Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan.


Prinsip mempertahankan hidup terletak pada tiga orientasi dasar yaitu :

1. Hubungan manusia dengan Tuhan.

2. Hubungan dengan sesama manusia.

3. Hubungan dengan alam semesta, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang.

Proses inilah yang mendorong manusia kearah kemajuan hidup sejalan dengan tuntutan
zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan suatu pendidikan yang dapat
mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa masyarakat
serta anggota-anggotanya.

Pendidikan berkembang dari sederhana, yang berlangsung ketika manusia masih berada
dalam ruang lingkup kehidupan yang serba sederhana serta konsep tujuan yang amat terbatas,
sampai pada bentuk pendidikan yang sarat dengan metode, tujuan, serta model pendidikan yang
sesuai dengan masyarakat saat ini. Dengan demikian antara pendidikan dan masyarakat terus
berkompetisi untuk maju. Khusus masyarakat islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad,
pendidikan merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran islam yang berupa al-
qur'an dan hadits, mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola hidup maju, sehingga
kesejahteraan berhasil diciptakan.

Pendidikan islam berusaha merealisasikan misi agama islam dalam tiap pribadi
manusia, yaitu menjadikan manusia sejahtera dan bahagia dalam cita islam. Cita-cita islam
mencerminkan nilai-nilai normatif dari Tuhan yang bersifat abadi dan absolut. Nilai-nilai inilah
yang seharusnya ditumbuhkembangkan dalam diri manusia melalui proses pendidikan.

1
B.Rumusan masalah:

1. Apa pengertian pendidikan dalam personal pendidikan islam?


2. Bagaimana proses mengajar dalam pendidikan islam?
3. Apa saja komponen/aspek dalam pendidikan?
4. Bagaimna evaluasi pendiidkan islam?

C.Tujuan:

1. Untuk mengetahui pengertian dalam personal pendidikan islam


2. Untuk mengetahui proses mengajar dalam pendidikan islam
3. Untuk mengetahui komponen/aspek dalam pendidikan
4. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dalam pendidikan islam
Setiap etimologis, istilah pendidik dalam konteks pendidikan islam sering
disebut dengam istilah murobbi, mu’alim, muaddib. Disamping istilah tersebut,
pendidik juga sering di istilahkan dengan menyebut gelarnya, al-ustadatau al-syekh
(muhaimin dan mujib, 1993). Menurut para ahli bahasa, kata murabbi berasal dari
kata rabba, yurabbi, yang berarti membimbing, mengurus, mengasuh, dan
mendidik,. Kata mu’alim merupakan bentuk isim fa’il dari ‘allama, yu’allimu, yang
biasa di terjemahkan “mengajar” atau “mengajarkan”.

Pendidikan islam adalah suatau sistem kependidikan yang mecakup seluruh


aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena
islammempedomani seluruh aspek kehidupan manusaimuslilm baik duniawi atau
ukhrowi.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa semua cabang ilmu pengetahuan
yang secara materiil bukan islamis termasuk ruang lingkup pendidikan islama juga,
sekurang-kurangnya menjadi bagian yang mununjang.
Adapun yang dimaksud pendidikan islamsangatlah beragam, hal ini terlihat dari
definisi pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan berikut ini :
1. Abdur Rahman Nahlawi :
Pendidikan islam adalah pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat
memeluk islamsecar logis dan sesuai secar keseluruhan baik dalam kehidupan
individu atau kolektif.
2. Musthafa Al-Ghulayani
Pendidikan islam adalah menanamkan ahlak yang mulia didalam jiwa anak dalam
masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat
sehingga akhlak itu manjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk
kemanfaatan tanah air.
3. Syah Muhammad A. Naquibal-Atas
Pendidikan islam adalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik
untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu
didalam tataran penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan
pengaturan akan tempat tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.

3
Dari uaraian diatas mengenai rumusan pendidikan islam. Ada yang meniitik
beratkan pada segi pemebntukan akhlak anak, adapula yang menuntut pendidikan
teori dan praktek, sebagian lagi menghendaki terwujudnya kepribadain muslim
dll. Perbedaan tersebut diakibatkan hal yang melatarbelakangi pentingnya
pendidikan islam bagi masing-masing ahli tersebut. dapat diambil kesimpulan
bahwa ahl pendidik islam berbeda pendapat mterdapat titik persamaan yang
secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut : pendidikan islam ialah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam mas
pertumbuhan agar ia memiliki kepribadia muslim.

B.Pendidik Dalam Pendidikan Islam


Hakekat pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
pekembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik baik potensi
afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan, maupun berdiri sendiri memenuhi tingkat kedewasaannya,
mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu
sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu yang mandiri. Marimba mengartikan
pendidik sebagai orang yang memikul pertanggung jawaban sebagai pendidik, yaitu manusia
dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta
didik. Pendidik juga diartikan sebagai orang yang betanggung jawab dalam
menginternalisasikan nilai -nilai religious dan berupaya menciptakan individu yang memiliki
pola pikir ilmiah dan pribadi yang sempurna
Jika kita lihat dari hakikat pendidik diatas, jelas bahwa kehadiran seorang pendidik itu
sangat diharapkan untuk perkembangan peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan yang
diharapkan mampu untuk menjadi makhluk sosial mampu untuk memenuhi berdiri sendiri
memenuhi tingkat kedewasaan sehingga menjadi hamba yang selalu bertaqwa kepada Allah
SWT, dan memilikiakhlaktul karimah.
Pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah
orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh
dua hal: pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua anaknya,
dan kerena itu ia di takdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya; kedua, karena
kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkem

bangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tuanya juga. Pada awalnya tugas
itu adalah murni tugas kedua orang tua ; jadi tidak perlu orang tua mengirimkan anaknya ke
sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta kebutuhan
hidup sudah sedemikian luas, dalam, dan rumit. Maka orang tua tidak mampu lagi
melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Coba bayangkan, seandainya orang tua

4
mendidik anaknya sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi dirumah, oleh dirinya sendiri,
sekalipun katakanlah orang tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang terjadi ? mahal, tidak
efisien, dan mungkin juga tidak akan efektif. Pada zaman yang telah maju ini semakin banyak
tugas orang tua sebagai pendidik yang diserahkan kepada sekolah. Itu lebih murah lebih efisien,
dan juga lebih efektif

C.Proses Belajar Mngajar dalam Pendidikan Islam

Proses belajar mengajar dalam pendidikan islam, penulis membagi kedalam dua hal
yaitu proses belajar dalam pendidikan islam dan proses mengajar dalam pendidikan islam.

1. Proses belajar dalam pendidikan islam

Dalam proses belajar tentu berkaitan dengan peserta didik dan lebih identik kepada
perubahan atau perkembangan prilaku peserta didik. Perubahan atau perkembangan
perilaku peserta didik terbagi kedalam beberapa hal diantaranya :
a. Perkembangan intelek Menurut English&English dalam bukunya
“AComprehensiveDictionaryofPsychologicalandPsychoanaliticalTerm”
istilah Intellect antara lain :
1. Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir.
2. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif terutama untuk aktivitas yang
berkenaan dennganberfikir.
3. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berfikir
Intelek sering di sama artikan sebagai inteligensi, Wechler merumuskan inteligensi
sebagai ”keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah
serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

b. Perkembangan social

Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa


manusia tumbuh dan berkembang dari bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah
dan jenjang. Manusia tumbuh dan berkembang didalam. Lingkungan itu dapat di
bedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial. lingkungan sosial memberikan
banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama
kehidupan sosio-psikologis. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial antara lain, keluarga, kematangan, statussosial ekonomi, pendidikan, kapasitas
mental, emosi dan intelegensi.

c. Perkembangan bahasa

Sesuai dengan fungsinya,bahasa merupakan alat komunikasi yang di gunakan


seseorang dalam pergaulan nya atau hubungan nya dengan orang lain.bahasa
merupakan alat gaul.oleh karena itu,penggunaan bahasa jadi efektif sejak seorang

5
individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain.sejak seorang bayi
berkomunikasi dengan orang lain sejak itu pula bahasa di perlukan.sejalan dengan
perkembangan hubungan sosial maka perkembangan bahasa seseorang(bayi-anak)di
mulai dengan meraba(suara atau bunyi arti) dan suku kata,menyusun kalimat
sederhana,dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang
kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.Dan faktor yang mempengaruhi
perkembanganbahasa.Umur anak,kondisi lingkungan,kecerdasananak,status ekonomi
keluarga,dan kondisi fisik.

2. Proses mengajar dalam pendidikan islam

Dalam proses mengajar tentu berkaitan dengan pendidik seperti yang kita
ketahui mengajar adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Pada pembahasan proses mengajar ini lebih
identik pada metode atau cara pendidik mengajar dalam pendidikan islam.
Dibawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan islam yang
perinsip dasarnya Al-Qur’an dan Hadits.
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah ,suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui
penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik.

b. Metode tanya jawab


Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan
beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah di
ajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan pembelajaran
dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam hal
membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu
masalah.
d. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik
memberikan tugas-tugas tertentu kepada para peserta didik. sedangkan hasil tersebut
diperiksa oleh pendidik dan murid mempertanggung jawabkannya.
e. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana pendidik mempertunjukan
tentang proses sesuatuatau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid
memperhatikannya.
f. Metode eksperimen

6
Yang dimaksud metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh
pesrta didik melakukan suatu percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan itu di
amati oleh setiap murid sambil memberikan arahan.
g. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana pendidik membagi
peserta didiknya kedalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-
tugas tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.
h. Metode kisah
Metode kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi
pembelajaran melalui kisah atau cerita.
i. Metode amtsal
Metode amtsal adalah suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan.
j. Metode targhib dan tarhib
Metode taghrib dan tahrib adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi
pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan
hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan.

3. Proses belajar mengajar dalam pendidikan islam.

Dalam proses belajar mengajar ada suatu keterkaitan mengenai kedua hal
tersebut. Misalkan dalam proses belajar seorang peserta didik tentu membutuhkan
pengajaran yang dilakukan oleh pendidik. Dengan tujuan hasil dari proses belajar
mengajar terdapat pada UU No 23 tahun 2003 tentang sisdiknas mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengengbangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman , bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan
rohani,kepribadian mantap dan meandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.Peristiwa belajar
mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.Dalam satu kali
proses belajar mengajar,yang pertama kali dilakukan adalah merumuskan tujuan
instruksional khusus (TIK) yang akan dicapai.Setelah merumuskan TIK,langkah
berikutnya iaiah menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut
selanjutnya menentukan metode belajar yang akan di gunakan dan di jabarkan
dalam kegiatan belajar mengajar yang merupakan wahana pengembangan materi
pelajaran sehingga dapar di terima dan menjadi milik siswa.Kemudianmenentuikan
alat peraga pengajaran yang dapat memperjelas dan mempermudah menerimaan
materi pelajaran oleh siswa,serta dapat menunjang tercapainya tujuan
tersebut.Langkah yang terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat
mengukur tercapai tidaknya tujuan yang hasilnya dapat di jadikan sebagai
feedback bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar nya maupun
kuantitas belajar siswa.

7
D.Berbagai Kompone/Aspek tersebut dapat di kemukansebagai berikut :
1. Menentukan tujuan belajar mengajar.
2. Menentukan pendekatan dalam proses belajar mengajar.
3. Menentukan metode pengajaran
4. Menentukan teknik mengajar
5. Menetukan taktik

E.Evaluasi pendidikan islam


Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang berarti
penilaian dan penaksiran.Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti
ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama,
hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan evaluasi sebagai
suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta
didik untuk tujuan pendidikanSementaraAbudin Nata menyatakan bahwa evaluasi
sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka
membuat keputusan
Kemudian menurut SuharsimiArikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Dan EdwindWandt berpendapat evaluasi adalah: suatu tindakan atau proses
dalam menentukan nilai sesuatu.
Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnyadibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan Dari beberapa
pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan
yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan
perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun
penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat

keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara
spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang

8
terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelasJadi dengan evaluasi diperoleh
informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tehnik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan
spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap
religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam Program evaluasi ini diterapkan dalam
rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi
pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan
materi, metode, fasilitas dan sebagainya.
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna
melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam
sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku
peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam
pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan
al-Hadits. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan
aspek/unsur pendidikan Islam

Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksaan pendidikan islam evaluasi
berfungsi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar mengajar yang telah
dilakukan benar-benar tepat atau tidak , baik yang berkenaan dengan sikap
pendidik/guru maupun anak didik/murid.
2. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan
apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan
3. Untuk mengrtahui atau mengumpulkaj informasi tentang taraf perkembangan
atau kemajuan yang di peroleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan islam.
4. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan
ini dpaat berbentuk buku, raport, piagam, sartifikat, ijazah, lain-lain.

9
5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang di peroleh sebelumnya dengan
pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna mengkitkan pendidikan.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Pendidik dalam konteks pendidikan islam sering disebut dengan istilahmurabbi, mu’allim,
muaddib. Disamping istilah tersebut, pendidik juga sering diistilahkan dengan menyebut
gelarnya, al- Ustadz atau al-Syekh.

10
2. Dalam pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar mengajar adalah kegiatan
yang melibatkan sejumlah komponen yang antara satu dan lainnya. Komponen tersebut
antara lain meliputi visi dan tujuan yang ingin dicapai, guru yang profesional dan siap
mengajar, murid yang siap menerima pelajaran, pendekatan yang akan digunakan, strategi
yang akan diterapkan, metode yang akan dipilih, teknik dan taktik yang akan digunakan.

3. Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan islam, evaluasi
berfungsi sebagai berikut :

a.Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan
benar- benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap pendidik/ guru maupun anak
didik/ murid.

b. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.

c. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan


kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pendidikan islam.

d. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan ini dapat
berbentuk buku raport, piagam, sertifikat, ijazah, dan lain- lain.

e. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan


pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir,2008. Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana.


Uhbiyati, Nur, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia.
Moh. Uzer Usman ,1992. Menjadi guru Profesional . PT Remaja Rosda karya bandung .

11

Anda mungkin juga menyukai