Anda di halaman 1dari 8

A.

Masa Kejayaan Nasional


1. Perkembangan Singkat Kerajaan – Kerajaan Kuno di Indonesia

Awal kerajaan di Indonesia dimulai pada abad V


ditandai dengan berdirinya kerajaan kutai dan kerajaan tarumanegara. Berdasarkan bukti
sejarah kerajaan tersebut membawa serta kebudayaan hindhu budha yang kemudian
disesuaikan dengan keadaan masyarakat pada masa itu.Pada abad ke VII muncullah
kerajaan baru bernama Sriwijaya, kerajaan inilah yang nantinya menjadi kerajaan adidaya
di Asia Tenggara. Di kerajaan Sriwijaya agama budha berkembang pesat bahkan sampai
mempunyai perguruan tinggi agama budha yang terkenal hingga luar negri. Sriwijaya
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputra (850). Pada saat itu
hubungan Sriwijaya dan India erat sekali. Setelah itu kerajaan mengalami kemunduran.
Kerajaan adidaya berikutnya yang ada di Indonesia adalah kerajaan Majapahit.
Peninggalan yang tersisa dari kerajaan Majapahit adalah bangunan Candi Borobudur.
Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerinthan Hayam Wuruk dengan
mahapatih Gajah Mada yang mampu menyatukan tanah air Indonesia di bawah kerajaan
Majapahit pada 1319. Kerajaan majapahit memberi toleransi beragama terhadap
rakyatnya. Adanya perang saudara dan pemberontakan menyebabkan kerajaan ini runtuh
pada permulaan abad XVII (1520).
2. Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia
Awal mula perkembangan islam di Indonesia diawali dengan munculnya kerajaan
samudra pasai (abad XIII) dengan raja pertama bernama bernama Sultan Malik Al Saleh
dan diteruskan Sultan Ahmad. Tetapi pada 1522 kerajaan ini ditaklukkan portugis.
Selepas kerajaan Samudra Pasai yang runtuh, kemudian muncul lagi kerajaan di Aceh
pada XIV kerajaan islam yang berada di pesisir Jawa Tengah yakni kerajaan Demak.
Sebelum membentuk kerajaan, Demak hanyalah sebuah kawasan yang ditempati oleh
orang – orang yang kebanyakan beragama islam dan dipimpin oleh seorang bupati
bernama Raden Patah. Pada mulanya Demak berada di bawah kekuasaan Majapahit tetapi
pada 1500 Demak melepaskan diri. Demak mencapai puncak kejayaan pada
pemerintahan Trenggono (1521-1546) dengan menguasai Jawa Barat serta Banten.
Di Maluku juga berdiri kerajaan – kerajaan yang bercorak islam, diantaranya Jailola,
Ternate, Tidore, dan Bacan. Pada XVII di Goa, berdiri kerajaan islam setelah raja Goa
Alauidin (1591-1638) memeluk agama islam, yang berikutnya digantikan oleh Sultan
Hasanuddin (1654-1660) sultan Hasanuddin mempunyai haluan politik yang sangat keras
terhadap penjajahan Belanda. Dengan politik tersebutlah ia kemudian dikenal dengan
sebutan “ayam jantan dari timur”.
Setelah kerajaan Demak runtuh selanjutnya keajaan yang ada di jawa yaitu kerajaan
Pajang, tetapi usia kerajaan ini sangat pendek yaitu dari 1556-1586. Diteruskan lagi oleh
kerajaan Mataram, kerajaan mataram mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan
Sultan Agung. Mataram juga menolak keberadaan kolonial di kerajaan mereka. Kerajaan
mataram mengalami kemunduran akibat serangan kolonial Belanda. Bahkan pada
mengalami perpecahan akibat politik “devide et impera” atau politik adu domba oleh
Belanda, Mataram kemudian terpecah menjadi dua yaitu wilayah Susuhan (Surakarta)
dan wilayah Kasultanan (Yogyakarta).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sejak dahulu Indonesia adalah bangsa yang besar
dan juga menolak adanya keberadaan bangsa barat di Indonesia. Selain itu kerajaan –
kerajaan Indonesia juga anti penjajahan serta mencita – citakan kemerdekaan.
B. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan.
1. Perjuangan Sebelum Abad XX
Bersamaan dengan berkembangnya kerajaan islam di Indonesia mulailah bangsa –
bangsa eropa berdatangan ke Indonesia diawali oleh portugis. Sebelum mencapai
Indonesia Portugis terlebih dahulu menduduki Goa di India kemudian melakukan
ekspedisi lagi hingga sampai di Malaka pada 1511. Peperanganpun tak terhindarkan
hingga Malaka mampu diduduki oleh Portugis, mulai saat itu Portugis menguasai
perdagangan di Indonesia hingga puncaknya perebutan Maluku oleh Portugis serta
Spanyol yaitu sisa – sisa armada Magelhaens pada 1521. Kemudian diselesaikan dengan
suatu perjanjian yang diberi nama perjanjian Saragosa dimana ditentukan Spanyol tetap di
Philipina sedangkan Portugis di Maluku. Portugis juga sempat mencoba menguasai Jawa
Barat dan Sunda kelapa tetapi dapat digagalkan oleh Fatahillah.
Keuntungan yang melimpah dari monopoli perdagangan di Indonesia oleh Portugis
mendorong Negara – Negara Eropa lain ikut berdagang di daerah penghasil rempah –
rempah.
Pada akhir abad XVI datang pula pedagang dari belanda, untuk menghindari
persaingan antar pedagang belanda mereka mendirikan persekutuan dagang pada 1602
bernama Vereenig de Oost Indische Compagnie(VOC) .
Belanda mulai melakukan penyerangan terhadap para pedagang Portugis sampai
potugis ditaklukkan. Selain melakukan monopoli perdagangan Belanda juga menerapkan
politiknya ke dalam bangsa Indonesia. Belanda juga mengincar beberapa tempat strategis
untuk dikuasainya diantaranya adalah selat Sunda. Selat Sunda dapat dikuasai pada 1619
dan kemudian menguasai Jayakarta dan mengganti nama dengan Batavia.
Sempat juga Belanda menyerang Mataram tetapi selalu gagal sampai Gubernur
Jenderal J.P. Coen tewas dalam penyerangan Mataram yang ke dua. Setelah Sultan
Agung tidak lagi berkuasa Mataram dijadikan daerah vassal pada 1646. Belanda mulai
melancarkan politik licik dalam percaturan politik di Indonesia. Dari Makasar (1667),
hingga Banten (1624) dikuasainya. Belanda mulai menanamkan kekuasaan di tempat –
tempat strategis. Setelah berhasil menguasai beberapa titik di Indonesia Belanda mulai
menerapkan politik terhadap kerajaan. Pada 1811 sampai 1816 kekuasaan Belanda
terhadap Indonesia berganti tangan ke pemerinthan Inggris, hingga akhirnya
kekuasaanpun kembali ke tangan Belanda.
Dengan adanya monopoli perdagangan serta adanya tanam paksa mulai muncul
perlawanan, diantaranya :
· Pattimura di Maluku (1817)
· Badarudin di Palembang (1819)
· Imam bonjol di Minangkabau (1821-1837)
· Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895)
· Sisingamangaraja di Tanah Batak (1900)
Tanam paksa juga pernah ditentang dari kubu belanda terutama pada kaum liberal.
Mereka meminta agar dijalankan system ekonomi liberal sesuai perkembangan zaman
saat itu. Tahun 1870 ditetapkan undang – undang agrarian, pada undang – undang
tersebut mencakup adanya kebebasan penanaman modal bagi swasta di Indonesia. Situasi
ini semakin membuat rakyat Indonesia menderita.
Penderitaan rakyat Indonesia akibat politik Belanda tersebut mulai mendapatkan
simpati beberapa humanis Belanda. Mereka mengusulkan adanya politik etika sejenis
politik “hutang budi” atas keuntungan Belanda yang diperoleh dari Indonesia. Politik
tersebut kemudian dikenal dengan politik “Trias Politika” ialah “Irigasi, emigrasi, dan
edukasi”. Politik ini lebih menguntungkan Belanda daripada Indonesia sebab :
Ø Irigasi akan menguntungkan perkebunan tebu
Ø Emigrasi akan menguntungkan perkebunan tembakau di Sumatra Timur yang kekurangan
tenaga kasar yang biasanya didatangkan dari pulau Jawa
Ø Edukasi akan menguntungkan perusahaan swasta asing yang membutuhkan tenaga
randahan yang terdidik
Untuk edukasi inilah yang kemudian muncul sebagai cikal bakal adanya golongan
intelektual di Indonesia yang dinilai kelahirannya tidak diinginkan bagi Belanda sendiri.
Abad XX, bergeraklah golongan intelektual sebagai pengemban amanat pemerintahan
rakyat. Dengan munculnya tokoh – tokoh nasional, maka manifestasi penderitaan rakyat,
yang pada masa – masa sebelumnya diekspresikan melalui gerakan rakyat yang bersifat
kedaerahan sekarang dikembangkan ke dalam gerakan yang bersifat nasional.
2. Pergerakan Nasional (1908-1945)
a. Kebangkitan Nasional
Akibat penerapan system politik Belanda dari politik tanam paksa atau
Culturstelsel hingga penanaman modal swasta asing secara bebas berakibat negative
terhadap rakyat Indonesia. Banyak perlawanan yang muncul di berbagai daerah. Namun
perlawanan tersebut belum terorganisir akibatnya Indonesia belum berhasil
mengenyahkan penjajah di Indonesia.Pada permulaan abad XX mulai muncul
nasionalisme di dunia timur diantaranya Philipina (1898) dipelopori Jose Rizal,
kemenangan Jepang atas Rusia di Tsusima (1905), partai Kongres di India dengan Tilak
dan Gandhi (1908) dan Budi Utomo dengan Wahidin Sudirohusodo.
Pergerakan Nasional di Indonesia di mulai dengan didirikannya Budi Utomo pada
20 Mei 1908 oleh Wahidin Sudirohusodo. Awalnya organisasi ini didirikan bertujuan
dalam bidang pendidikan dan budaya, kemudian mulai aktif berpartisipasi dalam bidang
politik. Budi Utomo dinilai sebagai organisasi modern pertama dalam perjuangan
Indonesia sebagai organisasi awal dalam kebangkitan nasional kemudian diikuti
perjuangan organisasi – organisasi lain.
b. Organisasi – Organisasi Pergerakan Nasional
Setelah berdirinya Budi Utomo kemudian diteruskan oleh organisasi – organisasi
lain diantaranya Serikat Dagang Islam (1911) oleh HOS Cokroaminoto, yang kemudian
menjadi Serikat Islam. Pada 1913 muncul pula organisasi Indische Partij dipimpin oleh
tiga serangkai Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat atau
kemudian dikenal dengan Ki Hajar Dewantara). Serikat Islam yang pada awalnya ditakuti
pemerintah mulai terjadi perpecahan dari dalam dikarenakan partai yang bernama Partai
Komunis di Hindia. Perpecahan tersebut menghasilkan suatu organisasi baru bernama
Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1920. PKI juga sempat melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Hindia Belanda pada 1926-1927. Pemberontakan ini sendiri tidak
berhasil bahkan tidak disetujui oleh beberapa petinggi partai seperti Tan Malaka dan
kawan – kawan kemudian petinggi yang merasa tidak setuju tersebut membentuk partai
bernama Partai Republik Indonesia pada di Bangkok pada 1927. Akibat pemberontakan
ini pemerintah Belanda mulai memperketat pengawasan terhadap organisasi maupun
partai politik di Indonesia.
Dalam situasi yang genting ini muncullah partai baru yaitu Partai Nasional
Indonesia yang dipelopori Soekarno, Cipto Mangunkusum, Sartono dll, diikuti juga
golongan muda yaitu Moh. Yamin , Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto dll. Mereka
telah membuat sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda yang ternyata mempunyai
pengaruh besar dan luas pada pemikiran bangsa Indonesia. PNI yang mempunyai
pengaruh besar mulai ditindak pemerintah maka pemimpin – pemimpin seperti Soekarno
dll mulai ditangkap dan dihukum (1930). Oleh para pengikutnya partai ini dibubarkan dan
diganti dengan nama Partai Indonesia (partindo) pada 1933. Golongan yang tidak
menyetujui adanya pembubaran PNI mulai membuat partai baru bernama Pendidikan
Nasional Indonesia atau PNI baru.
Pergerakan nasional yang bertujuan untuk Indonesia telah dipatahkann.
Berikutnya mulai muncul partai – partai yang berwatak moderat sperti
Ø Partai Indonesia Raya atau Parindra (1935)
Ø Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo (1937)
Kebagkitan Negara – Negara fasis dalam percaturan politik dunia internasional menjelang
Perang Dunia II, yaitu Jerman, Italia dan Jepang mengubah sikap pertain – partai di
Indonesia terhadap pemerintahan Hindia Belanda. Karena dunia pada waktu tersebut
terbagi menjadi dua yaitu blok fasisme dan demokrasi maka partai – partai di Indonesia
pun berganti haluan dan taktik.
c. Sumpah Pemuda
Kongres pemuda Indonesia II diadakan pada tanggal 27-28 oktober 1928 di
Jakarta.untuk melaksanakan kongres. Kongres ini dihadiri kurang lebih 750 orang yang
mewakili dan organisasi – organisasi pemuda. Hadir pula dari pihak kaum dewasa dan
tokoh – tokoh terkemuka.
Hasil kongres pemuda II ialah “Putusan Kongres Pemuda-Pemudi Indonesia” yang
kemudian terkenal dengan nama “Sumpah Pemuda” yang isinya
1. Kami putra – putrid Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
2. Kami putra – putrid Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3. Kami putra - putri Indonesia mengaku berbahasa yang satu, bahasa Indonesia
d. Perjuangan Masa Pendudukan Jepang
Jepang mulai menduduki Indonesia mulai sekitar bulan februari 1942 setelah
penyerangannya terhadap pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour pada 7 desember
1941. Kedudukan jepang di Indonesia menyebabkan banyak penderitaan bagi rakyat
Indonesia karna adanya kerja paksa (romusha), penyerahan wajib beras. Meski jepang
telah melakukan propaganda dengan meyebutkan bahwa jepang merupakan saudara
seperjuangan dalam perang yang luhur melawan barat namun usaha tesebut selalu gagal.
Pada april 1942 usaha rakyat yaitu membuat gerakan 3 A yang dipimpin oleh M.
Syamsudin. Namun pada maret 1943 gerakan 3 A di hapuskan dan digantikan dengan
Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Badan ini di organisir oleh orang-orang terkemuka
Indonesia diantaranya Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur.
Bulan Januari 1944 Putera di gantikan dengan Persatuan Kebangkitan Jawa (Jawa
Hokokai). Bulan oktober 1943 pihak jepang membentuk organisasi pemuda Indonesia
yaitu Pembela Tanah Air (PETA). Peta di maksudkan sebagai pasukan gerilya pembantu
guna melawan serbuan pihak sekutu. Dikota-kota besar terutama di Jakarta dan bandung
para pemuda yang berpendidikan mulai mengalang jaringan-jaringah bawah tanah yang
dalam banyak hal ada di bawah pengaruh Syahrir. Mereka tahu bahwa posisi jepang di
dalam perang mulai memburuk dan mereka mulai menyusun rencana-rencana untuk
merebut kemerdekaan nasional dari kekalahan yang mengancam jepang tersebut.
September 1994 perdana mentri dari jepang memberikan janji kemerdekaan bagi
Indonesia. Namun tidak menentukan kapan tanggal kemerdekaan itu. Dan pada akhirnya
pihak jepang memberika isi pada janji kemerdekaan mereka karna runtuhnya posisi
militer dalam perang melawan sekutu. Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini telah berhasil menyusun rancangan
Undang-Undang Dasar untuk Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945 soekarno, hatta,
dan Radjiman di undang ke Dalat-Saigon untuk menemui Jendral Terauchi Hisaichi.
Jendral tersebut menunjuk Soekarno sebagai Ketua PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) dan Hatta sebagai wakilnya.
C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Begitu jepang menyerah kepada sekutu, secepatnya pada pemuda Seokarno-Hatta dan
anggota PPKI menyusun naskah Proklamasi. Naskah tersebut disusun oleh Soekarno,
Hatta dan Soebardjo. Jepang telah menyerah kepada sekutu dan sekutu belum mendarat di
Indonesia. Saat itulah terjadi kekosongan kekuasaan pemerintah colonial. Kekosongan ini
di manfaatkan oleh para pemimpin dan tokoh pemuda guna memproklamasikan
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Untuk mewujudkan tujuan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, maka pada tanggal 18 agustus 1945, PPKI bersidang untuk mengesahkan
1. Pembukaan UUD 1945, dan
2. UUD 1945, Serta
3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden R.I yang pertama.
D. Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan
1. Masa 1945 – 1949
Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan serta disahkannya UUD 1945 pada 18
agustus 1945 sebagai konstitusi Negara serta pancasila sebagai dasar Negara. Hal
berikutnya yang dilakukan bangsa Indonesia adalah mempertahankan kemerdekaan
Indonesia serta melaksanakan konstitusi Negara dan dasar Negara yang telah di
sepakati.Pada 29 September 1945 Belanda bersama sekutu yang mengatasnamakan
Palang Merah Internasional yang bertujuan mengobati para tentara belanda bekas
tawanan jepang mulai berusaha menguasai Indonesia, terjadilah ketegangan antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan NICA untuk saling menguasai wilayah Indonesia
secara de facto.
Masa 1945 – 1949 telah terjadi satu penyimpangan konstitusional yaitu perubahan
system Kabinet Presidentiil menjadi Kabinet Parlementer. Perubahan ini berdasarkan usul
badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat tanggal 11 November 1945. Usul
tersebut disetujui oleh Presiden dan kemudian diumumkan dengan Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945. Sejak lahirnya Maklumat Pemerintahan, maka di Indonesia
berlangsung pertanggungjawaban Menteri – Menteri kepada parlemen.
Kedatangan bangsa Inggris dan NICA menuai banyak perlawanan di berbagai tempat.
Muncul perlawanan yang sengit dari rakyat Indonesia, memaksa Belanda untuk
berunding dengan pemerintah Indonesia. Perundingan – perundingan antara Indonesia
dengan Belanda menghasilkan perjanjian – perjanjian meskipun Belanda sering
melanggar dan menghianati. Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya Belanda
mangakui kedaulatan bangsa Indonesia, namun bangsa Indonesia harus menerima harus
menerima berdirinya Negara yang tidak sesuai dengan cita – cita proklamasi 17 agustus
1945 dan tidak sesuai dengan kehendak UUD 1945.
2. Masa 1949-1950
Berdasarkan KMB dan Konstitusi RIS, menyatakan terbentuknya Republik
Indonesia Serikat. RIS dalam waktu yang singkat mulai goyah karena tidak didukung
oleh rakyat. System Federal bagaimanapun juga oleh rakyat dianggap sebagai alat
Belanda untuk memecah belah bangsa Indonesia supaya Belanda dapat tetap berkuasa di
Indonesia.
Akibat dari konstitusi RIS yang menyimpang dari isi jiwa dan cita – cita bangsa
Indonesia kemudian lahirlah gerakan – gerakan yang bersifat Unitaris. Gerakan ini
mempunyai dasar berpijak secara konstitusional ialah berdasar pada pasal 43 dan 44
Konstitusi RIS sendiri. Secara fisik Negara RIS terbagi menjadi tiga yaitu
v Negara Bagian RI (Yogyakarta)
v NIT (Negara Indonesia Timur)
v NST (Negara Sumatera Timur)
Pada akhirnya NIT dan NST sepakat untuk melebur menjadi satu pada Negara RI.
3. Masa 1950 – 1959
Pada 17 agustus 1950 Negara RIS dibubarkan dan diganti dengan RNegara
Republik Indonesia yang berbentuk kesatuan berdasarkan UUD Sementara (UUDS)
1950. System pemerintahan juga diganti mnjadi system pemerintahan parlementer bukan
presidensil. Dalam sistem parlementer, pemerintahan (kabinet) tergantung pada
dukungan partai – partai di dalam parlemen. Rakyat mulai menginginkan pemilihan
umum guna diharapkan akan dapat mengakhiri ketidakstabilan politik dan terbentuknya
pemerintah yang stabil dan kuat.
Konstituante, bertugas menyusun UUD yang tetap, mengalami kegagalan dan
berakibat sangat membahayakan keutuhan bangsa dan Negara. Kemelut nasional akibat
konsituante tidak berhasil memutuskan mengenai dasar Negara Republik Indonesia.
Maka pada 5 juli 1959 dibuatlah Dekrit Presiden.
4. Masa 1959 – 1965
Setelah kegagalan Konstituante pada masa 1950-1959, di masa pemerintahan 1959
– 1965 mulai diterapkan konsepsi Demokrasi Terpimpin sesuai siding tanggal 22 juli
1959. Tindak lanjut dari dekrit 5 juli 1959 adalah pembentukan kabinet baru yang
bernama Kabinet Karya. Selanjutnya pada pidato kenegaraan Presiden pada tanggal 17
agustus 1959 yang berjudul “penemuan kembali revolusi kita” oleh MPR kemudian
menjadi Garis Besar Haluan Negara (1960). Hak budget DPR tidak menyetujui RAPBN
yang diajukan oleh pemerintah, maka Presiden pada waktu itu membubarkan DPR.
Dengan dibubarkannya DPR sangat menguntungkan PKI dengan penyebaran
doktrin Nasakom. PKI mulai menguasai politik di Indonesia yang bertujuan akhir untuk
menguasai Negara Indonesia. Untuk mencapai tujuannya PKI menjalankan tindakan –
tindakan dengan cara memecah belah atau menyusupi tubuh partai – partai atau
organisasi massa atau badan – badan lainnya dari pihak yang dianggap lawan. Puncak
pemberontakkan PKI adalah pada 30 September 1965 atau disebut peristiwa G30S/PKI.
Pemberontakkan G30S/PKI dapat digagalkan oleh ABRI yang didukung oleh
rakyat. Mulai saat itu lahirlah Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni. Rekyat menghendaki pembubaran PKI. Tuntutan tersebut tidak
didengarkan oleh pemerintah hingga terjadilah konflik. Pada akhirnyatercetus “Tri
Tuntutan Rakyat”:
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan Kabinet dari Unsur – Unsur PKI
c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi
Dalam keadaan ini pada 11 maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah
(kemudian lebih dikenal sebagai “supersemar” ada letnan Soeharto yang intinya memberi
wewenang kepadanya untuk mengambil langkah – langkah pengamanan untuk
menyelamatkan keadaan. Berdasarkan supersemar, pengemban supersemar membubarkan
PKI dan ormas – ormasnya, yang ditanggapi dan disambut baik oleh seluruh rakyat
Indonesia.
5. Masa 1966-1998
Upaya dalam penegakan pancasila dan UUD 1945 di bentuk fron pancasila oleh
beberapa partai dan organisasi masa. Pront pancasila ini dimaksudkan sebagai persatuan
dan kesatuan rakyat pendukung pancasila. Bersama dengan KAMI, Front Pancasila
muncuk sebagai pendukung orde baru dan mempelopori tuntutan yang lebih luas yang
menyakut penataan kembali kenegaraan sesuai dengan Pancasila dan UUD 45. Tuntutan
tersebut mula-mula lunak namun lama kelamaan semakin keras. Bahkan dengan
menuntut pembubaran PKI. Ini berarti tuntutan tersebut tidak hanya sebatas bidang
politik saja, melainkan sudah meluas kebidang pemerintahan dan ekonomi.
Tuntutan tersebut berisi : Bubarkan PKI, Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur PKI,
dan turunkan harga sehingga Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret 1966. Kemudian dilaksanakan Sidang MPRS sebagai usaha koreksi secara
konstitusional terhadap penyimpangan-penyimpangan yang di lakukan ole horde lama,
dan untuk meletakkan strategi baru dalam Orde Baru. Pemilihan umum pertama pada
order baru berhasil di laksanakan pada tahun 1971. MPR sebagai hasil pemilu 1971
mengadakan siding pada tahun 1973. Sidang umum MPR berhasil memilih Presiden dan
Wakit Presiden. Demikian seterusnya mekanisme ini berlanjut setiap 5 tahun sekali.
Sesudah 1998 tepatnya bersamaan dengan berhasilnya para reformis yang
mengakibatkan turunya presiden soekarno lahirlah era baru ialah era reformasi. Era
reformasi di tandai dengan koreksi total terhadap di segala aspek kehidupan, dilaksanakan
prinsip-prinsip demokrasi, penegakan kebenaran dan keadilan berdasarkan hokum,
keterbukaan, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia

Anda mungkin juga menyukai