Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan buku Geopark Raja Ampat.
Buku Geopark Raja Ampat ini telah Penulis susun dengan maksimal
dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembautan buku ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis meyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki buku Geopark Raja Ampat ini.
Akhir kata penulis berharap semoga buku tentang Geopark Raja
Ampat dapat bermanfaat untuk masyarakat maupun memberi inspirasi kepada
pembaca.

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
KABUPATEN RAJA AMPAT ........................................................................................... 4
SEJARAH RAJA AMPAT .............................................................................................. 6
GEOGRAFI................................................................................................................... 8
BATAS WILAYAH .......................................................................................................... 9
TOPOGRAFI ................................................................................................................ 9
GEOLOGI DAN HIDROLOGI ....................................................................................... 10
DEMOGRAFIL ....................................................................................................... 12
Penduduk ............................................................................................................. 12
Agama .................................................................................................................. 12
Suku Bangsa ......................................................................................................... 12
Budaya.................................................................................................................. 12
GEOPARK RAJA AMPAT ............................................................................................. 15
Zamrud Karst Khatulistiwa ................................................................................... 15
WARISAN BIOLOGI ................................................................................................... 18
Keanekaragaman Hayati Terestrial ....................................................................... 18
Keanekaragaman Hayati Laut ............................................................................... 19
SOSIAL DAK KESEJATERAAN RAKYAT ........................................................................ 21
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN ............................................................ 21
PRASARANA ............................................................................................................. 22
Energi ................................................................................................................... 22
PARIWISATA .............................................................................................................. 22
Jumlah Wisatawan ............................................................................................... 22
Jumlah Akomodasi ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23

3|Page
KABUPATEN RAJA AMPAT
Kabupaten Raja Ampat dideklarasikan sebagai kabupaten baru,
berdasarkan UU No. 26 tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi,
Kabupaten Kerom, Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Raja Ampat,
tanggal 3 Mei tahun 2002. Kabupaten Raja Ampat merupakan hasil pemekaran
dari Kabupaten Sorong dan termasuk salah satu dari 14 kabupaten baru di
Tanah Papua.
Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua
Barat Daya, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Waisai. Kabupaten
ini memiliki 610 pulau, termasuk kepulauan Raja Ampat. Empat di antaranya,
yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo, merupakan pulau-pulau
besar. Dari seluruh pulau hanya 35 pulau yang berpenghuni sedangkan pulau
lainnya tidak berpenghuni dan sebagian besar belum memiliki nama.
Kabupaten ini memiliki total luas 67.379,60 km² dengan rincian luas daratan
7.559,60 km² dan luas lautan 59.820,00 km².

4|Page
5|Page
SEJARAH RAJA AMPAT
Menurut cerita mitos masyarakat asli Raja Ampat, pada suatu hari
seorang wanita menemukan tujuh telur, empat diantaranya berubah menjadi
pangeran dan tiga sisanya menjadi seorang wanita, hantu, dan sebuah batu.
Keempat pangeran tadi berpisah lalu masing-masing berkuasa di Waigeo
(Wawiyai), Salawati (Samate), Misool Barat (Waigama) dan Misool Timur
(Lilinta). Sedangkan kerajaan di Salawati selatan di Sailolof didirikan oleh fun
Mo, seorang suku Moi yang juga berasal dari telur burung baikole, menikah
dengan putri raja Waigeo, Pinfun Libit.
Dilihat dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat di abad ke-15
merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar
yang berpusat di Kepulauan Maluku setelah sebelumnya wilayah ini
berhubungan dengan Kesultanan Bacan. Setelah ekspansi melalui
hubungannya dengan Gurabesi, Sultan Tidore menjalankan pemerintahan dan
memungut upeti dari wilayah ini melalui raja-raja lokal yang berkuasa di
Waigeo, Salawati, Misool, dan Waigama. Sedangkan Sailolof yang pendirinya
tidak memiliki hubungan darah dengan kerajaan lain juga memiliki hubungan
yang sama dengan Tidore.
Istilah 4 orang Raja (Waigama jika menurut sudut pandang Tidore atau
Sailolof jika menurut sudut pandang lokal) dalam yang memerintah di
gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.

6|Page
7|Page
GEOGRAFI

Kabupaten Raja Ampat adalah kabupaten yang wilayahnya sebagian


besar terdiri dari gugusan pulau yang terletak pada posisi 2°25' lintang utara –
4°25' lintang selatan dan 130° – 132° 55’ bujur timur. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah ±6.084,5 km². Kabupaten ini terdiri dari kurang lebih 600 buah
pulau besar dan kecil, yang termasuk ke dalam pulau besar diantaranya adalah
Pulau Salawati; Pulau Butanta; Pulau Misool dan Pulau Waigeo yang
merupakan pulau non vulkanik, berbukit-bukit yang sebagian besar ditutupi
oleh hutan hujan tropis yang lebat. Sedangkan pulau-pulau kecil yang tersebar
di antara pulau besar tersebut ada yang merupakan pulau karang dan pulau non
vulkanik yang banyak ditumbuhi oleh pohon kelapa dan semak belukar.

8|Page
BATAS WILAYAH
Berikut adalah batas wilayah Kabupaten Raja ampat:
Utara Samudra Pasifik
Timur Koto Sorong dan Kabupaten Sorong
Selatan Laut Seram
Barat Laut Seram, Kabupaten Halmahera dan Maluku
Utara

TOPOGRAFI
Kabupaten Raja Ampat sebagai wilayah kepulauan, maka memiliki
wilayah daratan yang relatif tidak besar dan pada umumnya topografi
daerahnya didominasi oleh wilayah perbukitan yang masih dipenuhi dengan
hutan alami. Sedangkan wilayah pesisir pantai memiliki karakteristik yang
beragam seperti pantai landai berpasir hitam, pantai landai berpasir putih
dengan terumbu karang yang sudah rusak sampai dengan yang masih perawan,
pantai dalam dan hutan mangrove.
Pulau Waigeo, Pulau Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Misool
merupakan pulau non-vulkanik yang berbukit-bukit dan sebagian besar masih
ditutupi oleh hutan hujan tropis yang cukup lebat. Di Pulau Waigeo terdapat
gunung Nokh dengan ketinggian 715 mdpl. Sedangkan pulau-pulau kecil yang
tersebar di antara empat kepulauan tersebut ada yang berupa pulau karang dan
pulau non vulkanik, pulau-pulau kecil tersebut pada umumnya ditumbuhi oleh
tanaman kelapa, semak-belukar dan pohon-pohon kecil.
Kemiringan lahan wilayah perencanaan merupakan lahan dengan
kemiringan antara 0% sampai dengan di atas 40%. Sebagian wilayah berupa
pegunungan daerah lereng-lereng yang curam seperti di Pulau Batanta, Pulau
Waigeo, dan Pulau Salawati. Daerah pegunungan ini dapat mencapai 100 - 300
meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian di bawah 100 meter
dpl umumnya terdapat pada Pulau Salawati bagian selatan. Jika dilihat dari
fisiografinya, maka Kabupaten Raja Ampat bagian utara, yaitu Pulau Waigeo
dan sebagian Pulau Batanta didominasi oleh pegunungan. Sedangkan pada
bagian tengah terutama Pulau Salawati cukup luas daerah datarnya. Untuk
Pulau Misool walaupun sebagian besar daerahnya pegunungan, tetapi pada
bagian tengah pulau terdapat daerah yang datar.

