Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN/PANCASILA

Dosen : Pnt. Jhonly Th. Wendur, S.H, M.H, M.M

Disusun oleh:

Kelompok 4 / Semester I

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Yayasan Ds. A Z R Wenas

Fakultas Teologi

2018
1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

a) Sejarah Nama Indonesia


Bangsa Indonesia lahir dan bangkit melalui sejarah perjuangan masyarakat
bangsa yang pernah dijajah. Akibat penjajahan, bangsa Indonesia sangat menderita,
tertindas lahir dan batin, mental dan materi, mengalami kehancuran di bidang
ekonomi, social, politik, budaya dan pertahanan keamanan hingga sisa-sisa
kemegahan dan kejayaan Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit yang dimiliki
rakyat di bumi pertiwi, sirna dan hancur tanpa sisa.
Sejarah Indonesia meliputi sejarah rentang waktu yang sangat panjang dimulai
sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan “Manusia Jawa”. Secara geologi
wilayah nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau Kerajaan Hindu
Jawa Dwipa di pulau Sumatera sekitar tahun 200 SM. Bukti fisik awal yang
menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hiduisme pada abad ke-5,
yaitu Kerajaan Tarumenagara yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di
Pesisir sungai Mahakam, Kalimantan.
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 diwilayah Jawa Barat terdapat Kerajaan
bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan
Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14 Kerajaan
Buddha Swirijawa berkembang pesat di Sumatera yang beribukota di Palembang.
Pada puncak kejayaannya Sriwiijaya menguasai dareah sejauh Jawa Barat dan
Semenanjung Melayu.
Selanjutnya, pada abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah Kerajaan
Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara 1331 hingga 1364, Gajah
Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya
adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah
Kepulauan Nusantara yang merupakan Tanah Air Bangsa Indonesia. Sebutan
Nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa Kerajaan Majapahit,
kemudian pada masa penjajahan Belanda, sebutan ini di ubah oleh pemerintahan
Belanda menjadi Hindia Belanda.
Indonesia berasal dari bahasa latin Indus dan Nesos yang berarti India dan Pulau-
pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang ada di
Samudera India dan itu;ah yang dimaksud sebagai satuan pulauyang kemudia disebut
dengan Indonesia (Setidjo, Pandji,2009).
Pada tahun 1850 George Windsor Earl seorang inggris etnolog mengusulkan
istilah Indonseians dan preperensi Malayunesians untuk penduduk kepulauan Hindia
atau Malayan archipelago. Kemudian seorang mahasiswa bernama Earl James
Richardison Logan menggunakan Indonesia sebagai sinonim untuk Kepulauan Hindia.
Namun di kalangan akademik Belanda di Hindia Timur enggan menggunakan
Indonesia, sebaliknya mereka menggunakan istilah Melayu Nusantara (Malaysce
Archipel). Sejak tahun 1900 nama Indonesia menjadi lebih umum dikalangan
akademik diluar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakan nama
Indonesia untuk ekspresi politiknya. Adolf Bastian dari Universitas Berlin
memopulerkan nama Indonesia melaluyi bukunya Indonesien oder die inseln des
malayischen arcipels (1884-1894). Kemudian sarjana bahasa Indonesia pertama yang
menggunakan nama Indonesia Suwardi Suryaninggrat (Ki Hajjar Dewantara) ketika ia
mendirikan kantor berita di belanda dengan nama Indonesisch Pers-Bureau di tahun
1913.
Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal Negara Indonesia. Majapahit yang
keberadaannya sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang sangat
Berjaya, terlebih pada masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada yang wafat
disekitar 1360-an Gajah MAda adalah Mahapatih Majapahit yang sangat disegani,
Dialah yang berhasil menyatuhkan Nusantara yang terkenal dengan “sumpah palapa”
(sumpah yang menyatakan tidak akan pernah beristirahat atau berhenti sebelum
Nusantara bersatu).
Meski demikian, sejarah juga mencatat bahwa kerajaan Majapahit yang
berumur lebih dari 2 abad harus berakhir karena Majapahit mengalami Paradoks
history setelah Patih Gajah Mada wafat, kerajaan Majapahit mengalami perpecahan
(semacam balkanisasi di Eropa Timur di akhir abad XX). Dengan ditandai lepasnya
Kerajaan-Kerajaan yang semula berada dalam kekuasaan Kerajaan MAjapahit
menjadi Kerajaan-Kerajaan kecil yang berdiri sendiri.
Ditengah kondisi demikian, dan seiring dengan masuknya bangsa-bangsa
Eropa kewilayah Nusantara sejak disekitar 1521, mulai Spanyol, Portugis, kemudian
disusul Belanda dengan VOCnya disekitar 1602.
Bangsa Indonesia adalah sekelompok masyarakat Indonesia yang bersatu atau
dipersatukan karena adanya persamaan sejarah dan nasib di masa lampau, serta
memiliki cita-cita maupun tujuan yang sama untuk kehidupan di masa yang akan
datang. Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai
kemerdekaan di Negara-negara asia yang pernah mengalami proses penjajahan, pada
umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad ke 20 yakin melalui proses
dekolonisasi antara tahun 1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam periode
tersebut selain Indonesia adalah srilangka dan libanon (22 november 1943), pilipina (4
juli 1946), yordania (22 Maret 1946), Pakistan dan India (15 agustus 1947), miyanmar
atau burma (4 januari 1948), Vietnam(20 juli 1954) dan srilangka (4 febuari 1948). Untuk
menjelaskan mengenai Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia,

Berikut akan kami paparkan dalam pembagian waktunya :


 Masa Bangsa Portugis
Sebelum negara ini merdeka, Indonesia harus mencicipi kejamnya penjajahan
oleh beberapa negara asing. Diawali dari Portugis yang pertama kali datang ke
Malaka pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque Portugis dapat menguasai
Malaka pada 10 Agustus 1511. Setelah mendapatkan Malaka, portugis mulai
bergerak dari Madura sampai ke Ternate.
Sejatinya Bangsa Indonesia meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis.
Salah satu perlawan yang terkenal ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak
di Sunda Kelapa (Jakarta). kala itu Fatahillah dapat menyapu bangsa Portugis dan
merebut kembali Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa
diganti menjadi Jayakarta.
 Masa Bangsa Spanyol
Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari
untung. Kalau Portugis lebih memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol lebih
tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah persaingan antara Portugis dan Spanyol
di kawasan Maluku. Spanyol kemudian membangun benteng di Tidore.
Pembangunan benteng ini semakin memperuncing persaingan persekutuan Portugis
dan Ternate dengan Spanyol dan Tidore. Akhirnya pada tahun 1527 terjadilah
pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu
oleh Spanyol. Benteng yang dibangun Spanyol di Tidore dapat direbut oleh
persekutuan Ternate dan Portugis.
Portugis dan Spanyol menyadari kerugian yang ditimbulkan akibat persaingan
itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada tahun 1534 keduanya menyepakati
diadakanlah Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain:
 Maluku menjadi daerah pengaruh dan kegiatan Portugis
 Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina

Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku. Dalam


melaksanakan monopoli perdagangan, Portugis juga memiliki ambisi untuk
menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya, rakyat dan raja Ternate
kemudian menentang Portugis.

 Masa Pemerintahan Penjajahan Belanda


Masuknya Belanda ke Indonesia juga sebagai akhir dari masa penjajahan bangsa
Portugis (Penjajahan Portugis Berakhir pada 1602). Cornelius de Houtman
memimpin Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten. Pada tahun 1602 Belanda
mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten karena ingin
menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia. kemudian lantaran pasar di Banten
mendapat saingan dari pedagang Inggris dan Tionghoa maka kantor VOC pindah ke
Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan
Hasanuddin. Setelah berpindah-pindah tempat, akhirnya sampailah VOC di
Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menyepakati perjanjian Giyanti yang isinya ialah
Belanda mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian
Giyanti juga membagi kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan
Kasunan Surakarta. kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC dibubarkan setelah
Perancis mengalahkan Belanda.
Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC dibubarkan. Belanda kemudian
memilih Daendels sebagai gubernur jenderal hindia belanda. Saat masa Deandels,
rakyat Indonesia dipaksa untuk membuat jalan raya dari Anyer hingga Panarukan.
Namun masa pemerintahan Daendels berlangsung singkat yang kemudian diganti
Johannes van den Bosch. Johannes Van den Bosch menerapkan cultuur stelsel
(sistem tanam paksa). Dalam sistem tanam paksa, tiap desa wajib menyisihkan
sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor seperti tebu, kopi, nila dll. Hasil
tanam paksa ini harus dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah
ditetapkan.

 Masa Pemerintahan Penjajahan Jepang


Setelah 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, kemudian Jepang menggantikan
Penjajahan Belanda di Indonesia. kala itu melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8
maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang. Masa pendudukan
Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. Saat melakuakn
penjajahan di NKRI Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang
dibentuk Jepang antara lain ialah Putera, Heiho (pasukan Indonesia buatan Jepang),
PETA (Pembela Tanah Air), Jawa Hokokai (pengganti Putera).
Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan ramah oleh bangsa
Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda.

 Pembentukan BPUPKI
1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dengan
membentuk Dokuritsu Junbi Tyosakai atau BPUPKI (Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). kemudian pada 28 April 1945, Jenderal
Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota BPUPKI di
Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kemlu). saat itu Ketua
BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan wakilnya
Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI saat itu adalah
63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah di Indonesia.

 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti
BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan
masyarakat Indonesia dipimpin oleh Ir. Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta
serta penasihatnya Ahmad Subarjo. kemudian Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah karena kalah setelah bom atom dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki. Kala
itu Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang
menyatakan kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai
klimaks tonggak-tonggak perjuangan berabad-abad untuk menjadi bangsa yang
berdaulat. kemudian 3 hari setelah Jepang tak berdaya, yaitu tanggal 17 Agustus
1945, pukul 10.00 dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia.
Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia merupakan jembatan emas,
sehingga mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Surjumiharjo (1989), gerakan ini merupakan peristiwa yang serempak di
berbagai belahan bumi, khususnya di Asia dan Afrika.
2. Konsep NKRI Berdasarkan UUD
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang menjadi
ketetapan bangsa Indonesia sejak diproklamirkan dan diatur dalam Undang-undang
Dasar Negara Republik indonesia Tahun 1945, sebagai mana diatur Pada Pasal 1 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu “Negara Indonesia adalah
Negara Kesatuan yang Berbentuk Republik” ini menunjukkan bahwa pada Negara
Indonesia tidak terdapat wilayah atau daerah yang bersifat Negara atau tidak ada
Negara dalam Negara.

Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan keberadaan


Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap pecahnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memperkukuh prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan tidak sedikit pun mengubah Negara Kesatuan Republik
Indonesia menjadi negara federal.

Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh setelah dilakukan


perubahan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dimulai dari
adanya ketetapan Majelis Permusyarawatan Rakyat yang salah satunya adalah tidak
mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tetap
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk final negara
bagi bangsa Indonesia. 
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari
pertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal
berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar
pemikiran). UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara nyata mengandung
semangat agar Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam pembukaan
maupun dalam pasal-pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal
18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia”.
Pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia itu bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Tujuan tersebut bisa dicapai hanyalah dengan adanya
kemerdekaan bagi bangsa Indonesaia, sehingga dalam alinea keempat ini secara
tegas diproklamirkan, disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam satu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbentuk
dalam satu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Pancasila.
Makna negara Indonesia juga dapat dipandang dari segi kewilayahan. Pasal 25
A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nucsantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”. Istilah
Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara
Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di anatara Benua Asia dan Benua
Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan
hukum; 3) kesatuan sosial-budaya; serta 4) kesatuan pertahanan dan keamanan.
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi
semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3. Penjelasan Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara


Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara artinya pancasila nilai-nilai yang
menjadi pandangan hidup sehingga merupakan jati diri Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Hal ini dimaksudkan bahwa pancasila merupakan gagasan,
ide-ide maupun keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang meliputi berbagai
bidang kehidupan. Ideology suatu Negara menjadi dasar sistem kenegaraan untuk
seluruhnya dan juga bangsa tersebut.
Pancasila sebagai ideologi Negara sangat dibutuhkan karena ideology tersebut
merupakan suatu pandangan, nilai, cita-cita, dan juga keyakinan yang ingin
diwujudkan dalam kehidupan yang nyata. Ideology tersebut mampu membangkitkan
kesadaran seluruh rakyat dengan kemerdekaan. Pendek kata, pengertian Pancasila
sebagai ideologi dan dasar Negara adalah konsep yang meliputi penanaman
semangat masyarakat untuk bergerak melawan penjajah dan mewujudkan kehidupan
dan penyelenggaraan Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara dimaksudkan bahwa Pancasila merupakan
landasan kehidupan bernegara. Dasar Negara bagi Negara merupakan dasar yang
digunakan untuk mengatur Negara baik penyelenggaraan sekaligus pancasila
merupakan suatu pandangan untuk meraih cita-cita bangsa Indonesia. Dasar Negara
yaitu Pancasila meliputi tujuan Negara, cita-cita Negara dan juga norma-norma dalam
bernegara. Begitu pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia sehingga semua
masyarakat wajib untuk mengetahui pancasila sebagai ideology dan juga dasar
Negara.

4. Pentingnya Latar Belakang Sosialisasi Empat Pilar MPR RI


Berdasarkan UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
ditugaskan untuk melakukan pemasyarakatan atau sosialisasi empat pilar, khususnya
UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 kepada segenap komponen bangsa
Indonesia.  Sosialisasi empat pilar ini merupakan terobosan dan antipasi yang
luarbiasa dari para wakil rakyat yang ada di MPR, karena kondisi kehidupan
berbangsa dan bernegara kita saat ini sangat memilukan dan memperihatinkan,
banyak terjadi kekacauan, kerusuhan antar kelompok agama, kelompok masyarakat,
antar pelajar, demonstrasi mahasiswa di luar toleransi atau sudah menjurus
anarkisme bahkan kriminalitas.  Aspirasi yang mereka bawa dalam tuntutan
demontrasi tidak murni lagi, mudah dihasut oleh orang atau kelompok yang tidak
bertanggungjawab demi kepentingan orang atau kelompok tersebut, hal itu salah
satu sebabnya kurangnya pengetahuan, pemahaman mereka para generasi muda,
atau para pemuda harapan bangsa terhadap makna Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bihineka tunggal Ika, serta kurangnya pemahaman mereka terhadap nilai-nilai
persatuan, kurang mewarisi semangat perjuangan, pudarnya rasa nasionalisme,
maupun rasa patriotisme serta hilangnya rasa cinta terhadap tanah air, bangsa, dan
Negara.
Semua itu harus diakhiri dengan membangkitkan semangat, pengetahuan kita
mengenai pentingnya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara sebab dengan
adanya soasilaisai dari MPR RI kita mendapat pengetahuan sebagai bekal kedepan
dalam mendampingi dan mengisi kemerdekaan serta memepertahankan NKRI ini. 
Dari sosialisasi empat pilar untuk TOT (Training Of Trainers) yang dilakukan oleh MPR
RI yang bertempat di Mataram Provinsi NTB pada tanggal 18 sampai tanggal 22
Februari 2011 yang diikuti  oleh 75 peserta dari berbagai komponen masyarakat,
kalangan pendidikan, pondok pesantren,  tokoh agama, dan lainnya dapat
memberikan pengertian bahwa MPR maupun DPR yang selalama ini kita tonton lewat
televisi, yang berkelahi, yang tidur dll ternyata tugasnya luar biasa banyak dan
melelahkan sampai larut malam dalam memikirkan rakyat dan Negara Republik
Indonesia tercinta ini.  Nah dengan sosialisasi ini kita menjadi melek mata tidak
berpikiran negative terhadap wakil kita di DPR/MPR ternyata para wakil kita itu
tugasnya sangat berat apalagi kalau membuat UU dan bersidang sepanjang tahun
selama lilma tahun belum lagi tugas yang lainnya dalam mengawasi pemerintah
dalam menggunakan anggaran.  Fungsi DPR ada tiga yaitu fungsi legislasi,
pengawasan, dan fungsi Anggaran.  Masa sidang DPR setahun adalah empat kali atau
setiap tiga bulan satu kali.
Tujuan dari TOT ini adalah untuk memberi pemahaman yang utuh
menyeluruh dan persepsi yang benar terhadap empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara dan mempersiapkan peserta supaya mampu menjadi narasumber untuk
ditularkan ke anggota masyarakat lainya.  Pertama dalam TOT tersebut diadakan
pretest untuk melihat kemampuan dan pemahaman peserta  terhadap wawasan
berbangsa dan bernegara, kemudian dilanjuti dengan pemahaman oleh narasumber
dari  DPR/MPR, dilanjutkan dengan dinamika kelompok sebanyak lima kelompok
dengan masing-masing angota 15 orang, setelah itu dilanjuti dengan simulasi dan
terkhir postest dengan tingkat pemahaman dengan nilai tertinggi pretest adalah 63
dan setelah postets tingkat pemahaman menjadi nilai 90, dan tentunya yang lebih
penting dari itu semua adalah bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ini.
5. Yang Menjadi WNI dan Maksud dari Warga Negara dan Penduduk
Yang menjadi warga negara diatur dalam: bab XI tentang warga negara dan
penduduk pasal 26 1 “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Yang dimaksud dengan penduduk adalah suatu negara atau daerah yang
terdapat sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Kemudian yang dimaksud dengan Warga negara ialah mereka yang
berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara.
6. Penjelasan Tentang Kewarganegaraan dan Urutan-Urutan atas UUD RI Nomor 12
Tahun 2006
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan
politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian
disebut warga negara.
kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris:
citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut
sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan
politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-
masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi
warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (bahasa Inggris:
nationality). Yang membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada
kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara
(contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas
perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan
untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Adapun urutan penjelasan UUD mengenai Kewarganegaraan.
 Warga Negara Indonesia
 Syarat dan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
 Syarat dan Tatacara Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia
 Ketentuan Pidana
 Ketentuan Peralihan
 Ketentuan Penutup
7. Mekanisme Penyusunan UUD
Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”),
kekuasaan untuk membentuk undang-undang (“UU”) ada pada Dewan Perwakilan
Rakyat (“DPR”). Selanjutnya, di dalam Pasal 20 ayat (2) UUD 1945diatur bahwa setiap
rancangan undang-undang (“RUU”) dibahas oleh DPR dan Presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
Proses pembentukan UU diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU 12/2011”) . Selain itu, proses
pembentukan UU juga diatur dalam UU No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“UU 27/2009”). Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) UU
12/2011, materi muatan yang harus diatur melalui undang-undang adalah:
pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; perintah suatu Undang-Undang untuk
diatur dengan Undang-Undang; pengesahan perjanjian internasional tertentu;
tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau pemenuhan
kebutuhan hukum dalam masyarakat. Dalam UU 12/2011, proses pembuatan
undang-undang diatur dalam Pasal 16 s.d. Pasal 23, Pasal 43 s.d. Pasal 51, dan
Pasal 65 s.d. Pasal 74. Sedangkan, dalam UU 27/2009, pembentukan UU diatur
dalam Pasal 142 s.d. 163. Untuk proses selengkapnya, Saudara juga dapat
melihat pada Tata Tertib DPR mengenai Tata Cara Pembentukan Undang-
undang. Berdasarkan ketentuan UU 12/2011, UU 27/2009 dan Tata Tertib DPR
tersebut, kami sarikan proses pembentukan undang-undang sebagai berikut:
RUU dapat berasal dari DPR atau Presiden. RUU dari DPR diajukan oleh
anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR yang khusus
menangani bidang legislasi atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan
lembaga pemerintah non-kementerian sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggung jawabnya
RUU tersebut kemudian disusun dalam Program Legislasi Nasional
(prolegnas) oleh Badan Legislasi DPR untuk jangka waktu 5 tahun serta dibuat
pula dalam jangka waktu tahunan yang berisi RUU yang telah diurutkan prioritas
pembahasannya.
Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik
kecuali untuk RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) menjadi
UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.
Pimpinan DPR memberitahukan adanya RUU dan membagikan RUU
kepada seluruh anggota DPR dalam rapat paripurna
DPR dalam rapat paripurna berikutnya memutuskan RUU tersebut
berupa persetujuan, persetujuan dengan perubahan, atau penolakan.
Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.
Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi,
rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus.
 Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I dilakukan dengan pengantar
musyawarah, pembahasan daftar inventarisasi masalah, dan penyampaian
pendapat mini fraksi

 Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna. Dalam rapat


paripurna berisi: penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini
fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I; pernyataan
persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan
yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan pendapat akhir Presiden
yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.
 Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah mufakat, keputusan
diambil dengan suara terbanyak
 RUU yang membahas tentang otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan wilayah;
pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya lainnya; dan
perimbangan keuangan pusat dan daerah, dilakukan dengan melibatkan
DPD tetapi hanya pada pembicaraan tingkat I saja.
 Dalam penyiapan dan pembahasan RUU, termasuk pembahasan RUU
tentang APBN, masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan
dan/atau tertulis kepada DPR melalui pimpinan DPR dan/atau alat
kelengkapan DPR lainnya.
 RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR dengan Presiden
diserahkan kepada Presiden untuk dibubuhkan tanda tangan, ditambahkan
kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam lembaran Negara Republik
Indonesia

8. Dasar Hukum Sosialisasi 4 Pilar MPR RI

Dasar Hukum Sosialisasi Empat Pilar MPR RI UU Nomor 17 Tahun 2014 jo.UU
Nomor 42 Tahun 2014 Tentang MPR,DPR,DPD,dan DPRD pasal 5 huruf a dan b,pasal
11 huruf c, di sana sudah ter uraikan tentang dasar hukum Empat Pilar.

Peraturan MPR RI No 1 TAHUN 2014 Tentang tata tertib MPR RI pasal 6 huruf a
dan b, pasal 13 huruf c, masyarakat indonesia sangat di lindungi hak-hak nya, seperti
perburuhan tentang tenaga kerja, dan perlindungan hukum bagi masyarakat. Tujuan
acara sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang di laksanakan di aula kecamatan cikupa kab
tangerang, Dr.M.Ali Taher.S.H,M,HUM. sebagai pembicara di acara tersebut
mengatakan. “Terlaksana nya acara hari ini, atas dukungan salah satu lembaga
swadaya masyarakat yang ada di lingkungan kabupaten tangerang LSM GRAK, dan
juga tujuan dari acara ini agar masyarakat indonesia mengetahui istilah Empat Pilar
MPR RI”.

M Ali Taher menjelaskan “Perlu kita sadari bersama- sama bahwa Sekarang ini
terjadi globalisasi yang begitu luar biasa, demokrasi yang menuntut kebebasan yang
luar biasa sehingga ada persoalan potensi disintergrasi bangsa, banyak orang yang
tidak puas dengan proses politik mencari alternatif-alternatif diluar proses demokrasi
itu sehingga mencoba untuk memecah bangsa”. Posisi MPR sebagai lembaga Negara
yang berwewenang untuk membangun idiologi bangsa di tuntut untuk meningkatkan
peran itu, yang di perankan adalah bagai mana meningkat kan kesadaran lewat
Empat Pilar itu. Ali Taher mengatakan juga tentang kesadaran berkontitusi yaitu
kesadaran akan penting nya UU 45, Kesadaran ke bhinekaan, kesadaran tentang
negara kesatuan, dan itu lah yang menjadi bagian terpenting untuk di tumbuhkan
kembali. Dua tahun kebelakang ini empat belas ribu remaja mati sia-sia, itu di akibat
kan narkoba dan miras dengan itu diharapkan ke seluruh masyarakat agar
mengetahui tentang bahayanya narkoba pada generasi bangsa , Ungkap
nya.(Denny/Iskandar)
SUMBER – SUMBER

Buku Bahan Tayang Materi 4 Pilar – MPR RI

https://meilabalwell.wordpress.com/negara-hukum-konsep-dasar-dan-
implementasinya-di-indonesia/

http://www.markijar.com/2016/08/sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia.html

http://lulusujian.com/sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-sebelum-dan-sesudah-
merdeka/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_nama_Indonesia

http://www.manjur.id/2017/05/konsep-nkri-menurut-uud-ri-tahun-1945.html
http://www.klikpengertian.com/2016/01/konsep-nkri-menurut-uud-tahun-1945.html

https://books.google.co.id/books?
id=gFc_DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+Pendidikan+pancasila+mengenai+ko
nsep+NKRI&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwj56bOs9f3dAhWMKY8KHXepCgcQ6AEIJTAA#v
=onepage&q&f=false

http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-pancasila-sebagai-ideologi-
dan-dasar-negara/

https://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara/

https://ketatanegaraan.wordpress.com/2011/03/16/sosialisasi-4-pilar-bangsa-dan-
negara/

Anda mungkin juga menyukai