Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Jakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini berisi uraian tentang sejarah kota Jakarta. Untuk periode tertentu ketika daerah ini disebut
Batavia, ibu kota Hindia Belanda, lihat Batavia.

Gambar Batavia, ibu kota Hindia Belanda dalam apa yang kini merupakan Jakarta Utara, sekitar 1780

Jakarta adalah ibu kota dan kota terbesar Indonesia. Terletak di estuari Sungai Ciliwung, di bagian
barat laut Jawa, daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah
dari Jakarta berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan
Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh kerajaan bercorak India Tarumanegara, Kerajaan
Sunda Hindu, Kesultanan Banten Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan
Indonesia.[1] Hindia Belanda membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh Kekaisaran
Jepang semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari Indonesia.
Jakarta telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut Sunda Kelapa selama periode Kerajaan
Sunda dan Jayakarta, Djajakarta, atau Jacatra selama periode singkat Kesultanan Banten.
Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "Kota Tua Jakarta", yang dekat dengan laut di
utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era VOC. "Kota baru" di selatan berkembang antara
1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang
gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern
sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal
sebagai Batavia (1619–1949), dan Djakarta (dalam bahasa Belanda) atau Jakarta, selama
pendudukan Jepang dan masa modern.[2][3]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Kerajaan-kerajan awal (abad ke-4 M)


 2Catatan dan referensi
 3Bacaan lebih lanjut
 4Pranala luar

Kerajaan-kerajan awal (abad ke-4 M)[sunting | sunting sumber]


Daerah pesisir dan pelabuhan Jakarta di utara Jawa Barat telah menjadi lokasi permukiman
manusia sejak kebudayaan Buni abad ke-4 SM. Catatan sejarah paling awal yang ditemukan di
Jakarta adalah Prasasti Tugu, yang ditemukan di Kecamatan Tugu, Jakarta Utara. Ia merupakan
salah satu prasasti tertua dalam Sejarah Indonesia. Daerah tersebut adalah bagian dari kerajaan
bercorak India Tarumanegara.
Pada tahun 397 M, Raja Purnawarman mendirikan Sunda Pura, yang terletak di pantai utara Jawa
Barat, sebagai ibu kota baru kerajaan.[4] Ibu kota kerajaan Tarumanagara tersebut kemungkinan
besar terletak di suatu tempat antara Kecamatan Tugu, Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat. Purnawarman meninggalkan tujuh batu peringatan di seluruh daerah tersebut, termasuk
Provinsi Banten dan Jawa Barat saat ini, yang terdiri dari prasasti yang memuat namanya.[5]

Catatan dan referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "History of Jakarta". Jakarta.go.id. 8 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 8, 2014.
Diakses tanggal 17 June2014.
2. ^ Lihat juga Ejaan Yang Disempurnakan
3. ^ Lesson: Old Indonesian Spellings. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.
4. ^ Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon.
Yayasan Pustaka Jaya, Jakarta. 2005.
5. ^ The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center
of Bogor. Yayasan Cipta Loka Caraka. 2007.

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Garis waktu Jakarta § Bibliografi

 Blusse, Leonard. An Insane Administration and Insanitary Town: The Dutch East India Company and
Batavia (1619–1799) (Springer Netherlands, 1985).
 de Jong, J.J.P. (1998). De waaier van het fortuin: van handelscompagnie tot koloniaal imperium : de
Nederlanders in Azië en de Indonesische archipel. Sdu. ISBN 9789012086431.
 Liebenberg, Elri; Demhardt, Imre (2012). History of Cartography: International Symposium of the ICA
Commission, 2010. Heidelberg: Springer. hlm. 209. ISBN 978-3-642-19087-2. The United Dutch East India
Company (Vereenigde Oost-Indische Compagnie or VOC in Dutch, literally "United East Indian
Company")...
 Merrillees, Scott (2015). Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980. Jakarta: Equinox
Publishing. ISBN 9786028397308.
 Ricklefs, Merle Calvin (1993), A History of Modern Indonesia Since c.1300, Stanford: Stanford University
Press, ISBN 0-8047-2194-7.
 Schoppert, Peter; Damais, Soedarmadji & Sosrowardoyo, Tara (1998), Java Style, Tokyo: Tuttle
Publishing, ISBN 962-593-232-1.
 Silver, Christopher (2007). Planning the Megacity: Jakarta in the Twentieth Century - Planning, History and
Environment Series. Routledge. hlm. 101. ISBN 9781135991227.
 Siregar, Sandi (1998). "The Architecture of Modern Indonesian Cities". Dalam Tjahjono,
Gunawan. Indonesian Heritage-Architecture 6. Singapore: Archipelago Press. ISBN 981-3018-30-5.
 Witton, Patrick (2003), Indonesia, Melbourne: Lonely Planet, ISBN 1-74059-154-2.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 Pictures and Map from 1733 (Homannische Erben, Nuernberg-Germany)
Kategori:
 Jakarta

Anda mungkin juga menyukai