Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH & KOTA

JURUSAN SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Pendekatan dalam
Proses Perencanaan
pendekatan
cara pandang atau cara mendekati suatu permasalahan
dalam perencanaan

Beberapa pendekatan perencanaan adalah:


RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING

DISJOINT INCREMENTAL APPROACH


(TERPILAH)

MIXED SCANNING

ADVOCACY PLANNING

STRATEGIC PLANNING
RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING

 Rasionalitas dalam proses perencanan diartikan sebagai


penggunaan pendekatan ilmiah dalam menganalisis dan
memecahkan masalah

 Komprehensif berarti menyeluruh

 Karena pendekatan rational comprehensive planning ingin


mencakup masalah yang dihadapi secara menyeluruh
(komprehensif), maka perencana (ahli/pakar) dianggap
mampu “mengetahui semua hal” termasuk antara lain:
keinginan masyarakat, semua kemungkinan alternatif yang
ada, ketidakpastian dan konsekuensi dari setiap alternatif
rencana.
RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING
Karakteristik dan Proses Penyusunan Rencana Komprehensif pada
umumnya

 Perencanan komprehesif mencakup seluruh bagian wilayah dan


analisisnya dilakukan terhadap seluruh aspek kehidupan perkotaan
(kependudukan, perekonomian, sosial, transportasi, guna lahan, dan
sebagainya)
 Jangka panjang (long range planning)  20 sampai 25 tahun ke masa
depan
 Berdasar keahlian maka (hanya) dilakukan oleh tim pakar yang
beranggotakan juga pada ahli perencanaan (tanpa melibatkan peran serta
masyarakat)
 Terjadi kecenderungan untuk memperlakukan semua hal itu sama
pentingnya, dan tidak ada prioritas terhadap suatu masalah atau isu-isu
tertentu saja
 Proses perencanaan komprehensif pada umumnya dilakukan secara
sekuensial (urut)
RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING
Karakteristik dan Proses Penyusunan Rencana Komprehensif pada
umumnya

 Bila dijelaskan secara minimal, proses perencanaan ini mencakup tiga


langkah, yaitu: pengumpulan dan pengolahan data, analisis, dan
penyusunan rencana

Pengumpulan dan

PERENCANAAN
Pengolahan Data

Analisis

Penyusun Rencana

IMPLEMENTASI
RENCANA
RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING
Kritik terhadap Perencanaan Komprehensif

 Salah satu kritik ahli yang melontarkan kritik terhadap pendekatan


perencanaan komprehensif adalah Altshuler.
 Altshuler mengkritik perencanaan komprehensif dari aspek teknis dan
politis
Aspek teknis
Tidak mungkin perencana “serba tahu”, dalam arti untuk melakukan
perencanaan yang kompehensif diperlukan pengetahuan dan informasi
yang sangat banyak. Perencana tidak akan mampu mengembangkan
semua kemungkinan alternatif rencana, karena kemampuan manusia
hanya terbatas.
Aspek politis
Tidak mungkin perencanaan mampu mengetahui secara pasti keinginan
masyarakat yang pada kenyataannya beragam. Masyarakat harusnya
dilibatkan dalam perencanaan lewat konsensus karena adanya
keragaman pendapat. Dalam hal pendapat masyarakat, kadang berubah
karena pengaruh berubahnya situasi politik
RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING
Pelaku dalam Proses Perencanaan Komprehensif

 Yang mendominasi proses perencanaan komprehensif adalah


para pakar perencanaan (berbagai bidang yang bekerja secara
tim)
 Pemerintah merupakan pihak yang memberi tugas kepada para
pakar tersebut dan memberi arahan di awal proses serta
keputusan di akhir proses, sebelum dibawa ke para wakil rakyat
(DPRD) untuk proses pengesahan menjadi peraturan daerah
 Masyarakat merupakan pihak yang berpartisipasi relatif terbatas
dalam proses perencanaan komprehensif (yang didominasi oleh
peran para pakar tersebut). Biasanya peran masyarakat dalam
proses ini terbatas hanya memberi masukan dan aspirasi, yaitu
pada tahap pengumpulan data, dan pada tahap draft rencana
dipaparkan dalam suatu diskusi atau seminar dengan
masyarakat
DISJOINT INCREMENTAL APPROACH
 Pengertian
Suatu kerangka pendekatan yang hanya memilih di antara
rentang alternatif yang terbatas dan hanya berbeda/berubah
sedikit dari kebijaksanaan yang ada.

 Asumsi Pendekatan Inkrimental


 Menolak kemungkinan terjadinya konsensus dalam isu
perencanaan yang luas (berorientasi pada rentang alternatif
yang terbatas)
 Konsensus sangat sulit dicapai dan kemungkinan yang
terjadi hanya pada usulan-usulan yang menghendaki
perubahan yang inkrimental (bertambah secara sedikit demi
sedikit dan teratur)
 Membutuhkan suatu perencanaan yang terdesentralisasi
DISJOINT INCREMENTAL APPROACH

 Permasalahan yang dihadapi oleh produk perencanaan


terpilah:
 Karena kurang berwawasan menyeluruh serta kurang
berwawasan sistem maka sering terjadi dampak atau
masalah ikutan yang tidak terduga sebelumnya
 Hanya merupakan usaha penyelesaian jangka pendek
yang kurang mengkaitkan dengan sasaran dan tujuan
jangka panjang
 Suatu produk perencanaan terpilah hanya merupakan
upaya perencanaan untuk menyelesaikan masalah secara
“tambal sulam” yang bersifat penyelesaian sementara
sehingga harus dilakukan secara terus menerus.
Kenyataan ini telah dinilai sebagai hal yang tidak efisien
MIXED SCANNING
 Pengertian
Suatu kerangka pendekatan yang berupa kombinasi dari
komprehensif rasionalistik yang menekankan pada pelaksanaan
yang analitik, penelitian dan pengumpulan data yang
menyeluruh dan inkrimental yang menitik beratkan pada tugas
interaksional untuk mencapai konsensus pada perubahan yang
terbatas

 Asumsi Pendekatan Mixed Scanning


 Membolehkan terjadinya konsensus dalam setiap isu yang
dihadapi
 Untuk mengarahkan kebijaksanaan umum sebaiknya ditangani
secara terpusat
 Untuk rancangan program yang efisien lebih efektif untuk
dilaksanakan oleh mekanisme perencanaan yang
desentralistik
MIXED SCANNING

 Pendekatan ini mempunyai ciri:


1. Dilatarbelakangi oleh wawasan yang menyeluruh serta
memfokuskan pada unsur/subsistem yang diprioritaskan
2. Terdapat ramalan mendalam tentang unsur-unsur yang
diprioritaskan dengan dilandasi oleh ramalan sekilas tentang
lingkup menyeluruh dan wawasan sistem
3. Proses komunikasi dan konsultasi yang menerus baik
dengan masyarakat atau dengan pihak yang berkepentingan
dalam setiap tahapan perencanaan

 Kritik terhadap pendekatan ini


Kemungkinan terjadinya kemelesetan ramalan khususnya yang
menyangkut tujuan jangka panjang sebab hanya didukung oleh
hasil scanning
ADVOKASI/TRANSAKTIF

 Suatu badan perencanaan tidak mungkin untuk mewakili


kebutuhan masyarakat yang beragam
 Perencanaan harus memperjuangkan kepentingan-
kepentingan berbagai kelompok masyarakat
 Davidoff mengajak untuk bergeser dari perencanaan fisik
tradisional yang menghasilkan tata guna lahan kepada
perencanaan sosial ekonomi yang lebih menyuarakan
kepentingan masyarakat yang beragam, bergeser dari
perencaan oleh teknokrat yang konservatif tahun 1950-an ke
perencanaan sosial yang berhubungan dan peduli pada
masyarakat dari tahun 1960-an
ADVOKASI/TRANSAKTIF
 Pengertian
Suatu kerangka pendekatan yang menitik beratkan pada
proses sosial yang tidak terlalu dengan penyusunan
rencana, melainkan lebih memperhatikan perubahan terarah
yang sedang berlangsung dimana tujuan dan cara secara
terus menerus disesuaikan dengan keinginan stake holder

 Asumsi Pendekatan Advokasi/Transaktif


 Suatu perencanaan dimana sel-sel kecil yng
terdesentralisasi menciptakan interaksi tatap muka (face to
face) yang bermakna antara perencana (mentor/ fasilitator)
dengan klien (masyarakat)
 Konsensus yang sifatnya luas di antara sel-sel tersebut
tidak diperlukan dalam pelaksanaan.
 Masyarakatnya relatif homogen
PERENCANAAN STRATEGIS
 Perencanaan strategis (strategic planning) pertama kali berasal dari bidang
militer, kemudian dibawa ke bidang bisnis perusahaan
 Pada awal tahun 1980-an muncul ide untuk menerapkan perencanaan
strategis ke organisasi publik dan nirlaba, dan kemudian diterapkannya ke
pemerintah daerah (local government)
 Perencanaan strategis sebagai suatu proses yang sistematis yang disetujui
organisasi dan bersama pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders)
membangun komitmen/kesepakatan terkait penentuan prioritas-prioritas
yang penting untuk menjalankan misi dan responsif/tanggap terhadap
lingkungannya
Visi, Misi, dan Tujuan
Posisi yang
Posisi saat ini ISU-ISU STRATEGIS diinginkan di masa
depan
Perumusan strategi Implementasi strategi
Cara untuk mencapai
posisi di masa depan
PERENCANAAN STRATEGIS
Karakteristik dan Proses Penyusunan Rencana Straegis pada umumnya

