Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 KARYA ILMIAH

UNIVERSITAS TERBUKA

Nama: Matrileni
NIM : 031352848

Soal Tugas 1:
1. Membuat satu judul penulisan artikel ilmiah.
2. Mencari, membaca, merangkum dan mencatat minimal 10 referensi yang terbit dalam 5 tahun
terakhir atau rujukan lain dari berbagai sumber.
3. Membuat kerangka tulisan artikel ilmiah berdasarkan judul dan referensi yang sesuai.

JAWABAN

1. Rumusan Masalah dan Judul Artikel Ilmiah/ Karya Ilmiah:


a. Rumusan Masalah:
1) Bagaimana peranan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Nalo Tantan dalam
menjaga hak pilih masyarakat Kecamatan Nalo Tantan?
2) Apa saja kendala yang dihadapi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Nalo
Tantan dalam proses menjaga hak pilih di Kecamatan Nalo Tantan?
b. Judul Artikel Ilmiah:
“Peran Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Nalo Tantan dalam Menjaga Hak Pilih di
Kecamatan Nalo Tantan pada Pemilu 2024”

2. Rangkuman 10 referensi yang terbit dalam 5 tahun terakhir yang akan dijadikan rujukan:
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
1. Jurnal DEMOKRASI DAN PENGAWASAN Dede Sri Kartini (2017),
PEMILU Departemen Ilmu Pemerintahan, FISIP
Universitas Padjajaran.

Implementasi demokrasi secara umum dikenal sebagai salah satu bentuk


keterlibatan rakyat dalam menentukan pemimpin mereka melalui pemilihan.
Namun, implementasi pemilihan tanpa pengawasan adalah tidak mungkin untuk
menghasilkan pemilihan yang bebas, rahasia, jujur, dan adil. Secara teoritis,
pengawasan pemilu masih menggunakan konsep manajemen yang tentunya
memerlukan diskusi untuk menemukan konsep dan bahkan definisi pengawasan
Rangkuman
pemilu yang sesuai. Studi literatur ini bermaksud untuk membahas definisi
pengawasan pemilu, cakupan pengawasan pemilu, jenis pelanggaran pemilu, dan
kemudian menghubungkannya dengan demokrasi. Sejarah pengawasan pemilu
juga akan disajikan sebagai pengantar makalah ini. Untuk mengawasi demokrasi,
diperlukan pengendalian pemilu yang diimplementasikan secara struktural mulai
dari BAWASLU hingga PANWASLU di Kecamatan, serta pengawasan
partisipatif dengan melibatkan masyarakat.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
2. Buku BUKU SAKU PEMANTAUAN BAWASLU RI (2019)
PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019
Pemilu adalah sarana perwujudan kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin
politik, baik di eksekutif maupun legislatif, pusat maupun daerah. Pemilu tidak
hanya ritual demokrasi lima tahunan, namun juga menjadi kunci penting dalam
memelihara dan meningkatkan kualitas kehidupan bernegara, baik di bidang
politik, sosial, maupun ekonomi.
Pengawasan partisipatif merupakan bagian dari manifestasi kedaulatan rakyat dan
penguatan partisipasi politik masyarakat. Pada setiap tahapan Pemilu yang sedang
berjalan, ada ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam menagwasi, agar proses
Pemilu berjalan secara jujur, adil, dan sekaligus menciptakan kepemimpinan yang
Rangkuman memiliki legitimasi kuat.
Pemantau pemilu sebagaimana disebutkan UU 7/2017 tentang pemilu adalah
organisasi masyarakat berbadan hukum yayasan atau perkumpulan yang terdaftar
pada Pemerintah dan pemerintah daerah. Khusus pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara, ada tambahan “subjek” pemantau yang terdiri dari lembaga
pemantau pemilihan luar negeri, lembaga pemilihan luar negeri dan perwakilan
negara sahabat di Indonesia.
Dengan kata lain, pemantau adalah orang yang bekerja di yayasan dan/atau
perkumpulan yang berbadan hukum dengan program kerja (aktifitas) pemantauan
pemilu. untuk itu, Pemantau dan Lembaga Pemantau menjadi subjek
“pemantauan” pada UU 7/2017 tentang pemilu.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
3. Buku TATA KELOLA PEMILU DI Aditya Perdana, Benget Manahan
INDONESIA Silitonga, Ferry Daud M. Liando,
Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Pramono
U. Tanthowi, Titi Anggraini (2019),
KPU RI.
Tata kelola pemilu (electoral governance) merupakan kombinasi atas dua konsep
utama, yaitu tata kelola (governance) dan pemilihan umum (election). Tata kelola
pemilu, menurut Surbakti (2016), adalah salah satu dari empat topik besar dalam
studi kepemiluan selain sistem pemilu, perilaku pemilih, dan pemasaran politik.
Untuk mewujudkan tata kelola pemilu yang demokratis, setidaknya ada dua hal
mendasar dan penting diperhatikan, yakni Pemilu yang berintegritas (electoral
Rangkuman integrity) dan juga menyangkut aspek Pemilu yang jujur, adil, langsung, umum,
bebas dan rahasia. Pemilu berintegritas adalah kesepakatan (covenant) dan standar
internasional mengenai norma-norma Pemilu demokratis yang berlaku di dunia,
dimana salah satunya menyangkut isu inklusifitas. Sedangkan isu kedua mengenai
asas-asas Pemilu yang menjadi payung normatif dalam penyelenggaraan Pemilu di
Indonesia.

No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
4. Buku PENYELENGGARA PEMILU DI Mohammad Saihu, Arif Ma’ruf Suha,
DUNIA Rahman Yasin, Titis Aditya Nugroho,
Ferry Yanuar, Arif Budiman, Arif
Sarwani (2015), DKPP RI.
Rangkuman Pemilu adalah urusan internal sistem kekuasaan demokratis setiap negara. Karena
itu, Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 menegaskan, “Pemilihan umum
diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap,
dan mandiri”. Ketentuan ini diadopsi ke dalam UUD 45 pada tahun 2001, yaitu
pada Perubahan Ketiga UUD 1945, setelah bangsa kita sukses menyelenggarakan
pemilihan umum transisional pada tahun 1999 di bawah tanggungjawab Presiden
B.J. Habibie. Berdasarkan Pasal 22E ayat (5) Perubahan Ketiga UUD 1945,
tanggungjawab penyelenggaraan pemilihan umum berada di suatu komisi
penyelenggara pemilihan umum, yang sekarang oleh undang-undang dibagi
menjadi terbagi ke dalam 2 organ negara, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU)
dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
5. Jurnal PERKEMBANGAN SISTEM Ahmad Jukari (2021), Sekolah Tinggi
PENGAWASAN PEMILU DI Agama Islam Pati
INDONESIA (Studi Kelembagaan,
Wewenang dan Kewajiban)
Studi ini mengkaji tentang perkembangan sistem pengawasan Pemilu di Indonesia
dari Pemilu 1955 sampai pelaksanaan Pemilu 2019. Kajian ini menggunakan
metode penelitian kulitatif dengan pendekatan naratif. Studi ini mencermati
perkembangan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Hasil kajian ini memperlihatkan jika
Rangkuman perubahan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemilu secara konsisten menunjukkan penguatan sistem
pengawasan Pemilu di Indonesia. Penguatan system pengawasan Pemilu dalam
peraturan perundang-undangan tidak hanya berkaitan dengan sistem kelembagaan
saja tetapi juga berkaitan dengan tugas, wewenang dan kewajiban lembaga
pegawas Pemilu.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
6. Jurnal Peningkatan Pengawasan Partisipatif Winanda Kusuma, Bunga Permatasari,
Masyarakat Desa dalam Pelaksanaan Reza Adriantika Suntara (2022),
Pemilu Serentak Tahun 2024 melalui Jurnal Pengabdian Hukum &
Humaniora
Penyuluhan Hukum
Konkretisasi Demokrasi sebagai sistem politik dan sistem pemerintahan
menempatkan kedaulatan berada ditangan rakyat dilakukan dengan pemilu,
sehingga dalam sistem demokrasi rakyat mendapatkan tujuan pemilu yang adil.
Adil proses pemilu dengan mengikutkan pada proses pengawasan. Luaran kegiatan
ini juga berbentuk publikasi media massa untuk informasi Desa Sangku
merupakan desa yang berperan aktif dalam pengawasan partisipatif. Kegiatan ini
Rangkuman berupa penyuluhan dipaparkan kepada masyarakat Desa Sangku di Kantor BPD
Desa Sangku yang dihadiri penjabat Desa dan aparatur Desa, sehingga diharapkan
informasi ini tersampaikan kepada seluruh warga desa. Kegiatan penyuluhan ini
dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2022 difasilitasi oleh Pemerintahan Desa
Sangku. Pengetahuan atas informasi mengenai tahapan pemilu sesuai peraturan
perundangan dan tahapan pelaporan atas pelanggaran pemilu dipahami sehingga
tidak adanya ketidaktahuan masyarakat. Akhirnya masyarakat mendapatkan
pemilu yang berkualitas.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
7. Jurnal PERANAN PANITIA PENGAWAS Eny Susilowati (2019),
PEMILU KECAMATAN TERHADAP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PELANGGARAN PEMILU DI Universitas PGRI Palangka Raya
KECAMATAN PAHANDUT
PALANGKA RAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Panitia Pengawas Pemilu
Kecamatan Pahandut terhadap pelanggaran Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
dan Pemilu Legisatif di kecamatan Pahandut, dan untuk mengetahui hubungan
PANWASLU Kecamatan dengan BAWASLU Kota Palangka Raya. Metode
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan
peristiwa maupun fenomena yang terjadi di lapangan. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Rangkuman Peran Panwaslu Kecamatan Pahandut belum berjalan dengan baik.
Dalam pemutakhiran data ditemukan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
panwaslu Kecamatan Pahandut diupayakan optimal mulai dari awal pemilu hingga
pemilu berakhir. Panwaslu Kecamatan Pahandut minta agar pemerintah daerah
memberi dukungan anggaran yang memadai dan personil yang dibutuhkan
penyelenggara Pemilu untuk menyelenggarakan tugas mereka. Dalam pengawasan
kampanye Panwaslu diketahui Panwaslu yang bertugas di lapangan jarang sekali
memberikan laporan tentang keadaan di lapangan bahkan menurut masyarakat
banyak permasalahan yang luput dari tindakan panwaslu Kecamatan.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
8. Jurnal PERAN PENGAWASAN Dr. Wilma Silalahi, S.H., M.H.
MASYARAKAT DALAM (2020), Panitera Pengganti Mahkamah
MEWUJUDKAN PEMILU Konstitusi Republik Indonesia
BERINTEGRITAS
Dalam mewujudkan pemilu yang adil dan berintegritas, selain peserta pemilu,
penyelenggara pemilu, lembaga penyelesaian sengketa pemilu, juga sangat
dibutuhkan dukungan pengawasan sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Dengan
demikian, perlu dikaji apakah dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia
menggunakan lembaga pengawas pemilu yang independen seperti yang dikenal
Rangkuman selama ini yaitu Bawaslu atau cukup seperti negara-negara demokratis lainnya
yang cukup dilaksanakan oleh peserta pemilu dan kelompokkelompok masyarakat
atau yang dikenal dengan pemantau pemilu? Oleh karena itu, kajian ini
menggunakan pendekatan normatif dengan paradigma post-positivisme, bahwa
harus jelas pengawasan pemilu siapa yang melaksanakan untuk memberikan rasa
kepastian dan keadilan dalam pemilu.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
9. Jurnal INTEGRITAS DAN Wilma Silalahi (2022), Mahkamah
PROFESIONALITAS Konstitusi Republik Indonesia &
PENYELENGGARA PEMILU DEMI Fakultas Hukum Universitas
Tarumanagara Jakarta
TERWUJUDNYA PEMILU YANG
DEMOKRATIS
Rangkuman Salah satu cara untuk memilih pemimpin adalah melalui pemilu yang dilaksanakan
secara demokratis oleh lembaga penyelenggara pemilu guna memperoleh pemilu
yang berkualitas.Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui peran serta
dan partisipasi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan
pemilu, sangat dibutuhkan kesiapan dari penyelenggara pemilu. Dengan
demikian,yang menjadi permasalahan yang menarik pada tulisan ini adalah
bagaimana integritas dan profesionalitas penyelenggara pemilu demi terwujudnya
pemilu yang demokratis. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif atau
penelitian doktrinal, dengan metode analisis normatif. Pemilu yang demokratis
harus dapat menciptakan suatu pemilu yang berkeadilan dan berkualitas. Salah
satu indikator keberhasilan pemilu, tidak terlepas dari dukungan penyelenggara
pemilu. Sehingga, sangat dibutuhkan integritas dan profesionalitas penyelenggara
pemilu. Penyelenggaraan pemilu bertujuan demi terwujudnya pemilu yang
demokratis. Oleh karena itu, penyelenggara pemilu dituntut mempunyai tanggung
jawab dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas dan meningkatkan integritas
diri serta profesionalitas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diembannya.
No. Jenis
Judul Nama penulis dan tahun terbit
Referensi
10. Jurnal PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM Fuad, Ontran Sumantri Riyanto, Kelik
INDONESIA DI ERA KEMAJUAN Endro Suryono (2022), Universitas
TEKNOLOGI INFORMASI Widya Mataram Yogyakarta
Ciri paling mendasar dari sebuah demokrasi adalah adanya hak pilih yang
transparan dan demokratis secara universal. Seiring waktu, pelaksanaan pemilihan
umum harus dipantau. Penting untuk membahas masalah penggunaan teknologi
informasi dalam melakukan pemilihan umum, karena hampir setiap negara modern
telah memakai teknologi informasi dalam pelaksanaan pemilu untuk mencapai
pemilihan yang berkualitas. Oleh karena itu, teknologi informasi harus digunakan
untuk mendukung fungsi pengawasan dalam penyelenggaraan pemilu umum.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, menelaah bahan-bahan
yang diambil dari literatur yaitu undang-undang, jurnal, buku dan berita online.
Rangkuman Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendorong optimalisasi pemantauan
pemilu umum dengan menggunakan teknologi informasi. Penggunaan teknologi
informasi dalam pemilu umum menjadi isu penting, terutama terkait pengawasan.
Penyelenggaraan pemilu legislatif di era kemajuan teknologi informasi yang
berkembang saat ini diperlukan sumber daya manusia yang profesional dalam hal
untuk mempermudah kinerja penyelenggara pemilu umum dan meminimalisir
kesalahan data baik di tingkat daerah maupun pusat. Proses pengawasan pemilu
saat ini sudah berjalan baik, namun karena keterbatasan sumber daya manusia,
jangkauan yang luas dari lembaga pemantau pemilu, berbagai upaya kecurangan,
dan kurangnya sosialisasi yang optimal dalam penggunaan dan pemantauan
teknologi informasi hal tersebut menjadi merupakan kelemahan dalam
pengawasan.

3. Kerangka karangan penulisan artikel ilmiah:

A. Judul
a. Perumusan judul artikel ilmiah
1) Menggambarkan keseluruhan topik kajian dan menarik perhatian pembaca.
2) Jika ada anak judul, tidak mengulang kata yang sudah digunakan dalam judul.
3) Maksimum terdiri atas 20 kata.
b. Cara penulisan judul artikel
1) Menggunakan jenis huruf Times New Roman 14 pt.
2) Ditempatkan simetris di tengah atas (center) halaman.
3) Jika lebih dari satu baris, jarak antarbaris 1 (satu) spasi.
4) Huruf pertama pada setiap kata dalam judul dan subjudul ditulis menggunakan huruf kapital,
kecuali kata depan dan kata penghubung yang ditulis dengan huruf kecil seperti: dan, atau,
pada, dsb.

B. Nama Penulis
a. Nama penulis ditulis menggunakan huruf Times New Roman 11 poin dengan spasi 1 (satu) dan
ditempatkan simetris di tengah (center).
b. Nama penulis terdiri atas nama mahasiswa sebagai penulis pertama dan nama tutor/ pembimbing
sebagai penulis kedua, dan tidak mencantumkan gelar akademik
c. Nama program studi, fakultas, dan perguruan tinggi mahasiswa dan pembimbing ditulis di bawah
nama semua penulis artikel.

C. Abstrak atau Abstract


Abstrak (bukan abstraksi) merupakan pernyataan singkat, jelas dan akurat tentang isi artikel ilmiah. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.
a. Memuat latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian atau kajian dan
implikasi yang disajikan secara informatif dan faktual.
b. Terdiri atas 1 (satu) paragraf dengan jumlah kata antara 150-200 kata.
c. Ditulis dalam Bahasa Indonesia. Khusus untuk jurnal yang menurut pembimbing layak dipublikasi
pada jurnal internasional, selain dalam Bahasa Indonesia, abstrak pun ditulis dalam bahasa Inggris.
d. Ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran 11 pt, huruf miring (italic),
dan jarak baris satu spasi.
e. Bagian bawah Abstrak atau Abstract dilengkapi dengan kata kunci/keywords, yaitu kata yang
paling bermakna dalam tulisan. Kata kunci ini merupakan alat yang digunakan untuk pencarian
karya ilmiah yang Anda tulis. Jumlah kata kunci antara 3-5 kata yang disusun berdasarkan abjad.

D. Pendahuluan
Bagian Pendahuluan memuat:
a. latar belakang, pertimbangan, atau justifikasi pemilihan permasalahan yang menjadi topik artikel
ilmiah;
b. perumusan masalah, yang harus dijawab dalam bagian Hasil dan Pembahasan.
c. tujuan, manfaat, fokus tulisan, dan keterbatasan tulisan;
d. kutipan dari ahli, hasil penelitian, buku, artikel, atau sumber lain, dengan ketentuan:
1) relevan dan dapat mendukung penguatan informasi atau kerangka pikir yang digunakan
dalam artikel ilmiah;
2) mencantumkan sumber kutipan langsung atau tidak langsung yang digunakan;
3) disampaikan secara singkat;
4) maksimal sumber kutipan sekitar 10% dari keseluruhan referensi yang digunakan dalam
artikel ilmiah.

E. Metode atau Kerangka Pikir


Bagian ini dapat berupa Metode atau Kerangka Pikir.
a. Metode
1) Digunakan jika artikel ilmiah bersumber dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis.
2) Menjelaskan pendekatan, metode, teknik, dan prosedur berikut instrumen yang digunakan
dalam pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran/analisis data, dan disertai dengan penjelasan
alasannya.
b. Kerangka Pikir
1) Digunakan untuk artikel ilmiah yang bersumber dari pemikiran dan kajian pustaka, pendapat
ahli, dan sumber lainnya.
2) Memuat penjelasan atau gambaran tentang teori, konsep, dan informasi lain yang bersumber
dari hasil bacaan dan sumber lain yang terkait dengan topik dan digunakan sebagai karangka
pikir dan//atau sumber rujukan dalam membedah, menganalisis, dan menafsirkan
permasalahan dan/atau solusinya.

F. Hasil dan Pembahasan


Penulisan bagian Hasil dan Pembahasan dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Uraian bpada bagian Hasil dan Pembahasan dibuat subjudul yang bersumber dari tujuan,
permasalahan, pertanyaan, atau perumusan masalah yang tercantum dalam bagian Pendahuluan.
Pada setiap subjudul diuraikan hasil dan sekaligus pembahasan.
b. Dalam uraian, judul bagian ini terbagi 2 (dua) subjudul, yaitu Hasil dan Pembahasan. Di bawah
subjudul Hasil dan Pembahasan, isi uraian dijabarkan dalam sub-sub tujuan, permasalahan,
pertanyaan, atau perumusan masalah yang tercantum dalam bagian Pendahuluan.
c. Pembimbing dapat membuat alternatif lain yang lebih tepat sebagai pengganti judul bagian
“Bahasan dan Pembahasan”, dengan ketentuan:
1) bertolak dari tujuan, pertanyaan, atau permasalahan yang telah dibuat penulis atikel dalam
bagian pendahuluan;
2) menjabarkan pemikiran, temuan, analisis, dan penafsiran yang dilakukan penulis dengan
dukungan pencantuman sumber pustaka yang merujuk pada referensi yang digunakan
sebelumnya.

G. Simpulan dan Saran/Rekomendasi


a. Simpulan bukanlah ringkasan uraian, melainkan bersumber dan disarikan dari temuan yang
konkret dan penting, yang terdapat dalam uraian pada bagian Hasil dan Pembahasan sebelumnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: (1) jangan mengambil simpulan yang tidak pernah dibahas dalam
bagian sebelumnya, (2) jangan menyimpulkan sesuatu dari data yang kurang lengkap, atau bahkan
dari data yang tidak ada sama sekali. Sementara itu, Saran/Rekomendasi berisi tentang ide baru
yang timbul dari pembahasan, dan komentar berharga untuk penelitian atau kajian lebih lanjut.

H. Daftar Pustaka
Isi bagian Daftar Pustaka:
a. sekurang-kurangnya memuat 10 referensi, minimum 5 (lima) di antaranya bersumber dari artikel
jurnal nasional atau internasional;
b. isi referensi relevan dengan topik artikel dan mutakhir (terbit dalam sepuluh tahun terakhir, kecuali
daftar pustaka yang berisi konsep dan teori klasik dari bidang keilmuan), dan merupakan rujukan
penting;
c. hanya memuat sumber pustaka yang benar-benar dirujuk dan digunakan dalam artikel ilmiah yang
tulis;
d. penulisan Daftar Pustaka disusun secara alfabetis, dengan memperhatikan ketentuan yang
dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai