Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEORI PERENCANAAN

“Teori Perencanaan Generasi Pertama: Perencanaan Rasionalistik-Komprehensif”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Teori Perencanaan


(TKP 509)

Disusun oleh:
Nama : Alfisyahrin
NIM : 21040116120032
Kelas :A

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
TEORI PERENCANAAN GENERASI PERTAMA: PERENCANAAN
RASIONALISTIK-KOMPREHENSIF

Latar Belakang
Sejarah panjang teori perencanaan penuh dengan beragam model teori yang berbeda,
beberapa diantaranya telah berubah dan bekembang bahkan menghliang. Pada dasarnya teori
perencanaan terbagi dalam tiga garis besar yaitu teori perencanaan generasi pertama yang
berbicara tentang rasionalitas instrument atau teknis, generasi kedua yang berfokus pada
pengertian perencanaan secara komunikatif dan partisipatif, serta generasi ketiga yang mulai
fokus pada konten perencanaan itu sendiri. Meskipun mulai dianggap tidak relevan dengan
perkembangan dunia khususnya di berbagai negara maju, teori perecanaan generasi pertama
ini menjadi teori dasar yang digunakan dalam RUTRK.
Perkembangan teori serta praktik perencanaan kota selalu mengalami perkembangan
dari masa-masa ke masa. Perencanaan komprehensif menjadi salah satu teori yang banyak
digunakan di Indonesia. Perencanaan Rational Comprehensif Planning (RCP) merupakan
model perencanaan yang sangat dipengaruhi oleh Classical Scientific Method yang dilandasi
oleh pendangan postivisme dan Cartesian – Newtonian. RCP dibentuk atas rasionalitas.
Rasionalitas menuntut dasar pertimbangan yang sistematik dan evaluasi yang tepat terhadap
berbagai alternatif cara untuk mencapai tujuan. Dalam penerapan rasionalitas dalam proses
perencanaan perlu mengkaji semua persoalan yang muncul serta informasi yang lengkap dan
menyeluruh dalam perencanaan.

Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mengkaji karakteristik teori perencanaan
generasi pertama dan menunjukkan contoh implementasinya di indonesia

Karakteristik Teori Perenccanaan Generasi Pertama


Menurut A. D. Wicaksono (2017), teori perencanaan generasi pertama dicirikan
sebagai proses rasional dianalogikan sebagai proses ilmiah dalam penelitian. Meskipun
terdapat banyak perbedaan pendapat dalam hal karakteristik teori perencanaan generasi
pertama ini, secara implisit, teori ini dilandaskan pada asumsi dan asas yang sama yaitu:
1) Formulasi dari masalah dan solusinya merupakan dua tahap terpisah yang independen
satu sama lain,
2) pendekatan perencanaan harus rasional dan objektif,
3) solusi dalam perencanaan harus optimal yang berarti bahwa semua aspek yang relevan
harus dimaksimalkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, serta
4) keputusan yang dibuat oleh perencana harus berlandaskan pada rasionalitas.
Menurut Hoogerwerf seperti yang dikutip dalam (Islamy,1988:4.2) model analisis
kebijakan rasional-komprehensif (sinoptis) adalah salah satu analisis dari sudut hasil atau
dampak yang memiliki maksud bahwa proses perumusan kebijakan publik itu akan
membuahkan hasil atau dampak yang baik kalau didasarkan atas proses pemikiran yang
rasional yang didukung oleh data atau informasi yang lengkap (komprehensif). Analisis
dilakukan dengan teliti, cermat dan detail dengan memanfaatkan sejumlah bear data/informasi
yang harus dikumpulkan hingga membuahkan hasil dalam bentuk keputusan/kebijakan yang
memberi dampak positif.
Teori perencanaan generasi pertama atau Rational Comprehensive Planning ini telah
berkembang dari perencanaan fisik dan pendekatan desain, dan diterapkan di masyarakat
melalui banyak versi berbeda (Alexander, 1988). Semua versi penerapan itu menekankan pada
kerangka logis perumusan rencana, implementasi dan pemantauan. Adapun proses
perencanaan dalam teori Rational Comprehensive Planning ini terbagi dalam 4 tahap yaitu
analisis situasi, mengelaborasi dan mendefinisikan tujuan dalam jangka waktu tertentu,
merancang objektif dan mengevaluasi kembali keseluruhan rencana (Banfield, 1973)
Menurut pendapat penulis model rasional-komprehensif (sinoptis) adalah model
analisis yang memperjuangkan kesempurnaan dalam perumusan kebijakan dengan
menggunakan data yang lengkap dan diharapkan valid, agar dalam perumusannya
memberikan hasil kebijakan publik yang baik. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
membuat kebijakan model Rasional Komprehensif (Suwitri,2009:38) :
Unsur-unsur dalam model Rasional komprehensif (wahab,2002:19: winarno,2002:75),
yaitu :
1) Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari
masalah-masalah lain, atau, setidaknya, nilai sebagai masalah-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain.
2) Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau saran yang memedoni keputusan amat jelas dan dapat
diterapkan rankingnya sesuai dengan urutan kepentingannya
3) Teliti secara seksama berbagai alternative untuk memecahkan masalah tersebut.
4) Teliti akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap alternative yang
dipilih.
5) Setiap alternative dan masing-masing akibat yang menyertainya dapat
diperbandingkan dengan alternative lain yang ada.
6) Pembuat keputusan akan memilih alternative dan akibat-akibat yang dapat
memaksimalkan tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang telah ditentukan.

