Anda di halaman 1dari 4

KEDAULATAN RAKYAT MERUPAKAN WUJUD KEHADIRAN

SUPREMASI HUKUM1

Pendahuluan

Dalam suatu sistem masyarakat, hak modern maupun primitif untuk


terciptanya ketertiban dan keteraturan, diperlukan seperangkat hukum yang
memadai. Seperangkat sistem tersebut adalah produk hukum yang mengarah
kepada kepentingan rakyat, lembaga negara yang mengawasi jalannya hukum
tersebut, dan penyelenggara penegakan hukum yang bertugas menjamin
terciptanya hukum yang adil.

Kedaulatan Rakyat Instrumen Supremasi Hukum

Kedaulatan berasal dari bahasa Arab “daulah”, yang artinya kekuasaan


tertinggi. Dalam bahasa Inggris kedaulatan disamakan dengan kata “sovereignty”.
Dalam bahasa Latin kedaulatan diartikan sebagai “supremus” artinya yang
tertinggi. Kedaulatan dari berbagai bahasa itu dapat diartikan sebagai wewenang
tertinggi dari suatu kesatuan politik. Didalam suatu negara juga dikenal
Kedaulatan yang berarti kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang tidak
berasal dari kekuasaan lainnya.2

Menurut John Locke untuk tercapainya kedaulatan rakyat maka kekuasaan


dalam negara harus dipisahkan menjadi dua aspek kekuasaan. Senada dengan
pemikiran ini, Motesquieu merumuskan agar tidak terjadi kekuasaan yang absolut,
maka kekuasaan dipisahkan menjadi tiga (ajaran Trias Politica), yaitu: Eksekutif
adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Legislatif adalah
kekuasaan untuk membuat dan menetapkan undang-undang. Yudikatif adalah

1
Penulis bernama Ahmad Naelul Abrori, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Kalimantan
Timur. Tulisan ini dibutuhkan guna memenuhi syarat dalam mengikuti Sekolah Konstitusi: Historisitas, Rasionalitas dan
Aktualitas Konstitusi yang di selenggarakan oleh @advokatkonstitusi secara daring (dalam jaringan).
2
Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum., Konsep Kedaulatan Rakyat Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Lembaga Pengkajian MPR RI bekerjasama dengan
Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang, Malang, 3 Mei 2016.
kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang3. Jimly Asshiddiqie,
memberikan konsep kedaulatan rakyat yakni diwujudkan melalui
instrumen-instrumen hukum dan sistem kelembagaan Negara dan pemerintah
sebagai institusi hukum yang tertib4.

Tujuan negara adalah untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan


kepada warga negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas
Undang-Undang, karena Undang-Undang sendiri merupakan penjelmaan dari
kemauan atau kehendak rakyat. Jadi, rakyatlah yang mewakili kekuasaan
tertinggi atau berdaulat dalam negara.

Setyo Nugroho berpendapat bahwa kedaulatan rakyat merupakan kedaulatan


yang menggambarkan suatu sistem kekuasaan dalam sebuah negara yang
menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan rakyat
merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan sistem tertentu yang
memenuhi kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait
penyelenggaraan kekuasaan pemerintah dan peradilan, tetapi juga kekuasaan
dalam pembentukan peraturan5.

Kedaulatan Rakyat dalam konsep UUD NRI Tahun 1945

Kesempurnaan konsep kedaulatan rakyat terjadi apabila beriringan dengan


konstitusi yang berdaulat dan mengarah kepada kemakmuran dan kesejahteraan
rakyatnya. Indonesia sendiri merupakan negara yang menganut paham demokrasi
(kedaulatan rakyat) dan supremasi hukum (kedaulatan hukum) secara bersaman.
Paham tersebut tergambar jelas secara konstitusional dan fundamental dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang antara lain yang
berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

3
Arief Budiman, Teori Negara, Kekuasaan dan Ideologi, Gramedia, Jakarta, 1986.
4
Jimly Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam Pembentukan UUD 1945,
FH UI Press, Yogyakarta, 2004.
5
Setyo Nugroho, Demokrasi dan Tata Pemerintahan Dalam Konsep Desa dan Kelurahan, Jurnal Cita Hukum, Vol.
1, No. 2, 2013.
permusyawaratan/perwakilan”. Sementara, unsur penting negara Hukum
menurut UUD 1945, yaitu: Pertama, hukumnya bersumber pada pasal dan
adanya pertingkatan hukum (stufenbouw desrecht-nya Hans Kelsen); kedua,
sistemnya, yaitu sistem konstitusi. Alasannya: UUD 1945 yang terdiri dari
Pembukaan, Batang tubuh dan Penjelasan hanya memuat aturan-aturan pokoknya
saja, sedangkan peraturan lebih lanjut dibuat oleh organ negara, sesuai dengan
dinamika pembangunan dan perkembangan serta kebutuhan masyarakat. Ketiga,
kedaulatan rakyat. Dapat dilihat dari Pembukaan UUD 1945 dan pasal 1 ayat (2)
“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar”; keempat, persamaan hak/persamaan hukum (pasal 27 (1) UUD 1945);
kelima, kekuasaan Kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
keenam, adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR); ketujuh,
sistem pemerintahannya (Presiden) sebagai mandataris MPR.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asshiddiqie, Jimly, 2004, Format Kelembagaan Negara dan


Pergeseran Kekuasaan dalam Pembentukan UUD 1945, Yogyakarta: FH UI
Press

Budiman. Arief. 1986. Teori Negara, Kekuasaan dan Ideologi, Jakarta:


Gramedia.

JURNAL dan ARTIKEL

Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. 2016. Konsep Kedaulatan Rakyat Dalam


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Focus Group
Discussion (FGD) yang diadakan oleh Lembaga Pengkajian MPR RI
bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang.
Malang.

Setyo Nugroho. 2013. Demokrasi dan Tata Pemerintahan Dalam


Konsep Desa dan Kelurahan. Jurnal Cita Hukum Vol. 1, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai