Anda di halaman 1dari 6

Nama: Dini Dayanti

Nim: 200609500009

Kelas: A

Mata kuliah: Perencanaan dan Pengabdian Sosial

UJIAN TENGAH SEMESTER

Soal: Jelaskan model-model dalam perencanaan sosial. Sebutkanlah satu


contoh kasus yang ada di Indonesia untuk setiap model tersebut. Gunakalah materi
yang kredibel minimal 3 sumber (dapat dipertanggungjawabkan) untuk
mengerjakan tugas

Jawaban:

Model-model dalam perencanaan sosial:

1. Model Perencanaan Sosial Rasional menyeluruh

Perumusan tujuan dan sasaran dalam rangka pemecahan masalah diarahkan


untuk merancang alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan, dan pengkajian atas
efektivitas cara-cara tersebut.

Ciri Pendekatan Komprehensif Rasional:

• Dilandasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan yang utuh

• Didasari oleh seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap, menyeluruh dan


terpadu

• Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi yang lengkap,
handal dan rinci

• Peramalan yang diarahkan pada tujuan jangka panjang

Asumsi:
• Suatu konsensus umum terhadap cara dan tujuan yang mempunyai
makna kepentingan/ kesejahteraan umum (publik interest/ common good)
dapat dicapai.

• Pemilihan rencana yang terbaik pada dasarnya merupakan suatu proses


teknikal yang dapat diselesaikan melalui analisis yang cermat atas data yang
relevan dan akurat.

• Dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh suatu mekanisme


perencanaan yang sentralistik.

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan pendekatan


komprehensif rasional yaitu proses penyusunan RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah) Provinsi dimana dirancang untuk mencapai tujuan untuk kesejahteraan
umum yang berkepanjangan yang tahapannya dimulai dari analisis data dan
informasi yang dibutuhkan kemudian perumusan konsep rencana lalu kemudian
pelaksanaan yang dilakukan secara efektif dan efisien.

2. Model Perencanaan Sosial Inkremental (terpilah)

Suatu kerangka pendekatan yang hanya mengutamakan subsistem tertentu yang


diprioritaskan tanpa melihat dalam wawasan yang lebih luas

Ciri utama Pendekatan Inkremental:

• Rencana terpilah-pilah (tidak komprehensif dan integratif) tidak perlu


ditunjang oleh telaah dan evaluasi alternatif rencana yang menyeluruh

• Hanya mempertimbangkan bagian dari kebijaksanaan umum (kalau ada)


yang berkaitan langsung dengan unsur atau subsistem yang diprioritaskan

Dengan terbatasnya lingkup perencanaan maka dianggap lebih mudah, murah dan
realistis

Asumsi Pendekatan Inkremental:

• Kemungkinan terjadinya konsensus dalam isu perencanaan yang luas


(berorientasi pada rentang alternatif yang terbatas) tidak ada
• Konsensus secara menyuluruh sangat sulit dicapai dan kemungkinan yang
terjadi hanya pada usulan-usulan yang menghendaki perubahan yang
inkrimental (perubahan yang gradual) dan parsial

• Membutuhkan suatu perencanaan yang terdesentralisasi

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan pendekatan


Inkremental yaitu Penghijauan pada Area Reklamasi Pelabuhan Banoa, seperti
yang diketahui, Gubernur Bali I Wayan Koster sempat meminta kepada Pelindo III
untuk menghentikan reklamasi Pelabuhan Benoa seluas 85 hektare yang
menyebabkan kerusakan lingkungandanmatinya hutanmangrove seluas 17 hektare.
Menghentikan reklamasi tersebut dalam artian tidak membiarkantanahyang sudah
direklamasi berjubel begitu saja. Proses reklamasi sudahrampung sebesar 88% dari
target. Gubernur Koster meminta kepada Pelindo III untuk melakukan normalisasi
pada tanahdan mencabuti bakauyang sudahmati lalu ditimbun sebelum melakukan
penanaman kembali. Pelindo III juga sudah berkomitmen untuk menghijaukan
kembali area yang terdampak reklamasi tersebut seluasa 30 hektare. Selain
melakukan penghijauan, Pelindo III juga akan membangunareal melasti seluas satu
hektare. Halini merupakan suatu contoh dari penerapan perencanaan jointed
incremental, karena melakukan penghijauan di sebagian area yang tereklamasi
merupakan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Bali untuk mengatasi rusaknya area
hutan mangrove dan mengatasi masalah tersebut untuk masa sekarang.

3. Model Perencanaan Sosial Terpilah Menyeluruh (Mixed Scanning)

Berupa kombinasi dari komprehensif rasionalistik dan inkremental yaitu


menekankan pada penyederhanaan tinjauan yang menyeluruh dengan cara sekilas
(scan) dan memperdalam susbsistem yang strategis dalam kedudukan sistem yang
menyeluruh

Ciri utama Pendekatan Mixed Scanning:

• Perencanaan mengacu pada kebijakan umum yang ditetapkan pada tingkat


yang lebih tinggi/luas
• Dilatarbelakangi oleh wawasan menyeluruh dan menekankan pada
pendalaman penelaahan pada unsur atau subsistem yang diutamakan

• Kajian mendalam pada subsistem didasari oleh kajian sekilas tentang


lingkup menyeluruh serta wawasan sistem

Asumsi Pendekatan Mixed Scanning:

