Dosen Pembimbing :
NIP : 197612032000121001
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGAHASAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Inspeksi Sanitasi pada
Gambaran Perilaku Masyarakat RT ”. Dalam mengerjakan tugas mata kuliah EHRA, kami
dapat memahami pengetahuaan secara kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan laporan ini.
Laporan ini sengaja dibuat dalam rangka memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa
yang sedang menekuni studi dalam mata kuliah tersebut, Namun tidak tertutup kemungkinan
bahwa laporan yang kami buat ini tidak sesuai dengan keinginan yang di harapkan, kita
hanyalah manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahaan.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah
survei partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi
fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program – program sanitasi termasuk advokasi di
tingkat kabupaten/kota sampai ke tingkat desa/kelurahan sehingga terciptanya derajat
kesehatan masyarakat yang secara optimal dan mandiri secara merata dan
berkesinambungan.
1.3 Tujuan
1. Agar masyarakat lebih memahami kondisi perilaku kesehatan lingkungan agar
tidak beresiko
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Environmental Health Risk Assessment (EHRA)
2.1.1 Persiapan Studi
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi sanitasi di
Indonesia yaitu studi Analisis Kesehatan Terhadap Lingkungan atau Environmental
Health Risk Assessment (EHRA). EHRA merupakan suatu studi parsitipatif di
kawasan kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas dan higienitas serta
perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data dari hasil studi ini
digunakan oleh Pokja Kabupaten/Kota sebagai salah satu komponen dalam
penyusunan Buku Putih Sanitasi di seluruh daerah Indonesia untuk menetapkan area
berisiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota.
Studi EHRA dianggap penting untuk dilakukan oleh suatu daerah karena
dalam membangun sarana dan prasarana sanitasi dibutuhkan pemahaman terhadap
wilayah yang sangat akurat dan kesempatan diskusi antara masyarakat dan pihak
pengambil keputusan mengenai sanitasi dan higiene sangat terbatas. Isu terkait
sanitasi dan higiene juga masih dianggap kurang penting seperti yang terlihat dalam
prioritas usulan melalui Musrenbarg. Data mengenai sanitasi dan higiene di Indonesia
sangat terbatas dan pada umumnya data sanitasi tidak bisa dipecah ke skala
RT/kelurahan serta data tidak terkumpul secara terpusat tetapi berada di berbagai
kantor yang berbeda. EHRA menjadi studi yang dapat memberikan data yang
representatif pada skala kabupaten/kota dan dapat dijadikan panduan dasar bagi skala
RT/kelurahan.
Studi EHRA berfokus pada fasilitas dan perilaku masyarakat. Fasilitas dalam
studi EHRA mencakup sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, dan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) rumah tangga. Perilaku masyarakat terkait
higienitas dan sanitasi yang mengacu pada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) berupa BAB, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air minum
rumah tangga, pengelolaan sampah dengan 3R serta pengelolaan air limbah rumah
tanggan (drainase lingkungan). Tahapan studi EHRA oleh Pokja Kabupaten/Kota
yaitu persiapan EHRA, penentuan area studi, pelatihan supervisor, enumerator serta
petugas entri data, pelaksanaan studi EHRA. pengolahan data, analisa data, dan
pelaporan.
A. Area Studi EHRA
Penentuan target wilayah studi EHRA dapat dilakukan melalui tiga cara dan
dipilih salah satu sesuai dengan kondisi/kebijakan pengambilan sampel yang akan
digunakan dan dana yang tersedia. Cara penentuan target wilayah dapat dilakukan
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
B. Stratifikasi Desa/Kelurahan
Stratifikasi dilakukan apabila menggunakan cara pada poin kedua maupun poin
ketiga dalam menentukan area target studi EHRA. Dalam Panduan Praktis Pelaksaan
EHRA Tahun 2014 oleh Pokja AMPL penetapan strata dilakukan menggunakan empat
kriteria utama yaitu kepadatan penduduk yang diprioritaskan adalah lebih dari 25 jiwa per
Ha, persentase angka kemiskinan, wilayah yang dialiri oleh sungai/saluran
drainase/saluran irigasi, dan daerah yang terkena banjir dan dianggap mengganggu
ketentraman.
Stratifikasi desa/kelurahan dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengumpulkan dan mengamati data desa/kelurahan yang akan distratifikasi
BAB III
HASIL
3.1
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/LAPORAN_EHRA_2020.pdf
http://jazirahkomputer.blogspot.com/2018/12/laporan-studi-kesling-environmental.html?
m=0
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10078/05.2%20Bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
DOKUMENTASI