PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup sejalan dengan tuntutan
zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan suatu pendidikan yang dapat
mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa masyarakat
serta anggota-anggotanya.
Pendidikan berkembang dari sederhana, yang berlangsung ketika manusia masih berada
dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep tujuan yang amat terbatas,
sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan, serta model pendidikan yang
sesuai dengan masyarakat saat ini. Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus
berkompetisi untuk maju. Khusus masyarakat islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad,
pendidikan merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam yang berupa al-
qur'an dan hadits, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola hidup maju, sehingga
kesejahteraan berhasil diciptakan.
Pendidikan islam berusaha merealisasikan misi agama islam dalam tiap pribadi
manusia, yaitu menjadikan manusia sejahtera dan bahagia dalam cita islam. Cita-cita islam
mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat abadi dan absolut. Nilai-nilai inilah
yang seharusnya ditumbuhkembangkan dalam diri manusia melalui proses pendidikan.
1
B.Rumusan masalah:
C.Tujuan:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam pendidikan islam
Setiap etimologis, istilah pendidik dalam konteks pendidikan islam sering
disebut dengam istilah murobbi, mu’alim, muaddib. Disamping istilah tersebut,
pendidik juga sering di istilahkan dengan menyebut gelarnya, al-ustadatau al-syekh
(muhaimin dan mujib, 1993). Menurut para ahli bahasa, kata murabbi berasal dari
kata rabba, yurabbi, yang berarti membimbing, mengurus, mengasuh, dan
mendidik,. Kata mu’alim merupakan bentuk isim fa’il dari ‘allama, yu’allimu, yang
biasa di terjemahkan “mengajar” atau “mengajarkan”.
3
Dari uaraian diatas mengenai rumusan pendidikan islam. Ada yang meniitik
beratkan pada segi pemebntukan akhlak anak, adapula yang menuntut pendidikan
teori dan praktek, sebagian lagi menghendaki terwujudnya kepribadain muslim
dll. Perbedaan tersebut diakibatkan hal yang melatarbelakangi pentingnya
pendidikan islam bagi masing-masing ahli tersebut. dapat diambil kesimpulan
bahwa ahl pendidik islam berbeda pendapat mterdapat titik persamaan yang
secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : pendidikan islam ialah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam mas
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadia muslim.
bangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tuanya juga. Pada awalnya tugas
itu adalah murni tugas kedua orang tua ; jadi tidak perlu orang tua mengirimkan anaknya ke
sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta kebutuhan
hidup sudah sedemikian luas, dalam, dan rumit. Maka orang tua tidak mampu lagi
melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Coba bayangkan, seandainya orang tua
4
mendidik anaknya sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi dirumah, oleh dirinya sendiri,
sekalipun katakanlah orang tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang terjadi ? mahal, tidak
efisien, dan mungkin juga tidak akan efektif. Pada zaman yang telah maju ini semakin banyak
tugas orang tua sebagai pendidik yang diserahkan kepada sekolah. Itu lebih murah lebih efisien,
dan juga lebih efektif
Proses belajar mengajar dalam pendidikan islam, penulis membagi kedalam dua hal
yaitu proses belajar dalam pendidikan islam dan proses mengajar dalam pendidikan islam.
Dalam proses belajar tentu berkaitan dengan peserta didik dan lebih identik kepada
perubahan atau perkembangan prilaku peserta didik. Perubahan atau perkembangan
perilaku peserta didik terbagi kedalam beberapa hal diantaranya :
a. Perkembangan intelek Menurut English&English dalam bukunya
“AComprehensiveDictionaryofPsychologicalandPsychoanaliticalTerm”
istilah Intellect antara lain :
1. Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir.
2. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif terutama untuk aktivitas yang
berkenaan dennganberfikir.
3. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berfikir
Intelek sering di sama artikan sebagai inteligensi, Wechler merumuskan inteligensi
sebagai ”keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah
serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
b. Perkembangan social
c. Perkembangan bahasa
5
individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain.sejak seorang bayi
berkomunikasi dengan orang lain sejak itu pula bahasa di perlukan.sejalan dengan
perkembangan hubungan sosial maka perkembangan bahasa seseorang(bayi-anak)di
mulai dengan meraba(suara atau bunyi arti) dan suku kata,menyusun kalimat
sederhana,dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang
kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.Dan faktor yang mempengaruhi
perkembanganbahasa.Umur anak,kondisi lingkungan,kecerdasananak,status ekonomi
keluarga,dan kondisi fisik.
Dalam proses mengajar tentu berkaitan dengan pendidik seperti yang kita
ketahui mengajar adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Pada pembahasan proses mengajar ini lebih
identik pada metode atau cara pendidik mengajar dalam pendidikan islam.
Dibawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan islam yang
perinsip dasarnya Al-Qur’an dan Hadits.
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah ,suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui
penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik.
6
Yang dimaksud metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh
pesrta didik melakukan suatu percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan itu di
amati oleh setiap murid sambil memberikan arahan.
g. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana pendidik membagi
peserta didiknya kedalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-
tugas tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.
h. Metode kisah
Metode kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi
pembelajaran melalui kisah atau cerita.
i. Metode amtsal
Metode amtsal adalah suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan.
j. Metode targhib dan tarhib
Metode taghrib dan tahrib adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi
pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan
hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan.
Dalam proses belajar mengajar ada suatu keterkaitan mengenai kedua hal
tersebut. Misalkan dalam proses belajar seorang peserta didik tentu membutuhkan
pengajaran yang dilakukan oleh pendidik. Dengan tujuan hasil dari proses belajar
mengajar terdapat pada UU No 23 tahun 2003 tentang sisdiknas mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengengbangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman , bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan
rohani,kepribadian mantap dan meandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.Peristiwa belajar
mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.Dalam satu kali
proses belajar mengajar,yang pertama kali dilakukan adalah merumuskan tujuan
instruksional khusus (TIK) yang akan dicapai.Setelah merumuskan TIK,langkah
berikutnya iaiah menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut
selanjutnya menentukan metode belajar yang akan di gunakan dan di jabarkan
dalam kegiatan belajar mengajar yang merupakan wahana pengembangan materi
pelajaran sehingga dapar di terima dan menjadi milik siswa.Kemudianmenentuikan
alat peraga pengajaran yang dapat memperjelas dan mempermudah menerimaan
materi pelajaran oleh siswa,serta dapat menunjang tercapainya tujuan
tersebut.Langkah yang terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat
mengukur tercapai tidaknya tujuan yang hasilnya dapat di jadikan sebagai
feedback bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar nya maupun
kuantitas belajar siswa.
7
D.Berbagai Kompone/Aspek tersebut dapat di kemukansebagai berikut :
1. Menentukan tujuan belajar mengajar.
2. Menentukan pendekatan dalam proses belajar mengajar.
3. Menentukan metode pengajaran
4. Menentukan teknik mengajar
5. Menetukan taktik
keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara
spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang
8
terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelasJadi dengan evaluasi diperoleh
informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan
spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap
religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam Program evaluasi ini diterapkan dalam
rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi
pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan
materi, metode, fasilitas dan sebagainya.
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna
melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam
sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku
peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam
pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan
al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan
aspek/unsur pendidikan Islam
Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksaan pendidikan islam evaluasi
berfungsi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar mengajar yang telah
dilakukan benar-benar tepat atau tidak , baik yang berkenaan dengan sikap
pendidik/guru maupun anak didik/murid.
2. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan
apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan
3. Untuk mengrtahui atau mengumpulkaj informasi tentang taraf perkembangan
atau kemajuan yang di peroleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan islam.
4. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan
ini dpaat berbentuk buku, raport, piagam, sartifikat, ijazah, lain-lain.
9
5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang di peroleh sebelumnya dengan
pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna mengkitkan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendidik dalam konteks pendidikan islam sering disebut dengan istilahmurabbi, mu’allim,
muaddib. Disamping istilah tersebut, pendidik juga sering diistilahkan dengan menyebut
gelarnya, al- Ustadz atau al-Syekh.
10
2. Dalam pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar mengajar adalah kegiatan
yang melibatkan sejumlah komponen yang antara satu dan lainnya. Komponen tersebut
antara lain meliputi visi dan tujuan yang ingin dicapai, guru yang profesional dan siap
mengajar, murid yang siap menerima pelajaran, pendekatan yang akan digunakan, strategi
yang akan diterapkan, metode yang akan dipilih, teknik dan taktik yang akan digunakan.
3. Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan islam, evaluasi
berfungsi sebagai berikut :
a.Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan
benar- benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap pendidik/ guru maupun anak
didik/ murid.
b. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
d. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan ini dapat
berbentuk buku raport, piagam, sertifikat, ijazah, dan lain- lain.
DAFTAR PUSTAKA
11