9|Page
GEOLOGI DAN HIDROLOGI

Kondisi geologi Kabupaten Raja ampat didominasi oleh formasi batuan kapur
yang terbentuk pada masa kuarter. Jenis tanah yang ada disusun oleh batuan
dabas, neogen dan terdapat batu gamping yang membentuk bukit-bukit
rendah. Pada umumnya batu gamping tersebut bersifat padat dan mengandung
pasir seperti batu gamping facet, daram, atkari, zaag, openta, sagewin, dan
bogal. Sumber utama batu gamping berasal dari terumbu gamping yang
berasal dari binatang laut.
Perbedaan posisi pembentukan batuan ini menimbulkan perbedaan
dalam proses sedimentasinya sehingga terbentuk berbagai macam batu
gamping tersebut. Jenis batuan lain di wilayah ini adalah batuan sedimen
konglomerat yang penyusunannya terdiri dari balian yang tahan lapuk yaitu
berupa konglomerat aneka bahan. Batuan breksi yeffman dengan butiran yang
lebih besar, fragmen menyudut yang umumnya terdiri dari fragmen batuan
hasil rombakan, dalam massa dasar yang lebih halus atau tersemenkan.
Golongan batuan sedimen berupa pasir juga terdapat di wilayah ini
dengan kiasifikasi batu pasir dalam. Batuan sedimen serpih yang mempunyai
sifat seperti lempung. Batuan serpih di mana pada bidang-bidang lapisan
memperlihatkan belahan yang menyerpih dengan klasifikasi serpih lebih juga
terdapat di wilayah ini. Beberapa formasi batuan yang terdapat di wilayah ini
adalah Formasi Yaben, Formasi Klasafet, Formasi Waigeo, Formasi Rumai,
Formasi Yarefl, Formasi Demu, dan Formasi Fafanlaf. Batu metamorf yang
ada adalah batuan malihan ligu sedangkan batuan beku terdapat di batuan
gunung api Batanta dan batuan Gunung Dore.
Kondisi air wilayah perencanaan secara umum masih baik karena
kondisi alam yang masih alami. Beberapa sungai yang cukup besar terdapat di
Pulau Waigeo di antaranya adalah Sungai Bayon dengan panjang ± 4 km dan
Sungai Kamtabai, dan Sungai Kasim di Pulau Misool bagian barat. Bila dilihat
potensi air tanahnya, sebagian besar wilayah daratan di Kabupaten Raja
Ampat tidak memiliki air tanah tawar kecuali di pulau-pulau besar seperti
Pulau Waigeo, Salawati, dan Misool.

10 | P a g e
11 | P a g e
DEMOGRAFIL
Penduduk
Penduduk kabupaten Raja Ampat pada tahun 2019 berjumlah 93.918
jiwa dengan rincian 50.292 jiwa laki-laki dan 43.626 perempuan.
Penduduk terbanyak berada di ibukota kabupaten, yakni kota Waisai,
sebanyak 32.499 jiwa, dengan kepadatan 125,85 jiwa/km². Sementara
penduduk paling sedikit berada di distrik kecamatan Salawati Barat yakni
1.463 jiwa, 764 laki-laki dan 699 perempuan.
Agama
Penduduk kabupaten Raja Ampat mayoritas memeluk agama Kristen.
Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2010, pemeluk agama
Kristen berjumlah 68,10%, dimana 67,34% adalah Protestan dan
sebagian kecil Katolik yakni 0,76%. Pemeluk agama Islam juga cukup
signifikan berjumlah 31,83%, kemudian Hindu 0,06% dan Buddha
0,01%.
Suku Bangsa
Sementara itu, etnis yang ada di Raja Ampat cukup beragam. Etnis asli
kabupaten ini termasuk suku Laganyan, Matbat, Wawiyai, Kawei,
Ambel, Wardo, dan Usba serta suku lainnya yang tersebar di setiap pulau-
pulau Raja Ampat. Selain itu, suku pendatang juga cukup banyak terlebih
saat ini kabupaten Raja Ampat menjadi kawasan wisata favorit hingga
mancanegara. Pendatang seperti suku Biak, Jawa, Bugis, Minahasa,
Batak, dan penduduk asli dari berbagai kabupaten di pulau Papua lainnya,
mulai banyak bermukim di Raja Ampat.
Budaya
Kabupaten Raja Ampat memiliki beragam budaya yang menjadi ciri
khas kabupaten ini. Salah satu kebudayaan yang ada di Raja Ampat
adalah tradisi Wala. Wala adalah sebuah tradisi lisan berupa nyanyian
yang dibawakan bersamaan dengan gerakan tarian. Tradisi Wala dikenal
oleh suku Matbat, yang merupakan suku asli dari pulau Misool dan tradisi
Wala hanya digelar pada acara tertentu saja. Penduduk di Misool secara
umum mengenal Tradisi Wala. Mereka menyebutnya sebagai lan batan o
atau lagu tanah, yang mengkisahkan tentang asal usul Batan Me atau
lahirnya komunitas di pulau Misool dan persebaran kehidupan
masyarakat suku Matbat. Tradisi ini sempat hampir punah, karena tidak

12 | P a g e
dipelihara oleh penduduk lokal. Namun pada 8 Oktober 2019, tradisi
Wala diakui sebagai budaya nasional dan telah dituangkan dalam bentuk
sertifikat yang ditandangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Effendy Muhadjir di Jakarta.

Kerajinan Tangan Khas Raja Ampat

Salah satu wilayah yang cukup terkenal sebagai wisata unggulan di


Raja Ampat adalah desa Arborek, sebuah desa kecil yang sangat asri dan
sarat akan nilai budaya. Hasil kesenian yang sangat terkenal dari desa ini
adalah Anyaman Daun Pandan khas Arborek. Bila kita berbicara tentang
kesenian anyaman, mungkin kita langsung terbayang anyaman-anyaman
umum yang biasa kita lihat seperti tikar, tas, atau caping. Memang di desa
ini ada juga anyaman-anyaman seperti tas Noken, tempat pinang,
atau tempat handphone. Namun hasil anyaman yang paling terkenal
adalah berupa topi, atau biasa disebut Kayafyof dalam bahasa setempat.
Kepopuleran topi khas Arborek sudah tidak diragukan lagi, bahkan para
wisatawan mancanegara pun banyak yang datang ke Desa pulau ini hanya
untuk mencari dan melihat proses pembuatan kerajinan tradisional ini.
Kerajinan anyaman di Arborek memang baru berlangsung sekitar 12
tahun, namun hasil dari karya anak bangsa ini seperti produk yang sudah
mengalami penyempurnaan puluhan tahun. Bahkan seorang ibu yang
biasa dipanggil Mama Maria mengatakan,” ..kami juga sering dapat
pesanan dari Jakarta, ada juga waktu itu turis Korea pesan tas Noken
sampai puluhan untuk dibawa ke negaranya..”. Begitu rapih dan
berkualitasnya hasil anyaman ini membuat anyaman Arborek terkenal
hingga ke luar Indonesia.
Anyaman unik berbahan dasar daun pandan hutan ini memang begitu
menawan, karena selain kualitas anyamannya, produk ini juga
mempunyai warna yang beragam. Walaupun daun pandan yang dipakai
sebagai bahan dasar umumnya berwarna krem kehijauan, namun setelah
melalui proses pewarnaan, warna daun pandan tersebut dapat menjadi
beberapa macam. Sebelum diwarnai, daun pandan harus dipilih dulu yang
berkualitas, dihilangkan durinya, lalu direbus beberapa saat supaya lemas
bersama beberapa bahan lain untuk mewarnai. Setelah itu, daun harus
dijemur sampai kering, warnanya sedikit memudar dan daun pun siap
untuk dianyam.

13 | P a g e
14 | P a g e
GEOPARK RAJA AMPAT
Geopark adalah sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan
geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk di
dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di
dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi,
edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.
Zamrud Karst Khatulistiwa
Geopark Raja Ampat merupakan kawasan istimewa berupa gugusan
kepulauan karst yang terletak tepat di garis khatulistiwa. Keunikan
geologisnya berskala internasional, dengan ditemukannya batuan tertua yang
tersingkap di dunia, berusia 439 – 360 juta tahun yang lalu (Silur – Devonian)
yang terletak di Misool. Bagaikan sebuah buku, sejarah geologi daerah Raja
Ampat tersusun secara lengkap dan mewakili hampir sepersepuluh usia bumi.
Ibarat sebuah buku, sejarah geologi kawasan Raja Ampat
tersusun lengkap dan mewakili hampir sepersepuluh umur bumi.
Kawasan inipun tidak bisa terlepas dari kawasan megabiodiversitas
Papua. Sehingga tidak heran sebagian besar kawasannya masuk ke dalam
kawasan konservasi. Ekosistem marine dan terestrial Raja Ampat menjadi
habitat bagi ratusan jenis unik, langka, dan terancam punah. Juga menjadi
rumah bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik, yang tak bisa
ditemukan di belahan Bumi manapun
Beragam suku asli dan pendatang, yang kemudian berbaur menjadi penduduk
lokal, turun mewarnai keberagaman budaya di Raja Ampat. Mereka mewarisi
kekayaa budaya yang tak ternilai harganya, berupa benda maupun nirbenda.
Semua terekam dengan sempurna, baik dalam bentuk lukisan dindin, baru
telur keramat, hingga tari-tarian dan upacara-upacara adat, yang lekat
menggambarkan keterkaitan penduduk lokal dengan alam sekitar.

15 | P a g e
Sebagian besar kawasan Geopark berada di bagian tengah Kabupaten
Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Namun, tidak semua wilayah
administratif menjadi batas dari Geopark Raja Ampat.

2.713 Pulau 24 Distrik di Kabupaten Raja


Ampat

Sebagai batas perairan, Geopark Raja Ampat menggunakan Kawasan


Konservasi Laut Daerah dan Suaka Laut Nasional.

5 KKPD (Kawasan Konservasi Perairan


Daerah)

2 SAP (Suaka Alam Perairan)

Di darat, Geopark Raja Ampat berbatasan dengan wilayah administrasi


kabupaten dan cagar alam.

8 Cagar Alam (Kawasan Konservasi Darat)

16 | P a g e
17 | P a g e
WARISAN BIOLOGI
Keanekaragaman geologi Raja Ampat membentuk kekayaan habitat di
kawasan tersebut, baik terestrial maupun marin. Hal tersebut yang menjadikan
Raja Ampat memiliki mega-biodiversitas dan berbagai jenis flora dan fauna
endemik yang tidak bisa ditemui di belahan bumi manapun.
Dengan alasan itu, sebesar 66% wilayah daratan Raja Ampat adalah Cagar
Alam atau CA dengan 7 kawasan konservasi darat seluas 399.564 hektar yang
terdiri atas CA Waigeo Barat, CA Waigeo Timur, CA Misool, CA Batanta, CA
Salawati, CA Kofiau, dan CA Torobi.
Keanekaragaman Hayati Terestrial
Teridentifikasi 9 habitat terrestrial yang tersebar di 4 pulau utama Raja
Ampat, menyumbang keanekaragaman hayati berupa fauna dan flora endemik
yang masih terjaga dengan baik dan alami. Hal tersebut yang menjadikan lebih
dari setengah kawasan Raja Ampat menjadi kawasan konservasi.
Keanekaragaman hayati terrestrial Raja Ampat terdiri atas: 874 spesies
tumbuhan yang 9 diantaranya adalah spesies endemik dan 6 spesiesnya
dilindungi; dengan 360 spesies diantaranya adalah pohon. Lalu terdapat 114
spesies herpetofauna dengan 5 spesies diantaranya adalah spesies endemik dan
5 spesies lainnya dilindungi. Juga terdapat 47 spesies mamalia dengan
diantaranya terdapat 1 spesies endemik dan 3 spesies lainnya dilindungi. Dan
yang terakhir, terdapat 274 spesies burung dengan 6 spesies diantaranya
adalah endemik, dan 8 spesies juga masuk dalam kategori dilindungi.

18 | P a g e
Keanekaragaman Hayati Laut
Coral Triangle atau lazim dikenal sebagai Kawasan Segitiga Terumbu
Karang Dunia adalah kawasan seluas hampir 4 juta mil persegi mencakup
lautan dan perairan pesisir di Asia Tenggara dan Pasifik yang mengelilingi
Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Timor Leste, dan Kepulauan
Solomon. Kawasan ini adalah tempat keanekaragaman hayati laut terbesar di
bumi. Menjadi rumah bagi 75% spesies karang dunia dan sekitar 2.500 spesies
ikan. Keragaman hayati dan lingkungannya ini terbentuk oleh kompleksitas
geologi dan aktifitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “Ring of Fire”.

Indonesia menjadi bagian dari Kawasan Coral Triangle saat deklarasinya


turut ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) tanggal 15 Mei
2009 di Manado. Dan, letak Raja Ampat pada kawasan ini menjadikan Raja
Ampat mendapatkan julukan “The Heart of Coral Triangle” atau Jantung
Segitiga Karang Dunia.
Sebagai jantung segitiga karang dunia, kawasan laut ini memiliki: 540
jenis karang keras (lebih dari 75% jenis karang dunia); 60 jenis udang karang;
1.070 jenis ikan karang; 699 jenis hewan lunak (moluska). Hal inilah yang
menjadi alasan luasnya kawasan konservasi perairan Raja Ampat, baik skala
regional maupun nasional, yang kemudian dikelompokkan menjadi 5
kawasan.

19 | P a g e
Sejumlah 5 Kawasan Konservasi Perairan Daerah atau KKPD tersebut
tercatat seluas 1.125.940 hektar yaitu KKPD Selat Dampier, KKPD Teluk
Mayalibit, KKPD Ayau-Asia, KKPD Kofiau dan KKPD Misool Timur
Selatan. Selain itu juga terdapat 2 Kawasan Konservasi Perairan Nasional atau
KKPN seluas 185.000 Hektar yang selanjutnya disebut Suaka Alam Perairan
atau SAP yang terdiri atas SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan SAP
Kepulauan Raja Ampat.
Kompleksitas geologi bawah laut Raja Ampat juga menciptakan gua-gua
bawah laut yang memiliki nilai estetika tersendiri. Gua bawah laut dan saluran
rekahan juga rembesan yang menghubungkan gua-gua ini menjadikan
kawasan ini sebagai salah satu spot menyelam terbaik didunia.
Selain itu, penemuan fosil hidup yaitu ikan Raja laut atau Coelacanth
(punah 66 juta tahun lalu) dimana tersisa dua spesies di dunia yang ditemukan
di Afrika dan Sulawesi utara, juga ditemukan di Raja Ampat pada tanggal 2
Juli 2018.

20 | P a g e
SOSIAL DAK KESEJATERAAN RAKYAT

Sosial dan kesejahteraan rakyat merujuk pada kondisi dan kualitas


kehidupan masyarakat secara umum. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk
kondisi sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, hak asasi
manusia, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Fungsi kesejahteraan sosial untuk memperbaiki secara progressif dari
kondisi kehidupan seseorang melalui pengembangan sumber daya manusia
dengan penggunaan, penciptaan sumber komunitas, penyediaan struktur
institusional untuk berfungsinya pelayanan yang terorganisasi dan
pembangunan yang berorientasi terhadap perubahan
PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

21 | P a g e
PRASARANA
Energi

PARIWISATA
Jumlah Wisatawan

Jumlah Akomodasi

22 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Raja_Ampat
https://rajaampatgeopark.com/id/our-heritage/bioheritage/
https://rajaampatgeopark.com/id/

23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai