Anda di halaman 1dari 6

Contoh TOR

TERM OF REFERENCE (TOR)


KEGIATAN SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF
BAGI KAUM PEREMPUAN
DALAM RANGKA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT


TAHUN 2019

1 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9
Term of Reference (TOR)
KEGIATAN SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF
BAGI KAUM PEREMPUAN DALAM RANGKA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

A. Dasar Pemikiran

Perempuan memiliki peran penting dalam semua aspek kehidupan, sehingga


pemberdayaan menjadi sebuah keniscayaan. Bahkan tuntutan persamaan hak di
berbagai bidang menjadi agenda terkini. Isu kesetaraan gender dan gerakan
emansipasi telah menuntut persamaan hak perempuan dalam berbagai bidang
kehidupan.

Jika kita lihat sejarah bangsa ini ke belakang, banyak bermunculan calon-
calon pemimpin dari kaum perempuan dalam perhelatan Pemilihan Umum Kepala
Daerah. Kita lihat pada Pilkada Indramayu Tahun 2015, 1 dari 4 orang calon
Bupati/Wakil Bupati adalah perempuan, bahkan akhirnya terpilih sebagai Bupati
Indramayu. Dalam Pilkada Karawang Tahun 2015, 2 dari 12 orang calon
Bupati/Wakil Bupati adalah perempuan juga terpilih sebagai Bupati Karawang.
Terakhir, di Pilkada Pangandaran Tahun 2015 terdapat 1 dari 6 orang calon
Bupati/Wakil Bupati juga perempuan, tetapi tidak terpilih sebagai Bupati Terpilih.

Sementara pada Pilkada Tahun 2017, juga muncul calon pemimpin daerah
dari kaum perempuan. Kita lihat pada Pilkada Kabupaten Bekasi, 2 dari 10 orang
calon Bupati adalah perempuan, 1 orang dari keduanya terpilih sebagai Bupati
Terpilih. Pada Pilkada Kota Cimahi, 2 dari 6 orang calon Walikota/Wakil Walikota
adalah perempuan, tetapi keduanya tidak terpilih sebagai Bupati Terpilih.

Dalam pelaksanaan Pemilihan Umum, KPU memandang penting akses kaum


perempuan. Regulasi bagi kaum perempuan sebagaimana amanat Undang-
Undang dengan tegas menyatakan bahwa pada kepengurusan partai politik dan
daftar calon menyertakan sekurang-kurangnya 30 % keterwakilan perempuan.
Bahkan didalam daftar bakal calon, setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat
sekurang-kurangnya 1 orang perempuan bakal calon.

Kaum Perempuan kita dihadapkan pada hambatan Ideologis sebagai seorang


warga negara dengan peran utama didalam rumah tangga sebagai ibu dan istri,
hambatan Sosio Ekonomi dimana perempuan tertinggal dalam mengakses
kesempatan yang sama terhadap sumber daya produktif. Hambatan Politis, yakni
perempuan tidak terpilih untuk menduduki posisi-posisi pengambil keputusan
didalam struktur partai, karenanya mereka tidak memiliki kesempatan belajar

2 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9
keterampilan di bidang politik, serta hambatan Pribadi dan Psikologis yakni
kurangnya keterampilan politik dan kepercayaan diri terjun ke dunia politik.

Guna meningkatkan partisipasi kaum perempuan dalam Pemilu harus


dikembangkan Undang-Undang dan peraturan yang sensitif gender dalam
pendaftaran pemilih, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara serta
penyelesaian sengketa pemilu agar selaras dengan prinsip hak asasi internasional
dengan melibatkan kaum perempuan untuk memastikan kebutuhan perempuan
dipertimbangkan dan diberi akses setara sebagai pemilih, sebagai calon/kandidat
maupun sebagai petugas pemilu. Kaum perempuan perlu bekerja dengan
pemangku kepentingan yang memegang kendali serta dengan ahli sistem pemilu
untuk memahami implikasi gender dari berbagai jenis sistem pemilu yang
dijalankan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi kaum


perempuan pada masa penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 antara lain :
membangun kerjasama pengawasan antara lembaga pengawas Pemilu dengan
organisasi perempuan, mendukung penyelenggara pemilu dan partai politik dalam
menyediakan informasi kepemiluan bagi perempuan.
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut di atas, dalam rangka
meningkatkan partisipasi aktif perempuan dalam mengawasi penyelenggaran
Pemilu yang bersih, jujur dan adil, Bawaslu Kabupaten/Kota merasa perlu
melakukan berbagai sosialisasi mengenai berbagai ketentuan, prosedur dan
larangan dalam pelaksanaan Pemilu Tahun 2019, salah satunya kegiatan
Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Organisasi Perempuan dalam
rangka Pemilihan Umum Tahun 2019.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
2. Peraturan Bawaslu RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kecamatan;
3. Peraturan Bawaslu RI Nomor 21 Tahun 2018 tentang Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.

C. Maksud dan Tujuan


Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Kaum
Perempuan dalam rangka Pemilihan Umum Tahun 2019 dimaksudkan sebagai
langkah preventif terhadap berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran pemilu
3 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9
dan membangun pemahaman yang menyeluruh bagi kaum perempuan terhadap
proses pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019 yang berkualitas dan
berintegritas.
Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang teknis penyelenggaraan
dan pengawasan tahapan beserta subtahapan, serta mekanisme penanganan
pelanggaran Pemilihan Umum Tahun 2019;
2. Memberikan pemahaman kepada perempuan terkait demokrasi dan isu penting
dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019;
3. Meningkatkan kesadaran tentang hak dan kewajiban perempuan sebagai
warga negara.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari .... tanggal ……Februari 2019
di .............................

E. Peserta
Adapun peserta Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Kaum Perempuan
dalam rangka Pemilihan Umum Tahun 2019 adalah anggota organisasi perempuan
maupun non anggota organisasi perempuan dengan jumlah peserta sebanyak 100
orang.

F. Materi dan Narasumber

Materi kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Kaum Perempuan


pada Pemilihan Umum Tahun 2019 terdiri dari :
1. Pengarahan Umum Pengawasan Pemilihan Umum Tahun 2019;
2. Pengarahan Umum Pengawasan Pemilu Partisipatif;
3. Mekanisme Pencegahan dan Pengawasan pada Pemilihan Umum Tahun 2019;
4. Mekanisme Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa pada
Pemilihan Umum Tahun 2019;
5. Pentingnya Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Perempuan dalam Pemilu;
6. Fasilitasi dan Dukungan Sekretariat dalam Pengawasan Partisipatif;
7. Materi lainnya yang dipandang perlu.

Adapun Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah :


1. Ketua/Anggota Bawaslu Provinsi Jawa barat;
2. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Jawa Barat;
3. Ketua/Anggota dan Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota;
4. BKOW/GOW/Organisasi wanita Lainnya tingkat Kabupaten/Kota.

G. Jadwal dan Susunan Acara

4 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9
Kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Kaum Perempuan pada
Pemilihan Umum Tahun 2019 dilaksanakan half day dengan susunan acara
sebagaimana terlampir.

H. Output Kegiatan
1. Tersampaikannya informasi kepada perempuan terkait ketentuan, dan
larangan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019;
2. Meningkatnya partisipasi aktif perempuan dalam pengawasan Pemilihan
Umum Tahun 2019;
3. Meningkatnya laporan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran yang
terjadi pada Pemilihan Umum Tahun 2019 untuk disampaikan kepada
Pengawas Pemilhan;
4. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pemberian suara dan proses
pengawasan;
5. Terwujudnya pengawasan Pemilu berupa pencegahan dan penindakan
pelanggaran, serta penyelesaian sengketa yang berkualitas dan berintegritas.

I. Pembiayaan
Kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan Perempuan dalam rangka
Pemilihan Umum Tahun 2019 dibiayai oleh Anggaran Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota Program/kegiatan 5245.003.002.114. Sosialisasi
Pengawasan Pemilu pada DIPA Bawaslu Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2019.

J. Penutup
Demikian Term of Reference (TOR) ini disusun sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan, serta mempermudah para narasumber kegiatan.

a.n PANITIA,
Kordinator Sekretariat
BAWASLU KABUPATEN/KOTA....

Ttd
(...................................................)

5 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9
6 | P a n d u a n K e g i a t a n S o s i a l i s a s i P e n g a w a s a n P e m i l u P a r ti s i p a ti f
b a g i K a u m Pe re m p u a n Pe m i l u Ta h u n 2 0 1 9

Anda mungkin juga menyukai