Anda di halaman 1dari 19

PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN LAMONGAN PADA PILPRES 2019

Muhammad Harish Fahmi


Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
Muhammadfahmi16040564095@mhs.unesa.ac.id

Agus Machfud Fauzi


Program Studi S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
agusmfauzi@unesa.ac.id

Abstrak
Pemilihan umum merupakan pesta demokrasi bagi bangsa Indonesia yang diselenggarakan setiap
5 tahun sekali. Gagasan utama pada penelitian ini adalah mendiskusikan tentag perilaku pemilih
masyarakat Kabupaten Lamongan pada pilpres 2019. Penulis mengambil lokasi penelitian di tiga titik
yang masyarakatnya berbeda karakteristik seperti jenis pekerjaan, aliran dan budaya, lokasi yang
diambil diantaranya adalah di Desa Payaman, Desa Bulubrangsi dan Desa Drajat. Berdasarkan data
Komisi Pemilihan Umum Lamongan tiga desa tersebut pada hasil suara mengalami perbedaan. Tujuan
dari penelitian adalah sebagai berikut: (1) mengetahui perilakupemilih dalam menentukan pilihan (2)
menganalisis latar belakang bergesernya perilaku pemilih pada pilpres tahun 2019. Penelitian yang
dilakukan ini menggunakan metode kualitatif yang digunakan untuk melihat realitas yang terjadi
dilapangan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan grounded theory yang memunculkan
penjelasan umum tentang proses, aksi atau interaksi. Penjelasan umum tersebut didapat melalui
pandangan dari sejumlah besar partisipan. Peneliti menyimpulkan ada tiga faktor yang menjadi
pertimbangan masyarakat dalam menentukan pilihannya, yaitu faktor sosiologis, psikologis sosial dan
rasional.
Kata Kunci: Pilpres, Perilaku Pemilih, Grounded Theory

Abstract
Elections are a democratic party for the Indonesian people which is held every 5 years. The main
idea in this study is to discuss the behavior of the Lamongan District voters in the 2019 presidential
election. The author takes the location of the study at three points with different characteristics of the
community such as the type of work, flow and culture, the locations taken include Payaman Village,
Bulubrangsi Village and Drajat Village. Based on data from the Lamongan Election Commission, the
three villages in the results of the vote experienced a difference. The objectives of the study are as
follows: (1) knowing voting behavior in making choices; (2) analyze the background of shifting voter
behavior in the 2019 presidential election. The research conducted uses qualitative methods that are
used to see the realities that occur in the field. This type of research uses an approachgrounded
theory that gives rise to a general explanation of the process, action or interaction. This general
explanation was obtained through the views of a large number of participants. The researcher
concluded that there were three factors that were considered by the community in determining their
choices, namely sociological, social psychological and rational factors.
Keywords: Presidential Election, Voter Behavior, Grounded Theory

1
Negara, karena dampak dari adanya kebijakan
PENDAHULUAN
akan menentukan kehidupan rakyat (Kusmanto
Aspirasi masyarakat merupakan bagian
2014). Hakikat dari negara demokrasi adalah
dari indikator implementasi penyelenggaraan
adanya keterlibatan masyarakat dalam sistem
pemilihan kekuasaan oleh rakyat yang di
pemerintahan. Ada dua alasan negara
manifestasikan melalui pemilihan umum.
Indonesia untuk menjadi negara demokrasi.
Tujuan dari pemilihan umum adalah untuk
Pertama, dapat diketahui bahwa hampir semua
menegakan prinsip dari negara demokarasi
negara berpijak pada demokrasi dan
yaitu kedaulatan rakyat. Keterlibatan rakyat
mengganggap bahwa demokrasi adalah sistem
dalam negara demokrasi sangat diperlukan
yang fundamental. Kedua, asas dari demokrasi
untuk menjaga stabilitas dari pemilihan umum
adalah peran masyarakat yang akan
(Pito, Efriza, and Fasyah 2019). Menurunnya
menentukan arah dari suatu negara. Oleh
tingkat partisipasi masyarakat masih menjadi
karena itu diperlukan pengetahuan bagi
problem bagi negara demokrasi saat ini.
masyarakat tentang sistem negara demokrasi.
Menurunnya jumlah pemilih menunjukkan
Menurut pandangan dari Joseph A. Schemer
bahwa sebagian masyarakat masih
negara yang menganut sistem demokrasi
mempertimbangkan pemilu sebagai
menjunjung tinggi kebebasan dalam
mekanisme legitimasi kontrol partai politik
bependapat dan setiap individu-individu
atas keputusan politik yang akan berdampak
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan
bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini
cara perjuangan yang kompetitif atas suara
menunjukan bahwa masyarakat mempunyai
rakyat.
sedikit ketertarikan atas partai-partai politik
Pada pilpres tahun 2014 melalui hasil
sebagai instrumen demokrasi representatif
perhitungan resmi yang keluar dari Komisi
(Purbolaksono 2014). Negara Indonesia
Pemilihan Umum menetapkan bahwa
menganut sistem negara demokrasi artinya
pasangan Joko Widodo-Jusuf kalla meraih
dalam konstitusi dijelaskan bahwa kedaulatan
suara terbanyak pada pemilu 2014. Suara yang
tertinggi di Indonesia berada di tangan rakyat
diperoleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla
(Rahmat 2014). Berdasarkan prinsip yang
sebesar 53,15% unggul atas pasangan
dianut oleh bangsa indonesia maka pada
Prabowo-Hatta dengan selisih 8.421.388,
dasarnya pemerintahan negara adalah
Sementara pasangan yang diusung oleh koalisi
pemerintahan rakyat untuk rakyat dan oleh
merah putih mendapatkan suara 46,84%.
rakyat. Dengan demikian maka yang menjadi
Dengan demikian berdasarkan ketetapan KPU
majikan di negara Indonesia adalah rakyat.
maka pasangan terpilih akan dilantik pada
Sistem demokrasi dipilih untuk memberikan
bulan Oktober nanti menggantikan presiden
rakyat kebebasan dalam menilai kebijakan
2
Susilo Bambang Yudhoyono. Seiring dengan 2019 sebagai ajang tanding ulang antara
bekembangnya zaman pada 2019 kegiatan keduanya. Pemilu tahun 2019 menjadi menarik
pemilu mulai diserentakan dengan dalih untuk karena akan bisa membandingkan hasil suara
memangkas biaya negara dan waktu pilpres 2014 dengan 2019. Meskipun
pelaksanaan. Kegiatan pemilu berlangsung demikian, tidak ada jaminan bahwa Jokowi
dengan beberapa permasalahan terkait ambang akan mengulangi kemenangannya untuk kedua
batas partai politik yang diperbolehkan kali. Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi
mencalonkan pada kontestasi pilpres 2019. menandakan bahwa keberhasilan pemerintah
Banyak pro kontra mengenai ambang batas dalam menyelenggarakan proses politik
tersebut karena hanya partai-partai yang berjalan baik. Hal ini dikatakan oleh Ketua
memenuhi syarat untuk bisa mengajukan calon Komisioner KPU RI Arief Budiman yang
presiden. Bagi masyarakat yang kontra akan mengatakan bahwa meningkatnya jumlah
adanya ambang batas tersebut mengganggap partrisipasi tidak lepas dari adanya kerjasama
bahwa cara untuk membatasi partai ini tidak KPU kabupaten dalam menyelenggarakan
efektif sebab perubahan politik itu akan terjadi pemilihan umum yang berasazkan LUBER
setiap tahunnya. Dalam ambang batas JURDIL (Langsung, Umum, Bebas dan
pencalonan ini hanya beberapa partai yang Rahasia; Jujur dan Adil). Arief Budiman
boleh untuk mengajukan presiden dan wakil memberikan apresiasi yang tinggi bagi KPU
presiden. Partai-partai yang tidak memiliki yang ada diberbagai daerah karena telah sukses
kursi yang cukup atau kurang dari 20% maka menyelenggarakan pemilihan umum secara
tidak boleh mencalonkan kandidat dalam serentak pada tahun 2019. Peneliti melakukan
pilpres 2019 (Fauzi 2019). penelitian di Kabupaten Lamongan untuk
Tahun 2019 Jokowi dan Prabowo kembali mengetahui perilaku pemilih pada pilpres
tampil dalam perebutan kekuasaan, namun 2019. Dalam pemilu sebelumnya masyarakat
dengan calon wakil yang berbeda dan partai yang tinggal di Lamongan menjatuhkan suara
koalisi yang berbeda pula. Jokowi pada saat ini pada pasangan Prabowo-Hatta berbeda dengan
menjadi calon petahana dengan menjatuhkan pilpres saat ini dari hasil KPUD Lamongan
pilihan kepada mantan ketua MUI Kh. Ma’ruf suara masyarakat Lamongan bergeser pada
Amin. Adapun Prabowo menarik wakil pasangan Jokowi-Amin. Peneliti melihat
gubenur DKI Jakarta yang baru saja menjabat adanya faktor-faktor penyebab bergesernya
yaitu Sandiaga Uno. Tampilnya kembali perilaku memilih masyarakat Lamongan untuk
Jokowi dan Prabowo menjadikan dunia politik menentukan sebuah pilihan. Masyarakat
Indonesia semakin ramai. Banyak pengamat memiliki kriteria sendiri untuk menjatuhkan
politik menyebut pertarungan pada pilpres pilihan pada salah satu pasangan dalam pilpres.

3
Terdapat berbagai kasus yang dilakukan oleh Bulubrangsi pada pilpres 2014 dimenangkan
oknum untuk mendapatkan suara seperti money oleh Prabowo dengan hasil suara 1254,
politic, black campign. Hal ini menjadi dampak sedangkan pilpres 2019 suara Jokowi
yang buruk bagi demokrasi Indonesia (Labolo menggungguli Prabowo dengan jumlah suara
2017). 1070. Lokasi ketiga yaitu di Desa Drajat
Dasar penelitian ini dilakukan untuk Kecamatan Paciran yang merupakan basis dari
membandingkan hasil suara pilpres 2014 dan partai Gerindra. Pilpres tahun 2019 suara
2019 diwilayah Lamongan. Saat observasi Prabowo terbalik dengan perolehan suara 516
awal penulis sudah mendapatkan data bahwa sedangkan Jokowi memperoleh 865. Berbeda
wilayah Kabupaten Lamongan perolehan suara dengan 2014 yang memang di Desa tersebut
dari kedua kandidat mengalami perbedaan dari Prabowo berhasil memenangkan dengan
pilpres 2014 dan 2019. Hal tersebut menjadi perolehan suara 707 dan Jokowi 442. Berikut
satu titik fokus bagi penulis untuk melakukan tabel hasil suara pilpres 2014 dan 2019 di
penelitian. Penulis mengambil lokasi penelitian masing-masing desa:
di tiga titik yang masyarakatnya berbeda
karakteristik seperti jenis pekerjaan, aliran dan Tabel 1 Hasil Suara Pilpres 2014 dan 2019
budaya, lokasi yang diambil diantaranya adalah
di Desa Payaman, Desa Bulubrangsi dan Desa
Drajat.
Berdasarkan data KPU Lamongan (Komisi Sumber: KPUD Lamongan

Pemilihan Umum Lamongan) tiga desa


tersebut mengalami perbedaan hasil suara. Peneliti mengkaji bagaimana perilaku

Tahun 2014 di Desa Payaman tepatnya di pemilih yang terjadi pada masyarakat

Kecamatan Solokuro masyarakat memilih Lamongan pada Pilpres 2019. Berdasarkan

untuk menjatuhkan suaranya pada pasangan kajian yang diambil oleh peneliti, maka tujuan

Prabowo-Hatta dengan perolehan suara 3581. yang dicapai adalah (1) untuk mengetahui

Sedangkan tahun 2019 masyarakat berpindah perilaku pemilih dalam penentukan pilihannya

arah ke pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dengan (2) untuk menganalisis latar belakang

total suara masuk sebesar 3932. Desa payaman bergesernya perilaku pemilih (3) dan untuk

merupakan salah satu desa yang menganalisis partisipasi masyarakat pada

masyarakatnya homogen. Arti homogen disini pilpres 2019. Manfaat yang didapatkan dari

adalah banyak masyarakat yang jenis penelitian ini adalah memberikan informasi

pekerjaannya sama, seperti merantau ke luar bagi pembaca tentang pergeseran perilaku

negeri. Lokasi yang kedua tepatnya di Desa pemilih masyarakat Lamongan pada Pilpres
2019. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh
4
Yustiningrum pada pemilihan umum 2014 METODE PENELITIAN
menjelaskan bahwa perilaku masyarakat dalam Penelitian yang dilakukan ini
menjatuhkan sebuah pilihan disebabkan oleh menggunakan metode kualitatif yang
faktor kedekatan dengan masyarakat lainnya. digunakan untuk melihat realitas yang terjadi
Serta mengikuti arah prediposisi politik yang di lapangan. Penelitian kualitatif bermaksud
berada dilingkungan atau adanya untuk memahami fenomena yang dialami oleh
kecendurungan masyarakat dalam memilih subjek dengan cara deskripsi dalam bentuk
atau menolak perkembangan politik yang ada kata dan bahasa (Moleong 2017). Jenis
dilingkungan tersebut. Kemudian adanya janji- penelitian ini menggunakan pendekatan
janji yang memberikan bantuan pada kualitatif grounded theory yaitu penelitian
masyarakat yang ada di desa tersebut tidak yang memunculkan penjelasan umum tentang
begitu menarik pilihan politik kaum muda akan proses, aksi atau interaksi yang dibentuk oleh
tetapi bagi pemilih yang usia lanjut maka ini pandangan dari sejumlah besar partisipan.
akan menjadi bahan pertimbangan untuk Grounded theory berpijak pada data yang ada
menjatuhkan suatu pilihan kepada salah satu dilapangan (Sudira 2009). Pendekatan
paslon yang berkompetisi (Tamanna 2015). grounded theory ideal digunakan untuk
Oleh karena itu pasangan calon yang mengeksplorasi hubungan sosial dan perilaku
berkompetisi baik presiden ataupun legislatif dari sebuah kelompok yang masih sedikit
sebisa mungkin untuk memberikan janji manis eksplorasi terhadap faktor-faktor kontekstual.
pada masyarakat untuk merebut hati Maka dari itu grounded theory hadir untuk
masyarakat. Akan tetapi yang berperan besar di memunculkan teori tentang interaksi, proses
masyarakat yaitu adanya pengaruh dari dan aksi yang saling menghubungkan kategori
lingkungan seperti keluarga, kelompok ataupun informasi berdasarkan pada data dari informan
tokoh masyarakat yang berkontribusi besar (Creswell 2016). Terdapat skema penelitian
bagi desa tersebut. Bagi pemilih pemula ini grounded theory sebagai berikut :
akan menjadi sangat berpengaruh karena
pemilih pemula cenderung lebih mengikuti Gambar 1 Skema Penelitian Grounded Theory
keluarga sebelumnya atau turun temurun.
Selain itu semua perilaku pemilih juga
dipengaruhi oleh citra baik diberbagai media
massa yang saat ini mudah dijangkau oleh
masyarakat khususnya dipedesaan
(Yustiningrum 2015).

5
Sumber: Jurnal Studi Mandiri Grounded Teknik pengumpulan data merupakan cara
Theory peneliti untuk memperoleh data yang relevan,
peneliti harus pandai dalam mengumpulkan
Penelitian ini berlokasi di wilayah data yang bertujuan agar data yang diperoleh
Lamongan dengan mengambil tiga titik lokasi sesuai dengan realitas. Pengumpulan data
yaitu Desa Payaman, Desa Bulubrangsih, dan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
Desa Drajat. Tujuan dari peneliti adalah untuk wawancara dengan informan, observasi atau
membandingkan pergeseran perilaku memilih pengamatan secara langsung untuk melihat
masyarakat pada pemilihan presiden yaitu pada realitas yang terjadi di masyarakat.
pilpres 2014 dan pilpres 2019. Lokasi ini Pengambilan subjek dilakukan peneliti
ditentukan berdasarkan fakta yang terjadi pada berdasarkan kategori gender, usia dan tingkat
masyarakat tersebut. Waktu penelitian yang pendidikan. Jadi subjek yang dipilih peneliti
dilakukan peneliti adalah selama 2 bulan yaitu harus sesuai dengan kategori yang sudah
mulai tanggal 04 November 2019 – 20 ditentukan. Pertama kategori gender peneliti
Desember 2019. Subyek dari penelitian ini mempunyai alasan bahwa pengambilan subjek
adalah masyarakat yang sudah memiliki hak berdasarkan kategori gender dilakukan untuk
suara dalam pemilihan presiden 2014 dan mempermudah melangkah pada tahapan
2019. Pemilihan subjek berdasarkan pada selanjutnya. Kedua kategori usia peneliti
teknik puposive sampling. Teknik pemilihan memilih subjek pada masyarakat yang sudah
subjek berdasarkan pertimbangan- cukup usia dan mendapatkan hak suara baik
pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan dalam pilpres 2014 maupun 2019. Ketiga
yang dimaksud antara lain : kategori pendidikan peneliti melihat bahwa
a) Mengikuti pemilihan presiden 2014 dan tingkat pendidikan masyarakat mempengaruhi
2019. suatu pilihan. Teknik analisis data yang
b) Subjek penelitian dilihat berdasarkan menggunakan grounded theory menekankan
individu atau masyarakat yang pada validasi data melalui verifikasi dan
mempromosikan salah satu pasangan calon menggunakan coding sebagai alat utama untuk
di Desa tersebut. mengolah data. Prosedur coding adalah sebagai
c) Pemasangan bendera atau stiker yang berikut:
menunjukkan indentitas dari salah satu • Pengkodean Terbuka (Open Coding)
pasangan calon. Pengkodean terbuka (open coding)
d) Individu yang menjadi anggota panitia yaitu bagian dari analisis data, dimana
pemilihan presiden 2014 dan 2019. peneliti menguraikan, memeriksa,
membandingkan, mengkonsep dan

6
mengkategorikan hal-hal yang ditemukan kode-kode sebelumnya. Tahap akhir ini
di dalam teks hasil dari wawancara, dilakukan saat peneliti siap untuk
observasi, dokumentasi dan catatan harian melakukan pengkodean akhir. Pada proses
peneliti. Dalam pengkodean terbuka ini peneliti mengkategorisasi inti dan
dilakukan dengan cara pelabelan menghubungkan kategori-kategori lain
fenomena, penemuan dan penamaan pada kategori inti. Dengan maksud untuk
kategori, penyusunan kategori. menghubungkan hasil wawancara dari
tahapan axial coding yang akan disusun
• Pengkodean Berporos (Axial Coding) menjadi susunan kalimat. Hal ini bisa
Tahapan ini peneliti menggabungkan dilakukan apabila ada kesamaan jawaban
data dengan cara baru setelah open coding.
Tahapan ini, peneliti mengidentifikasi KAJIAN PUSTAKA
fenomena, mengeksplorasi kondisi sebab A. Konsep Partisipasi Politik
akibat, menjabarkan strategi, Masyarakat yang ada di Indonesia
mengidentifikasi konteks dan kondisi yang menentukan pilihan politik berdasarkan dua
mempengaruhi dan mendeskripsikan faktor yaitu faktor dalam diri, mobilisasi elite
konsekuensi untuk fenomena tersebut. politik/lokal. Munculnya suatu keraguan yang
Pengkodean berporos ini sifat ada dalam diri masyarakat biasanya ini akan
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dijadikan momuntum bagi elite politik untuk
mengarah pada suatu jenis hubungan memobilisasi masyarakat dalam pemilihan
antara kondisi kausal dengan strategi umum, tujuannya hanya untuk mendapatkan
aksi/interaksi, hubungan antara konteks suara masyarakat yang mengalami keragu-
dengan strategi aksi/interaksi, hubungan raguan (Fauzi and Affandi 2018). Menurut
antara kondisi pengaruh dengan strategi Ramlan Surbakti, menyatakan bahwa perilaku
aksi/interaksi, hubungan antara strategi pemilih adalah serangkain keputusan hasil dari
aksi/interaksi dengan konsekuensi. Pola pertengkaran dalam diri manusia dalam
hubungan yang perlu ditemukan harus menentukan pilihan baik memilih ataupun
dapat mengungkap hubungan antara semua tidak memilih (Surbakti 1992). Ada tiga model
jenis katregori, bukan hanya pada yang digunakan untuk menjelaskan perilaku
hubungan antara dua kategori saja. pemilih yaitu model sosiologis, psikologis
sosial, dan rasional/ekonomi. Pertama,
• Pengkodean Terpilih (Selective Coding) berkaitan dengan faktor sosiologis yaitu
Tahapan ini merupakan tahap akhir mengenai adanya pertimbangan dalam diri
yang meliputi penelusuran pada semua seseorang yang ditinjau dari agama,

7
pendidikan, tempat tinggal hingga usia. Jika dalam menentukan isi keputusan politik.
dikaitkan dengan pemilih di Indonesia maka, Asumsi yang mendasari demokrasi ataupun
faktor agama yang berpengaruh besar dalam partisipasi yaitu orang yang paling tahu tentang
menentukan perilaku pemilih dalam apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu
menjatuhkan pilihan (Ulfa 2009). Kedua, sendiri (Manuaba 2008). Isi dari keputusan
faktor psikologis sosial seseorang berkaitan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh
dengan adanya proses sosialisasi yang sudah pemerintah menyangkut dengan kesejahteraan
lama dan akan menetap. Acap kali ini berkaitan hidup masyarakat.
dengan pengaruh keluarga atau hasil dari Dalam pasal 28F amandemen tahun 1945
diskusi keluarga yang dilakukan untuk menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
menentukan pilihan. Sederhananya, pilihan berkomunikasi serta mendapatkan informasi,
dari seseorang diperoleh dari hasil melalui hal ini memperkuat bahwa masyarakat yang
sosialisasi politik yang dilakukan oleh tinggal di negara demokrasi berhak
beberapa anggota keluarga (Fauzi et al. 2019). mendapatkan hak-haknya serta mendapatkan
Ketiga, faktor ekonomi-politik atau dengan kebebasan untuk mengucapkan pendapatnya di
mengevaluasi terhadap kondisi perekonomian depan publik. Dengan demikian demokrasi
dirinya, keluarga, dan nasional kemudian ini tidak semata-mata terjebak pada pemilihan
akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan umum dan pergantian pemimpin, melainkan
pada partai ataupun calon yang akan dijatuhi bagaimana melibatkan masyarakat dalam
pilihan (Yustiningrum 2015). membuat kebijakan serta partisipasi
Salah satu ciri dari politik modernisasi masyarakat. Dalam hal ini partisipasi
yaitu adanya partisipasi masyarakat. Negara masyarakat merupakan suatu keniscayaan
yang menganut sistem demokrasi akan prasyarat dalam demokrasi deliberatif yaitu
membutuhkan aspek-aspek partisipasi adanya keterbukaan akses informasi publik
masyarakat (Bachtiar 2014). Hal ini berkaitan yang semakin kuat (Prasetyo 2012). Konsep
dengan pengambilan keputusan di dalam suatu dari demokrasi deliberatif yaitu keterbukaan
negara, arti lain dari partisipasi yaitu informasi publik hal ini menyatakan bahwa
mengambil bagian atau peranan. Jika mengacu kedaulatan rakyat ada ditangan rakyat itu
pada kata mengambil bagian tetntuya sendiri, bukan berarti rakyat yang akan
masyarakat yang hidup di negara demokrasi memimpin dirinya sendiri namun tetap
akan turut serta dalam pengambilan keputusan mengendalikan jalannya pemerintahan. Negara
atau kebijakan yang menyangkut dan Indonesia termasuk demokrasi deliberatif
mempengaruhi kehidupan warga negara, oleh itulah sebabnya konsep ini sudah mengakar di
karena itu semua warga negara mempunyai hak

8
Indonesia dengan istilah “Musyawarah ilmu politik dan sosiologi. Mereka memandang
Mufakat” (A. Zaini Bisri 2012). masyarakat sebagai sesuatu yang bersifat
hirarkis terutama berdasarkan status sosial.
B. Teori Perilaku Pemilih Masyarakat di nilai sebagai individu yang
Menurut Lafarsfeld, Berelson & Gaudet memiliki ikatan status yang kuat. Aliran yang
dalam jurnal Damanik (Damanik 2018), menggunakan pendekatan ini percaya bahwa
identifikasi seseorang terhadap kelompok masyarakat dalam menentukan suatu pilihan
sosial dan norma-norma yang dianut sangat didasari oleh latar belakang karakteristik sosial
mempengaruhi perilaku memilihnya. Perilaku ekonomi dimana dia seperti profesi, agama,
memilih dianalisis melalui tiga model kelas sosial dan seterusnya. Artinya
pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, masyarakat dalam menentukan pilihan didasari
pendekatan psikologis sosial dan pendekatan oleh jenis kelamin, ras, kelas sosial, etnik,
rasional. Model pendekatan sosiologis melihat agama, pekerjaan, ideologi bahkan daerah asal
perilaku dengan instrumen seperti status sosial menjadi independent variabel dalam
ekonomi, agama, etnik dan tempat tinggal. menjatuhkan suatu pilihan.
Model pendekatan psikologis sosial adalah
kekuatan psikologis dalam diri sendiri akibat b) Model Psikologis sosial
proses sosialisasi politik menyangkut orientasi Kemunculan dari pendekatan ini
identifikasi partai, isu dan kandidat. Model merupakan suatu bentuk dari ketidakpuasaan
pendekatan rasional berpijak pada dua orientasi dengan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini
yang menjadi daya tarik bagi pemilih, yaitu mengembangkan konsep sikap dan sosialisasi .
orientasi isu dan kandidat. Orientasi isu para ahli menjelaskan bahwa dalam
berpusat pada informasi yang berkembang di menjatuhkan pilihan individu berangkat dari
masyarakat. Seperti upaya yang dilakukan sikap refleksi dari kepribadian seseorang yang
kandidat untuk memecahkan persoalan yang menjadi variabel yang mempengaruhi perilaku
terjadi di masyarakat. Kemudian berkaitan politiknya. Pendekatan ini menekankan pada
dengan orientasi kandidat lebih mengacu pada persoalan respons yang didapatkan
pengetahuan pemilih terhadap pribadi kandidat dilingkungan serta mensyaratkan adanya
tanpa memperdulikan label partai. Berikut tiga kecerdasan dan rasionalitas pemilih dalam
model pendekatan tersebut: menentukan pilihannya. Jadi pendekatan ini
penekanannya ada pada diri individu itu
a) Model Sosiologis sendiri. Ada tiga faktor yang berpengaruh
Munculnya pendekatan ini berawal dari terhadap perilaku pemilih. Pertama, identifikasi
Eropa Barat kemudian dikembangkan oleh ahli partai orientasi kandidat, orientasi tema.

