Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SAFERIANA DORJE WIDIA

NIM : 1813020027
PRODI/KELAS : MSP/B

TUGAS PENYULUHAN I

RINGKASAN MODEL-MODEL PERENCANAAN PENYULUHAN :


1. Model Kelsey dan Hearne (1963), yang terdiri atas tujuh tahap yaitu: (a) analisis keadaan, (b)
pengorganisasian perencanaan (c) proses perumusan program, (d) penetapan program yang
terencana, (e) perencanaan kegiatan, (f) pelaksanaan kegiatan yang direncanakan, dan (g) usulan
penyempurnaan.
2. Model Pesson (1966), yang terdiri atas delapan tahap yaitu: (a) pengumpulan data, (b) analisis
keadaan, (c) identifikasi masalah, (d) perumusan tujuan, (e) perencanaan kegiatan, (f) pelaksanaan
kegiatan, (g) rincian perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan (h) rekonsiderasi.
3. Model Leagans (1955), yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: (a) perumusan keadaan dan masalah-
masalahnya, (b) perumusan pemecahan masalah dan tujuannya, (c) perencanaan kegiatan yang
akan dikerjakan, (d) evaluasi, dan (e) rekonsiderasi.
4. Model Raudabaugh (1967) yang terdiri atas lima tahap, yaitu: (a) identifikasi masalah-masalah, (b)
rincian tujuan-tujuan, (c) perumusan rencana kegiatan, (d) penetapan rencana kegiatan, dan (e)
rincian perkembangan pelaksanaan kegiatan.
5. Model Kok (1962), yang terdiri dari sembilan tahapan, yaitu: (a) survei, (b) analisis keadaan, (c)
identifikasi masalah, (d) penetapan alternatif pemecahan masalah, (e) rincian tujuan dan lingkup
tujuan, (f) perumusan rencana kegiatan, (g) pelaksanaan rencana kegiatan, (h) evaluasi, dan (i)
rekonsiderasi.
6. Model Dinas Penyuluhan Federal (USA) yang terdiri dari atas 8 tahapan, yaitu: (a) pengumpulan
fakta, (b) analisis keadaan, (c) identifikasi masalah, (d) penetapan tujuan yang ingin dicapai, (e)
perumusan rencana kegiatan, (f) pelaksanaan rencana kegiatan, (g) rincian perkembangan dan hasil-
hasil pelaksanaan rencana kegiatan, dan (h) rekonsiderasi setiap tahapan kegiatan dan dengan
mengikutsertakan semua lapisan masyarakat.
7. Berlandaskan pada keenam model yang diungkapkan tadi, Burger dan Duvel (1981) lantas menyusun
suatu model perumusan program penyuluhan yang terdiri hanya lima tahap, yaitu: (a) konsiderasi, (b)
investigasi/pengamatan, (c) persiapan, (d) pelaksanaan, dan (e) evaluasi. Tentang model yang
diusulkan itu, Burger dan Duvel memberikan penjelasannya sebagai berikut:
a. Rekonsiderasi, yang merupakan proses untuk mempertimbangkan hal-hal yang mencakup:
 segala kebutuhan pembangunan
 tujuan umum dan skala prioritas kebijakan pembangunan nasional,
 peran dan tanggungjawab personal, selaras dengan kebijakan pembangunan nasional yang
bersangkutan,
 lokalitas kegiatan di mana personal-personal itu berada, i alternatif-alternatif pendekatan
untuk pelaksanaan pembangunan.
ARTIKEL :

MODEL-MODEL PERENCANAAN PENYULUHAN

Saferiana Dorje Widia


Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Kupang

Abstrak
Perencanaan program merupakan hal yang krusial untuk dirancang guna memberikan landasan dasar
untuk menjalankan aktivitas dan menilai kemajuan pekerjaan. Program yang dirancang dengan baik
perencanaan akan memainkan peran penting dalam memberikan kerangka kerja untuk tahap
implementasi dari program. Penyuluhan sebagai pendidikan nonformal memiliki tujuan untuk membantu
orang untuk membantu diri sendiri dalam hal peningkatan kualitas hidup termasuk mata pencaharian
yang lebih baik, bisnis yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini,
jelas bahwa perencanaan strategis untuk peningkatan komunitas harus dibentuk. Orang yang bekerja
dengan komunitas, seperti penyuluh, dosen, peneliti, pelatih dan organisasi non pemerintah harus
memiliki pandangan holistik tentang bagaimana seharusnya perencanaan program dibangun untuk
menghadapi dan untuk memecahkan masalah kompleks pengembangan masyarakat.

PENDAHULUAN
Latar belakang

Penyuluhan berasal dari kata suluh, berarti sesuatu yang dinyalakan, seperti lilin, obor yang
sifatnya menerangi. Pada hakekatnya menerangi adalah sebuah usaha untuk mengubah sesuatu yang
gelap menjadi terang. Usaha mengubah gelap menjadi terang, ketika dianalogikan dengan penyuluhan
adalah usaha merubah perilaku individu atau kelompok masyarakat dari ‘kegelapan’ pengetahuan,
menjadi pemahaman bagaimana melakukan partisipasi aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Usaha mengubah perilaku individu atau masyarakat luas dalam penyuluhan dilakukan dengan pola-pola
komunikasi tertentu yang sifatnya mempengaruhi / influence, pola komunikasi demikian dikaterogikan
dalam komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif pada hakekatnya mempengaruhi sikap, pendapat dan
perilaku orang lain melalui kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Menurut ahli
komunikasi K.Anderson, komunikasi persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang
mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku.
Dalam merencanakan program penyuluhan, tujuan program perlu dirumuskan secara spesifik dan
jelas. Hal ini dikarenakan perencanaan program penyuluhan merupakan pedoman bagi pelaksana
program penyuluhan, memberikan arah dan bila ditemui hambatan, dapat dengan cepat dilakukan revisi.
Perencana program harus mampu mengenali adanya prospek, tantangan, dan kebutuhan masyarakat.
Terkadang seorang perencana berupaya merumuskan masalah atauu mengharapkan terwujudnya
perubahan yang diinginkan. Secara sederhana, masalah merupakan kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan. Perubahan yang diharapkan dari program penyuluhan sifatnya prilaku dan nonprilaku.
Dalam program penyuluhan semua perubahan harus dapat dikelola, jelas, dan mengarah pada
transformasi prilaku (Amanah 2013). Setiana L (2005) Perencanaan program penyuluhan adalah sesuatu
yang harus dilakukan, karena untuk mencapai keberhasilan dari program muka fakta-fakta dilapangan
perlu diketahui, dihubung-hubungkan dan ditarik asumsi-asumsi. Perencanaan program adalah
merupakan perumusan, pengembangan dan pelaksanaan program itu sendiri. Perencanaan program harus
merupakan perencanaan tertulis tentanng kegiatan yang akan dikembangkan secara bersama-sama oleh
masyarakat, penyuluh, pembina, spesialis, dan para petugas lapangan lainnya.
Didalam perencanaan program penyuluhan, proses penyusunan perencanaan program harus
melalui beberapa tahapan beberapa ahli menyebutkan bahwa ada beberapa model proses perencanaan
program penyuluhan yang dapat dikembangkan, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Kelsey dan
Hearne (1955), ada tujuh tahap perencanaan program, yaitu: a) analisis keadaan, b) pengorganisasian
perencanaan, c) proses perumusan program, d) penetapan program, e) perencanaan kegiatan, f)
pelaksanaan kegiatan, dan g) usulan penyempurnaan.

Tujuan penulisan
Tujuan penulisan artikel ini tidak lain adalah untuk :
1. Memenuhi mata kuliah Penyuluhan perikanan
2. Mengetahui apa saja model-model perencanaan penyuluhan

Model-Model Perencanaan Penyuluhan

1. Model Kelsey dan Hearne (1963), yang terdiri atas tujuh tahap yaitu: (a) analisis keadaan, (b)
pengorganisasian perencanaan (c) proses perumusan program, (d) penetapan program yang
terencana, (e) perencanaan kegiatan, (f) pelaksanaan kegiatan yang direncanakan, dan (g) usulan
penyempurnaan.
2. Model Pesson (1966), yang terdiri atas delapan tahap yaitu: (a) pengumpulan data, (b) analisis
keadaan, (c) identifikasi masalah, (d) perumusan tujuan, (e) perencanaan kegiatan, (f) pelaksanaan
kegiatan, (g) rincian perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan (h) rekonsiderasi.
3. Model Leagans (1955), yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: (a) perumusan keadaan dan masalah-
masalahnya, (b) perumusan pemecahan masalah dan tujuannya, (c) perencanaan kegiatan yang
akan dikerjakan, (d) evaluasi, dan (e) rekonsiderasi.
4. Model Raudabaugh (1967) yang terdiri atas lima tahap, yaitu: (a) identifikasi masalah-masalah, (b)
rincian tujuan-tujuan, (c) perumusan rencana kegiatan, (d) penetapan rencana kegiatan, dan (e)
rincian perkembangan pelaksanaan kegiatan.
5. Model Kok (1962), yang terdiri dari sembilan tahapan, yaitu: (a) survei, (b) analisis keadaan, (c)
identifikasi masalah, (d) penetapan alternatif pemecahan masalah, (e) rincian tujuan dan lingkup
tujuan, (f) perumusan rencana kegiatan, (g) pelaksanaan rencana kegiatan, (h) evaluasi, dan (i)
rekonsiderasi.
6. Model Dinas Penyuluhan Federal (USA) yang terdiri dari atas 8 tahapan, yaitu: (a) pengumpulan
fakta, (b) analisis keadaan, (c) identifikasi masalah, (d) penetapan tujuan yang ingin dicapai, (e)
perumusan rencana kegiatan, (f) pelaksanaan rencana kegiatan, (g) rincian perkembangan dan hasil-
hasil pelaksanaan rencana kegiatan, dan (h) rekonsiderasi setiap tahapan kegiatan dan dengan
mengikutsertakan semua lapisan masyarakat.
7. Berlandaskan pada keenam model yang diungkapkan tadi, Burger dan Duvel (1981) lantas menyusun
suatu model perumusan program penyuluhan yang terdiri hanya lima tahap, yaitu: (a) konsiderasi, (b)
investigasi/pengamatan, (c) persiapan, (d) pelaksanaan, dan (e) evaluasi. Tentang model yang
diusulkan itu, Burger dan Duvel memberikan penjelasannya sebagai berikut:
a) Rekonsiderasi, yang merupakan proses untuk mempertimbangkan hal-hal yang mencakup:
 segala kebutuhan pembangunan
 tujuan umum dan skala prioritas kebijakan pembangunan nasional,
 peran dan tanggungjawab personal, selaras dengan kebijakan pembangunan nasional yang
bersangkutan,
 lokalitas kegiatan di mana personal-personal itu berada, i alternatif-alternatif pendekatan
untuk pelaksanaan pembangunan.

Kesimpulan

Penyuluhan bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dari keadaan
yang ada. Perubahan kehidupan masyarakat tersebut mencakup setiap bidang, di segala segi dan dalam
semua lapangan. Menurut Kartasapoetra (1987), terdapat dua tujuan penyuluhan, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang, antara lain:
1. Tujuan Jangka Pendek

a) Perubahan tingkat pengetahuan.

b) Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan.

c) Perubahan sikap.

d) Perubahan motif tindakan

2. Tujuan Jangka Panjang

a) Better farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha dengan cara-cara yang lebih
baik.

b) Better business, berusaha yang lebih menguntungkan

c) Better living, menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan utama telah tercapai.

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang berkesinambungan dan
continue. Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak hanya semata-mata
karena adanya penambahan motivasi saja, namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan
sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan
menguntungkan.
Penyuluhan berperan sebagai salah satu metode penambahan dan peningkatan Motivasi seseorang
sebagai tahap awal terjadinya perubahan perilaku. Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek
motivasi, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan
perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang
ingin dicapai.
Arti dari program penyuluh adalah sebuah acuan atau panduan penyuluh dalam melaksanakan
rencana kegiatan penyuluh untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan masalah serta ditujukan pada
sasaran yang telah ditetapkan di dalam program penyuluh . Oleh sebab itu, rencana kegiatan penyuluh
yang merupakan bentuk usaha penyuluh untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku
usaha yang diharapkan dari penyuluh.
Daftar pustaka

Amanah S. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa Anturan Kabupaten Buleleng
Bali. Bogor: Departemen Sosial Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Amanah S dan Farmayati N. 2013. Pemberdayaan Sosial Petani-Nelayan, Keunikan Agroekosistem dan
Daya Saing. Bogor: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Bahan Ajar Materi Drs. Syamsuddin, M.Pd, Ir. Dahlan, MM, Petrus Mangun Malen, S.ST., M.Si Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa.

Ibu marina wenni sebagai PPL Kelurahan Bontomanai Kecamatan Banto Marannu Kab. Gowa Tahun
2016.

Setiana L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia.

Yustina I. 2003. Pengertian Perencanaan Program Penyuluhan. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai