HUKUM PERDATA
Disusun Oleh:
Agustinus Jekson
3331121374
Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa, yang sudah
melimpahkan hikmat, sehingga saya bisa menyusun tugas “Hukum Perdata” ini dengan
baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Hukum Perdata” adalah hukum
yang mengatur hak dan kepentingan antar individu dalam masyarakat.
Tugas ini saya buat untuk memberikan sedikit ringkasan tentang Hukum Perdata
dan menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Perdata. Mudah-mudahan makalah yang
saya buat ini bisa memberikan wawasan baru tentang Hukum Perdata bagi kita semua
yang menbacanya. Saya menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Dosen mata kuliah Hukum Perdata yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
saya dapat memperkaya pengetahuan saya tentang Hukum Perdata.
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR
ISA.................................................................................................................................ii
BAB I PEBNDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan
Masalah....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum
Perdata...................................................................................................2
2.2 Sejarah Hukum
Perdata........................................................................................................3
2.3 Sumber-Sumber Hukum
Perdata..........................................................................................4
2.4 Asas-Asas Hukum
Perdata...................................................................................................4
2.5 Sistematika Hukum
Perdata..................................................................................................6
2.6 Hukum Perdata Yang Berlaku Di
Indonesia.........................................................................7
2.7 Keadaan Hukum Perdata Di
indonesia.................................................................................7
BAB III PENUTUP
ii
3.1
Kesimpulan........................................................................................................................
..8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian dari hukum perdata.
2. Untuk menngetahui bagaimana sejarah hukum perdata.
3. Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber hukum perdata.
4. Untuk mengetahui apa saja asas-asas hukum perdata.
5. Untuk mengetahui bagaimana sistematika hukum perdata.
6. Untuk mengtahui bagaimana hukum perdata yang berlaku di Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana keadaan hukum perdata di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hukum perdata merupakan ketentuan yang mengatur dan membatasitingkah laku manusia dalam
memenuhi kepentingannya serta membatasi kehidupanmanusia atau seseorang dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan ataukepentingannya.
Hukum perdata juga disebut hukum privat atau hukum sipil (Civil Law) Hukum privat
adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya didasarkan kepadakepentingan pribadi-pribadi.
Misalnya ketika terjadi transaksi jual beli rumah, kedua belah pihak berhak untuk menentukan
metode pembayaran, apakah kontan ataukredit. Jual beli ini merupakan urusan pribadi sehingga
institusi public seperti polisiatau jaksa tidak berhak untuk ikut campur dalam prosesnya. Jadi, ketika
ditemukanmasalah perdata dan polisi atau jaksa turut campur dalam kasus tersebut
(denganmembawa baju institusinya), maka tindakan aparat tersebut patut dicurigai. Namunketika
terjadi penipuan, misalnya rumah dijual bukan hak milik si Penjual, makakasus ini bisa dilaporkan
ke polisi.
Hukum perdata menentukan, bahwa didalam perhubungan antar mereka,orang harus
meundukan diri kepada apa saja dan norma-norma apa saja yang harus mereka indahkan. Dalam hal
ini hukum perdata memberikan wewenang-wewenang disatu pihak dan di lain pihak
iamembebankan kewajiban-kewajiban,
yang pemenuhannya dan justru ini adalah inti aturan hukum, jika perlu dapat dipaksakandengan
bantuan penguasa.
Pengertian Hukum Perdata Material dan Formal
- Hukum Perdata Material
Pengertian hukum perdata material adalah menerangkan perbuatan- perbuatan apa yang
dapat dihukum serta hukuman-hukuman apa yang dapatdijatuhkan. Hukum materil
menentukan isi sesuatu perjanjian, sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan. Dalam
pengertian hukum materil perhatianditujukan kepada isi peraturan.
- Hukum Perdata Formal
Pengertian hukum perdata formil adalah menunjukkan caramempertahankan atau
menjalankan peraturan-peraturan itu dan dalam perselisihan maka hukum formil
itu menunjukkan cara menyelesaikan di mukahakim. Hukum formil disebut pula hukum
Acaara. Dalam pengertian hukumformil perhatian ditujukan kepada cara
mempertahankan/melaksanakan isi peraturan.
3
Setelah pendudukmPrancis berakhir, oleh pemerintah Belendadibentuk suatu panitia
yang di ketuai oleh Mr. J.M. Kemper dan bertugasmembuat rencana kodifikasi hukum
perdata Belanda dengan menggunakansebagai sumber sebagaian besar “Code Napoleon”
dan
sebagian kecil hukum belanda Kuno. Kemudian diresmikan pada 1 Oktober 1838
yangmengeluarkan Burgerilijk Wetboek (KUHPer) dan Wetboek van Koophandel ( KUH
Dagang).
2. Kodifikasi Hukum Perdata di Indonesi, tahun, 1848
KUHPer yang terlaksana pada 1 Mei 1848 itu adalah hasil panitiakodifikasi yang
diketuai oleh Mr. C.J. Scholten van Oud-Haarlem. Maksuddari kodifikasi pada waktu itu
untuk mengadakan persesuaian antara hukumdan keadaan di Indonesia dengan hukum dan
keadaan negeri Belanda. Dinegeri Belanda aliran kodifikasi adalah dari pada aliran
kodifikasi yang diEropa berlangsung secara umum pada akhir abad ke-18; masalah pada
waktuitu sudah ada Negara-negara yang telah selesai dengan kodifikasinya.
KUHPer Indonesia sekarang ini (yang mulai berlaku sejak 1 Mei1848)dapat
dikatakan suatu copy KUHPer Belanda, sehingga untukmenyediakannya perlula sedianya
untuk menyelidiki KUHPer Belanda.
2.3 Sumber Hukum Perdata
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yangmempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalaudilanggar mengakibatkan
timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum perdata adalah asal mula hukum perdata
atau tempat dimana hukum perdata ditemukan.
Volamar membagi sumber hukum perdata menjadi empat macam.
YaituKUHperdata ,traktat, yurisprudensi, dan kebiasaan. Dari keempat sumber tersebutdibagi lagi
menjadi dua macam, yaitu sumber hukum perdata tertulis dan tidaktertulis. Yang dimaksud dengan
sumber hukum perdata tertulis yaitu tempa ditemukannya kaidah-kaidah hukum perdata yang
berasal dari sumber tertulis.Umumnya kaidah hukum perdata tertulis terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalahtempat
ditemukannya kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis.Seperti terdapat dalam
hukum kebiasaan.
Yang menjadi sumber perdata tertulis yaitu:
1. AB (algemene bepalingen van Wetgeving) ketentuan umum permerintah Hindia
Belanda.
2. KUHPerdata (BW).
3. KUH dagang.
4. UU No 1 Tahun 1974.
5. UU No 5 Tahun 1960 Tentang Agraria.
4
2. Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPdt.Pada
pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalahadanya kata
kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yangmenyatakan bahwa
perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal,melainkan cukup dengan adanya
kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
3. Asas Kepercayaan
Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang akanmengadakan
perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan diantaramereka dibelakang
hari.
4. Asas Kekuatan Mengikat
Asas kekuatan mengikat ini adalah asas yang menyatakan bahwa perjanjianhanya
mengikat bagi para pihak yang mengikatkan diri pada perjanjian tersebut dansifatnya
hanya mengikat.
5. Asas Persamaan hukum
Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum
yangmengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
dalamhukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama lainnya,
walaupunsubjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras.
6. Asas Keseimbangan
Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihakmemenuhi dan
melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untukmenuntut prestasi dan
jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melaluikekayaan debitur, namun
debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik.
7. Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt servandamerupakan
asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda
merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormatisubstansi kontrak
yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-undang. Mereka
tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yangdibuat oleh para pihak.
8. Asas Moral
Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukareladari
seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari
pihakdebitur. Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu seseorang melakukan
perbuatandengan sukarela (moral). Yang bersangkutan mempunyai kewajiban hukum
untukmeneruskan dan menyelesaikan perbuatannya. Salah satu faktor yang
memberikanmotivasi pada yang bersangkutan melakukan perbuatan hukum itu adalah
didasarkan pada kesusilaan (moral) sebagai panggilan hati nuraninya.
9. Asas Perlindungan
Asas perlindungan mengandung pengertian bahwa antara debitur dan krediturharus
dilindungi oleh hukum. Namun, yang perlu mendapat perlindungan itu adalah pihak
debitur karena pihak ini berada pada posisi yang lemah. Asas-asas inilah yang
menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam menentukan dan membuat
suatukontrak/perjanjian dalam kegiatan hukum sehari-hari. Dengan demikian
dapatdipahami bahwa keseluruhan asas diatas merupakan hal penting dan mutlak
harusdiperhatikan bagi pembuat kontrak/perjanjian sehingga tujuan akhir dari
5
suatukesepakatan dapat tercapai dan terlaksana sebagaimana diinginkan oleh para
pihak.
10. Asas Kepatutan
Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPdt. Asas ini berkaitandengan
ketentuan mengenai isi perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan berdasarkan sifat
perjanjiannya
11. Asas Kepribadian (Personality)
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yangakan
melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangansaja. Hal
ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPdt.
12. Asas Itikad Baik (Good Faith)
Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang berbunyi:
“Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa
para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik
dari para pihak.
2.5 Sistematika Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia
1. Menurut Undang-Undang sebagaimana termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata terdiri atas 4 buku, yaitu:
- Buku I, yang berjudul Perihal Orang (Van Personen), yang memuatHukum Perorangan
dan Hukum Kekeluargaan;
- Biku II, yang berjudul Perihal Benda (Van Zaken), yang memuatHukum Benda dan
Hukum Waris;
- Buku III, yang berjudul perihal perikatan (Van Verbintennissen),yang memuat Hukum
Harta Kekayaan yang berkenan dengan hak-hakdan kewajiban yang berlaku bagi-orang-
orang atau pihak tertentu;
- Buku IV, yang berjudul perihal pembuktian dan kadauiawarsa (VanBewijs en
Berjaring), yang memuat perihal alat-alat pembuktian danakibat-akibat lewat waktu
terhadap hubungan-hubungan hukum.
2. Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum, Hukum Perdata (yang termuat dalamKUHPer) terdapat
4 bagian, yaitu:
- Hukum Perorangan (Personenrecht) yang memuat antara lain:
a. Peraturan-peraturan tentang manusia sebagai subyek hukum,
b. Peraturan-peraturan tentang kecakapan untuk memiliki hak-hakdan bertindak sendiri
melaksanakan hak-haknya itu.
- Hukum Keluarga (Familierecht) yang memuat antara lain:
a. Perkawinan beserta hubungan dalam hukum harta kekayaan antarasuami/istri,
b. Hubungan antara orangtua dan anak-anaknya (kekuasaan orangtua-ouderlijke
macht),
c. Perwalian (voogdij),
d. Pengampunan (curalele).
6
a. Hak mutlak, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap tiap orang;
b. Hal perorangan, yaitu hak-hak yang hanya berlak terhadap seorangatau suatu pihak
tertentu saja.
- Hukum Waris (Erfrecht), yang mengatur tentang benda atau hartakekayaan seseorang
jika meninggal dunia (mengatur akibat-akibat darihubungan keluarga terhadap harta
peninggalan seseorang).
7
3. Golongan timur asing (bangsa cina, india, arab) : hukum masing-masing
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu dalam
pergaulan masyarakat. Jadi, hukum p erdata adalah hukum pokok yang mengatur
kepentingan-kepentingan perorangan. Dalam peradilan hukum perdata diutamakan
perdamaian karena hukum perdata itu tidak hanya difungsikan untuk menghukum
seseorang, tetapi juga sebagai alat untuk mendapatkan keadilan dan perdamaian.