Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Ayyazit Shiddiq

Kelas B

1.- Negara sebagai sebuah organisasi bersama, adalah sesuatu yang lahir dan berkembang bersama
dengan peradaban manusia. Masa Yunani kuno sering dijadikan sebagai titik awal sejarah manusia
dan pengetahuan modern. Hal ini tidak berarti bahwa sebelum masa itu tidak terdapat peradaban
atau tidak terdapat sesuatu organisasi yang dapat disebut dengan negara.

-Negara pada hakikatnya merupakan organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan
kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa, dan negara sebagai organisasi kekuasaan
memiliki suatu kewibawaan (gezag) sehingga negara dapat memaksakan kehendaknya kepada
semua orang yang diliputi oleh organisasi tersebut.

-negara sebagai organisasi Teokrasi adalah sistem pemerintahan yang menjunjung dan berpedoman
pada prinsip Ilahi. Teokrasi merupakan bentuk identitas yang lebih absolut dalam sistem Agama
Negara. Dimana pemimpin negara juga sekaligus pemimpin agama spiritual.

-negara sebagai organisasi kedaulatan rakyat Hukum internasional mendefinisikan negara-negara


berdaulat sebagai kesatuan yang memiliki penduduk permanen, wilayah tetap, pemerintah, dan
kapasitas untuk masuk ke dalam hubungan dengan negara-negara berdaulat. Hal ini juga dipahami
bahwa negara berdaulat tidak bergantung pada atau memiliki kekuatan atau negara lain.

-negara sebagai organisasi hukum “Negara Indonesia adalah Negara Hukum.” Dalam konsep Negara
Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan kenegaraan
adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi. Karena itu, jargon yang biasa digunakan dalam
bahasa Inggeris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah ‘the rule of law, not of man’. Yang
disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan orang per orang yang
hanya bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario sistem yang mengaturnya. Gagasan Negara Hukum
itu dibangun dengan mengembangkan perangkat hukum itu sendiri sebagai suatu sistem yang
fungsional dan berkeadilan, dikembangkan dengan menata supra struktur dan infra struktur
kelembagaan politik, ekonomi dan social yang tertib dan teratur, serta dibina dengan membangun
budaya dan kesadaran hukum yang rasional dan impersonal dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

-negara sebagai organisasi integralistik juga bisa diartikan sebagai negara yang mengedepankan
kepentingan umum sebagai satu kesatuan dan memberikan pemahaman terhadap perseorangan
serta golongan.

Dari keenam konsep Negara tersebut diatas yang dianut oleh bangsa Indonesia ialah Negara sebagai
organisasi hukum karena Negara Indonesia menganut prinsip negara kepulauan atau archipelagic
state, dimana wilayah lautnya adalah termasuk laut di sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan
Indonesia. Konsep kebangsaan Indonesia asli memperoleh acuannya secara ideologis dalam
pancasila dan secara kontitusional dalam UUD1945 serta organic diatur baik UU Nomor 3 Tahun1946
UU Nomor 62 Tahun 1958 dan UU Nomor 12 Thun 2006

2.. -Teori Ketuhanan Teori yang bersifat ketuhanan merupakan teori tertua dalam kerangka asal-usul
negara. Teori ini merujuk pada perjanjian terdahulu bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan negara.
Bangsa Yahudi percaya bahwa Tuhan yang menetapkan seorang raja. Kaum Yahudi yakin bahwa raja
merupakan wakil tuhan dan diamanatkan kepadanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
Dalam teori ketuhanan, ada keyakinan bahwa siapapun yang menentang raja, maka dia telah
melawan peraturan tuhan dan pembangkang akan menerima kutukan atas perlawanannya.

-Teori Kekuatan atau Kekuasaan Teori kekuatan menyatakan bahwa negara terbentuk sebagai salah
satu akibat penaklukan kaum lemah oleh kaum kuat. Teori kekuasaan berbasis pada pikiran dasar
manusia yang bersifat agresif. Sifat yang membawa manusia meronta terus-menerus untuk meraih
kekuasaan dengan menjajah kaum lemah. Sifat agresif inilah yang membawa naluri manusia bangkit
dan membentuk institusi negara. Oleh karena itu, kekuatan adalah dasar negara. Jean Bodin,
Oppenheimer, dan Chris Jenks adalah ahli filsafat yang memegang dan menyokong teori kekuasaan
di masa modern ini.

-Teori Perjanjian Masyarakat Teori perjanjian masyarakat menyatakan bahwa terbentuknya negara
dikarenakan adanya perjanjian di mana semua masyarakat mengikat diri dalam perjanjian tersebut.
Masyarakat mendirikan suatu organisasi negara dengan tujuan agar negara dapat melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa filsuf Inggris dan Perancis yang menjadi pencetus
teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, JJ Rousseau, dan Montesquieu. John Locke
mengungkapkan bahwa pembentukan negara yang didasarkan atas perjanjian masyarakat terdiri
dari dua tahap, yaitu: Pactum Uniones: Adanya perjanjian masyarakat untuk membentuk negara.
Pactum Subjectiones: Adanya perjanjian yang diadakan dengan penguasa. Sementara JJ Rousseau
dalam teori perjanjian masyarakat menghendaki raja semata-mata hanya sebagai mandataris rakyat
sehingga apabila raja tidak mampu menjalankan kekuasaannya dengan baik, maka raja dapat diganti.

-Teori Hukum Alam Teori hukum alam menjelaskan bahwa negara lahir karena adanya kekuasaan
alam yang berlaku di setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah. Beberapa
filsuf yang menjadi tokoh pemikir teori ini adalah Plato, Aristoteles, Santo Agustinus, dan Thomas
Aquino. Para pemikir teori ini mempunyai pandangan bahwa antara negara dengan alam
mempunyai sebuah keterikatan. Berikut pandangan sejumlah tokoh tersebut terkait teori hukum
alam dalam proses terbentuknya negara: Plato mengungkapkan terjadinya negara secara evolusi.

Aristoteles mengungkapkan manusia adalah zoon politicon yang membentuk keluarga-masyarakat-


negara. Santo Agustinus mengungkapkan terjadinya negara karena suatu keharusan sebagai
penebus dosa atas perbuatan manusia. Thomas Aquino mengungkapkan bahwa negara merupakan
lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum.
Alasannya:saya memilih teori ketuhanan atas berdirinya suatu Negara karena,Negara Indonesia
terjadi karena menurut teori ketuhanan,dimana menurut teori ini didasarkan kepada kepercayaan
bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak tuhan.demikian juga Negara terjadi atas kehendak
tuhan.

3. Ilmu negara merupakan ilmu yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial yang
mempelajari asal-usul, tujuan, formasi, dan lenyapnya negara secara umum, abstrak, dan universal.

*ilmu negara mempunyai sistematika sebagai berikut.

1. Ilmu negara sebagai staatswissenschaft (ilmu pengetahuan dalam arti yang sempit), yang
menyelidiki negara dalam keadaan abstrak dan umum;

2. Ilmu negara sebagai rechtswissenschaft (ilmu pengetahuan dalam arti luas), yang terbagi ke
dalam dua kategori, yaitu individuelle staaslehre (ilmu pengetahuan yang menyelidiki negara
tertentu), misalnya mempelajari lembaga negara, peradilan, dan sebagainya; serta pezielle
staaslehre (ilmu pengetahuan yang penyelidikannya ditujukan kepada negara dalam
pengertian umum, serta lembaga-lembaga perwakilan yang dipelajari secara khusus).

*tujuan mempelajari ilmu Negara

-.Tujuan mempelajari Ilmu Negara terutama sekali adalah untuk memberikan pengetahuan sejarah,
asal muasal, hakikat

-. Perkembangan pemikiran negara yang bersifat universal.

-. Mempelajari hukum yaitu Ilmu negara adalah dasar dalam melakukan penyelenggaraan dalam
praktek ketatnegaraan yang telahn diatur dalam hukum tata negara yang lebih lanjut.

3. 1).Pemilihan topik Pemilihan topik adalah tahap pertama dalam penelitian sejarah. Dalam
pemilihan topik, peneliti harus memperhatikan aspek, berikut: 1.Orisinalitas 2.Kemanfaatan
3.Rencana durasi penelitian 4.Ketersediaan sumber dan data sejarah 2).Heuristik Heuristik
secara harfiah berasal bahasa Yunani “heurishein” yang artinya memperoleh atau mendapat.
Heuristik merupakan tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah. Dalam tahap ini peneliti
mengumpulkan seluruh sumber yang berkaitan dengan topik penelitian. 3).Kritik Kritik
merupakan tahapan untuk menguji kebenaran (validitas) dari sumber sejarah. Kritik dibagi
menjadi dua, yaitu: Kritik ekstern merupakan kegiatan untuk menguji autentisitas (keaslian)
sumber. Kritik ekstern cenderung menguji keaslian sumber sejarah dari bentuk fisiknya.
Kritik intern adalah tahap dalam penelitian sejarah yang bertujuan untuk menguji kredibilitas
dan realibilitas dari sumber sejarah. Dalam tahap ini, peneliti melakukan kritik secara kritis
terDalam tahap ini, peneliti melakukan kritik secara kritis terhadap konten dan substansi isi
dari sumber sejarah.

4).Interpretasi Interpretasi adalah tahap penafsiran data dan fakta sejarah yang telah diperoleh.
Interpretasi fakta sejarah harus dilakukan dengan obyektif.Dalam buku Metodologi Sejarah (1994)
karya Kuntowijoyo, interpretasi sejarah dibagi menjadi 2 macam yaitu, interpretasi analisis dan
interpretasi sintesis. 5).Historiografi Historiografi merupakan cara penulisan atau pelaporan
penelitian sejarah dengan merangkai fakta-fakta menjadi kisah sejarah berdasarkan data-data yang
telah dianalisa.Dalam tahap historiografi, peneliti menuliskan hasil pemahaman dan interpretasi atas
fakta-fakta sejarah dalam bentuk analisis naratif deskriptif yang menarik, logis dan dapat
dipertanggunjawabkan.

4. Pengakuan atas pembentukan negara didasarkan pada terpenuhinya syarat-syarat negara


merdeka. Dalam hukum internasional, negara merdeka terbentuk oleh setidaknya empat
unsur sebagaimana tertuang dalam Konvensi Montevideo 1993. Dirangkum dari
hukum.uma.ac.id, berikut penjelasan empat unsur atau syarat mutlak negara merdeka
menurut Pasal 1 Konvensi Montevideo:

1. Penduduk yang Tetap Syarat mutlak pertama pembentukan sebuah negara adalah adanya
penduduk atau rakyat yang tetap. Rakyat menjadi unsur penting dalam suatu negara karena
berperan sebagai penggerak supaya organisasi negara berjalan dengan optimal.
Terbentuknya kelompok masyarakat karena manusia dalam kenyataannya adalah makhluk
sosial (zoon politicon), sebagaimana pendapat Aristoteles.

2. Wilayah yang Pasti Wilayah suatu negara bisa terdiri dari laut, udara, darat, dan
ekstrateritorial. Keberadaanya sangat penting, jika tidak kedaulatan dan keberadaan suatu
negara tidak dianggap. Wilayah negara menjadi tempat penduduk suatu negara menetap
dan menyelenggarakan sistem pemerintahannya.

3. Pemerintahan yang Berdaulat Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah adanya
pemerintahan yang berdaulat. Guna mengatur penggunaan dan pengamanan wilayah serta
membina tata tertib dalam masyarakat, maka perlu adanya suatu kekuasaan yang dijalankan
oleh pemerintah negara. 4. Adanya Pengakuan dari Negara Lain Adanya pengakuan dari
negara lain menjadi nilai penting dari berdirinya sebuah negara. Ada dua jenis pengakuan
sebuah negara atas negara lain, yakni de facto dan de jure. Pengakuan de facto artinya
kesaksian sebuah negara (bersifat faktual) terhadap negara yang baru saja merdeka.
Sedangkan pengakuan de jure dinyatakan secara resmi oleh negara lain yang mengacu pada
hukum internasional terkait keberadaan suatu negara baru.
Satu syarat deklaratif Yaitu dimana syarat deklaratif merupakan pengakuan dari negara lain. Hal ini
memperkuat suatu negara sebagai negara yang merdeka. Pengakuan dari negara lain juga terbagi
menjadi dua.

1. Pengakuan de facto Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada
atau dakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara.

Pengakuan de facto juga tergolong menjadi dua, yakni: - Pengakuan de facto yang bersifat tetap,
artinya pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang hanya bisa menimbulkan hubungan
di bidang perdagangan dan ekonomi. – Pengakuan de facto bersifat sementara, artinya pengakuan
dari negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Jika negara itu hancur, maka negara
lain akan menarik pengakuannya.

2. Pengakuan de jure Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi


menurut hukum internasional. Pengakuan de jure terbagi menjadi: - Pengakuan de jure
bersifat tetap, yang berarti pengakuan dari negara lain yang berlaku untuk selamanya karena
kenyataan memperlihatkan adanya pemerintahan yang stabil. – Pengakuan de jure bersifat
sementara, yang artinya adalah terjadinya hubungan antarnegara yang mengakui dan diakui
dalam hubungan ekonomi, dagang, serta diplomatik. Negara yang mengakui berhak
mempunyai konsulat atau kedutaan di negara yang diakui tersebut.

17 Agustus 1945 merupakan tonggak sejarah, di mana Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya
yang ditandai dengan pembacaan teks Proklamasi oleh Presiden Pertama RI, Ir Soekarno. Ternyata,
asal-usul teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut memiliki sejarah yang sangat menarik.
Sebab, pada awalnya teks proklamasi yang disiapkan merupakan naskah Piagam Jakarta yang cukup
panjang. Berikut isi dari teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Proklamasi, Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan
d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.

Ada beberapa alasan Mengapa memilih tanggal 17 sebagai hari kemerdekaan. Soekarno
menyampaikan bahwa dirinya termasuk orang yang percaya terhadap hal-hal mistik. Menurutnya,
angka 17 merupakan angka yang suci. Angka tersebut ia yakini dapat membawa harapan. Tanggal 17
Agustus jatuh pada hari Jumat legi, Jumat yang berbahagia dan suci. Selain itu, dalam Islam, Al-
Quran diturunkan pada 17 Ramadan dan jumlah rakaat sholat lima waktu umat Islam adalah 17
rakaat. Maka dari itu, beliau meyakini bahwa 17 merupakan tanggal yang baik untuk melaksanakan
proklamasi kemerdekaan. Kebetulan pula, pada 17 Agustus 1945 terjadi saat Ramadan di hari
kesembilan. Demikian alasannya mengapa tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan.
Untuk informasi tambahan, hari kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Anda mungkin juga menyukai