Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 1

DWI NUR ROCHMAD SUMARSONO (202030147)


MIKE TAHITU (202030230)
MUHAMMAD SHIDQI FEDAYEEN (202030187)
SAID M HENTIHU (202030342)
ISNAWATI LA UNDI (202030049)
MARLIN LUANMASSA (202130373)
Kelompok 1

Perencanaan dan Penganggaran


Perencanaan dan Penganggaran

A Konsep perencanaan B Teori


Perencanaan

C Konsep Penganggaran D Keterkaitan


Penganggaran dan
Perencanaan
A
Konsep perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan menurut Abe adalah susunan (rumusan) sistematik mengenai
langkah-langkah yang akan dilakukan di masa depan dengan didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang saksama atas potensi, faktor-
faktor eksternal, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu.

Bintoro Tjokroamidjojo mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara


bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maksimum output) dengan
sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.? Selanjutnya
dikatakan bahwa perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan
dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.

Diana Conyers dan Hills dalam bukunya An Introduction to Development


Planning in the Third Word mendefinisikan perencanaan sebagai proses
yang kontinu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk
menggunakan sumber daya yang ada dengan sasaran untuk mencapai
tujuan tertentu di masa mendatang.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia. Dari pengertian itu, setidaknya ada tiga kata kunci di dalam suatu
perencanaan, yaitu:

● Tindakan masa depan yang dituangkan ke dalam berbagai kebijakan,


program, dan kegiatan yang dirumuskan berdasarkan data-data yang
akurat dan relevan yang diasumsikan akan menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dihadapi;

● Urutan pilihan yang tercermin dalam skala prioritas. Semua tindakan yang
dirumuskan tentu tidak dapat dilakukan secara sekaligus, tetapi
berdasarkan urutan prioritas yang ditentukan dengan berbagai
pertimbangan seperti tingkat kemendesakan, tingkat kepentingan, dan
ketersediaan sumber daya;

● Sumber daya yang tersedia. Inti perencanaan adalah mengelola konflik


antara kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
2. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam
proses pembangunan sebelum diimplementasikan.
Perencanaan merupakan hal penting karena untuk
menyesuaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan
dengan sumber daya yang ada serta berbagai alternatif lain
yang mungkin diperlukan. Kemudian, apa dan bagaimana
sebenarnya perencanaan pembangunan itu? Berbagai
pengertian telah diberikan terhadap istilah perencanaan
pembangunan. Penyusunan perencanaan pembangunan di
Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Perencanaan pembangunan dalam undang-undang tersebut
diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia..
3. Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan daerah di Indonesia merupakan satu Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
penyusunan perencanaan pembangunan
Artinya bahwa pembangunan yang dilaksanakan di daerah
tidak terlepas dari konsep rencana pembangunan nasional, daerah adalah bahwa perencanaan
sehingga dalam menyusun program pembangunan daerah tetap pembangunan daerah harus:
mengacu kepada rencana pembangunan nasional, baik rencana
pembangunan jangka panjang maupun menengah. Pendekatan a. merupakan satu kesatuan dalam sistem
yang digunakan dalam penyusunan perencanaan pembangunan perencanaan pembangunan nasional;
daerah menggunakan kombinasi pendekatan politik,
teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top down) dan bawah-atas b. dilakukan pemerintah daerah bersama dengan para
(bottom up). pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
kewenangan masing-masing,
Perencanaan pembangunan merupakan tugas pokok dalam
administrasi atau manajemen pembangunan perencanaan c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan
diperlakukan karena kebutuhan pembangunan lebih besar dari rencana pembangunan daerah,
pada sumber daya yang tersedia .melalui perecnaaan ini
dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang
efektif yang dapat memberi hasil yang optimal dalam dimiliki masing- masing daerah sesuai dinamika
pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mengembangkan perkembangan daerah dan nasional.
potensi yang ada.
Lincolin Arsyad mengelompokkan perencanaan pada enam aspek berikut.

a. Perencanaan b. Perencanaan c. Perencanaan


berdasarkan berdasarkan berdasarkan alokasi
jangka waktu sifat sumber daya

d. Perencanaan e. Perencanaan f. Perencanaan


berdasarkan berdasarkan berdasarkan cara
berdasarkan tingkat sistem ekonomi pelaksanaan
keluwesan atau
fleksibilitas
4. Jenis Perencanaan
Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari:

a. c.
Perencanaan Perencanaan
Makro Regional

b. d.
Perencanaan Perencanaan
Sektoral Mikro
5. Manfaat Perencanaan
Menurut Friedmann, perencanaan akan Beberapa manfaat perencanaan dapat
berhadapan dengan problem mendasar, dikemukakan sebagai berikut.
yakni bagaimana teknis pengetahuan
perencanaan yang efektif dalam
a. Sebagai informasi keputusan yang tepat untuk
menginformasikan aksi-aksi publik. Atas
dilakukan.
dasar tersebut, perencanaan didefinisikan
sebagai komponen yang menghubungkan b. Sebagai panduan kegiatan dan monitoring.
antara pengetahuan dengan aksi/tindakan
dalam wilayah publik. Pada prinsipnya. c. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap
Friedmann menyatakan perencanaan harus usul/saran penyempurnaan yang "baru".
bertujuan untuk kepentingan masyarakat
d. Sebagai dasar monitoring dan evaluasi.
banyak." Perencanaan juga merupakan
pekerjaan yang menyangkut wilayah publik e. Sebagai rantai koordinasi.
maka komitmen seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) yang terlibat f. Sebagai inventarisasi kebutuhan.
sangat dibutuhkan, sehingga hasil
g. Sebagai alat untuk mencocokan perencanaan,
perencanaan dapat dibuktikan dan
pelaksanaan, hasil atau perencanaan, pengembangan
dirasakan manfaatnya dan kesejahteraan.
B
Teori Perencanaan
1. Perencanaan Rasional Komprehensif
(Sinoptik)
Model perencanaan rasional komprehensif adalah
model perencanaan secara menyeluruh, yang
berarti mempunyai skala luas, dengan pengambilan
keputusan yang kompleks. Model ini memandang
bahwa perencanaan ditetapkan untuk mencapai
tujuan dalam jangka panjang. Perencanaan ini
hanya menganggap satu tujuan bersama meskipun
yang tergolong ke dalam kepentingan itu hanya
minoritas. Kelompok minoritas diasumsikan
mewakili kelompok mayoritas. Itulah sebabnya,
model ini memerlukan langkah-langkah yang riil
mulai dari proses mengidentifikasi masalah hingga
sampai pada perumusan kebijakan dan program
bahkan sampai pada kegiatan.
Unsur-unsur dalam model rasional komprehensif,
yaitu sebagai berikut.

a. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah


tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain
atau setidaknya nilai sebagai masalah-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain.
b. Tujuan, nilai, atau saran yang mendasari keputusan amat
jelas dan dapat diterapkan peringkatnya sesuai dengan
urutan kepentingannya.
c. Teliti secara saksama berbagai alternatif untuk
memecahkan masalah tersebut.
d. Teliti akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan
oleh setiap alternatif yang dipilih.
e. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang
menyertainya dapat diperbandingkan dengan alternatif lain
yang ada.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif dan akibat
akibat yang dapat memaksimalkan tercapainya tujuan, nilai
atau sasaran yang telah ditentukan.
2. Perencanaan Inkremental

Model inkremental pada hakikatnya memandang perencanaan yang merupakan bagian proses kebijakan publik
sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah di masa lampau dengan
hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya.
 
Analisis dengan model incremental ini memberikan jalan yang berbeda dengan rasional-komprehensif (sinoptis).
Analisis model ini menawarkan kemudahan dalam analisis karena tidak perlu melakukan analisis secara
cermat dan teliti, cukup melihat kebijakan yang telah ada kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang
terus berubah.

Perencanaan inkremental mempunyai cakupan yang lebih sempit dan terjangkau, sehingga tidak dikategorikan
sebagai model perencanaan yang ambisius, berkhayal, dan tidak efisien sebagaimana halnya model
perencanaan komprehensif. Penganut aliran inkremental sesungguhnya mempunyai tiga tujuan, yaitu sebagai
berikut.
 
a. Analisis strategis, yaitu setiap upaya untuk menyederhanakan masalah kebijakan yang kompleks.
 
b. Incrementalism terputus-putus, yakni analisis dilakukan tanpa penetapan tujuan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif
dan menyederhanakan data yang kompleks.
 
c . Incrementalism sederhana, yaitu alternatif yang dipilih hanya sedikit berbeda dari status quo.
Namun demikian, dalam perkembangan selanjutnya ketiga tujuan tersebut menjadi kabur.
 
3. Perencanaan Advokasi
Pengertian advokasi sangat beragam tergantung dari siapa yang melakukan
advokasi dan perspektif yang digunakan. Akan tetapi, dari berbagai pengertian
tersebut terdapat benang merah yang sama dalam tujuannya, yaitu mewujudkan
perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara-cara yang demokratis

~ Pengertian dalam sifat yang kontekstual


advokasi dapat didefinisikan sebagai proses
melobi untuk mempengaruhi pembuat
kebijakan.
Advokasi sebenarnya tidak memiliki
definisi yang baku. Pengertian advokasi selalu
berubah-ubah sepanjang waktu tergantung
pada keadaan, kekuasaan, dan politik pada
suatu kawasan tertentu. Advokasi sendiri dari
segi bahasa adalah pembelaan
Ada beberapa pengertian dan penjelasan terkait dengan definisi advokasi,
yaitu sebagai berikut..
 
a. perubahan-perubahan secara sistematis dalam menyikapi suatu kebijakan, regulasi,
atau pelaksanaannya (Meuthia Ganier)

b. Advokasi merupakan segenap aktivitas pengerahan sumber daya yang ada untuk
membela, memajukan, bahkan mengubah tatanan untuk mencapai tujuan yang lebih
baik sesuai keadaan yang diharapkan. Advokasi dapat berupa upaya hukum formal
(litigasi) maupun di luar jalur hukum formal (nonlitigasi).

c. .Advokasi adalah usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan


mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju
(incremental) (Mansour Faqih).

d. Advokasi berkaitan dengan rakyat, terutama mereka yang terpinggirkan (Vallerie


Miller, 1997).

e. Advokasi adalah membangun organisasi-organisasi demokratis yang kuat untuk


membuat para penguasa bertanggung jawab dan berkaitan dengan peningkatan
kapasitas dan pengertian rakyat tentang bagaimana kekuasaan bekerja (Jane Covey,
2005).

Istilah advokasi merujuk kepada dua pengertian, yaitu, pertama, pekerjaan


atau profesi dari seorang advokat, dan kedua, perbuatan atau tindakan
BAGAN ARUS KERJA ADVOKASI BAGAN PROSES ADVOKASI
TERPADU

Keberadaan perencanaan advokasi telah membebaskan perencana dari posisi kepentingan


publik secara komprehensif. Perencanaan advokasi menyebar luas dan cepat khususnya di
daerah perkotaan (Hurley, 1999).
 
4. Perencanaan Radikal
Paradigma pemikiran perencanaan cenderung berkembang tidak hanya memerhatikan teori dan
pola pikir yang ada. Hal ini karena perkembangan dan perubahan permasalahan yang tinggi.
Topik dan tema permasalahan pembangunan selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengan
demikian, teori dan pola yang ada sering tidak selaras dengan perubahan perkembangan
permasalahan tersebut. Oleh karena itu, muncul pendekatan-pendekatan berikut yang sangat
kontekstual dan praktis terhadap permasalahan yang dihadapi.
 
Pemikiran radikal adalah sebuah pemikiran yang
bersifat fundamental terdahap akar permasalahan yang
dihadapi, biasanya bertentangan dengan pemikiran
tradisional atau konvensional karena dianggap
membelenggu kebebasan untuk mengembangkan
pemikiran secara kontekstual.

Paradigma perencanaan ini bersifat emansipatoris,


pluralistis, dan kontemporer."
5. Perencanaan Transaktif
Pendekatan perencanaan transaktif berfokus
pada keutuhan pengalaman kehidupan
masyarakat tentang masalah kebijakan yang
harus ditangani. Hal ini berarti perencanaan
berbasis pada pengalaman masyarakat
semata. Dengan kata lain, perencanaan yang
didasarkan pada keadaan riil yang
sesungguhnya dihadapi masyarakat. Oleh
karena itu perencanaan tidak dilakukan
berdasarkan target komunitas anonim Perencanaan traksaktif juga mengacu pada evolusi
penerima manfaat, tetapi dalam kontak tatap lembaga dosentralisasi yang membantu orang
muka dengan masyarakat yang dipengaruhi mengambil kontrol dari proses sosial yang
oleh keputusan. Perencanaan yang di susun mengatur kesejahteraan mereka. Perencanaan
kurang mengacu pada survei lapangan dan tidak dilihat sebagai operasi yang terpisah dari
analisis data, tetapi lebih ditekankan pada bentuk-bentuk tindakan sosial, tetapi lebih sebagai
dialog antar orang. Jadi para perencana betul- proses yang tertanam dalam evolusi ide-ide secara
betul mengantarkan sumber daya secara terus menerus melalui tindakan.
langsung kepada masyarakat yang
membutuhkan.
C
Konsep Penganggaran
Anggaran adalah pedoman kerja dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi di masa
yang akan datang, serta merupakan komponen sentral akuntansi manajemen dalam
sektor publik untuk kegiatan planning, coordinating, organizing dan controlling.

Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk dapat menghubungkan proses
perencanaan dengan proses pengendalian dalam suatu organisasi. Karena keterbatasan
sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi, tidaklah cukup bagi organisasi jika
hanya membuat atau merumuskan tujuan, tetapi organisasi juga harus menyusun
perencanaan untuk mencapainya. Keterbatasan sumber daya yang akan dibutuhkan.

Anggaran merupakan sebuah instrumen pemerintah dalam menyelenggarakan roda


pemerintah. Kebijakan suatu pemerintah membutuhkan sumber daya berupa alokasi
anggaran yang tertuang dalam APBD. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 yang kemudian diganti dengan peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59
Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
yang menyatakan bahwa sistem anggaran
Kebijakan turunan dari undang-undang Nomor 17
yang digunakan adalah anggaran berbasis Tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah
kinerja, perencanaan dan penyusunan peraturan pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005
anggaran harus berdasarkan perencanaan tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
indikator kinerja. Indikator kinerja
merupakan tolak ukur dan target kinerja Peraturan pemerintah ini menyebutkan asas
input (masukan), output (keluaran), outcome umum pengelolaan keuangan daerah pada Pasal 4
(hasil), dan impact (dampak) yang
dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan
yang menyatakan: Keuangan daerah dikelola
pembangunan. Dalam pasal 3 ayat 4, secara tertib, taat pada peraturan perundangan,
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 efisien, ekonomis dan efektif, transparan dan
disebutkan bahwa APBN/APBD mempunyai bertanggung jawab dengan memerhatikan asas
enam fungsi berikut keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk
● Fungsi otorisasi. masyarakat.
● Fungsi perencanaan.
● Fungsi pengawasan.
● Fungsi alokasi. Kebijakan turunan berikutnya bersifat teknis,
● Fungsi distribusi. yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
● Fungsi stabilisasi. tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
D
Keterkaitan
Penganggaran dan
Perencanaan
Anggaran memiliki peranan penting dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi
aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah. Karena anggaran memiliki kedudukan
penting, suatu unit pemerintah harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya,
sehingga dapat diperbandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta
melakukan tindak lanjut perbaikan.
Perencanaan sebagai acuan bagi penganggaran pada dasarnya adalah proses untuk
menyusun rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk suatu jangka waktu
tertentu.
Upaya untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran
perlu memerhatikan hal-hal berikut ini.

1. Sejak awal penyusunan rencana, besaran sumber daya finansial atau pagu anggaran indikatif sudah
diketahui sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembahasan di Musrenbang desa, kecamatan,
forum SKPD dan Musrenbang Kabupaten/Kota dan Provinsi.

2. Prioritas kegiatan untuk setiap SKPD sudah sama formasinya sejak dari hasil RKPD, Renja SKP, hingga
rencana kerja dan anggaran (RKA) SKPD.

3. RKPD dan Rencana Kerja yang disusun berdasarkan hasil Musrenbang Kabupaten/Kota atau Provinsi
serta hasil forum SKPD mejadi rujukan utama dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan umum
APBD serta prioritas dan plafon anggaran SKPD.

4. DPRD ataupun pemerintah daerah memahami bahwa pengawalan dan konsistensi prioritas kegiatan
hasil perencanaan partisipasi sewaktu melaksanakan kegiatan penganggaran diperlukan.

5. Output setiap tahapan dalam proses penganggaran dapat diakses oleh setiap peserta perencanaan
partisipasi. Setiap inkosistensi materi dengan hasil perencanaan partisipasi wajib disertai dengan
penjelasan resmi dari pemerintah dan/atau DPRD (Asas transparansi dan Akuntabilitas dalam good
governance).
Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pembangunan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa pembangunan dilaksanakan
berdasarkan suatu sistem perencanaan pembangunan yang merupakan satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. tentang
Keuangan Negara disebutkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan akan
menimbulkan hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. Dengan
kata lain, penyelenggaraan pemerintahan termasuk pembangunan di
dalamnya membutuhkan sejumlah anggaran untuk membiayainya.
Analisis dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memberikan
gambaran kepada kita antara lain tentang bagaimana:

konsistensi antara struktur anggaran komitmen pemerintah


perencanaan dan pemerintah, dari terhadap berbagai
kebijakan mana sumber- permasalahan yang
anggaran. sumber penerimaan dihadapi oleh
warganya.
--THANK
YOU--

Anda mungkin juga menyukai