Anda di halaman 1dari 18

TUGAS,FUNGSI DAN WEWENANG LEMBAGA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA DI DALAM


UUD 1945

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata


Kuliah Hukum Tata Negara 2 pada Fakultas Syariah dan Hukum Islam Prodi
Hukum Tata Negara semester 4

OLEH :
A.ADI ANUGRAH
NIM:742352019081

Dosen Pengajar
Dr. ANDI SUGIRMAN, S.H., M.H.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya makalah ini
yang berjudul “Tugas,Fungsi dan Wewenang Lembaga-lembaga Negara
Indonesia” dari mata kuliah Hukum Tata Negara 2, alhamdulillah akhirnya dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw. Sebagai pengemban risalah berupa Al-Qur`an, para sahabatnya, dan
pengikutnya hingga akhir zaman yang senantiasa berupaya untuk memahami dan
mengamalkan ajaran Al-Qur`an.
Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pengajar kami
atas segala bimbingan, ilmu, dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga terima
kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun dalam penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah
ini kami mohon maaf dan kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen dan
teman-teman sekalian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita
semua tentang Al-Bai’u Dan Khiyar.Aamiin.

Watampone, 17 Juni 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tugas, Fungsi dan Wewenang Lembaga Negara 3
Indonesia yang ada di UUD 1945
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga-lembaga Negara merupakan pembagian tugas-tugas kepada
pemerintah yang berkuasa, dimana yang memrintah tidak hanya satu dua
orang tetapi terdiri dari beberapa lembaga, organisasi dan sebagainya. Materi
ini di pelajari pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, yang membahas tentang pembagian kekuasaan mulai dari
tingkat pusat, kota dan provinsi, kecamatan dan desa. Pada pemerintahan
pusat terbagi tiga yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif, yang memiliki tugas
yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya, baik mengenai tugas
maupun mengenai alat perlengkapan yang melakukan.
Sistem ketatanegaraan Indonesia telah mengalami perubahan setelah
adanya amandemen UUD 1945 yang dilakukan MPR pasca-Orde Baru.
Perubahan tersebut dilatarbelakangi adanya kehendak untuk membangun
pemerintahan yang demokratis dan seimbang diantara cabang-cabang
kekuasaan, mewujudkan supremasi hokum dan keadilan, serta menjamin dan
melindungi hak asasi manusia. Pada lembaga legislatif terdiri dari tiga
lembaga yaitu MPR, DPR dan DPD, yang memiliki tugas dan wewenang
yang berbeda-beda. Eksekutif mempunyai tugas utama yaitu menjalankan
undang-undang. Sedangkan yudikatif memiliki tiga lembaga yaitu MA, MK
dan KY. MPR merupakan pemegang kekuasaan tertinggi atau pemegang
kedaulatan rakyat. Pada hukum tata negara terdapat kaidah-kaidah yang
mendelegasi kekuasaan dari pembuat UUD pada pembuat UU, dari organ
yang tertinggi kepada organ yang lebih rendah untuk membuat aturan-aturan
yang berlaku. Jadi, pendelegasi yang termasuk dalam hukum tata negara ini
adalah tingkat tertinggi. Lembaga-lembaga ini dibuat untuk memberikan
tugas dan wewenang dan untuk membatasi kekuasaan yang dimiliki oleh
setiap lembaga.
Pembatasan ini untuk mempermudah dan lebih memfokuskan
lembaga-lembaga yang bertanggungjawab pada tugas yang sudah di tetapkan.
1
Setiap lembaga wajib melakukan tugas yang meereka terima dan melaporkan
hasil kerjanya serta adanya pertanggungjawaban 1kepada tingkat pusat atau
ke yang lebih tinggi. Apabila suatu lembaga tidak melakukan tugasnya
dengan baik, maka diberikan sanksi sampai diberhentikan
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian, Tugas, Fungsi dan Wewenang Lembaga Negara


Indonesia yang ada di UUD 1945 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian, Tugas, Fungsi dan Wewenang Lembaga Negara
Indonesia yang ada di UUD 1945 !

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih
melalui pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan
presiden. Masa jabatan anggota MPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada
saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku
jabatannya, anggota MPR mengucapkan sumpah/janji bersama-sama yang
dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai
lembaga tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi
negara tidak ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai
dengan UUD 1945 yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga
negara. Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen
mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. melantik presiden dan wakil presiden;
3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.1
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak
berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas;
6. protokoler;

1
A Ubaedillah, dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic education)
Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 106
3
7. keuangan dan administratif.
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
3. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan
nasional;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan;
5. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.

B. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik
peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di
tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD
provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
1. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
2. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan
sebanyak-banyak 100 orang;
3. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-
banyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota
DPR berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima
tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan
sumpah/ janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
Agung dalam sidang paripurna DPR. Lembaga negara DPR mempunyai fungsi
berikut ini:
1. Fungsi Legislasi. Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga
pembuat undang-undang.
4
2. Fungsi Anggaran. Fungsi anggaran artinya DPR berfungsi sebagai lembaga
yang berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
3. Fungsi Pengawasan. Fungsi pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang
melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-
undang.
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut :
1. Hak Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan
kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
2. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian
yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-
komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.2

C. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru
yang sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari
provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan
sebanyak-banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih
dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan
presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama

2
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm.174-
175
5
bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan
anggota DPD adalah lima tahun. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka
kewenangan DPD, antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan
rancangan undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-
undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,
pajak, pendidikan, dan agama.

D. Presiden dan Wakil Presiden


Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus
sebagai kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan
wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945
presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima
tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa
jabatan.
Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah
atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR.
6
Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan
UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.3

Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:

 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.


 Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara.

 Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan


Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi
UU.

 Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam


kegentingan yang memaksa).

 Menetapkan Peraturan Pemerintah.

 Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara


lain dengan persetujuan DPR.

 Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.

 Menyatakan keadaan bahaya.

 Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden


memperhatikan pertimbangan DPR.

3
A Ubaedillah, dan Abduk Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)
Pancasila. Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, hlm.108
7
 Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.

 Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan


Mahkamah Agung.

 Memberi remisi, amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan


DPR.

 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur
dengan UU.

 Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR


dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

 Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial
dan disetujui DPR.

 Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR,


dan Mahkamah Agung.

 Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan


persetujuan DPR.4

E. Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang
kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu
diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:

4
A Ubaedillah, dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, hlm. 110
8
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
Menurut pasal 24A Ayat (1) perubahan ketiga UUD 1945, Mahkamah
Agung memiliki kewewenangan untuk mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undangundang, dan wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
Disamping itu, Mahkamah Agung memberikan pertimbangan dalam hal
pemberian grasi dan rehabilitasi oleh presiden, serta mengajukan tiga orang
sebagai hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi (Pasal 14 Ayat (1).
Selain kekuasaan yang diatur oleh UUD 1945, dalam undang-undang yang
mengatur tentang Mahkamah Agung ditentukan bahwa Mahkamah Agung
mempunyai tugas dan wewenang untuk:
1. Memutus sengketa tentang kewenangan mengadili antar badan
peradilan dibawahnya.
2. Mengadakan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap.
3. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan
di semua lingkungan pengadilan di bawahnya.
4. Memutus pada tingkat pertama dan terakhir terhadap semua sengketa
yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang republik Indonesia.
5. Memberi pertimbangan hukum kepada lembaga negara lain.

F. Mahkamah Konstitusi (MK)


Mahkamah Konstitusi adalah lembaga baru setelah adanya perubahan
UUD 1945. Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan peradilan guna
9
menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibu
kota negara.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim
kontitusi yang ditetapkan dengan keputusan presiden. Susunan Mahkamah
Konstitusi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota dan tujuh orang anggota hakim konstitusi. Ketua dan wakil
ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga
tahun. Hakim konstitusi adalah pejabat negara. Sesuai dengan Pasal 24 C UUD
1945 maka wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi, antara lain
sebagai berikut:
1. mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap UUD;
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD;
3. memutuskan pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
5. wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut
UUD.5

G. Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
berikut ini:
a. mengusulkan pengangkatan hakim agung;
b. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
Sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Komisi
Yudisial mempunyai wewenang:

5
inly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
hlm.323
10
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah
Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim;

3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)


bersama-sama dengan Mahkamah Agung;

4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman


Perilaku Hakim (KEPPH).

Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, dalam


melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, yaitu
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah
Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan, maka Komisi Yudisial
mempunyai tugas:

a. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;


b. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
c. Menetapkan calon hakim agung; dan
d. Mengajukan calon hakim agung ke DPR
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh
presiden dengan persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas
seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota,
dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.6

H. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu

6
Ikhsan Rosyada Parluhutan Daulay, Mahkamah Konstitusi: Memahami Keberadaannya
Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 17-18
11
Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD
sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka
anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan oleh presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi. Demikian, semoga bermanfaat.Tugas dan
wewenang Badan Pemeriksa Keuangan disebutkan dalam UU Republik
Indonesia Nomor 15 tahun 2006 secara terpisah, yaitu pada BAB III bagian
kesatu dan kedua. Tugas BPK menurut UU tersebut masuk dalam bagian
kesatu, isisnya antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan


oleh BPK terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia,
Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua
lembaga lainnya yang mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-
undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja,
keuangan, dan pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai
dengan standar pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diserahkan kepada DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada
instansi yang berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya tindakan
pidana tersebut.

12
Wewenang
Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UU Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 BAB III bagian kedua diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki wewenang untuk
menentukan objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan
pemeriksaan. Penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
maupun menyajikan laporan juga menjadi wewenang dari BPK tersebut.
2. Semua data, informasi, berkas dan semua hal yang berkaitan dengan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara hanya bersifat sebagai alat
untuk bahan pemeriksaan.
3. BPK juga berwenang dalam memberikan pendapat kepada DPR, DPD,
DPRD, dan semua lembaga keuangan negara lain yang diperlukan untuk
menunjang sifat pekerjaan BPK.
4. BPK berwenang memberi nasihat/pendapat berkaitan dengan
pertimbangan penyelesaian masalah kerugian negara.
Masih banyak tugas dan wewenang BPK yang lain berdasarkan UU RI Nomor
15 Tahun 2006 yang bersifat sangat rinci dan teliti. Selebihnya peraturan
tersebut diatur sendiri oleh BPK demi kelancaran dan keefektifan kinerja dari
BPK tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

  Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konstitusi


merupakan naskah tertulis yang dijadikan landasan sistem ketatanegaraan
suatu negara. UUD 1945 merupakan konstitusi yang digunakan pada Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan pelaksanaan UUD 1945
sebagai sistem ketatanegaraan Indonesia, mengalami beberapa kali perubahan
mengikuti dinamika keberlangsungan negara Republik Indonesia. Negara
Republik Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem
presidensial, namun pada perjalanannya tidak secara murni menggunakan
sistem presidensial, sehingga pada era reformasi dilakukan amandemen untuk
merubah sistem ketatanegaraannya. Salah perubahannya adalah perubahan
lembaga tinggi negara dimana terjadi penyesuaian lembaga negara sesuai
dengan sistem presidensial. Sehingga perubahan ini diharapkan dapat
memenuhi cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945

B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas
materinya yang kurang. Mohon kritik dan saran yang membangun sebagai
bahan instropeksi kami dalam penyusunan sebuah makalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kansil dan Cristine. 2011. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asshiddiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta:


Rajawali Pers, 2014.

Daulay, Ikhsan Rosyada Parluhutan, Mahkamah Konstitusi: Memahami


Keberadaannya Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006

https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945

15

Anda mungkin juga menyukai