Anda di halaman 1dari 5

Pulau Madura

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Madura
َ‫َمد َُر‬

Topografi Pulau Madura.

Geografi

Lokasi Asia Tenggara

Koordinat 7°0′LU 113°20′BT

Kepulauan Kepulauan Sunda Besar

Jumlah pulau 127 Pulau

Pulau besar Kepulauan Kangean, Kepulauan Masalembo.

Luas 5,200 km²

Puncak tertinggi Bukit Geger,

Bukit Payudan

Negara
Indonesia

Provinsi Jawa Timur

Demografi

Populasi 3.647.000 (per 2013)

Kepadatan 706/km²

Kelompok etnis Madura

Madura (bhs. Madura: Mâdhurâ/َ‫َ) َمد َُر‬adalahَnama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau
Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta
jiwa.
Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju Madura, selain itu untuk menuju pulau
ini bisa dilalui dari jalur laut ataupun melalui jalur udara. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari Pelabuhan Tanjung
Perakdi Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di bangkalan, Selain itu juga bisa dilalui dari Pelabuhan
Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura.
Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten,
yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura, Pulau dengan sejarahnya yang panjang,
tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh islamnya yang kuat.
Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di
Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya,
seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa
Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada
di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa
berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan, masyarakat Madura juga dikenal hemat,
disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal omba' asapo' angen). Harga diri, juga paling penting dalam
kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: katembheng pote mata, angok pote tolang.
Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Babad Madura
 2Sejarah
 3Geografi dan Adiministrasi
 4Ekonomi
 5Kondisi Sosial Masyarakat
 6Transportasi
 7Budaya
 8Seni
 9Pariwisata
o 9.1Objek Wisata di Kabupaten Sumenep
o 9.2Objek Wisata di Kabupaten Pamekasan
o 9.3Objek Wisata di Kabupaten Sampang
o 9.4Objek Wisata di Kabupaten Bangkalan
 10Tokoh Madura
 11Lihat pula
 12Ragam Hal
 13Referensi
 14Pranala luar

Babad Madura[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Babad Madura
Dari sumber-sumber babad tanah Madura dikisahkan bahwa pulau Madura pada zaman dahulu oleh para
pengarung lautan hanya terlihat sebagai puncak-puncak tanah yang tinggi (sekarang menjadi bukit-bukit, dan
beberapa dataran yang ketika air laut surut dataran tersebut terlihat, sedangkan apabila laut pasang dataran
tersebut tidak tampak ( di bawah permukaan air ). Puncak-puncak yang terlihat tersebut di antaranya sekarang
disebut Gunung Geger di Kabupaten Bangkalan dan Gunung Pajudan di kabupaten Sumenep. Sejarah tanah
Madura tidak terlepas dengan sejarah atau kejadian yang terjadi di tanah Jawa. Diceritakan bahwa pada suatu
masa di pulau Jawa berdiri suatu kerajaan bernama Medang kamulan. Di dalam kotanya ada sebuak keraton
yang bernama keraton Giling wesi, rajanya bernama Sang Hyang Tunggal ( Kerajaan Medang Kamulan
terletak di muara Sungai Brantas. Ibukotanya bernama Watan Mas).

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya pada masa Hindia
Belanda

Perjalanan Sejarah Madura dimulai dari perjalanan Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama di Madura pada
abad 13. Dalam kitab nagarakertagama terutama pada tembang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula
bersatu dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa
merupakan bagian dari komunitas budaya yang sama.
Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur
seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas
tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya.
Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas
Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh
pemerintah Hindia Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari
provinsi Jawa Timur.[1]
Sejarah mencatat Aria Wiraraja adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh
Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih Sumenep,
merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu,
diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Di Batuputih yang
kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan
keraton Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria.

Geografi dan Adiministrasi[sunting | sunting sumber]


Geografi
Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara
tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi
tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering. Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama
dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah
kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.
Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang
terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-
bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih
bergabung.
Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km², atau kurang lebih 10 persen dari luas daratan Jawa
Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di
Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten.
Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan,
kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan
memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai
luas wilayah 1.857,530 km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.
Administrasi
Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:

Kabupaten Ibu Kota Luas Area Populasi 2010

Kabupaten Bangkalan Bangkalan 1,260 907,255

Kabupaten Sampang Sampang 1,152 876,950


Kabupaten Ibu Kota Luas Area Populasi 2010

Kabupaten Pamekasan Pamekasan 733 795,526

1,041,915
Kabupaten Sumenep Sumenep 1,147

Anda mungkin juga menyukai