● Urutan pilihan yang tercermin dalam skala prioritas. Semua tindakan yang
dirumuskan tentu tidak dapat dilakukan secara sekaligus, tetapi
berdasarkan urutan prioritas yang ditentukan dengan berbagai
pertimbangan seperti tingkat kemendesakan, tingkat kepentingan, dan
ketersediaan sumber daya;
a. c.
Perencanaan Perencanaan
Makro Regional
b. d.
Perencanaan Perencanaan
Sektoral Mikro
5. Manfaat Perencanaan
Menurut Friedmann, perencanaan akan Beberapa manfaat perencanaan dapat
berhadapan dengan problem mendasar, dikemukakan sebagai berikut.
yakni bagaimana teknis pengetahuan
perencanaan yang efektif dalam
a. Sebagai informasi keputusan yang tepat untuk
menginformasikan aksi-aksi publik. Atas
dilakukan.
dasar tersebut, perencanaan didefinisikan
sebagai komponen yang menghubungkan b. Sebagai panduan kegiatan dan monitoring.
antara pengetahuan dengan aksi/tindakan
dalam wilayah publik. Pada prinsipnya. c. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap
Friedmann menyatakan perencanaan harus usul/saran penyempurnaan yang "baru".
bertujuan untuk kepentingan masyarakat
d. Sebagai dasar monitoring dan evaluasi.
banyak." Perencanaan juga merupakan
pekerjaan yang menyangkut wilayah publik e. Sebagai rantai koordinasi.
maka komitmen seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) yang terlibat f. Sebagai inventarisasi kebutuhan.
sangat dibutuhkan, sehingga hasil
g. Sebagai alat untuk mencocokan perencanaan,
perencanaan dapat dibuktikan dan
pelaksanaan, hasil atau perencanaan, pengembangan
dirasakan manfaatnya dan kesejahteraan.
B
Teori Perencanaan
1. Perencanaan Rasional Komprehensif
(Sinoptik)
Model perencanaan rasional komprehensif adalah
model perencanaan secara menyeluruh, yang
berarti mempunyai skala luas, dengan pengambilan
keputusan yang kompleks. Model ini memandang
bahwa perencanaan ditetapkan untuk mencapai
tujuan dalam jangka panjang. Perencanaan ini
hanya menganggap satu tujuan bersama meskipun
yang tergolong ke dalam kepentingan itu hanya
minoritas. Kelompok minoritas diasumsikan
mewakili kelompok mayoritas. Itulah sebabnya,
model ini memerlukan langkah-langkah yang riil
mulai dari proses mengidentifikasi masalah hingga
sampai pada perumusan kebijakan dan program
bahkan sampai pada kegiatan.
Unsur-unsur dalam model rasional komprehensif,
yaitu sebagai berikut.
Model inkremental pada hakikatnya memandang perencanaan yang merupakan bagian proses kebijakan publik
sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah di masa lampau dengan
hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya.
Analisis dengan model incremental ini memberikan jalan yang berbeda dengan rasional-komprehensif (sinoptis).
Analisis model ini menawarkan kemudahan dalam analisis karena tidak perlu melakukan analisis secara
cermat dan teliti, cukup melihat kebijakan yang telah ada kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang
terus berubah.
Perencanaan inkremental mempunyai cakupan yang lebih sempit dan terjangkau, sehingga tidak dikategorikan
sebagai model perencanaan yang ambisius, berkhayal, dan tidak efisien sebagaimana halnya model
perencanaan komprehensif. Penganut aliran inkremental sesungguhnya mempunyai tiga tujuan, yaitu sebagai
berikut.
a. Analisis strategis, yaitu setiap upaya untuk menyederhanakan masalah kebijakan yang kompleks.
b. Incrementalism terputus-putus, yakni analisis dilakukan tanpa penetapan tujuan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif
dan menyederhanakan data yang kompleks.
c . Incrementalism sederhana, yaitu alternatif yang dipilih hanya sedikit berbeda dari status quo.
Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya ketiga tujuan tersebut menjadi kabur.
3. Perencanaan Advokasi
Pengertian advokasi sangat beragam tergantung dari siapa yang melakukan
advokasi dan perspektif yang digunakan. Akan tetapi, dari berbagai pengertian
tersebut terdapat benang merah yang sama dalam tujuannya, yaitu mewujudkan
perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara-cara yang demokratis
b. Advokasi merupakan segenap aktivitas pengerahan sumber daya yang ada untuk
membela, memajukan, bahkan mengubah tatanan untuk mencapai tujuan yang lebih
baik sesuai keadaan yang diharapkan. Advokasi dapat berupa upaya hukum formal
(litigasi) maupun di luar jalur hukum formal (nonlitigasi).
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk dapat menghubungkan proses
perencanaan dengan proses pengendalian dalam suatu organisasi. Karena keterbatasan
sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi, tidaklah cukup bagi organisasi jika
hanya membuat atau merumuskan tujuan, tetapi organisasi juga harus menyusun
perencanaan untuk mencapainya. Keterbatasan sumber daya yang akan dibutuhkan.
1. Sejak awal penyusunan rencana, besaran sumber daya finansial atau pagu anggaran indikatif sudah
diketahui sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembahasan di Musrenbang desa, kecamatan,
forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota dan Provinsi.
2. Prioritas kegiatan untuk setiap SKPD sudah sama formasinya sejak dari hasil RKPD, Renja SKP, hingga
rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD.
3. RKPD dan Rencana Kerja yang disusun berdasarkan hasil Musrenbang Kabupaten/Kota atau Provinsi
serta hasil forum SKPD mejadi rujukan utama dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan umum
APBD serta prioritas dan plafon anggaran SKPD.
4. DPRD ataupun pemerintah daerah memahami bahwa pengawalan dan konsistensi prioritas kegiatan
hasil perencanaan partisipasi sewaktu melaksanakan kegiatan penganggaran diperlukan.
5. Output setiap tahapan dalam proses penganggaran dapat diakses oleh setiap peserta perencanaan
partisipasi. Setiap inkosistensi materi dengan hasil perencanaan partisipasi wajib disertai dengan
penjelasan resmi dari pemerintah dan/atau DPRD (Asas transparansi dan Akuntabilitas dalam good
governance).
Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pembangunan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa pembangunan dilaksanakan
berdasarkan suatu sistem perencanaan pembangunan yang merupakan satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. tentang
Keuangan Negara disebutkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan akan
menimbulkan hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. Dengan
kata lain, penyelenggaraan pemerintahan termasuk pembangunan di
dalamnya membutuhkan sejumlah anggaran untuk membiayainya.
Analisis dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memberikan
gambaran kepada kita antara lain tentang bagaimana: