dan Pembangunan
Pertemuan Ke-2
Di dalam teori perencanaan ada tiga hal utama yang perlu dipahami, (a) definisi perencanaan,
(b) substantif perencanaan, yaitu apa yang akan direncanakan dan untuk siapa
merencanakannya? dan (c) normatif perencanaan, yaitu bagaimana dan apa alasana
perencanaan yang akan disusun? Berbagai definisi mengenai perencanaan yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli perencanaan, dan ternyata kesemuanya mempunyai ruang
lingkup yangsangat luas, tetapi tidak memperlihatkan adanya konsensus. Beberapa konsep
dasar yang berhubungan dengan perencanaan, antara lain:
1. Dipandang dari sudut kegiatan dasar manusia yang terkandung dalam tingkah laku manusia
pada semua tingkatan masyarakat, perencanaan adalah “suatu proses pemikiran dan tindakan
manusia yang berorientasi ke masa depan.”
2. Ditinjau dari sudut pilihan rasional, maka perencanaan adalah “suatu proses untuk menentukan
tindakan- tindakan di masa depan yang sesuai melalui suatu tahapan pemilihan.”
3. Ditinjau dari sudut pemecahan masalah (problem sloving), perencanaan adalah “proses
pemecahan masalah yang ditujukan pada jenis- jenis masalah yang snagat spesifik.”
Berry (1973) mengidentifikasikan empat model dalam perencanaan perkotaan yang prinsip-
prinsipnya dapat pula diterapkan dalam perencanaan secara umum, yaitu:
Diagnosis Masalah
Perumusan Tujuan
Pengembangan
Alternatif
ya
Analisis Kelayakan
Evaluasi
Implementasi
a. Diagnosa Masalah. Perencanaan dimulai dengan adanya ketidakpuasan terhadap
keadaan yang ada, berupa isu- isu yang berkembang dan dikembangkan. Bila tidak ada
isu atau masalah tentu tidak akan ada kebutuhan dan tindakan. Diagnosa masalah
tergantung pada gambaran keadaan yang diinginkan, yang berfungsi sebagai sasaran
(goal) yang akan dituju. Pendefenisian masalah ditujukan untuk mencari pemecahan
masalah yang bersangkutan. Akan tetapi, definisi juga tergantung pada orientasi analisis
yang akan dilakukan oleh individu bersangkutan.
b. Perumusan Tujuan. Perumusan tujuan berkaitan dengan definisi masalah, oleh karena itu
pendefinisian masalah merupakan hal yang sangat penting. Apabila definisi masalah
dapat dibuat dengan jelas, maka pendefinisian tujuan pun dapat dilakukan dengan jelas.
Tantangan tersulit dalam perencanaan adalah menerjemahkan tujuan- tujuan yang kabur
dan saling tidak selaras dengan sasaran- sasaran operasional yang ingin dicapai. Tujuan
harus lebih dahulu dirumuskan sebelum rencana tindakan dikembangkan dalam sasaran-
sasaran jangka pendek ataupun jangka pangjang.
c. Proyeksi dan Perkiraan. Orientasi masa depan sangat ditekankan dalam definisi
perencanaan. Prediksi merupakan aspek yang penting dalam mengevaluasi dan
menetukan alternatif- alternatif yang mungkin dilakukan. Evaluasi tidak dapat dilakukan
tanpa memproyeksikan dampak berbagai alternatif kedalam kondisi- kondisi yang mungkin
terjadi di masa depan. Proyeksi dan perkiraan sangat tergantung pada data, informasi
yang kita miliki dan kontinuitas fenomena yang dianalisis.
d. Pengembangan Alternatif. Suatu rencana yang baik tidak akan keluar dari serangkaian
alternatif. Proses perencanaan sering kali mengabaikan pengembangan alternatif,
padahal tahap ini mempunyai pengaruh yang mendalam pada kualitas keputusan akhir,
sebab keputusan tersebut berasal dari rangkaian pilihan yang akan dipilih dalam
rencana tersebut.
f. Evaluasi. Tahap evaluasi dimulai bila perencana telah mempunyai sejumlah alternatif
yang diperkirakan akan dapat dilaksanakan. Bila hanya ada satu alternatif, maka harus
ada keputusan “ya atau tidak”, yaitu untuk melaksanakan rangkaian tindakan yang
diusulkan atau tidak melakukan apa- apa sama sekali.
Dalam sejarah praktik perencanaan, pendekatan perencanaan koprehensif yang saat ini dipakai di
Indonesia, bukan satu- satunya pendekatan, aliran atau corak perencanaan. Secara umum, keragaman
corak perencanaan yang ada dalam praktik saat ini (Ddjunaedi:2000) yaitu:
a.Perencanaan Komprehensif. Seperti arti namanya, yaitu komprehensif, yang berarti menyeluruh, analisis
dalam perencanaan komprehensif dilakukan dari semua aspek kehidupan perkotaan (kependudukan,
perekonomian, sosial, fisik). Meskipun demikian, hasilnya berupa rencana fisik dan tata ruang. Proses
perencanaan komprehensif dilaukan secara sekuensial (urut). Langkah- langkah sekuensial proes meliputi:
ahan data, analisis, perumusan tujuan dan sasaran perencanaan, pengembangan alternatif rencana,
evaluais dan seleksi alternatif rencana, dan penyusunan dokumen rencana.
b.Perencanaan Induk. Perencanaan induk (master planning) biasanya diterapkan pada perencanaan
komplek bangunan atau kota baru secara fisik. Dibandingkan dengan perencanaan komprehensif yang
dilakukan secara multi disiplin, maka perencanaan induk umumnya dilakukan secara satu disiplin, yaitu
arsitektur. Proses perencanaan induk mengacu pada perencanaan dan perancangan arsitektur, yaitu
dengan langkah- langkah sekuensial: (1) problem seeking, (2) programming, (3) designing. Terhadap hasil
perencanaan/ perancangan dilakukan kegiatan konstruksi atau pelaksanaan aksi/ tindakan.
c. Perencanaan Strategis. Pendekatan strategis memfokuskan secra efisien pada tujuan yang
spesifik, dengn meniru cara perusahaan swasta yang diterapkan pada gaya perencanaan
publik, tanpa menswastakan kepemilikan publik. Perencanaan strategis tidak mengenal
standar baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu
merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat. Meskipun
demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur- unsur: (1) perumusan
visi dan misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3) pengkajian lingkungan internal, (4)
perumusan isu- isu strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan.
e. Perencanaan advokasi
f. Perencanaan Inkremental.
3. Corak Perencanaan dalam Kaitannya dengan Teori Politik
Mengingat sifat pengelolaan pembangunan itu meliputi banyak aspek dan memiliki keterkaitan dengan
banyak pihak, maka tidak dapat dihindari bilamana metode perencanaan partisipatif yang diperkenalkan
juga banyak jenisnya. Diluncurkannya berbagai jenis metode atau cara perencanaan partisipatif seperti itu
sangat dipengarugi oleh masing- masing pihak, baik instansi pemerintah maupun lembaga lainnya, sesuai
dengan kepentingannya.
1.Adanya hubungan yang erta antara masyarakat dengan kelembagaan secara terus
menerus.
2.Masyarakat atau kelompok masyarakat diberi kesempatan untuk menyatakan
permasalahan yang dihadapi dan gagasan- gagasan sebagai masukan berharga.
3.Proses berlangsungnya berdasarkan kemampuan warga masyarakat itu sendiri.
4.Warga masyarakat berperan penting dalam setiap keputusan.
5.Warga masyrakat mendapat manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan.
B. PEMBANGUNAN
Pembangunan adalah upaya berkesinambungan menciptakan keadaan yang dapat
menyediakan lebih banyak alternatif yang sah bagi setiap warga negara untuk mencapai
aspirasinya yang paling humanistik. Pada umumnya, aspirasi yang paling humanistik
tersebut dinyatakan sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara filosofis
pendefinisian tersebut dapat diterima, tetapi yang jelas definisi tersebut kurang
operasional, sedangkan pada umumnya para ahli pengembangan wilayah ingin mencapai
tolak ukur kapan pembangunan itu telah terjadi.
Secara umum tujuan pembangunan adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri dan
sejahtera lahir batin, sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju
masyarakat adil makmur. Untuk mewujudkan sasarn tersebut, maka titik berat
pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama
pembangunaaan seirama dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
didorong secara saling memperkuat, saling terkait, dan terpadu dengan pembangunan
bidang- bidang lainnya. meningkatnya kegiatan pembangunan, mendorong terjadinya
pengelompokan penduduk ataupun kegiatan perekonomian, sehingga terjadi ketimpangan
antarwilayah maupun antargolongan penduduk. Ketidakmerataan ini akan menjadi
semakin besar bila tidak ditangani secara mendasar dan berlanjut. Sebagai akibat adanya
kebutuhan akan sumber daya alam yang meningkat dan terjadinya pengelompokan
penduduk dari kegiatan ekonomi, maka diperkirakan akan terjadi benturan- benturan
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penataan ruang menjadi amat penting dalam
pembangunan di masa depan.
1. Tolak Ukur pembangunan. Tolak ukur suatu pembangunan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pertumbunhan GNP
b. Pendapatan perkapita
c. Kesempatan kerja
d. Kemiskinan
e. Kelestarian lingkungan hidup
b. Keberlanjutan Ekonomi Makro. Tiga elemen utama untuk keberlanjunomi makro yaitu efisiensi
ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan
distribusi kemakmuran. Hal tersebut dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi
mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tan domestik,
pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial
untuk pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan dan aset.