Disampaikan Oleh:
(Nama Pemateri)
Bandung, Oktober 2018
OUTLINE
Perencanaan Kota
Perencanaan Kota dan Tujuan Perencanaan Kota
Perencanaan Kota vs Manajemen Kota
Perencanaan Kota sebagai Disiplin Ilmu
Implikasi Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia (UU 25/2004)
Perencanaan Kota
Kegiatan penyusunan rencana kota, yang dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan
kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan di masa mendatang.
Development Plan
Cita-cita,
Mengacu pada UU 25/2004 harapan, tujuan
Merencanakan
Perencanaan Kota pembangunan secara
keseluruhan, spasial Kondisi eksisting Kondisi yang diharapkan
maupun aspasial Perencanaan
Spatial Plan
Dimensi waktu
Mengacu pada UU 26/2007
Spesifik pada perencanaan
tata ruang secara
komprehensif
Perencanaan Kota
informasi
MANAJEMEN KOTA :
4. Teknologi dan Ilmu Pengetahuan
lebih memperhatikan kegiatan yang akan segera dilakukan
5. Personil trampil
dengan titik berat pada aspek intervensi dan pelayanan
6. Ruang dan waktu
publik yang akan
berimplikasi pada kondisi kota secara keseluruhan
Pada mulanya dikaitkan dengan pekerjaan yang menghasilkan
produk fisik yang statis (lebih ditekankan pada perencanaan fisik dan estetika)
Rencana merupakan perumusan cita‐cita/keinginan masa yang akan datang yang lebih terbatas
(mikro)
1. Pergerakan (movement)
Anarkis (late 19th & early 20th) visi: bukan hanya built form alternative (masih kapitalistik
atau birokratik-sosialistik) alternative society
o Alternative society = berdasarkan kerjasama sukarela antar individu, tinggal pada lingkungan self
governing. Tidak semata fisik, melainkan spirit
o Planning adalah manifesto dan respons thd sistem kapitalism – terutama dalam mengorganisair produksi
& dilema krisis yg menerus
o Motor teknologi ekonomi lah yg mengakibatkan sistem sosial ekonomi dan politik yg seperti sekarang
7
Regional Cities: 1. Howard “Garden City” Geddesian
1. Hubungan antara kota dan lingkungan sekitarnya “ Urban rehabilitation Broadacre city
(respons thd kepadatan, adalah
2. Relasi yg dibangun dgn nilai keselarasan
meningkatkan terus)
(harmony) , menghormati keseimbangan ekologis
dan pembaruan s.d. 2. Built form cities harus dibangun oleh
warganya, bukan oleh organisasi besar, yg
3. Kota, dalam skema ini, adalah subordinate dari
membangun tuk warga John Turner di
wilayah Kota besar dan kecil utk keseimbangan
Amerika Selatan 1960an, Christopher
wilayah
Alexander, 1970an community design
4. RPAA : Lewis Mumford, Clarence Stein, Henry
movement 1980an
Wright, Stuart Chase, Benton McKaye. Southern
Regionalist: Howard Odum, Rexford Tugwell,
Frank Llyold Wright.
Kota sebagai infinite mobility melalui transportasi modern H.G. Wells (suburbanisasi massal) , Melvin Webber (non
place urban realm)
Keluar dari urbanisasi : Soviet concept of deurbanisasi atau konsep flower generation di Cina (Barefoot doctor)
8
Implikasi Perencanaan
9
Persoalan dan Tantangan Perkembangan Kota
• Tidak sesuainya rencana dengan keadaan nyata disebabkan perubahan yang cepat dalam dinamika masyarakat
(sistem nilai dan kebutuhan masyarakat)
• Kurangnya kemantapan dalam sistem koordinasi dalam melaksanakan rencana kota secara menyeluruh dan terpadu
• Inkonsistensi antara pembangunan kota dan rencana kota dimana keadaan sosial budaya, sosial ekonomi, faktor
eksternal (ex.: penanaman modal) dan politik masih berperan besar terhadap keefektifan rencana kota
• Faktor – faktor teknis :
a. Kualitas dan kuantitas data penunjang yang relatif masih lemah
b. Kurang lancarnya masukan dari bawah (dari masyarakat)
c. Kurang tanggapnya perencana kota terhadap masalah‐masalah yang sifatnya non fisik, perkembangan
masyarakat, kelembagaan dan peraturan perundangan
d. Masih kurangnya tenaga perencana kota terlatih (terutama daerah jauh dari pusat)
Persoalan Pertumbuhan Kota
• Perubahan ukuran/besaran perkotaan, baik ditinjau Persoalan terkait dengan Konsep Urbanisasi
dari aspek demografis maupun fisik. • Pertumbuhan suatu permukiman (desa) menjadi Kota
• Kota berdasarkan ukurannya : • Perpindahan penduduk dari desa ke kota
1. Kota Raya > 1.000.000 Kenaikan % penduduk perkotaan
2. Kota Besar 500.000 ‐ 1.000.000 • Urbanisasi ≠ Pertumbuhan perkotaan jika Lpp
3. Kota Sedang 100.000 ‐ 500.0000 perkotaan = Lpp perdesaan
4. Kota Kecil < 100.000 • Jika Lpp perkotaan > Lpp perdesaan Urbanisasi ( %
Penduduk perkotaan akan meningkat )
• Perencanaan kota : lebih bersifat antisipatif dari pada reaktif terhadap masalah perkotaan
Perencanaan Sebagai Bentuk Intervensi Terhadap Perkembangan Kota
Mekanisme/
Land use Public services Infrastruktur
Instrumen
Regulasi
Fiskal
Penyediaan langsung
oleh pemerintah
Perencanaan dan Growth Management
• Keinginan untuk secara rasional mengakomodasi dampak dari Perencanaan Growth Management?
pertumbuhan
• Dalam berbagai bentuk/format pada dasarnya adalah
• Merupakan konsep komprehensif/menyeluruh, bukan hanya penggunaan kewenangan pengaturan yang dimiliki pemerintah
dampak fisik tetapi juga dampak ekonomi dan sosial di dalam proses yang komprehensif, rasional, dan terkoordinasi
untuk memenuhi sasaran-sasaran publik bagi penyeimbangan
• Pemerintah mengambil peran utama dalam membentuk
pertumbuhan ekonomi dengan proteksi dan preservasi alam
kerangka kerja yang terpadu
serta sistem buatan manusia.
• Sektor privat, masyarakat, dan kelompok-kelompok kepentingan
• Melibatkan komitmen ideologi pada saat pemerintah membuat
tertentu juga mempunyai peran yang penting
dan memperkuat mekanisme kelembagaan bagi keefektifan
• Merujuk kepada teknik pengaturan perundang-undangan penggunaan penerimaan/‘pajak’, ‘pengeluaran/belanja’, dan
kewenangan pengaturan, untuk mempengaruhi secara
• Fokus pada ‘pembatasan’ pertumbuhan, mengarahkan/
sistematik distribusi spatial/keruangan dari aktivitas masyarakat.
menyalurkannya, atau mengelola dampaknya.
Tantangan Growth Management
• Bagaimana manfaat positif dari Bagian Integral yang harus menjadi bagian dari Growth
• Regulatory Tools: penggunaan aturan penataan ruang, aturan lingkungan, aturan pembangunan, dan
lain-lain.
• Public Service Location: penggunaan layanan publik untuk mengarahkan pembangunan (mis:
ketersediaan infrastruktur tertentu di lokasi tertentu)
• Revenue Sources: usaha memperluas sumber penerimaan pemda dan target pembangunan tipe
khusus melalui ‘biaya dampak pembangunan’, ‘retribusi’, dan lain-lain.
• Penataan ruang (dalam artian manajemen sumberdaya untuk tujuan pembangunan berkelanjutan)
• Manajemen Lahan
• Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Fisik
Potensi Konflik dalam Growth Management
• Cumulative Regulations: strategi baru untuk mencapai tujuan/sasaran baru mungkin bertentangan dengan
yang sudah ada
• Central-Local Conflict: usaha manajemen pertumbuhan lokal mengganggu pencapaian tujuan/sasaran
Propinsi dan Pusat
• Interlocal Conflict: usaha satu Kabupaten/Kota tidak konsisten dengan Kabupaten/Kota tetangga
• Fiscal Conflicts: teknik yang diambil untuk persoalan fiskal di satu komunitas mungkin bertentangan dengan
teknik lainnya
• Implementation Issues: terjadi ketika teknik yang tidak tepat untuk mencapai tujuan/sasran dipilih.
Sistem Growth Management
• Memperluas peran dan kewajiban dari pemerintah kabupaten/kota, propinsi, dan nasional
• Ada kebutuhan untuk membawa semua stakeholders pembangunan ke meja negosiasi untuk memutuskan
suatu konsensus bersama agar growth management efektif
Sumber Materi:
Djoko Sujarto
Iwan Kustiwan
Sugiyantoro
Andi Oetomo