 Perencanaan strategis dapat diterapkan pada organisasi, komunitas, dan


wilayah
 Proses perencanan strategis didominasi oleh kesepakatan para pemangku
kepentingan atau stakeholders lewat partisipasi yang luas (bandingkan
dengan perencanaan komprehensif yang didominasi oleh keahlian para
pakar/perencana)
 Pada dasarnya perencanaan strategis hanya memprediksi sampai 3-5
tahun ke depan, karena percaya bahwa lingkungan masa depan bersifat
dinamis, dan tidak mungkin diprediksikan (unpredictable), juga karena
faktor kompetisi yang tinggi mendorong untuk perencanaan bersifat lebih
fleksibel dalam mengubah strategi di masa depan
 Dengan mempertimbangkan antara lain ketersediaan dan alokasi
sumberdaya yang ada, maka perencanaan strategis memilih prioritas
tertentu yang antara lain berupa penetapan isu-isu strategis (berdasarkan
kesepakatan para pemangku kepentingan). Tidak semua isu akan diatasi,
tapi hanya isu-isu yang diprioritaskan saja akan ditangani dalam masa
perencanaan
PERENCANAAN STRATEGIS
Karakteristik dan Proses Penyusunan Rencana Strategis pada
umumnya

 Kajian lingkungan eksternal lebih luas mencapai hal-hal atau


tempat/pihak/wilayah yang membawa peluang dan ancaman bagi
lingkungan internal kita
 Perencanaan strategis mempunyai unsur-unsur khas, yaitu: visi, misi, isu-
isu strategis dan strategi (unsur-unsur ini tidak ditemukan dalam
perencanaan komprehensif pada umumnya)
 Perencanaan strategis lebih berorientasi menuju ke tindakan, hasil, dan
implementasi; dengan kata lain, perencanaan strategis lebih terkait dengan
pengambilan keputusan publik
 Mengingat perkembangan lingkungan yang dinamis, maka rencana
strategis harus fleksibel, dalam arti harus dapat diubah setiap saat bila
diperlukan
PERENCANAAN STRATEGIS
Karakteristik dan Proses Penyusunan Rencana Strategis pada
umumnya

Penetapan Visi, Misi, dan Nilai

Analisis Lingkungan Analisis Lingkungan


Internal Eksternal

Penetapan Isu-Isu Strategis

Perumusan Strategis
PERENCANAAN
STRATEGIS
IMPELEMENTASI
Penyusunan Program & RENCANA
Kegiatan dan Anggaran

Implementasi Program & Kegiatan


PERENCANAAN STRATEGIS
Unsur-Unsur Proses Perencanaan Strategis

 Visi. Visi menyatakan gambaran akan “seperti apa” kita di masa


depan, “seperti apa” kondisi yang kita ingin capai di masa depan
 Misi. Hal-hal yang kita kerjakan, secara garis besar, untuk
mencapai visi. Misi, dijabarkan lebih rinci menjadi strategi
 Nilai (values). Ukuran-ukuran yang kita yakini perlu kita pegang
karena mengandung kebenaran dan kita perlukan untuk
menjalankan misi kita, misal: ukuran-ukuran yang kita yakini
perlu kita pegang karena mengandung kebenaran dan kita
perlukan untuk menjalanjan misi kita, missal: kebersamaan, rasa
memiliki, responsif, konsisten, inovatif, beretika, dan sebagainya
 Analisis lingkungan eksternal: mengkaji peluang
(opportunities) dan ancaman/tantangan (threats) dari lingkungan
di luar wewenang kita (di luar yurisdiksi)
PERENCANAAN STRATEGIS
Unsur-Unsur Proses Perencanaan Strategis

 Analisis lingkungan internal. mengkaji peluang (opportunities)


dan ancaman/tantangan (threats) dari lingkungan di dalam
wewenang kita (di luar yurisdiksi)
 Isu-isu srategis. Hal atau masalah utama yang disepakati untuk
diprioritaskan
 Strategi. “pilar-pilar cara” atau langkah-langkah sebagai bagian
dari menjalankan misi untuk mencapai visi. Strategi lebih lanjut
dijabarkan ke program-program dan program dijabarkan ke
kegiatan/tindakan-tindakan
TUGAS INDIVIDU

 Buatlah tulisan singkat (2-4 halaman), dengan


tema:
 Studi kasus pendekatan perencanaan di Indonesia
(boleh dari Nasionallingkup RT/RW)
1. Komprehensif Rasional
2. Inkrimental
3. Mixed Scanning
4. Advokasi
5. Strategis
Bisa salah satu pendekatan tersebut, atau
gabungan dari beberapa pendekatan
 Ukuran kertas A4. Huruf Times New Roman 12

Anda mungkin juga menyukai