• Membolehkan terjadinya konsensus dalam setiap isu yang dihadapi

• Untuk mengarahkan kebijaksanaan umum sebaiknya ditangani secara


terpusat

• Untuk rancangan program yang efisien lebih efektif untuk dilaksanakan


oleh mekanisme prencanaan yang desentralistik

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan pendekatan


mixed scanning Proses penyusunan RAPBD 2010 jateng sudah dimulai sebelum
pelantikan anggota DPRD 2009-2014, yakni dengan pengajuan kebijakan umum
anggaran dan plafon prioritas anggaran sementara (KUA PPAS) oleh pemprov
jateng, dalam pembahasannya RAPBD 2010 akan memprioritaskan peningkatan
perekonomian rakyat dengan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM). Diharapkan hal ini dapat berdampak langsung pada peningkatan
perekonomian rakyat dan bisa menjadikan masyarakat lebih sejahtera sesuai dengan
program gubernur. Tahun depan (2010) akan dimulai tahapan Program Bali Ndeso
Mbangun Deso. Pemprov tentunya berupaya memfokuskan anggaran bagi program
yang berdampak langsung atas peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Kalau
nilainya berapa, belum bisa di sampaikan karena RAPBD belum mulai dibahas,
yang jelas akan meningkatkan anggaran dari tahun sebelumnya untuk hasil yg lebih
signifikan. Tidak hanya di bidang anggaran, bagian kelembagaan juga harus di
bangun kapasitasnya, fraksi harus mampu melihat persoalan di jateng dan mencari
jalan keluarnya, khususnya pada fraksi yang mengusung gubernur-wagub, akan
sangat aneh jika dalam realisasinya malah menjadi penghalang program
pemerintah, atau sama sekali tidak tahu visi dan misi program gubernur.
4. Model Perencanaan Sosial Transaktif

Suatu proses sosial yang tidak terlalu peduli dengan penyusunan rencana,
melainkan lebih memperhatikan perubahan terarah yang sedang berlangsung
dimana tujuan dan cara secara terus menerus disesuaikan.

• Menekankan pendekatan interaktif

• Ada Tindakan-tindakan yang dilakukan segera setelah terjadi kesepakatan


antara planner & client.

• Membela/memberdayakan kelompok-kelompok agar lebih


mengetahui bargaining position terhadap pelaku-pelaku yang lebih kuat.

• Asumsi yang Mendasari

Suatu proses perecanaan dimana sel-sel kecil yang terdesentralisasikan


menciptakan interaksi tatap muka (face to face) yang bermakna antara perencana
(mentor) dengan client.

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan pendekatan


sosial transaktif yaitu pada SDGs Desa (Sustainable Development Goals atau tujuan
pembanagunan berkelanjutan yang merupakan agenda pembangunan global. SDGs
Desa diharap dapat melakukan perubahan strategi dan metode yang memang tepat
dan sesuai dengan kondisi Indonesia, baik kondisi sosial, ekonomi, lingkungan,
budaya, dan kearifan lokal, serta geografis. SDGs Desa memperhatikan perubahan
terarah yang sedang berlangsung dimana tujuan dan cara secara terus menerus
disesuaikan.

Model perencanaan sosial menurut Hirarki Penyusunan

1. Model perencanaan top-down

Model perencanaan top-down dilaksanakan oleh sekelompok elit politik,


melibatkan lebih banyak teknokrat, mengandalkan otoritas dan diskersi.
Argumentasi top-down: efisiensi, penegakan aturan, konsistensi input target output,
publik dan masyarakat masih sulit dilibatkan. Kritik yang timbul dari top down:
tidak memperhatikan keunikan antar daerah, cenderung tidak dapat mendorong
partisipasi masyarakat, masyarakat seringkali hanya dapat menerima, dan
cenderung mengakibatkan polarisasi dibandingkan spreed effect.

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan top-down yaitu


dalam program pelaksanaan keluarga harapan (PKH). Melalui program PKH
pemerintah sudah merespon dengan baik kesulitan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya. Sesuai dengan konsep pemberdayaan, pemerintah berusaha
memberikan daya atau memampukan rakyatnya. Dalam pelaksanaannya
pendekatan top-down planning sering dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan
atau program. Secara kontekstual, pendekatan top-down planning memiliki arti
suatu perencanaan yang dibuat oleh pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.

2. Model perencanaan bottom-up

Dilaksanakan secara kolektif, melibatkan unsur-unsur governance, mengandalkan


persuasi, co-prodiction. Argumentasi bottom-up: efektivitas, kinerja (performance,
outcome), bukan sekedar hasil seketika, social virtue (kearifan lokal), masyarakat
diasumsikan sudah paham denga napa yang mereka butuhkan. Muncul dari
pendekatan development from below, sangat memperhatikan keunikan antar daerah
(sumber daya manusia, sumber daya alam, institusi/kelembagaan, budaya dan
ekonomi), masyarakat ikut berpartisipasid alam proses perencanaan.

Contoh kasus di Indonesia yang menggunakan metode perencanaan bottom-up


yaitu pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang) dalam
pemerintah yang menampung aspirasi/usulan masyarakat dari bawah. Musrenbang
sebagai momentum untuk menampung aspirasi masyarakat yang tersirat harapan
agar dapat dilakukan pembangunan secara merata dan pelayanan publik dapat lebih
meningkat guna terwujudnya pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai