunjukkan
bahwa kapitalisasi

32
pasar modal
memiliki korelasi
positif terhadap
perekonomian. Hal
ini menunjukkan
bahwa pasar modal
memiliki peran
penting dalam
perekonomian
nasional.

33
C. Kerangka Pemikiran
TABEL 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN

Saham Syariah Sukuk (X2) Reksadana


(X1) Syariah (X3)

Jakarta Islamic Kapitalisasi NAB


Index (JII) Sukuk Korporasi Reksadana
Outstanding Syariah

Pertumbuhan
Ekonomi (Y)

34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian yang penulis ajukan penulis adalah pendekatan kuantitatif.
Alasan memilih metode ini karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu,
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasioanal dan sistematis. Dengan demikian
metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian assosiatif.
Penelitian assosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hasil penelitian ini dapat membangun suatu teori yang
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.1

B. Jenis Data/Sumber Data


Jenis atau sumber data yang digunakan adalah Data Sekunder. Sumber data
sudah tersedia baik melalui media cetak ataupun media elektronik.

C. Teknik Penulisan
Teknik penulisan ini merujuk pada buku “pedoman penuliasan skripsi
Universitas Islam Negerti (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan
Hukum Tahun 2017”.

D. Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara sebagai berikut:

1
Ety Rochaety, Ratuh Tresmati, dan H.Abdul Majid, Metedologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS Edisi
Revisi, (Jakarta: Alfabeta,2009), hal.17

35
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagi proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dalam hal
pengumpulan data diperoleh dari data Publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) yaitu www.ojk.go.id dan untuk memperoleh data pertumbuhan
ekonomi nasional diperoleh dari data publikasi dari www.bi.go.id serta
www.bps.go.id maupun dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen
atau file (catatan konvensional maupun elektronik), buku, tulisan, laporan,
majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Metode pengumpulan data
dokumentasi digunakan dalam rangka memenuhi data atau informasi yang
diperlukan untuk kepentingan variable penelitian yang telah didesain
sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari data-
data yang berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan pembahasan dalam penelitian.

E. Teknik Pengolahan Data


Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuatitatif menggunakan
statistik (SPSS). Pada analisis data ini, penulis menggunakan statistik parametris.
Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui data
sampel. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

36
F. Variabel Penelitian
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada
penelitian ini, obyek yang diteliti terdiri dari 3 variabel independen. Yang
mana X1 adalah “Saham Syariah”, variabel X2 adalah “Sukuk” dan
variabel X3 adalah “Reksadana Syariah”.
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Pada penelitian ini, obyek yang dipengaruhi adalah
“Pertumbuhan Ekonomi Nasional” yang disebut dengan variabel Y.

G. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu. Jadi dalam penelitian ini di ambil populasi data saham, sukuk dan
reksadana syariah di Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan 2017.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin,

37
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari
populasi itu. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data laporan publikasi triwulan dari Otoritas Jasa Keuangan selama 5 tahun
yaitu dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 untuk saham syariah,
sukuk dan reksadana. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
dilihat dari PDB menggunakan data laporan pulikasi dari Badan Pusat
Statistik selama 5 (lima) tahun dari tahun 2013 sampai dengan 2017.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu cara atau teknik yang dipergunakan untuk
menentukan sampel penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Proses dari teknik ini peneliti menentukan ciri-ciri konsumen yang
dijadikan sampel penelitian. Penggunaan metode sampel ini mempunyai
suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini
diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya. Penggunaan metode ini senantiasa
berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah didapat
dari populasi sebelumnya.

H. Metode Analisis Statistik


1. Uji Normalitas Data
Sebelum data diuji dengan analisis regresi linier, terlebih dahulu akan diuji
dengan uji normalitas, dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak, model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.Sementara
dalam penelitian uji normalitas data digunakan uji normalitas data dengan

38
uji statistic Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusannya digunakan
pedoman jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
Begitu sebaliknya, jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data adalah normal.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi linier dimana variable terikatnya
(variabel Y) di hubungkan dengan dua variabel lebih variable bebas
(variabel X). Fungsi regresi berkaitan erat dengan uji korelasi (korelasi
Pearson), karena uji regresi ini merupakan kelanjutan uji korelasi (KPM).
Dalam penyusunan penelitian skripsi ini mengunakan teknik analisis data
Regresi berganda. Regresi berganda adalah hubungan secara antara dua
variable atau lebih variabek independen (X1 X2 X3.... X n) dengan variable
dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui hubungan antara variable
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variable
independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
Persamaan regresi linier berganda untuk tiga variabel sebagai berikut:
Y’= a + b1x1 + b2x2 + ...... + bnXn
Keterangan:
Y’ = Pendapatan Nasional (Variabel Terikat (nilai yang
diprediksikan)) a, b1, b2, bn = koefisien regresi linier
berganda
X1 = Saham syariah
X2 = Sukuk
X3 = Reksadana syariah
b1 = besarnya satuan kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika
X1 naik/turun satu-satunya dan X2 dan X3 konstan.
b2 = besarnya satuan kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika
X2 naik/turun satu-satunya dan X1 dan X3 konstan.

39
b3 = besarnya satuan kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika
X3 naik/turun satu-satunya dan X1 dan X2 konstan.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel bila datanya pada skala interval dan
rasio. Uji t merupakan salah satu bentuk statistik parametris karena
menguji data pada skala interval dan rasio. Pengujian uji t statistik
adalah suatu prosedur dengan sampel yang digunakan untuk verifikasi
kebenaran atau kesalahan dari hipotesis nol. Ide kunci di belakang uji
signifikansi adalah suatu uji statistik dan distribusi sampel dari suatu
statistik hipotesis nol.
Dalam pengolahan uji statistik t bertujuan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
individu. . Uji ini dilakukan dengan syarat:
1) Jika thitung < ttabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2) Jika thitung > ttabel, maka hipotesis teruji yang berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi t
pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai
signifikansi t dengan nilai signifikansi 0.05, dimana syarat-syaratnya
adalah sebagai berikut:
1) Jika signifikansi t < 0.05 maka hipotesis teruji yang berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika signifikansi t > 0,05 maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.

40
b. Uji F- test
Pengujian hipotesis nol dengan statistik F sangat perlu untuk menguji
apakah βk = 0. Perhitungan statistik F dari ANOVA dilakukan dengan
membandingkan nilai kritis F yang diperoleh dari tabel distribusi F pada
tingkat signifikansi tertentu. Apabila hipotesis nol ditolak berarti
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dalam
pengolahan empiris hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka hipotesis tidak teruji yaitu variable-
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka hipotesis teruji yaitu variabel-variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi F
pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5%). Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai
signifikansi F dengan nilai signifikansi 0.05, dimana syarat-syaratnya
adalah sebagai berikut:
1) Jika signifikansi F < 0.05, maka hipotesis teruji yang berarti
variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika signifikansi F > 0.05, maka hipotesis tidak teruji yaitu variabel-
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilainya adalah antara nol sampai dengan satu. Nilai R2 yang kecil

41
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time
series) biasanya mempuyai data koefisien determinasi tinggi.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Tabel diatas digunakan untuk dapat memberikan interprestasi terhadap


kuatnya pengaruh variabel yang diuji.

I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari hypo yang berarti
kurang dan “thesis” yang bererti pendapat. Ada juga yang mengatakan hipotesis
adalah pendapat yang baru setengah benar. Sehingga kalau didefinisikan, maka
hipotesis adalah pendapat atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
yang diajukan, dimana kebenarannya perlu dibuktikan.2

2
Hendri Tanjung, Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata Publising, 2013), hal.97-98

42
Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatf
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan
hubungan antara hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi hipotesisnya adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan
Reksadana Syariah dengan Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
H0 :P= 0, 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha :P ≠ 0, “ tidak sama dengan nol” berarti besar atau kurang (-) dari nol
berarti ada hubungan,
P= nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Hipotesis Penelitiannya:
1. H1: Ada pengaruh saham syariah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
2. H2: Ada pengaruh sukuk terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
3. H3: Ada pengaruh reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional
4. H4: Ada pengaruh secara bersama-sama antara saham syariah, sukuk,
reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

43
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Saham
Perkembangan perdagangan saham syari’ah yang semakin pesat dapat
memberikan alternatif bagi umat Islam yang mempunyai kelebihan dana untuk
memilih jenis investasi yang halal yang bebas dari unsur-unsur maisir, gharar dan
riba. Perkembangan jumlah saham syariah dapat dilihat pada table 4.1 yang dari
tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik. OJK menerbitkan Daftar Efek
Syariah (DES) periode II tahun 2017 meliputi 375 Efek jenis Saham Emiten dan
Perusahaan Publik serta Efek syariah lainnya. Sejak diterbitkannya DES Periode II
sampai akhir triwulan IV-2017, terdapat penambahan tujuh saham yang masuk
dalam DES yang diperoleh dari hasil penelaahan DES insidentil bersamaan dengan
efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran umum
perdana saham. Secara keseluruhan, saham yang termasuk dalam DES hingga akhir
Desember 2017 berjumlah 382 saham.
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Saham Syariah
500

400

300
Periode 1
200
Periode 2
100

0
2013 2014 2015 2016 2017

sumber: www.ojk.go.id

Perkembangan perdagangan saham syari’ah ditunjukkan oleh nilai Indeks


Saham Syari’ah Indonesia (ISSI), ISSI dibutuhkan untuk menggambarkan kinerja
seluruh saham syari’ah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan

44
dalam Jakarta Islamic Index (JII) hanya diwakili oleh 30 emiten yang penentuannya
melibatkan Dewan Pengawas PT. Danareksa Investment Management.
Kapitalisasi pasar merupakan nilai perusahaan yang dihitung dari jumlah
seluruh saham perusahaan beredar dikalikan dengan harga pasar saham, dengan
demikian semakin mahal harga saham maka semakin tinggi nilai kapitalisasinya.
Jika dilihat dari nilai kapitalisasi, saham-saham syari’ah menunjukkan peningkatan
yang konsisten, hal ini mengindikasikan kondisi makro ekonomi yang stabil yang
dapat memberikan harapan yang baik bagi peningkatan kinerja perusahaan.
Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar saham syariah yang dilihat dari Jakarta
Islamic Index dan Index Saham Syariah Indonesia, dapat dilihat pada tabel 4.2,
perkembangan JII tahun 2013 sebesar Rp.1,672 (triliun) dan pada tahun 2017
menjadi Rp. 2,288 (triliun). Sedangkan perkembangan ISSI tahun 2013 sebesar Rp.
2,557 (triliun) dan pada tahun 2017 menjadi Rp. 3,704. (triliun).
Tabel 4.2
KAPITALISASI PASAR BURSA EFEK INDONESIA (Rp dalam miliar)
Tahun Triwulan Jakarta Islamic Index Index Saham Syariah
Indonesia

2013 I 1.855 2.763

II 1.897 2.751

II 1.683 2.475

IV 1.672 2.557

2014 I 1.830 2.803

II 1.911 2.821

III 2.006 2.954

IV 1.944 2.946

45
2015 I 2.049 3.068

II 1.896 2.863

II 1.607 2.600

IV 1.737 2.600

2016 I 1.879 2.796

II 1.964 3.096

II 2.188 3.249

IV 2.035 3.170

2017 I 2.106 3.323

II 2.231 3.491

II 2.188 3.478

IV 2.288 3.704

sumber: www.ojk.go.id

Dari grafik di atas terlihat jumlah saham syari’ah dan kapitalisasi yang
tercatat di bursa dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, hal ini
menggambarkan meningkatnya kesadaran perusahaan akan potensi bisnis dengan
prinsip syari’ah yang berkeadilan dan bersih dari unsur-unsur riba. Di sisi lain
dengan mengeluarkan saham syari’ah, perusahaan dapat mengambil keuntungan
dari fleksibilitas perdagangan saham syari’ah, saham syari’ah dapat
diperdagangkan kepada muslim dan non muslim di bursa konvensional maupun
syari’ah sementara saham konvensional hanya dapat diperdagangkan di bursa
konvensional saja. Fleksibilitas ini dapat menjadi potensi menguntungkan karena
terbukanya kesempatan untuk mengumpulkan dana lebih besar dari para investor.

46
B. Obligasi Syariah (Sukuk)
Selama periode triwulan IV-2017 terdapat penerbitan 14 seri Sukuk
Korporasi dengan total nilai penerbitan Rp 1,94 triliun. Selain itu, terdapat pula 4
seri Sukuk Korporasi yang jatuh tempo dengan total Rp397 miliar. Dengan
demikian, jumlah outstanding Sukuk korporasi menjadi sebanyak 79 seri atau
meningkat sebesar 17,91% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dari sisi
nilai outstanding sebesar Rp 15,740 triliun atau meningkat sebesar 11,66%
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tabel 4.3
Perkembangan Jumlah Sukuk Korporasi
150

100
Emisi Sukuk
50 Sukuk Outstanding

0
2013 2014 2015 2016 2017

sumber: www.ojk.co.id

Table 4.4
Total Kapitalisasi Nilai Sukuk (Rp.dalam miliar)
Tahun Triwulan Kapitalisasi Sukuk Kapitalisasi Emisi Sukuk
Outstanding

2013 I 8.390 11.290

II 7.538 11.415

II 6.970 11.415

IV 7.553 11.994

2014 I 7.194 11.994

47
II 6.958 12.294

III 6.958 12.294

IV 7105 12.956

2015 I 7.078 12.956

II 8.444 14.483

II 8.284 14.483

IV 9.902 16.228

2016 I 9.516 16.114

II 11.111 18.014

II 11.044 18.925

IV 11.878 20.425

2017 I 12.134 20.793

II 15.314 21.433

II 14.096 21.441

IV 15.740 26.137

C. Reksa Dana Syariah


Selama triwulan IV-2017 terdapat 17 Reksa Dana Syariah efektif terbit.
Sampai akhir Desember 2017, total Reksa Dana Syariah yang beredar sebanyak 181
dengan NAB sebesar Rp28,31 triliun atau meningkat 9,04% dari sisi jumlah dan
meningkat 32,13% dari sisi NAB dibanding periode sebelumnya. Proporsi jumlah
dan NAB Reksa Dana Syariah terhadap total industri Reksa Dana masing-masing

48
mencapai 10,19% dari total 1.777 Reksa Dana dan 6,19% dari total NAB Reksa
Dana sebesar Rp457,50 triliun.
Table 4.5
Jumlah Reksa Dana Syariah
Tahun Jumlah Jumlah Reksa %
Reksa Dana Dana
Syariah

2013 65 823 7,90

2014 74 894 8,31

2015 93 1.091 8,52

2016 136 1.425 9,54

2017 181 1777 10,19

sumber: www.ojk.co.id

Tabel 4.6
Jumlah NAB Reksa Dana Syariah
Tahun NAB Konvensional (Rp. NAB (Rp.dalam %
dalam miliar) miliar)

2013 192.544,52 9.432,19 4,90

2014 241.462,09 11.158,00 4.65

2015 271.969.00 11.019,43 4,05

2016 338.749.80 14.914,63 4,40

2017 457.506,57 28.311,77 6,19

sumber: www.ojk.go.id

D. Pertumbuhan Ekonomi Nasional


Perekonomian Indonesia diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB),
dan pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertumbuhan PDB atas dasar harga
konstan 2010. Tahun 2011, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 6,17 persen
dan hingga tahun 2013 melambat di besaran 5,58 persen. Lambannya pertumbuhan

49
ekonomi tahun 2013 disebabkan ketidakpastian ekonomi global dan adanya isu
finansial seperti defisit transaksi berjalan, inflasi yang tinggi (kenaikan harga BBM
bersubsidi pada Juni 2013) dan nilai tukar rupiah yang melemah.
Tabel 4.7
Pertumbuhan PDB Nasional (Rp.Triliun)
Tahun Triwulan Kapitalisasi PDB

2013 I 1.958

II 2.036

II 2.103

IV 2.507

2014 I 2.058

II 2.137

III 2.207

IV 2.161

2015 I 2.157

II 2.238

II 2.312

IV 2.273

2016 I 2.264

II 2.354

II 2.385

50
IV 2.385

2017 I 2.377

II 2.472

II 2.551

IV 2.508

sumber: bps.go.id

E. Pengujian Data
Tabel Hasil Data
Tahu Triwula Laju Saham Sukuk Reksadana
n n Pertumbuhan Syariah (Nilai Syariah (NAB
Ekonomi (JII) Outstand Syariah (X3)
(PDB) (Y) % (X1) % ing) (X2) %
%

2013 I 5.5 11.0 11.0 6.0

II 5.6 2.3 10.1 10.5

II 5.5 -11.3 -7.7 -.9

IV 5.6 -6.3 8.3 .8

2014 I 5.1 16.2 -4.7 18.2

II 4.9 4.4 -3.2 5.2

III 4.9 4.9 .0 3.2

IV 5.0 -3.0 2.1 15.1

2015 I 4.8 5.4 -.4 7.8

51
II 4.7 -7.3 19.2 -5.3

II 4.8 -15.1 -1.8 -11.2

IV 5.2 7.9 19.5 9.0

2016 I 4.9 8.1 -3.9 -14.4

II 5.2 4.5 16.7 4.9

II 5.0 11.4 -.6 22.0

IV 4.9 -6.9 7.5 23.3

2017 I 5.0 3.4 2.1 14.9

II 5.0 5.9 26.5 9.3

II 5.1 -1.9 -7.9 13.2

IV 5.2 4.5 11.6 32.1

1. Uji Normalitas Data


Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-SmirnovOne-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pertumbuhan SahamSyaria Sukuk ReksadanaS


Ekonomi h yariah

N 20 20 20 20
Mean 5.095 1.905 5.220 8.185
Normal Parametersa,b Std.
.2704 8.0865 9.8665 11.4044
Deviation
Absolute .187 .173 .174 .087
Most Extreme
Positive .187 .095 .174 .072
Differences
Negative -.133 -.173 -.092 -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .838 .775 .779 .388
Asymp. Sig. (2-tailed) .484 .585 .579 .998

52
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

` Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan
di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya. Sig data untuk
Saham Syariah adalah 0,585 maka lebih besar dari 0,05 (0,585> 0,05) sehingga data
berdistribusi normal. Sig data untuk Sukuk adalah 0,579 maka lebih besar dari 0,05
(0,579> 0,05) sehingga data berdistribusi normal. Sig data untuk Reksadana Syariah
adalah 0,998 maka lebih besar dari 0,05 (0,998> 0,05) sehingga data berdistribusi
normal. Sig data untuk Pertumbuhan Ekonomi adalah 0,484maka lebih besar dari
0,05 (0,484>0,05) sehingga data berdistribusi normal.
2. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 4.9
Hasil Uji Linear Berganda
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 5.060 .087

SahamSyariah .000 .009 -.005


1
Sukuk .003 .007 .103

ReksadanaSyariah .003 .006 .106

a. Dependent Variable: PertumbuhanEkonomi

Tabel di atas digunakan untuk menggambarkan persamaan regresi berikut


ini:
Y = 5,060 + 0,000X1 + 0,003X2 + 0,003X3
Keterangan:
a) Konstanta sebesar 5,060 menyatakan bahwa apabila variabel Saham
Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah dalam keadaan konstan (tetap)
maka nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,060%.
b) Koefisien regresi X1 sebesar 0,000 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan unit dari Saham Syariah, maka akan

53
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,000% dan
sebaliknyajika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Saham
Syariah, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar
0,000%.
c) Koefisien regresi X2 Sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan unit dari Sukuk, makaakan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,003% dan sebaliknya jika
setiappenurunan sebesar 1 satuan unit dari Sukuk, maka akan
menurunkanpertumbuhan ekonomi sebesar 0,003%.
d) Koefisien regresi X3 Sebesar 0,003 menyatakan bahwa
setiappenambahan 1 satuan unit dari Reksadana Syariah, maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,003% dan
sebaliknyajika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Reksadana
Syariah, maka akan meningkat menurunkan ekonomi sebesar 0,003%.
e) Tanda (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan tanda(-)
menunjukkan arah hubungan yang berbanding terbalik antaravariabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y).
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik mungkin merupakan bidang paling penting
dalam inferensia statistik. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan
mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis asosiatif adalah suatu pengujian
hipotesis dengan melihat sebab akibat atau melihat hubungan dua variabel
ataulebih. Pengujian Hipotesis Asosiatif Penelitiannya:
H1: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara saham syariah
dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
H2: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara sukuk dengan
pertumbuhan ekonomi nasional.
H3: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara reksadana syariah
dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

54
H4: Ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara
saham syariah, sukuk, reksadana syariah dengan pertumbuhan
ekonomi nasional.

a) Pengujian secara Parsial dengan t-test


Tabel 4.10
Hasil Uji t-test

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 5.060 .087 58.374 .000

SahamSyariah .000 .009 -.005 -.019 .985


1
Sukuk .003 .007 .103 .416 .683

ReksadanaSyariah .003 .006 .106 .401 .694

a. Dependent Variable: PertumbuhanEkonomi


H1:
Cara 1 Untuk H1 dari penelitian di atas diketahui bahwa Sig adalah 0,985,
maka 0,985 > 0,05 jadi hipotesis (H1) tidak signifikan sehingga Saham
Syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional.
Cara 2 ttabel = 2,079 (diperoleh dengan cara mencari nilai df = n – k = 20 – 4
= 16, dan membagi 2 nilai α 5% yaitu 5%/2 = 0,025) dan thitung = -0,019.
Thitung < ttabel = -0,019 < 2,119 maka hipotesis X1 berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap Y.
Untuk H1 : Dari hasil pengujian diatas maka, Saham Syariah berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
H2:
Cara 1 Untuk H2 dari penelitian di atas diketahui bahwa Sig adalah 0,683,
maka 0,683 > 0,05 jadi hipotesis (H2) tidak signifikan sehingga Sukuk tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

55
Cara 2 ttabel = 2,119 (diperoleh dengan cara mencari nilai df = n –k = 20 – 4
= 16, dan membagi 2 nilai α 5% yaitu 5%/2 = 0,025) dan thitung = 0,416 thitung
< ttabel = 0,416 < 2,119 maka hipotesis X1 berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Y.
Untuk H2: Dari hasil pengujian diatas maka, Saham Syariah berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
H3:
Cara 1 Untuk H3 dari penelitian diatas diketahui bahwa Sig adalah 0,694,
maka 0,694 > 0,05 jadi hipotesis (H3) tidak signifikan sehingga Reksadana
Syariah tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Cara 2 ttabel = 2,119 (diperoleh dengan cara mencari nilai df = n –1 = 20 – 4
= 16, dan membagi 2 nilai α 5% yaitu 5%/2 = 0,025) dan thitung = 0,401.
Thitung < ttabel = 0,401 < 2,119 maka hipotesis X1 berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Y.
Untuk H3 : Dari hasil pengujian diatas maka, Saham Syariah berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional

b) Secara Simultan dengan F-test


Tabel 4.11
Hasil Uji F-test
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .033 3 .011 .128 .942b

1 Residual 1.357 16 .085

Total 1.389 19

a. Dependent Variable: PertumbuhanEkonomi


b. Predictors: (Constant), ReksadanaSyariah, Sukuk, SahamSyariah

Tabel diatas menjelaskan bahwa besarnya nilai F adalah 0,128,


sedangkan besar signifikasinya adalah 0,942. Signifikansi tabel ANOVA
0,942 lebih besar dari 0,05 dengan demikian Ho diterima dan H4 ditolak.
Hasil perhitungan uji F pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai F table

56
(df1=k-1 dan df2=n-k) sebesar 3,24 sedangkan F hitung sebesar 0,128.
Sehingga 0.128 < 3,24.Dengan demikian variasi nilai variabel bebas atau
variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi nilai dependen, dengan
kata lain Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah berpengaruh positif
secara bersama-sama tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional.

c) Uji Koefisien Determinasi


Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .153a .023 -.160 .2912

a. Predictors: (Constant), ReksadanaSyariah, Sukuk, SahamSyariah

Tabel diatas menjelaskan besarnya persentase pengaruh variable


bebas atau variabel prediktor terhadap variabel terikatnya. Besar koefisien
determinasi adalah 0,023 mengandung pengertian bahwa pengaruh bebas
(independen) terhadap terhadap perubahan variabel dependen adalah 2,3%.
Sedangkan 97,7% (100% - 2,3%) dipengaruhi oleh variabel lain. Jadi
pengaruh Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi hanya 2,3% sedangkan pengaruh variabel lain
97,7%.

Tabel 4.13
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

57
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan


sebesar 0,023 termasuk pada kategori sangat rendah. Jadi terdapat pengaruh
yang sangat rendahantara ketiga variable independen dan variable
dependen. Dengan demikian berarti kemampuan penelitian lebih
besardipengaruhi oleh variabel lain bukan dipengaruhi Saham Syariah,
Sukuk, dan Reksadana Syariah.

F. Hasil Analisis
1. Saham Syariah
Dari hasil uji normalitas untuk ssham syariah didapatkan Sig data untuk
Saham Syariah adalah 0,585 maka lebih besar dari 0,05 (0,585 > 0,05) sehingga
data berdistribusi normal.
Dari hasil uji Linear berganda didapatkan, Koefisien regresi X1( saham
syariah) sebesar 0,000 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan unit dari
Saham Syariah, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
0,000% dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Saham
Syariah, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,000%.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari tabel Coefficients
variabel saham syariah (X1) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional (Y). Dengan nilai signifikan 0,985 > 0,05,t tabel
= 2,079 dan thitung = -0,019. t hitung < ttabel = -0,019 < 2,079 maka hipotesis
X1 berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Y. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa saham syariah berpengaruh negatif tidak signifikan

58
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan harga saham akan
mempengaruhi pendapatan saham syariah yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi pula.
Indikator dari penurunanekonomi terlihat dari menurunnya harga saham
yang berpengaruh pada turunnya pendapatan saham tersebut.Secara teori dapat
dijelaskan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan daya
beli konsumen terhadap produk-produk perusahaan sehingga meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan profitabilitas maka akan
meningkatkan investor dalam berinvestasi, sehingga dapat meingkatkan harga
saham yang berdampak positif juga. Maka dari itu pendapatan dari saham
syariah sendiri masih dalam ruang lingkup untuk kriteria perusahaan saham
syariah, sehingga dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
tidak secara langsung atau menyeluruh.

2. Sukuk
Dari hasil uji normalitas untuk sukuk didapatkan Sig data untuk Sukuk
adalah 0,579 maka lebih besar dari 0,05 (0,579 > 0,05) sehingga data
berdistribusi normal.
Dari hasil uji Linear berganda didapatkan, Koefisien regresi X2(sukuk)
sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan unit dari Sukuk,
maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,003% dan
sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan unit dari Sukuk, maka akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,003%.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari tabel Coefficients
variable sukuk (X2) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional (Y). Dengan nilai signifikan 0,683 > 0,05,t tabel = 2,079 dan
thitung = 0,416. t hitung < ttabel = 0,416 < 2,079 maka hipotesis X2
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Y. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sukuk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional.

59
Karena nilai sukuk korporasi outstanding lebih kecil dibandingkan nilai
sukuk Negara dimana nilai sukuk korporasi outstanding tahun 2017 sebesar
Rp.15,740 triliun sedangkan nilai sukuk Negara sebesar Rp.555,50 triliun.
Sukuk Negara bermanfaat bagi pihak Negara sebagai alat keperluan mobilisasi
modal, juga dari sarana untuk menumbuhkan partisipasi pihak swasta dalam
membiayai proyek-proyek kepentinagn publik, menjadi instrument dalam
menggalakkan investasi dalam negeri maupun antar bangsa.

3. Reksadana Syariah
Dari hasil uji normalitas untuk reksadana syariah didapatkan Sig data
untuk Sukuk adalah 0,998 maka lebih besar dari 0,05 (0,998 > 0,05) sehingga
data berdistribusi normal.
Dari hasil uji Linear berganda didapatkan, Koefisien regresi X3
(reksadana syariah) sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan 1
satuan unit dari reksadana syariah, maka akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,003% dan sebaliknya jika setiap penurunan sebesar 1 satuan
unit dari reksadana syariah, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,003%.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari tabel Coefficients
variable reksadana syariah (X3) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional (Y). Dengan nilai signifikan 0,694 > 0,05,t tabel
= 2,079 dan thitung = 0,401. t hitung < ttabel = 0,401 < 2,079 maka hipotesis
X3 berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Y. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa reksadana syariah berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Reksadana syariah belum dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat
karena dinilai sosialisasinya masih kurang. Terbukti jika dibandingkan NAB
reksadana konvensional masih mengungguli NAB reksadana syariah. Maka
dari itu dalam pengaruhnya dengan pertumbuhan ekonomi bersifat positif
karena dilihat dari prospek perkembangan reksadana syariah sendiri cukup

60
pesat namun tidak secara langsung berpengaruh karena hasil dari investasi
tersebut masih dalam ruang lingkup perseorangan atau swasta.

4. Pertumbuhan Nasional
Dari hasil uji normalitas untuk Pertumbuhan Nasional didapatkan Sig
data untuk Pertumbuhan Nasional adalah 0,484 maka lebih besar dari 0,05
(0,484> 0,05) sehingga data berdistribusi normal.
Signifikansi tabel ANOVA 0,942 lebih besar dari 0,05 dengan demikian
Ho diterima dan H4 ditolak. Hasil perhitungan uji F pada tabel dapat diketahui
bahwa nilai F tabel sebesar 3,24 sedangkan F hitung sebesar 0,128. Sehingga
0.128 < 3,24. Dengan demikian variasi nilai variabel bebas atau variabel
independen tidak dapat menjelaskan variasi nilai dependen, dengan kata lain
Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah berpengaruh positif secara
bersama-sama tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Persentase pengaruh variable bebas atau variabel prediktor terhadap
variabel terikatnya, besar koefisien determinasi adalah 0,023 mengandung
pengertian bahwa pengaruh bebas (independen) terhadap terhadap perubahan
variabel dependen adalah 2,3%. Sedangkan 97,7% (100% - 2,3%) dipengaruhi
oleh variabel lain. Jadi pengaruh Saham Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 2,3% sedangkan pengaruh variabel lain
97,7%.
Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,023 termasuk pada kategori
sangat rendah. Jadi terdapat pengaruh yang sangat rendah antara ketiga variable
independen dan variable dependen. Dengan demikian berarti kemampuan
penelitian lebih besar dipengaruhi oleh variabel lain bukan dipengaruhi Saham
Syariah, Sukuk, dan Reksadana Syariah.

61
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari table Coefficients variable
saham syariah (X1) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (Y).
Dengan nilai signifikan 0,985 > 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham syariah tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan harga saham akan
mempengaruhi pendapatan saham syariah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi pula.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari table Coefficients variable
Sukuk (X2) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (Y). Dengan
nilai sig sebesar 0,683 < 0,05. Maka dari pembahasan ini menunjukkan bahwa
variabel Sukuk tidak signifikan pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui dari table Coefficients pada
variabel reksadana syariah (X3) tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
(Y). Dengan nilai signifikasi yang diperoleh sebesar 0,649 > 0,05. Maka dari
pembahasan ini menunjukkan bahwa reksadan syariah tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari hasil pengujian secara simultan pada ketiga variable independen yaitu
saham syariah (X1) ,sukuk (X2) dan reksadana syariah (X3) terhadap variabel
dependen yaitu pertumbuhan ekonomi (Y), maka hasilnya menunjukkan bahwa
ketiga variable secara serentak memberikan pengaruh positif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji tabel
ANOVA, besar nilai Sig. 0,128 > 0,005 yang artinya ketiga variabel independen
tersebut berpengaruh positif secara bersama-sama tetapi tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional.

62
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Praktisi Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bahwa meskipun
saham syariah dan reksadana syariah tidak memberikan pengaruhnya secara
langsung namun perlu ditingkatkan lagi dalam sosialisasi agar masyarakat
lebih mengenal lebih jauh saham syariah dan reksa dana syariah.
2. Bagi Akademik Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
dokumentasi bagi pihak kampus sebagai bahan acuan penelitian yang akan
datang. Selain itu, diharapkan agar pihak kampus lebih menambah lagi
referensi, baik berupa jurnal atau buku-buku tentang keuangan syariah.
3. Bagi Penelitian yang Akan Datang Bagi penelitian yang akan dating
dianjurkan untuk menambah lagi variable industry keuangan non bank
syariah, seperti Modal Ventura Syariah, Perasuransian Syariah, dan jasa
keuangan khusus seperti Pegadaian syariah. Dan untuk variabel
dependennya di sarankan pertumbuhan ekonomi regional maupun
internasional.

63
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul. 2010. Manajemen Investasi Syariah. Bandung: Alfabeta
Effendi, SofiandanTukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Edi Sumanto. 2006. ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA. Fakultas Ekonomi dan Manajemen
IPB. http://repository.ipb.ac.id/bitsream/123456789/10235/3/H06esu.pdf
http/www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-Market
Share-Keuangan-Syariah-Capai-8-Persen.aspx
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33739/chapter%20II.pdf?s
equence=4
http://digilib.unila.ac.id/4528/15/bab%20II.PDF
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin.2007. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Jakarta: Kencana
Jamzani Sodik & Didi Nuryadin.2005. INVESTASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
REGIONAL (STUDI KASUS PADA 26 PROPINSI DI INDONESIA,PRA DAN
PASCA OTONOMI), FakultasEkonomi UPN “Veteran” Yogyakarta
.http://media.neliti.com/media/publications/64733-ID-investasi-danpertumbuhan-
ekonomi-region.pdf
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek&InvestasiSyariah.Jakarta:Serambi
Nur Faroh. 2016. Pengaruh SahamSyariah, Sukuk dan Reksadana Syariah,
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Tahun 2008-2015). Skripsi.
Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam
Negeri:TulungAgung
Popy Citra Juita, YuniaWardi, Hasdi Aimon.ANALISIS PERTUMBUHAN
EKONOMI, DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI INDONESIA.
http://media.neliti.com/plucations/103860-ID-analisis-pertumbuhan-
ekonomi-dan-indeks.pdf
Pujualwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis
dan Empiris. Yogyakarta:GrahaIlmu
Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, Abdul Majdid Latief. 2009. Metode Penelitian Bisnis
Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi. Jakarta:MitraWacana Media

64
Santosa, Awan.2013. Perekonomian Indonesia Masalah, Potensi, dan Alternatif
Solusi.Jakarta:GrahaIlmu
Soemintra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana
Soemitra, Andri. 2014. Masa Depan Pasar Modal Syariah Di Indonesia. Jakarta:
Kencana
Sudarsono, Heri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskriptif dan
Ilustrasi. Yogyakarta:Ekonisia
Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Raja GrafindiPersada
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi.2013.Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
GramataPublising
Yenni Samri Juliati Nasution.2015.Peranan Pasar Modal DalamPerekonomian
Negara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN-SU.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humafalah/article/download/180/127
www.bps.go.id
www.ojk.go.id

65
LAMPIRAN

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai