TAHUN 2018
403897040.docPENAJAM PASER UTARA Tahun 2018 0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga Dokumen Hasil Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di Kabupaten Penajam Paser Utara
terlaksana dengan baik.Buku ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada kalangan
Pemerintahan, lembaga profesional, dunia usaha dan masyarakat luas dalam upaya
mendukung Program Pengelolaan Sanitasi guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Buku ini telah disusun seakurat mungkin dengan melibatkan semua pihak, yang
berkompeten, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah melakukan survey, entry data, memberikan saran, pendapat dan
kontribusinya sehingga buku dokumen Environmental Health Risk Assessment (EHRA)
Kabupaten Penajam Paser Utara dapat terselesaikan.
Drs. H. Tohar, MM
NIP. 19680708 199001 1 001
Sudi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko
Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang
bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-
perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program
sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan.
Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena:
1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang
akurat
2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa
dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan
berada di berbagai kantor yang berbeda
3. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat
kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat
kelurahan/desa
4. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektor-
sektor pemerintahan secara eksklusif
5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga
di tingkat kelurahan/desa untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang
lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau
stakeholders kelurahan/desa
Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi
melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa
digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel
dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana
semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Sementara metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”.
Teknik ini sangat cocok digunakan di Kabupaten Penajam Paser Utara mengingat
area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan
pada daerah populasi yang telah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat
pada Grafik 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
Grafik 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan
95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang
kemudian dibulatkan menjadi Z=2.
Untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klastering, Pokja
Sanitasi Kabupaten Penajam Paser Utara metetapkan jumlah kelurahan yang akan
dijadikan target area survey sebanyak X1 sehingga jumlah sampel yang harus
diambil sebanyak X1 X 40 = 800 responden..
JUMLAH
NO KLASTER KECAMATAN DESA
RESPONDEN
1 2 3 4 5
1 1 Gn. Makmur 40
2 1 Sumber sari 40
3 1 Sri Raharja 40
4 1 Rawa Mulya 40
5 Babulu Laut 40
6 1 Labangka Barat 40
7 1 Api-api 40
8 1 Waru 40
Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah RT.
Karena itu, data RT per RW per kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih
RT. Jumlah RT per kelurahan adalah 8 (delapan) RT. Untuk menentukan RT terpilih,
silahkan ikuti panduan berikut.
Urutkan RT per RW per kelurahan.
Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah
total RT total dan jumlah yang akan diambil.
Jumlah total RT kelurahan : X.
Jumlah RT yang akan diambil : Y
Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang
diambil. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z,
maka AI = Z
Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka
antara 1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang
diperoleh adalah 3.
Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst.
Berdasar grafik 3.2. diperoleh data bahwa sampah belum dikelola secara
benar terbanyak terdapat pada kluster satu yaitu sebesar 48,6% .
Grafikl 3.7. menunjukkan bahwa minimal responden sudah memiliki tanki septic
yang suspek aman. Sebagian besar responden kondisi tanki septicnya tidak aman,
prosentase terbesar di desa Plosogaden, Kwadungan jurang, sucen, purbosari,
sukomarto dan Ngadirejo dengan masing masing prosentase yaitu sebesar 100%.
Grafik 3.8. menunjukkan bahwa mayoritas wilayah kluster kondisi septic tank
belum suspek aman, kondisi belum/tidak aman terutama di wilayah kluster 3 dan
kluster 4 karena jumlah desa sampling di kedua kluster tersebut masing masing
403897040.docPENAJAM PASER UTARA Tahun 2018 16
adalah satu, sehingga hasil surveynya menggambarkan/mewakili kondisi baik
ataupun buruk di wilayah kluster tersebut.
Grafik 3.12. menunjukkan bahwa desa dengan prosentase paling tinggi tidak
memiliki saluran limbah adalah desa Manggong yaitu 100% dan prosentase
terendah di desa Parakan Kauman yaitu 100%
Grafik 3.12. menunjukkan bahwa kluster dengan prosentase paling tinggi tidak
memiliki saluran limbah adalah kluster 2 yaitu sebesar 38%
Kondisi saluran air rumah tangga merupakan indikator yang menjadi peranan
penting pada Survey EHRA, karena saluran air yang tidak memadai beresiko
memunculkan penyakit terutama deman berdarah dan malaria. Dalam
pelaksanaan Survey EHRA masalah saluran air menjadi pengamatan tersendiri
yang dilakukan oleh enumerator untuk mengamati keberadaan saluran air di
sekitar rumah responden. Saluran air yang dimaksud adalah yang digunakan
untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga.
Enumerator juga mengamati dari dekat apakah air di saluran itu mengalir, apa
warna airnya, dan melihat apakah terdapat tumpukan sampah di dalam saluran
air itu. Sedangkan saluran air yang memadai ditandai dengan aliran air yang
lancar, warna air cenderung bening atau bersih, dan tidak adanya tumpukan
sampah di dalamnya.
Secara umum tidak ditemukan genangan air di halam rumah penduduk, namun
masih terdapat juga genagan air di halaman rumah penduduk khususnya di desa
Tempelsari yaitu sebesar 22,5%
Secara umum air bersih yang digunakan sudah memenuhi syarat karena
berasal dari sumber yang terlindungi. Namun masih terdapat responden dengan air
masih tercemar, prosentase terbesar di desa Gunungsari yaitu sebesar 40%
Secara umum air bersih yang digunakan sudah memenuhi syarat karena tidak
tercemar . Namun masih terdapat responden dengan air masih tercemar, prosentase
terbesar di Wilayah Kluster 3 yaitu sebesar 7,5%.
Pengelolaan Air
Secara umum penduduk sudah melakukan cuci tangan pakai sabun pada 5
waktu penting, namun di beberapa desa masih ditemukan penduduk yang tidak cuci
tangan pada 5 waktu penting. Desa dengan penduduk tidak cuci tangan pada 5
waktu penting, prosentase tertinggi di desa Ngaditirto yaitu 95%.
Hasil survey terlihat, bahwa secara umum di jamban penduduk sudah tersedia
air untuk CTPS. Namun di beberapa desa masih ditemukan jamban yang tidak
tersedia air untuk CTPS, prosentase tertinggi di desa Kwadungan Jurang dengan
prosentase sebesar 82,5%
Hasil survey terlihat, bahwa secara umum di jamban penduduk sudah tersedia
air untuk CTPS. Namun di beberapa kluster masih ditemukan jamban yang tidak
tersedia air untuk CTPS, prosentase tertinggi di kluster 2 dengan prosentase
sebesar 30,2%
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja dalam anggota keluarga tanpa pandang
bulu. Mulai dari balita, anak-anak, anak remaja laki-laki, anak remaja perempuan,
orang dewasa laki-laki, orang dewasa perempuan. Balita merupakan usia yang
IV. PENUTUP