Anda di halaman 1dari 27

Makalah Ilmu Pendidikan Islam

Personal Pendidik

OLEH:
Kelompok 2
ADELIA MAHARANI 1830201106
AGELA INGGRIES FIHTANTI 1830201107
AJUN JAINI 1830201108
ALDI TRI SUANDI 1830201109

DOSEN PENGAMPU :
PADJRIN, M.Pd

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal


mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tidak lupa mengucapkan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen


pengampu Padjrin, M.Pd atas ampuan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan
kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Kami ucapkan
terimakasih pula kepada teman-teman dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan manfaat sekaligus


pengetahuan bagi kita semuanya. Semoga dengan adanya karya tulis dalam wujud
makalah ini kita semakin memahami lebih dalam mengenai personal pendidik.

Penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyaknya


kekurangan disana sini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.

Palembang, April 2019

Penulis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana,
Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik
untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam
berpikir.

Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses


mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Lalu apa
pengertian dari pendidikan yang selama ini dijalani manusia. Menurut
KBBI kata pendidikan datang dari kata “didik” dengan memperoleh
imbuhan “pe” serta akhiran “an”, yang artinya langkah, sistem atau
perbuatan mendidik.
Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu
“paid” yang artinya anak serta “agogos” yang artinya menuntun, jadi
pedagogi yaitu pengetahuan dalam menuntun anak. Sedang secara istilah
pengertian pendidikan adalah satu sistem pengubahan sikap serta perilaku
seorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta
didik lewat usaha pengajaran serta kursus.

Adapun Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli :

1. Pengetian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan


Nasional Indonesia): Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa
pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Menurut Ahmad D. Marimba: Pengertian pendidikan menurut Ahmad
D. Marimba adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh
pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya keperibadian yang utama.
3. Martinus Jan Langeveld: Pengertian pendidikan menurut Martinus Jan
Langeveld bahwa pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak
untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha
manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa
menuju kedewasaan.
4. Gunning dan Kohnstamm: Pengertian pendidikan menurut Gunning
dan Kohnstamm adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah
pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati
nurani.
5. Stella Van Petten Henderson: Menurut Stella Van Petten Henderson
bahwa pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri
dan warisan sosial.
6. Carter V.Good: Pengertian pendidikan menurut Carter V. Good bahwa
pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan individu dalam
sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang
dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah
atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan
kecakapan sosial.
7. Pengetian pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Pengertian
pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
8. Pengetian pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI): Pendidikan yakni satu sistem evaluasi untuk tiap-tiap individu
untuk meraih pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi tentang
object spesifik serta khusus. Pengetahuan yang didapat secara resmi itu
menyebabkan pada tiap-tiap individu yakni mempunyai pola fikir,
tingkah laku serta akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang
diperolehnya.
9. Prof. Herman H. Horn, Beliau memiliki pendapat kalau pendidikan
yaitu satu sistem dari penyesuaian lebih tinggi untuk makhluk yang
sudah berkembang secara fisik serta mental yang bebas dan sadar pada
Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual,
emosional serta tekad dari manusia.
10. Pengetian pendidikan menurut Driyarkara, Pendidikan disimpulkan
sebagai satu usaha dalam memanusiakan manusia muda atau
pengangkatan manusia muda ke skala yang insani.
B. Pendidik Dalam Pendidikan Islam

Hakekat pendidik dalam islam adalah orang-orang yang


bertanggung jawab terhadap pekembangan peserta didik dengan
mengupayakan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, kognitif,
maupun psikomotorik. Pendidik berarti juga orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi pertolongan pada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan,
maupun berdiri sendiri memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan
mampu sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu yang
mandiri. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang memikul
pertanggung jawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena
hak dan kewajibannya bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta
didik. Pendidik juga diartikan sebagai orang yang betanggung jawab
dalam menginternalisasikan nilai -nilai religious dan berupaya
menciptakan individu yang memiliki pola pikir ilmiah dan pribadi yang
sempurna

Jika kita lihat dari hakikat pendidik diatas, jelas bahwa kehadiran
seorang pendidik itu sangat diharapkan untuk perkembangan peserta didik
agar mencapai tingkat kedewasaan yang diharapkan mampu untuk menjadi
makhluk sosial mampu untuk memenuhi berdiri sendiri memenuhi tingkat
kedewasaan sehingga menjadi hamba yang selalu bertaqwa kepada Allah
SWT, dan memiliki akhlaktul karimah.

Pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab


terhadap perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling
bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik.
Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh dua hal:
pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang
tua anaknya, dan kerena itu ia di takdirkan pula bertanggung jawab
mendidik anaknya; kedua, karena kepentingan kedua orang tua, yaitu
orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya,
sukses anaknya adalah sukses orang tuanya juga. Pada awalnya tugas itu
adalah murni tugas kedua orang tua, jadi tidak perlu orang tua
mengirimkan anaknya ke sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah
sedemikian luas, dalam, dan rumit. Maka orang tua tidak mampu lagi
melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Coba bayangkan,
seandainya orang tua mendidik anaknya sejak tingkat dasar sampai
perguruan tinggi dirumah, oleh dirinya sendiri, sekalipun katakanlah orang
tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang terjadi ? mahal, tidak efisien,
dan mungkin juga tidak akan efektif. Pada zaman yang telah maju ini
semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang diserahkan kepada
sekolah. Itu lebih murah lebih efisien, dan juga lebih efektif.

Terdapat banyak perbedaan pengertian pendidik baik dalam


perspektif islam maupun pada umumnya. Menurut Mohammad Kosim
dalam bukunya yang berjudul “Pengatar Ilmu Pendidikan” pendidik adalah
setiap orang yang berupaya mengembangkan potensi peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiaan utam, seperti halnya orang tua dirumah, guru-
guru di sekolah, Ustadzah di madrasah, dan kiayi di pesantren.

Dibawah ini beberapa istilah bagi sebutan seorang pendidik atau guru
sebagai berikut :

1. Ustadz
Ustaz atau sering dieja Ustad dan Ustadz (Bahasa Arab: ‫ األستاذ‬al-
`Ustāż); (Bahasa Persia: ‫ استاد‬Ustaad) adalah kata dalam bahasa
Indonesia yang bermakna pendidik. Kata ini diserap dari bahasa
Arab dan Bahasa Persia dari kata, pelafalan dan makna yang sama
yaitu guru atau pengajar. Dalam bahasa Indonesia, kata ini lebih
merujuk kepada guru, pengajar. "Ustaad" juga adalah gelar
kehormatan untuk pria yang digunakan di Timur Tengah, Asia Selatan,
dan Asia Tenggara. Ini digunakan dalam berbagai bahasa di Dunia
Muslim, termasuk Bahasa Persia, Bahasa Urdu, Bahasa
Bengali, Bahasa Punjabi, Bahasa Pashto, Bahasa Turki dan Bahasa
Kurdi.
2. Mu’allim
Orang yang menjelaskan hakikat ilmu atau pengetahuaan yang
diajarkan kepada peserta didiknya.
3. Murabbiy
Murabbi dalam Islam membawa maksud yang luas melebihi tahap
muallim. Konsep Murabbi merujuk kepada pendidik yang bukan
sahaja mengajarkan sesuatu ilmu tetapi dalam masa yang sama cuba
mendidik rohani, jasmani, fizikal dan mental anak didiknya untuk
menghayati dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
Justeru, Murabbi lebih menumpukan penghayatan sesuatu ilmu, sekali
gus membentuk keperibadian, sikap dan tabiat anak didiknya. Oleh itu,
tugas “Muallim” banyak berlegar di “akal” tetapi tugas Murabbiy
berlegar di “hati”.
4. Mursyid
Orang yang mengajarkan dan menularkan penghayatan akhlak dan
kepribadiaan kepada peserta didik.
5. Mudarris
Orang mencerdaskan peserta didik, menghilangkan ketidaktahuaaan
atau kebodohan, dan melatih keterampilan peserta didik sesuai minat
dan bakat.
6. Mua’ddib (Etika, Moral, dan Adab)
Orang beradab memiliki peran dan fungsi membangun suatu
peradaban yang berkualitas di era mendatang, orang yang memberikan
pendidikan kepada peserta didik agar mampu berkreasi, mengatur, dan
memelihara hasil kreasi untuk kemaslahatan umum dan tidak
menimbulkan malapetaka bagi diri, masyarakat, dan alam.

C. Proses Belajar Mngajar dalam Pendidikan Islam


Proses belajar mengajar dalam pendidikan islam, penulis membagi
kedalam dua hal yaitu proses belajar dalam pendidikan islam dan proses
mengajar dalam pendidikan islam.

1. Proses belajar dalam pendidikan islam

Dalam proses belajar tentu berkaitan dengan peserta didik dan lebih
identik kepada perubahan atau perkembangan prilaku peserta didik.
Perubahan atau perkembangan perilaku peserta didik terbagi
kedalam beberapa hal diantaranya :
a. Perkembangan intelek English
Menurut English dalam bukunya “A Comprehensive
Dictionaryof Psychological and Psychoanalitical Term”
istilah Intellect antara lain :
1. Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir.

2. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif terutama untuk


aktivitas yang berkenaan dennganberfikir.

3. Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk


berfikir.
Intelek sering di sama artikan sebagai inteligensi, Wechler
merumuskan inteligensi sebagai ”keseluruhan kemampuan individu
untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
b. Perkembangan social

Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah


mengungkapkan bahwa manusia tumbuh dan berkembang
dari bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan
jenjang. Manusia tumbuh dan berkembang didalam.
Lingkungan itu dapat di bedakan atas lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. lingkungan sosial memberikan banyak
pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan,
terutama kehidupan sosio-psikologis. Dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial antara lain, keluarga,
kematangan, statussosial ekonomi, pendidikan, kapasitas
mental, emosi dan intelegensi.

c. Perkembangan bahasa

Sesuai dengan fungsinya,bahasa merupakan alat komunikasi


yang di gunakan seseorang dalam pergaulan nya atau
hubungan nya dengan orang lain.bahasa merupakan alat gaul.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa jadi efektif sejak seorang
individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain.sejak
seorang bayi berkomunikasi dengan orang lain sejak itu pula
bahasa di perlukan.sejalan dengan perkembangan hubungan
sosial maka perkembangan bahasa seseorang(bayi-anak) di
mulai dengan meraba(suara atau bunyi arti) dan suku
kata,menyusun kalimat sederhana,dan seterusnya melakukan
sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai
dengan tingkat perilaku sosial. Dan faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa. Umur anak, kondisi
lingkungan, kecerdasan anak, status ekonomi keluarga, dan
kondisi fisik.

2. Proses mengajar dalam pendidikan islam

Dalam proses mengajar tentu berkaitan dengan pendidik seperti yang


kita ketahui mengajar adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian
bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Pada pembahasan proses mengajar ini lebih identik pada metode atau
cara pendidik mengajar dalam pendidikan islam.
Dibawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan islam
yang perinsip dasarnya Al-Qur’an dan Hadits.
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah ,suatu cara pengajian atau
penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh
pendidik kepada peserta didik.
b. Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang
pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta
didik tentang bahan pelajaran yang telah di ajarkan atau bacaan
yang telah mereka baca.
c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian atau penyajian
bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam hal membicarakan dan
menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan atas sesuatu masalah.
d. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana
seorang pendidik memberikan tugas-tugas tertentu kepada para
peserta didik. sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh pendidik
dan murid mempertanggung jawabkannya.
e. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana
pendidik mempertunjukan tentang proses sesuatuatau
pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
f. Metode eksperimen
Yang dimaksud metode eksperimen adalah suatu cara mengajar
dengan menyuruh pesrta didik melakukan suatu percobaan dan
setiap proses dan hasil percobaan itu di amati oleh setiap murid
sambil memberikan arahan.
g. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana
pendidik membagi peserta didiknya kedalam kelompok belajar
tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam
rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.
h. Metode kisah
Metode kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru
memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.
i. Metode amtsal
Metode amtsal adalah suatu cara mengajar dimana guru
menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui
contoh atau perumpamaan.
j. Metode targhib dan tarhib
Metode taghrib dan tahrib adalah cara mengajar dimana guru
memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan
ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan
agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan.

3. Proses belajar mengajar dalam pendidikan islam.

Dalam proses belajar mengajar ada suatu keterkaitan mengenai kedua


hal tersebut. Misalkan dalam proses belajar seorang peserta didik tentu
membutuhkan pengajaran yang dilakukan oleh pendidik. Dengan tujuan
hasil dari proses belajar mengajar terdapat pada UU No 23 tahun 2003
tentang sisdiknas mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian mantap dan meandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan
dan konsep. Dalam satu kali proses belajar mengajar,yang pertama kali
dilakukan adalah merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) yang
akan dicapai. Setelah merumuskan TIK,langkah berikutnya iaiah
menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut
selanjutnya menentukan metode belajar yang akan di gunakan dan di
jabarkan dalam kegiatan belajar mengajar yang merupakan wahana
pengembangan materi pelajaran sehingga dapar di terima dan menjadi
milik siswa. Kemudianmenentuikan alat peraga pengajaran yang dapat
memperjelas dan mempermudah menerimaan materi pelajaran oleh
siswa, serta dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut. Langkah yang
terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat mengukur tercapai
tidaknya tujuan yang hasilnya dapat di jadikan sebagai feedback bagi
guru dalam meningkatkan kualitas mengajar nya maupun kuantitas
belajar siswa.
D. Berbagai Komponen/Aspeknya
a. Menentukan tujuan belajar mengajar.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku
terminal kondisi-kondisi tes, dan standar perilaku[1].
1. Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang
menentukan tingkah laku siswa setelah belajar. tingkah laku itu

[1]Theo Merentek.”Tujuan Belajar dan Mengajar” https://chanra730.blogspot.com/2012/03/tujuan-belajar-


dan-pembelajaran.html (diakses pada 18 Mei 2019 , pukul 09:03)
merupakan bagian tujuan yang menunjuk pada hasil yang
diharapkan dalam belajar.
2. Kondisi-kondisi tes, komponen ini menentukan situasi dimana
siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.
kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena sering
terjadi ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai
dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes.
pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa
dalam upaya mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes,
misalnya buku sumber. kedua, tantangan yanng disediakan
terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan
tes. ketiga, cara menyajikan informasi, misalnya dengan tulisan
atau dengan rekaman dan lain-lain.
3. Ukuran-ukuran perilaku, komponen ini merupakan suatu
pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat
pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran
menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima
sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan, misalnya:
siswa telah dapat memecah suatu masalah dalam waktu 10
menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang
tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan,
atau kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan
teori tertentu.
b. Menentukan pendekatan dalam proses belajar mengajar.
Dalam melakukan suatu pembelajaran, agar para murid
terkondisikan dan dapat menerima pelajaran dengan baik, maka
diperlukan suatu pendekatan yang harus dilakukan seorang
pengajar kepada para siswanya.
Pendekatan pembelajran diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan
dan melatari metode pembelajran dengan cakupan teoritis tertentu.
Macam-macam pendekatan belajar mengajar(2)

1. Pendekatan yang berhubungan dengan penyampaian materi


a. Pendekatan kompetensi
Kompetensi menujukkan kepada kemampuan melaksanakan
sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan, mulai
dari menggosok gigi samai dengan melakukan operasi jantung.
b. Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berusaha untuk meningkatan keterlibatan
peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar.
c. Pendekatan konstektual
Pembelajaran konstektual (contekstual teaching and learning)
yang sering disebut CTL. Merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan kepada keterkaitan materi pembelajaran dengan
dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kempetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pendekatan tematik
Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk
mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai
aspek yang mempengaruhi peserta didik dalam proses belajar.
e. Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai.
f. Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti
siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman
konsep yang terkanadung didalamnya.
g. Pendekatan inquiri

2 .Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan; STAIN Pekalongan Press,
2011), hlm. 72
Penggunaan pendekatan inquiri berarti membelajarkan siswa
untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan
dengan dunia fisik.
h. Pendekatan penemuan
Penggunaan pendekatan enemuan berarti kegiaan belajar
mengajar siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri
fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.
i. Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan
proses, seperti mengamati, berhepotesa, merencanakan,
menafsirkan dan mengkomunikasikan.
j. Pendekatan interaktif
Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan kemudian melakukan penyelidikan
yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
k. Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang
harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
m. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya
memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
n. Pendekatan keagamaan
Untuk mata pelajaran umum, pendekatan keagamaan sangat
penting digunakan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu
tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama.
o. Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami
gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan, baik secara lisan
maupun tulisan. Banyak masalah yang berkenaan dengan
bahasa asing dihadapi oleh siswa. Untuk memecahkan masalah
yang berkenaan dengan bahasa maka dibutuhkan pendekatan
kebermaknaan. [3]

2. Pendekatan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi


pembelajaran
a. Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan
perbedaan anak didik pada aspek invidual ini. Dengan kata lain,
guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar
mengajarnya.
b. Pendekatan kelompok
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat
ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada setiap anak
didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial dikelas. mereka sadar bahwa hidup ini
saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai
kehidupan semua makhluk hidup di dunia.
c. Pendekatan bervariasi
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada
satu sisi anak didik memiliki motivasi rendah, tetapi pada saat lain
anak didik mempunyai motivasi yang tinggi.
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik,
permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya
bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat
dengan pendekatan bervariasi pula.
d. Pendekatan edukatif
Guru yang hanya mengajar dikelas, belum dapat menjamin
terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia.
Demikian juga halnya dengan guru yang mengambil jarak denga
anak didik.[4]

[3].Zaenal Mustakim, Op.Cit, hlm. 72-87


[4]Syaiful Bahri Djamari dan Ahwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006),
hlm.55-56
Guru yang jarang bergaul dengan anak didik dan tidak mau tahu
dengan masalah yang dirasakan anak didik, membuat anak didik
apatis dan tertutup atas apa yang dirasakan. Sikap guruyang
demikian kurang dibenarkan dalam pendidikan, karena
menyebabkan anak didik menjadi orang yang introver (tertutup).
Berbagai kasus yang terjadi, selain ada yang dapat didekati dengan
pendekatan individual, ada juga yang dapat didekati dengan
endekatan kelompok, dan ada pula yang dapat didekati dengan
pendekatan bervariasi. Namun yang penting, adlah bahwa
pendekatan individual, kelompok, dan bervariasa haris
berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian,
semua pendekatan yang dilakukan guru harus bernilai edukatif,
dengan tujuan untuk mendidik.
e. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar
sistemik, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologi bihavioristik
humanistik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri. Dalam hal
ini pendekatan sistem merupakan suatu acuan dalam rangka
perencanaan dan penyelenggaraan pembelajaran. [5]
f. Pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan
kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain:
kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung,
mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan,
menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan dan
mengekspresikan diri dalam kegiatan untuk menghasilkan suatu
karya.
g. Pendekatan penularan informasi
Pendekatan ini merupakan cermin pengajaran yang dialami
kebanyakan guru. Pendekatan ini memberikan kepada mereka yang

5.Zaenal Mustakim, Op.Cit, hlm. 87


berusaha menilai hasil pendidikan dengan menularkan pengetahuan
yang telah diketahui [6]
c. Menentukan metode pengajaran
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi
belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses
yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.

Adapun ayat-ayat Al Qur’an yang dikaji dalam makalah ini yang


berkaitan dengan Metode Pengajaran yaitu sebagai berikut :
1. Surat Al-Maidah ayat 67
Artinya :
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu)
berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Al-
Maidah : 67).

2. Surat An-Nahl ayat 12


Artinya :
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk” (An-Nahl : 125).

3. Surat Al-A’raaf ayat 176-177


Aritinya :
Dan sekiranya kami menghendaki niscaya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada
dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia
mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka

[6]Zaenal Mustakim, Op.Cit, hlm. 89-90


Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir. Sangat buruklah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka menzalimi diri sendiri. (Al-
A’raaf : 176-177).
4. Surat Ibrahim ayat 24-25
Artinya :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
kuat dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu menghasilkan
buahnya pada Setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar
mereka selalu ingat. (Ibrahim:24-25).
d. Menentukan teknik mengajar
Ada 5 Teknik Belajar Demi Mendapatkan Banyak
Pengetahuan:
1. 1. Mulai Proses Belajar dengan Motivasi
Motivasi adalah kunci untuk menjaga Anda tetap fokus
belajar dan mengikuti proses mendapatkan
pengetahuan. Motivasi belajar bisa hilang saat terlalu
lama berkutat pada informasi yang sudah diketahui.
Agar proses belajar menjadi menyenangkan, penting
untuk mengambil langkah belajar yang menantang.
2. 2. Cara Menyimpan Informasi
3. Sebuah studi yang pernah dilakukan menunjukkan
bahwa mendengarkan musik tertentu tidak hanya bisa
meningkatkan produktivitas, tetapi bisa membantu
untuk tetap fokus menyimpan informasi Jangan terlalu
banyak menjejalkan informasi ke dalam otak dalam
waktu singkat, sebab ini adalah salah satu bentuk
kemalasan yang tersembunyi. Saat belajar Anda harus
fokus mendapatkan kualitas belajar, bukan hanya
kuantitas saja. Atur waktu belajar secara efektif yang
memungkinkan Anda untuk memproses informasi lebih
mendalam dan bisa menyimpan lebih banyak informasi
ke dalam otak.
3. Belajar Hal yang Saling Berkaitan
4. Menghubungkan apa yang telah Anda pelajari dengan
situasi yang sudah diketahui sebelumnya merupakan
cara efektif untuk memahami informasi baru. Dengan
melakukan metode ini, maka Anda membuat otak
melihat hubungan antara pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya dengan aktivitas belajar saat ini. Saat
Anda melihat sesuatu yang dipelajari berkaitan dengan
hal yang menarik dan penting, ini akan sangat
membantu Anda tetap fokus dan termotivasi dalam
jangka panjang.
4. Belajar dengan Melatihnya
1. Ini adalah salah satu metode belajar yang sangat
terkenal dan sangat efektif untuk dilakukan. Jangan
hanya belajar dari teori dan buku saja, Anda harus
melatih apa yang sedang dipelajari. Misalnya saja
seperti ini, Anda mencoba untuk belajar bahasa baru.
Cara yang paling efektif untuk dilakukan adalah
melatih keterampilan berbicara bahasa asing dengan
melatihnya secara langsung dengan rekan belajar atau
guru.
e. Menetukan taktik
Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Sedangkan Teknik
Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas.
E. Evaluasi pendidikan islam

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa


Inggris, evaluation, yang berarti penilaian dan penaksiran.Dalam bahasa
Arab, dijumpai istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang
berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.
Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat, namun pada
dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik
mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.
Sementara Abudin Nata menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses
membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka
mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian
dalam rangka membuat keputusan
Kemudian menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan. Dan EdwindWandt berpendapat
evaluasi adalah: suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai
sesuatu.
Adapun M. Chabib Thoha, mengutarakan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnyadibandingkan dengan tolak
ukur untuk memperoleh kesimpulan Dari beberapa pendapat, dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang
terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan, pertumbuhan
dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat
keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu
aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan
untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan
yang jelas. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan
tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat menentukan
alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Selanjutnya, Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau
tehnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek
kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia bukan
saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan juga
berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada
Tuhan dan masyarakatnya
Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam Program
evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan
seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan
kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi,
metode, fasilitas dan sebagainya.
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam
adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang
selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu
sendiri.
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap
tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan
spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang
menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan
evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur
pendidikan Islam
Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksaan pendidikan islam
evaluasi berfungsi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas cara belajar mengajar yang


telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak , baik yang berkenaan dengan
sikap pendidik/guru maupun anak didik/murid.
2. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan
apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan
3. Untuk mengrtahui atau mengumpulkaj informasi tentang taraf
perkembangan atau kemajuan yang di peroleh murid dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan islam.
4. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa.
Laporan ini dpaat berbentuk buku, raport, piagam, sartifikat, ijazah, lain-
lain.
5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang di peroleh sebelumnya
dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna mengkitkan
pendidikan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Pendidik dalam konteks pendidikan islam sering disebut dengan


istilahmurabbi, mu’allim, muaddib. Disamping istilah tersebut, pendidik
juga sering diistilahkan dengan menyebut gelarnya, al- Ustadz atau al-
Syekh.

2. Dalam pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar mengajar
adalah kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang antara satu dan
lainnya. Komponen tersebut antara lain meliputi visi dan tujuan yang ingin
dicapai, guru yang profesional dan siap mengajar, murid yang siap menerima
pelajaran, pendekatan yang akan digunakan, strategi yang akan diterapkan,
metode yang akan dipilih, teknik dan taktik yang akan digunakan.

3. Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan islam,


evaluasi berfungsi sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar yang
telah dilakukan benar- benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan
sikap pendidik/ guru maupun anak didik/ murid.

b. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan


apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.

c. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf


perkembangan dan kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan islam.

d. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa.
Laporan ini dapat berbentuk buku raport, piagam, sertifikat, ijazah, dan
lain- lain.

e. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya


dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Djamari Syaiful Bahri, Ahwan Zain, 2006 Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta: PT Rineka Cipta

https://silabus.org/pengertian-pendidikan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ustadz

https://ms.wikipedia.org/wiki/Murabbi

http://evinoerma.blogspot.com/2014/02/metode-taktik-dan-teknik-
belajar.html

Kementerian Agama RI. 2014. Bandung : PT Sygma Examedia

Mujib Abdul, Jusuf Mudzakir, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:


Kencana.

Mustakim Zaenal, 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan :


STAIN Pekalongan Press.

Uhbiyati, Nur, 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia.

Usman Moh. Uzer, 1992. Menjadi guru Profesional. PT Remaja Rosda


karya bandung .
.Sya’bani Mohammad Ahyan, 2018. Profesi Keguruan Menjadi Guru
yang Religius dan Bermatabat. Gresik : Caremedia Communication

Anda mungkin juga menyukai