9
Menurut Philip Converse identifikasi partai 2014). Kemuculan dari teori ini sebagai bentuk
sebagai keyakinan yang diperoleh dari orang revolusi behavioral dalam ilmu politik di
tua dimasa muda dan dalam banyak kasus, Amerika tahun 1950-1960an yang sebenarnya
keyakinan ini membekas hingga sepanjang meneliti pada individu dalam berperilaku dan
hidup, walaupun semakin kuat atau memudar menggunakan metode empiris. Seiring dengan
selama masa dewasa. Kedua, orientasi kandidat perkembangan zaman muncul pendekatan
siapa calon yang akan berkompetisi yang rational choice yang digunakan untuk
mewakili parpol tersebut. Ketiga, orientasi isu menganalisis perilaku memilih, pendekatan ini
atau tema lebih mengarah pada isu-isu apa mengasumsikan pada seorang pemilih yang
yang saat ini banyak diterima dan dirasakan rasional berdasarkan kalkulasi dari untung rugi,
oleh masyarakat. Individu disini akan mengantisipasi setiap
konsekuensi yang mungkin muncul dari pilihan
c) Model Pilihan Rasional yang ada. Kemudian, individu akan memilih
Model pendekatan rasional muncul digagas pilihan yang memberi keuntungan paling besar
oleh Anthony Downs yang mengadopsi dari bagi dirinya.
ilmu ekonomi yaitu dengan menekankan Dalam pendekatan rasional terdapat dua
ongkos sekecil-kecilnya dan mendapatkan orientasi yang akan menjadikan daya tarik bagi
keuntungan yang besar. Dalam pendekatan ini masyarakat yaitu orientasi isu dan orientasi
Downs juga menjelaskan bahwa perilaku kandidat. Orientasi isu mengarah pada satu
pemilih ini berhubungan dengan kebijakan pertanyaan yaitu apa yang akan dilakukan
pemerintah dalam satu periode sebelum dalam memecahkan persoalan yang dihadapi
dilaksanakannya pemilihan umum. Pemilih oleh masyarakat, bangsa dan negara.
memiliki kesadaran terkait dengan kebijakan Sementara orientasi kandidat lebih mengacu
yang telah diterima pemerintah sebelumnya. pada sikap seseorang terhadap pribadi kandidat
Pendekatan ini menekankan bahwa pemilih tanpa peduli latar belakang partai. Melalui
dihadapkan dengan beberapa pilihan seperti orientasi ini menjelaskan bahwa pemilih
memilih kebijakan yang diterbitkan oleh melakukan penilaiaan berdasarkan visi, misi,
pemerintah atau percaya pada janji oposisi. program kerja partai dan kandidat. Pendekatan
Intisari yang ada dalam teori pilihan ini menyatakan bahwa para pemilih dalam
rasional adalah bahwa ketika dihadapkan menentukan pilihan bukanlah faktor kebetulan
dengan beberapa jenis tindakan, individu ataupun kebiasaan dan tidak semata-mata
biasanya melakukan sesuatu pada apa yang untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk
mereka yakini dan bermungkinkan dapat kepentingan umum serta berdasarkan pikiran
memberikan hasil yang terbaik (Hariyanto dan pertimbangan yang logis (Yustiningrum

10
2015). Penggunaan teori ini relevan dengan penelitian terdapat dua organisasi islam seperti
tema yang diangkat yaitu tentang perilaku Nahdlatul Ulama’ dan Muhammadiyah.
memilih seseorang dalam melakukan sesuatu. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis
Seperti halnya dalam pilpres 2019 masyarakat temuan data tersebut maka peneliti
saat ini mudah untuk dimobilisasi kelompok. menggunakan teori perilaku pemilih
Adanya tindakan seseorang dalam Lafarsfeld, Berelson & Gaudet yang dibedah
menjatuhkan sebuah pilihan pada salah satu menjadi tiga model yaitu :
calon bisa diakibatkan dari luar seperti 1. Model Sosiologi
lingkungan, budaya, dan sebagainnya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
kesamaan organisasi calon presiden dan wakil
PEMBAHASAN presiden mampu mempengaruhi pilihannya.
Berdasarkan temuan data di tiga desa yaitu Subjek melihat bahwa rata-rata pendukung dari
Desa Payaman, Desa Bulubrangsi dan Desa Jokowi adalah warga nahdliyin sedangkan
Drajat. Terdapat data bahwa masyarakat yang dikubu Prabowo ada organisasi islam seperti
ada di desa tersebut mengalami perbedaan FPI. Faktor kesamaan organisasi dengan wakil
pilihan. Hasil itu dapat diketahui melalui Jokowi dan kedekatan Jokowi dengan tokoh-
pernyataan ke delapan subjek yang tokoh nahdliyin memiliki pengaruh besar
mengatakan bahwa pilihannya berbeda dengan dalam pilpres 2019. Subjek mengedepankan
pemilu sebelumnya. Dari temuan data diatas kesamaan organisasi Islam dan melihat
mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang pendukung kedua calon berdasarkan aliran
mempengaruhi pilihan subjek. faktor pertama, organisasi. Hal ini dapat dilihat dari subjek
kuatnya organisasi sosial, tingkat pendidikan yang mendukung pasangan calon yang
dan keluarga. Faktor kedua, keterbukaan didukung oleh tokoh-tokoh agama yang
informasi publik terkait dengan perkembangan organisasinya NU. Sedangkan dua subjek
politik di Indonesia serta identifikasi partai mengatakan bahwa dalam menentukan
yang sampai saat ini masih memberikan pilihannya tidak bergantung pada kesamaan
pengaruh kuat di masyarakat. Faktor ketiga, organisasi tetapi pada kinerja yang pernah
pemilih yang memiliki pendidikan tinggi dilakukan bagi negara Indonesia. Hasil
mampu memberikan evaluasi terkait dengan penelitian ini sesuai dengan konsep model
kondisi negara saat ini. Faktot- faktor ini pendekatan sosiologis dalam menentukan
merupakan hasil dari temuan data yang pilihan politik.
dilakukan peneliti di tiga lokasi. Perlu untuk Model pendekatan sosiologi ini membahas
diketahui di tiga desa yang dijadikan lokasi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi
pemilih dalam menentukan pilihannya pada

11
pemilihan presiden tahun 2019. Asumsi dasar ke hubungan bapakisme berdasarkan hubungan
dari pendekatan sosiologis yaitu setiap manusia paternalistik. Subjek mengungkapkan bahwa
yang tinggal di masyarakat terikat dalam alasannya lebih cenderung ke politik aliran
berbagai lingkaran sosial, seperti keluarga, dikarenakan subjek melihat bahwa yang
lingkungan tempat tinggal, tempat kerja dan menjadi wakil Jokowi adalah seorang
lain sebagainnya. Berkaitan dengan faktor kyai/ulama besar dan kebetulan juga kyai
sosiologi yang pertama yaitu lingkaran sosial tersebut dari aliran organisasi NU.
yang berupa agama/organisasi agama. Hal ini Terdapat dua organisasi besar seperti
sejalan dengan temuan data yang diungkap Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di
oleh peneliti. Temuan data mengungkapkan ketiga desa tersebut. Berdasarkan pandangan
bahwa subjek dalam menentukan pilihannya peneliti mayoritas di tiga lokasi di dominasi
berdasarkan latar belakang agama/organisasi masyarakat nahdliyin. Subjek penelitian yang
agama calon presiden. Kesamaan organisasi memiliki latar belakang seorang santri
agama dapat mempengaruhi pilihan subjek. cenderung memperhitungkan terkait dengan
Dwight King dan Anies Baswedan dalam organisasi Islam. Bahkan salah satu subjek
artikelnya mengatakan faktor orientasi agama mengungkapkan bahwa seorang santri harus
atau politik aliran masih relevan digunakan mengikuti kyai. Diksi yang diungkapkan oleh
untuk memahami perilaku pemilih di subjek menunjukkan bahwa banyaknya tokoh
Indonesia. Hal ini tercermin dari hasil agama yang ada di desa tersebut memiliki
penelitian yang dilakukan di tiga lokasi keterkaitan kepada salah satu pasangan calon.
tersebut. Peneliti melihat bahwa kuatnya Hal ini sejalan dengan pandangan Surbakti
pengaruh aliran agama mampu melakukan bahwa seseorang cenderung menempatkan
intervensi terhadap pilihan seseorang. kegiatan memilih berkaitan dengaan konteks
Banyaknya tokoh agama yang memiliki latar sosial. Konkretnya pilihan seseorang dalam
belakang organisasi agama berbeda-beda turut pemilu dilatarbelakangi oleh sosial ekonomi
serta dalam mengampanyekan salah satu calon dan demografi seperti jenis kelamin,
yang di dukung. Terbukti dari hasil penelitian pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan agama.
subjek cenderung mengikuti yang di Selain faktor politik aliran latar belakang
sampaikan tokoh agama. Dalam buku Javanese pendidikan calon presiden juga menjadi
Voters kecenderungan perilaku pemilih atau pertimbangan kuat dalam menentukan
prefrensi politik dari individu lebih ke sosio pilihannya. Hasil penelitian dua subjek
relijius dan sosio personal. Sosio relijius mengatakan bahwa dalam menentukan
sendiri melihat bahwa perilaku pemilih lebih pilihannya, kedua subjek masih
ke politik aliran sedangkan sosio personal lebih mempertimbangkan latar belakang pendidikan

12
seseorang. Hal tersebut untuk meyakinkan 2. Model Psikologis Sosial
masyarakat dan menunjukkan kredibilitas Berdasarkan konsep pendekatan psikologis
calon pemimpin oleh karena itu seorang calon sosial peneliti menggolongkan subjek dalam
presiden harus memiliki pendidikan/ tiga faktor yaitu identifikasi partai, media yang
pengalaman yang baik. Namun enam subjek acap kali dijadikan bahan diskusi bagi
lainnya tidak mengganggap bahwa pendidikan masyarakat dan kualitas tokoh. Peneliti akan
seorang calon presiden tidak begitu penting. membahas faktor pertama, hasil penelitian
Peneliti melihat bahwa hal ini tidak sejalan mengungkapkan bahwa adanya pengaruh partai
dengan teori yang mengatakan bahwa faktor yang ada di tiga lokasi penelitian menjadi
pendidikan seorang calon menjadi bagian penting dalam memenangkan pasangan
pertimbangan yang kuat bagi seseorang. calon. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan
Terbukti dari hasil penelitian menunjukkan subjek bahwa masyarakat mengidentifikasi
bahwa seorang calon presiden yang terpenting keberadaan partai yang dikenalinya.
ialah bisa bekerja untuk masyarakat dan Keberadaan partai dapat membawa pengaruh
mampu mensejahterakan masyarakat. besar bagi calon dalam memenangkan
Kondisi masyarakat yang di ada di tiga kompetisi di pilpres 2019. Subjek
lokasi memiliki kemiripan dengan penelitian mengungkapkan bahwa partai-partai yang ada
terdahulu. Penelitian tersebut ditulis oleh di desa sering membuat kegiatan yang
Yustiningrum tentang partisipasi politik dan didalamnya diisi dengan kampanye untuk
perilaku memilih pada pemilu 2014. Hasil mempengaruhi pilihan seseorang. Peneliti
penelitian tersebut menunjukkan bahwa melihat bahwa eksistensi dari partai tidak
masyarakat memandang calon anggota selalu memberikan pengaruh yang besar
legislatif berdasarkan latar belakang aliran namun bagi orang yang lanjut usia tentu
agama yang sama dengan pemilih (Ayu 2016). eksisitensi partai akan menjadi pertimbangan
Selain itu juga terdapat perbedaan dalam yang kuat bagi seseorang. Lebih jauh subjek
penelitian tersebut bahwa pemilih sering yang mengenyam pendidikan tinggi
terpengaruh oleh pilihan dari orang-orang di mengungkapkan bahwa kegiatan yang
sekitarnya. Para pemilih yang berada di desa diberikan partai kepada masyarakat merupakan
cenderung mengikuti pilihan orang tua atau satu hal yang baik karena secara tidak langsung
tokoh agama yang memiliki pengaruh yang masyarakat juga mendapatkan pendidikan
kuat di desa tersebut. politik.
Selain faktor identifikasi partai, subjek
juga mempertimbangkan informasi-informasi
melalui media massa. Keberadaan media massa

13
yang turut serta memperomosikan masing- beredar dikalangan masyarakat baik itu isu
masing calon memberikan pengaruh yang kuat positif atau negatif. Peneliti melihat pengaruh
dikalangan masyarakat terutama masyarakat media terhadap pilihan seseorang adalah salah
yang tinggal dipedesaan. Kedelapan subjek satu bagian terkuat yang menjadi alasan
mengungkapkan bahwa media massa seperti subjek. Melalui isu-isu yang dikonsumsi publik
televisi mampu memberikan informasi luas dapat dijadikan bahan untuk diskusi dengan
terkait dengan perkembangan politik serta teman, keluarga ataupun lawan politik di
dapat mempengaruhi pilihan subjek dalam pedesaan.
pilpres 2019. Kemudian dari hasil penelitian dapat
Subjek menambahkan adanya debat diketahui bahwa kualitas dari seorang tokoh
presiden yang ditayangkan secara langsung sangat penting menjadi pertimbangan dalam
memberikan dampak positif dikalang pilpres 2019. Peneliti memiliki pandangan
masyarakat awam. Melalui debat presiden terhadap pernyataan subjek bahwa
masyarakat dapat menambah wawasan dan dipemerintahan Jokowi pada periode pertama
dapat mengetahui kualitas dari masing-masing mampu membuat masyarakat jatuh cinta
calon. Berdasarkan pandangan peneliti dapat terhadapnya. Kedelapan subjek setuju bahwa di
diketahui bahwa masyarakat yang berada di periode pertama Jokowi telah sukses
pedesaan sering mendiskusikan dan membangun negara Indonesia. Hal ini pula
mendapatkan sosialisasi dari partai yang ada di menjadi pertimbangan bagi masyarakat yang
tiga lokasi penelitian. Hal tersebut dapat berada di pedesaan untuk memilihnya kembali.
diketahui bahwa masyarakat yang tinggal di Namun, kualitas tokoh tidak selalu berdasarkan
desa sering mendiskusikan masalah politik dari calon yang berkompetisi tetapi juga subjek
baik dengan keluarga, teman atau lawan melihat hadirnya tokoh-tokoh bangsa yang
politiknya. Saat ini konstruksi masyarakat mendukung pasangan calon tersebut turut serta
tentang desa adalah minim pendidikan dalam mempengaruhi pilihan subjek. Peneliti
sehingga mudah untuk dijadikan sasaran bagi memiliki pandangan terhadap subjek bahwa
politisi yang berlaga. Namun, dilihat dari kekaguman terhadap tokoh politik atau
keterangan subjek bahwa masyarakat sering kandidat calon menjadi alasan subjek untuk
mendapatkan sosialisasi tentang nilai-nilai menjatuhkan pilihannya. Subjek merasa bahwa
partai baik melalui media massa seperti sudah mengenal kandidat yang akan dipilihnya
televisi, koran maupun internet. Sosialisasi baik itu latar belakang personalnya maupun
tentang politik yang diberikan oleh pihak pengalaman dibidang politik sebelumnya.
terkait merupakan bagian dari pendidikan Ketiga faktor yang telah dihasilkan dari
politik. Pada pemilu 2019 banyak isu-isu yang penelitian tersebut sejalan dengan model

14
pendekatan psikologis sosial. Dalam dijalankan calon presiden kedepan sangat
pendekatan ini yang menjadi fokus adalah penting. Hal ini menjadi salah satu alasan
identifikasi politik, keterbukaan informasi di subjek dalam menentukan pilihan. Peneliti
media massa, dan kualitas tokoh. Dapat melihat bahwa subjek yang memandang visi-
diketahui bahwa pada pendekatan psikologis misi dan program penting adalah salah satu
ini berbeda dengan pendekatan sebelumnya. faktor yang dapat meyakinkan subjek terhadap
Titik fokus pendekatan ini ada pada ketiga calon presiden tersebut. Dengan terlaksananya
faktor. Pada pendekatan ini yang menjadi program yang sudah dijanjikan pada saat
pengaruh terkuat bukan pengaruh struktur kampanye masyarakat dapat menilai bahwa
sosial melainkan faktor-faktor jangka pendek pemimpin yang akan dipilihnya mampu
hingga jangka panjang. Faktor jangka pendek memberikan kesejahteraan di masyarakat. Bagi
bisa dilihat pada pemilu 2019 berkaitan dengan peneliti subjek yang memilih calon pemimpin
isu-isu yang dikonsumsi oleh publik melalui berdasarkan program yang dijanjikan adalah
media massa. Hal ini dapat mempengaruhi salah satu pemilih yang memiliki sifat rasional.
publik apabila pertama, isu yang disebar oleh Menurut keterangan subjek bahwa kedua
media massa dapat ditangkap oleh masyarakat. calon presiden 2019 memiliki visi-misi yang
Kedua, masyarakat menganggap bahwa isu baik. Subjek mengungkapkan bahwa kepuasan
yang dikonsumsi publik merupakan hal yang mereka terhadap program yang telah dijalankan
penting. Ketiga, masyarakat dapat oleh calon incumbent mampu membawa
menempatkan posisinya saat itu apakah pada perubahan di masyarakat. Hal ini dikarenakan
isu positif ataupun negatif. Peneliti melihat banyaknya infrastruktur pembangunan yang
subjek penelitian sudah sesuai dengan telah dirasakan oleh masyarakat. Subjek
persyaratan untuk masuk pada faktor jangka melihat pembangunan saat ini tidak berfokus di
pendek. Peneliti beranggapan bahwa hasil wilayah Jawa akan tetapi calon presiden
penelitian relevan dengan konsep dari perilaku incumbent mampu membangun di wilayah
pemilih model psikologis sosial. tertinggal seperti di daerah yang sulit dijangkau
oleh calon pemimpin sebelumnya. Peneliti
3. Model Pilihan Rasional memiliki pandangan bahwa pada pilpres 2019
Berdasarkan model pendekatan rasional, sulit bagi calon presiden lainnya untuk
hasil penelitian menunjukkan bahwa melawan calon incumbent karena masyarakat
masyarakat yang berada di tiga lokasi dalam sudah merasakan dan mengetahui kinerja
menentukan pilihannya berdasarkan visi-misi sebelumnya. Sedangkan jika subjek memilih
seorang calon presiden. Subjek menyatakan Prabowo maka, masa depan masyarakat belum
bahwa visi-misi dan program yang akan

15
pasti apakah itu semakin maju atau justru mengkalkulasikan untung dan rugi. Bagi
membuat masyarakat mengalami kemunduran. subjek penelitian perhitungan untung dan rugi
Peneliti menyimpulkan bahwa subjek dapat menjadi pertimbangan yang kuat dalam
memiliki sikap rasional dalam membuat keputusan pilihan baik memilih
mempertimbangkan pilihannya pada pilpres partai ataupun kandidat calon presiden. Hasil
2019. Subjek menyatakan banyaknya tekanan penelitian sejalan dengan model pendekatan
dari pihak luar tidak mempengaruhi pilihannya. rasional masing-masing subjek menjadikan
Kesadaran subjek dibangun atas realitas yang program yang dijanjikan sebagai keuntungan
terjadi di masyarakat. Hal ini dikarenakan nya dalam memilih pasangan calon. Hasil
kinerja yang telah dirasakan oleh subjek penelitian juga sejalan dengan konsep
memberikan pengaruh yang besar terhadap pendekatan rasional yang digagas oleh
pilihannya. Subjek memberikan keterangannya Anthony Downs yang mengatakan bahwa
terkait dengan program-program yang pemilih yang memiliki sifat rasional akan
dijanjikan bahkan subjek penelitian mampu memilih calon pemimpin atau partai yang
menganalisis kinerja pemerintah sebelumnya. menjanjikan keuntungan bagi dirinya. Sikap
Anthony Downs mengungkapkan bahwa sikap pemilih dalam pendekatan ini tidak tertarik
pemilih rasional tergantung pada kebijakan pada kepada konsep politis dari partai. Pemilih
pemerintah selama satu periode sebelum berfikir akan mendapatkan keuntungan besar
pemilihan umum dilaksanakan. Dalam jika calon yang dipilihnya menduduki
pendekatan rasional pemilih dapat pemerintahan.
menentukaan manfaat dari kebijakan yang Fenomena masyarakat di tiga lokasi
telah dirasakannya. Jika memang adanya memiliki kesamaan dan perbedaan pada
kebijakan tersebut mampu memberikan penelitian sebelumnya berkaitan dengan
perubahan bagi dirinya besar kemungkinan perilaku pemilih. Perbedaannya terlihat pada
untuk pemilih memilih kembali. Namun, subjek penelitian. Dalam artikel tersebut
apabila kebijakan pemerintah sebelumnya penulis melakukan penelitian mengenai
kurang menguntungkan maka, pemilih akan perilaku pemilih pemula pada pilpres 2014.
mempercayai pada janji oposisi. Sedangkan dilihat dari kesamaannya ada pada
Faktor-faktor yang telah diungkapkan oleh model pendekatannya. Hasil penelitian tersebut
subjek penelitian dapat ditarik kesimpulan menyatakan bahwa perilaku pemilih pemula
bahwa masyarakat memiliki pertimbangan mempertimbangkan pilihan rasional sebagai
yang rasional sesuai dengan model pendekatan keputusan mereka (Nur Wardhani 2018).
ini. Menurut Surbakti pendekatan rasional Penelitian tersebut juga mengungkapkan
dapat diartikan sebagai cara pemilih dalam bahwa sikap pemilih dalam memberikan

16
pilihannya pada salah satu calon tergantung
pada program yang dijanjikan serta
pengalaman yang dimiliki oleh kandidat.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti dapat
menganalisis bahwa perilaku pemilih
masyarakat sudah sesuai dengan konsep
pendekatan rasional.
Ketiga faktor yang menjadi pertimbangan
subjek dalam menentukan pilihannya yaitu Sumber: Jurnal Perilaku Pemilih

faktor sosiologis, faktor psikologis sosial dan


faktor rasional. Faktor sosiologis berkaitan PENUTUP

dengan latar belakang agama/organisasi agama, Peneliti menggaris bawahi ada tiga faktor

dan faktor pendidikan yang berupa latar yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam

belakang pendidikan kandidat calon presiden. menentukan pilihannya. seperti faktor

Faktor psikologis sosial sering dipengaruhi sosiologis, psikologis sosial dan rasional.

oleh media massa yang pada saat 2019 mampu Berkaitan dengan faktor sosiologis masyarakat

memberikan informasi berkaitan dengan memberikan pertimbangan berdasarkan

perkembangan politik dan kandidat calon kesamaan organisasi agama yang dianut oleh

presiden. Dalam faktor ini subjek juga masing-masing kandidat. Imbalan berupa kaos,

menjelaskan bahwa identifikasi partai dan pemasangan banner dan sebagainnya tidak

kualitas tokoh turut serta berpengaruh. dapat mempengaruhi pilihan subjek pada

Sementara itu, faktor rasional menunjukkan kandidat yang dipilihnya. Kinerja yang baik

bahwa masyarakat memilih calon presiden lebih dipilih dari pada latar belakang

berdasarkan visi-misi dan program yang pendidikan seorang calon kandidat. Faktor

dijanjikan oleh calon presiden serta psikologis sosial dapat dilihat dari peran media

mempertimbangkan kalkulasi untung-rugi massa, peran partai politik dan masyarakat

dalam memutuskan pilihannya. Berikut sendiri yang turut ikut serta dalam

diagram tentang model pendekatan perilaku mempromosikan citra kandidat. Perilaku

pemilih : pemilih juga berkaitan dengan faktor pilihan


rasional yang menunjukkan bahwa masyarakat

Gambar 2 Diagram Model Pendekatan Perilaku dalam menentukan pilihannya

Pemilih mempertimbangkan pengalaman dan melihat


proyeksi program selanjutnya.

17
Berdasarkan hasil analisis yang telah MEDAN :” The Journal of Society &
disusun oleh peneliti, maka peneliti Media 2(2):81–108.
memberikan saran sebagai berikut : Fauzi, Agus M., and Arief Affandi. 2018.
a) Bagi partai politik perlunya untuk “Voters Participation Target Vs
memberikan pendidikan politik kepada Democracy *.” 226(Icss):311–15.
masyarakat. Fauzi, Agus Machfud. 2019. “Perilaku Pemilih
b) Bagi panitia penyelenggara pemilu Menjelang Pemilu 2019.” Journal of
diharapkan untuk dapat bersikap netral Islamic Civilization 1(01):40–48.
terhadap calon siapapun yang mengikuti Fauzi, Agus Machfud, Fakri A. Ramlan, Tico
kompetisi pemilihan umum. Anggoro, and M. Egy AH. 2019.
c) Bagi masyarakat diharapkan untuk sadar “Sosiologi Keluarga Pada Partisipasi
terhadap pilihannya agar tidak mudah Politik Pemilih Pemula.”
terkena intervensi dari pihak manapun Hariyanto, Eko. 2014. “Pilihan Rasional Dan
yang ingin memanfaatkan suara masing- Modal Sosial Partai.”
masing. Irmayani, T. 2012. “Perilaku Perempuan
Pemilih Dalam Menetapkan Pilihan Pada
DAFTAR PUSTAKA Pemilu 2009.” Jurnal POLITEIA 4(1):12–
A. Zaini Bisri. 2012. “Partisipasi Politik Dalam 18.
Keterbukaan Informasi Publik.” Politika Kusmanto, Heri. 2014. “Jurnal Ilmu
3(1):5–6. Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA
Ayu, Retno. 2016. “Perilaku Memilih Partisipasi Masyarakat Dalam Demokasi
Masyarakat Muslim Pada Pemilu Politik.” Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan
Legislatif Tahun 2014 Di Kecamatan Sosial Politik 2(1):77–89.
Kapas , Kabupaten Bojonegoro.” Politik Labolo, Muhadam. 2017. Pertarungan Elite
Muda 5(2):247–55. Dalam Politik Lokasl.
Bachtiar, Farahdiba rahma. 2014. “Pemilu Manuaba, I. B. Putera. 2008. “Memahami
Indonesia: KIBLAT NEGARA Teori Konstruksi Sosial Understanding.”
DEMOKRASI DARI BERBAGAI Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik
REFRESENTASI.” Politik Profetik 3(1). 21(3):221–30.
Creswell, John W. 2016. Research Design Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian
Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif Kualitatif. ROSDA.
Dan Campuran. Pustaka Belajar. Nur Wardhani, Primandha Sukma. 2018.
Damanik, Erond L. 2018. “WHATSAPP DAN “Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam
PEMILIH PEMULA DI KOTA Pemilihan Umum.” Jupiis: Jurnal

18
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 10(1):57. General Election 2014.” Jurnal Penelitian
Pito, Toni Andrianus, Efriza, and Kemal Politik 12(1):117–35.
Fasyah. 2019. Mengenal Teori-Teori
Politik Dari Sistem Politik Sampai
Korupsi. Nuansa Cendekia.
Prasetyo, Teguh. 2012. Politik Hukum Pidana.
Purbolaksono, Arfianto. 2014. “Update
Indonesia 2014.” Jurnal Wacana VIII(No.
11).
Rahmat, Bai. 2014. “ELITE PENENTU
DALAM POLITIK LOKAL ( Studi
Kasus Peran Ulama Terhadap
Pemenangan Sofyan Caleg Dapil I
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Tahun 2014) Oleh :” 4(2):1–12.
Sudira, Putu. 2009. “Studi Mandiri Grounded
Theory.” Jurnal S2 Pendidikan Teknologi
Keguruan PPS UNY.
Sugiyono, Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan
ke. Penerbit Alfabeta, cv.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu
Politik. PT Grasindo.
Tamanna, Meheri. 2015. “The Political
Perception of Youth: Where Are We
Heading To?” IOSR Journal Of
Humanities And Social Science 20(7):65–
70.
Ulfa, Maria. 2009. Peran Kiai Dalam
Kehidupan Politik Penelitian Di Desa
Sumur Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal.
Yustiningrum, RR Emilia. 2015. “Political
Participation and Voting Behavior in

19

Anda mungkin juga menyukai