Contoh Implementasi
Perkembangan peraturan perundang-undangan perencanaan komperhensif tata ruang
telah diatur sejak tahun 1987 yang mana ada pedoman penataan ruang dari Menteri Pekerjaan
Umum tahun 1987 yang kemudiaan hingga saat ini muncul Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah dari Menteri Pekerjaan Umum tahun 2009. Contoh impelementasi
penerapan perencanaan generasi pertama dalam perencanaan formal digunakan dalam proses
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM), maupun Master Plan. Sebagai contoh, dalam proses penyusunan RTRW
Kabupaten yaitu:
 Persiapan penyusunan RTRW Kabupaten
 Pengumpulan data yang dibutuhkan
 Pengolahhan dan analisis data
 Perumusan konsep RTRW, dan
 Penyusunan raperda tentang RTRW kabupaten
Tahapan penyususnan dipengaruhi oleh situasi dan kondisis aspek politik, social,
budaya, pertanahan, keamanan, keuangan/pembiayaan pembangunan daerah, ketersediaan
data, dan faktor lainnya didalam wilayah kabupaten bersangkutan. Adapun keterkaitan teori
rasional komprehensif dalam praktek penyusunan RTRW di Indonesia dapat dilihat dari
penyusunan sebagai berikut:
1. Berfikir secara menyeluruh (komprehensif). Hal ini terdapat pada bagian RTRW yang
bersifat perencanaan strategis.
2. Teori Top-down; yang mana penataan ruang merupakan wewenang pemerintah.
3. Terbatas dalam lingkup yuridiksi dan analisis hinterland saja. Banyak yang melakukan
kerjasama antar daerah dalam melakukan perencanaan.
4. Rinci dalam rencana jangka panjang. Akan teapi tetap 5 tahun boleh dievaluasi dan
bila perlu rencana bias diubah (yang berarti fleksibel).

Kesimpulan
Perencanaan rasionalistik mengedepankan konsep dan gagasan yang dapat diterima
oleh akal, khususnya rasio dari para planning-stakeholders. Teori perencanaan generasi
pertama atau Rational Comprehensive Planning memiliki kelebihan serta kekurangan dalam
penerapan nya. Adapun kelebihan dari model ini sebagai berikut:
1) Bersifat ”keahlian” karena itu seorang perencana dituntut memahamai perencanaan
baik dari sisi teknis maupun filosofi.
2) Pada umumnya perencanaan model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak
menutup kemungkinan bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan
individu menyesuaikan kepentingan kelompok.
3) Karakter dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni
mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua
masalah ingin coba diselesaikan.
Kekurangan model ini adalah:
1) Kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa
sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
2) Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana sedangkan masyarakat hanya
diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk publik hearing yang sifatnya
serimonial. Dalam hal ini perencana menganggap paling tahu atas segala permasalahan
3) Perencanaan bersifat reduksionisme, determenistik dan obyektif sehingga bersifat
sektoral.
Daftar Pustaka

De Roo, G., & Silva, E. A. (Eds). (2010). A Planner’s encounter with complexity. Ashgate
Publishing, Ltd..
Islamy, M. Irfan. 1988. Materi Pokok Kebijakan Publik. Jakarta; Universitas Terbuka
Abdul Wahab, Solichin. 2002. Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Suwirtini Sri.2009.Konsep Dasar Kebijakan Publik.Semarang:Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang
A. D., Wicaksono., 2017. Control Mechanism in the Third-Generation Planning. Case Study:
Control to Realize Sustainable Cities. Earth Environ.
Alexander, E. R., 1988. Planning Roles and Context. New York. McGraw Hill
Banfield, E,. 1973. Ends and Means in Planning. Dalam : A. Faludi, Ed. A reader in Planning
Theory. New York. NY: Pergamon Press.

Anda mungkin juga menyukai