Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

HUKUM PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN


Dosen Pengampu : Dr. I Made Sarjana S.H.,M.H.

Oleh :
COK ISTRI HEMAS WIDIANAGARI
NIM. 2182411007

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
SOAL

Bandingkan Badan Usaha Persekutuan Perdata, Firma, CV dan Perseroan Terbatas.

1. Bagaimana Kedudukan harta sekutu/ perseronya dalam badan usaha tersebut.


2. Bagaimana tanggung jawab sekutu/pemegang sahamnya apabila badan usahanya
merugikan pihak ketiga.

JAWABAN

1. PERSEKUTUAN PERDATA
Bagaimana Kedudukan Harta Sekutu/ Perseronya dalam badan usaha Persekutuan
Perdata dan Bagaimana tanggung jawab sekutu/pemegang sahamnya apabila badan
usahanya merugikan pihak ketiga.

Maatschap atau Persekutuan Perdata adalah suatu organisasi kerjasama dalam


bentuk taraf permulaan dalam suatu usaha. Bahwa Maatschap merupakan suatu badan
yang pra atau sebelum menjadi perkumpulan berbadan hukum. Ia merupakan bentuk
badan yang paling sederhana, Jadi, maatschap bentuknya belum sempurna, artinya
belum memiliki pengaturan atau belum memenuhi unsur-unsur sebagai badan hukum.

Terkait bagaimana kedudukan Harta Sekutu/ Perseronya dalam ketentuan pasal


1619 ayat (2) KUHPer menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari persekutuan perdata
diwajibkan memasukkan ke dalam kas persekutuan perdata.
Pemasukan ini dapat terdiri atas:
a) Uang, atau
b) Barang atau benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan (inbreng),
misalnya : rumah/gedung, kendaraan bermotor/truk, alat perlengkapan kantor,
kredit, manfaat atau kegunaan atas sesuatu benda, good-will, hak pakai dan
sebagainya.
c) Tenaga kerja, baik tenaga fisik maupun tenaga fikiran

Mengenai tanggung jawab dari sekutu para Maatschap tidak dapat


dipertanggung jawabkan seluruhnya untuk hutang-hutang maatschap diatur dalam
pasal 1642-1645 KUH Perdata. Mengenai pertanggungjawaban ini sebelumnya
ditekankan bahwa Maatschap bukan badan hukum, maka secara umum Maatschap
tidak pernah dapat dipertanggungjawabkan terhadap pihak ketiga. Ketentuan ini jelas
menunjukkan bahwa adanya personal liability yang artinya menunjuk pada tanggung
jawab yang bersifat pribadi dan melekat pada masing-masing anggota dalam
persekutuan tersebut, bukan pada persekutuannya. Sebab, persekutuannya adalah
bentuk perjanjian dan bukan badan hukum yang membawa hak dan kewajiban.

2. FIRMA
Bagaimana Kedudukan Harta Sekutu/ Perseronya dalam badan usaha Persekutuan
Firma dan Bagaimana tanggung jawab sekutu/pemegang sahamnya apabila badan
usahanya merugikan pihak ketiga.

Firma adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan


perusahaan dengan nama bersama. Dikatakan persekutuan, karena dalam Firma
pengusaha/ anggotanya merupakan sekutu (partner) yang terdiri lebih dari satu orang
untuk bekerjasama melakukan kegiatan usaha dan bertanggung jawab secara tanggung
renteng.
Dengan memperhatikan ketentuan pasal 22 dan pasal 23 KUHD, tidak dituntut
harus bentuk tertentu dalam mendirikan Firma begitu pula harta sekutu/perseronya
dalam badan usaha Persekutuan Firma tidak diatur jelas dalam KUHD. Dalam hal
pembagian keuntungan firma prinsipnya harus dibagi bersama berikut tata cara
pembagian keuntungan pada firma:
1. Diperjanjikan diantara mereka (Pasal 1633-1635 KUH Perdata)
Pembagian keuntungan pada firma sebagaimana obyek perjanjian
daripada akta perjanjian yang termaktub dalam akta pendirian firma.
2. Bila tidak diperjanjikan (Pasal 1633 KUH Perdata)
Apabila tidak diperjanjikan maka pembagian dibagi berdasarkan
perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang, dan tidak pula
diperkenankan memberikan seluruh keuntungan pada salah satu orang
sekutu saja tidak diperkenankan pula membagikan keuntungan dengan
pihak ketiga.

Tanggung jawab sekutu/ pemegang sahamnya apabila merugikan pihak ketiga


adalah tanggung jawab secara tanggung renteng. Berdasarkan pasal 18 KUH Dagang,
masing-masing sekutu teresebut berkewajiban menanggung seluruh perbuatan hukum
yang dilakukan oleh sekutu lainnya secara tanggung renteng. Tanggung renteng
tersebut tidak terbatas hanya kekayaan yang dimasukkan ke dalam Firma tetapi juga
termasuk harta pribadi yang berada diluar persekutuan.

3. Persekutuan Komanditer (CV)


CV atau Persekutuan Komanditer adalah persekutuan untuk menjalankan suatu
perusahaan yang dibentuk oleh beberapa orang sekutu yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu orang
atau lebih sekutu sebagai pelepas uang pada pihak lainnya. Terdapat dua macam
sekutu, yaitu sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer
adalah sekutu aktif yang juga disebut sekutu pengurus yang menjalankan perusahaan
serta mengadakan hubungan dengan pihak ketiga. Sekutu komanditer adalah sekutu
pasif yang tidak berwenang menjalankan perusahaan, tetapi hanya mempunyai
kewajiban memberi pemasukan modal kepada perusahaan.
Mengenai kedudukan harta sekutu/perseronya dalam badan usaha Persekutuan
Komanditer, ketentuan modal dan setor modal untuk Persekutuan Komanditer
keduanya tidak ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, begitu juga dalam
minuta akta pendirian CV juga tidak mengharuskan jumlah modal untuk dicantumkan.
Para sekutu masing-masing bertanggungjawab sepenuhnya terhadap perikatan-
perikatan persekutuan komanditernya. Dalam hal CV merugikan pihak ketiga yang
bertanggung jawab adalah sekutu komplementer, artinya sampai kepada kekayaan
pribadi, karena sekutu komplementer merupakan sekutu pengurus yang bertanggung
jawab atas jalannya persekutuan. Apabila sekutu komplementer lebih dari satu maka
tanggung jawabnya menjadi tanggung renteng. Tanggung jawab sekutu komanditer
hanya terbatas pada sejumlah modal yang disetorkan saja.

4. PERSEROAN TERBATAS (PT)


Perseroan Terbatas adalah badan usaha yang merupakan badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan Terbatas memiliki 3 jenis modal, yaitu Modal Dasar, Modal Ditempatkan,
dan Modal Disetor. Modal Dasar adalah seluruh nilai nominal saham PT yang
disebutkan dalam Anggaran Dasar, merupakan total jumlah saham yang dapat
diterbitkan oleh PT. Besaran modal dasar ditetapkan berdasarkan kesepakatan
pendiri PT. Modal Ditempatkan adalah jumlah saham yang sudah diambil pendiri
atau pemegang saham 25% dari modal tersebut harus ditempatkan dan disetor.
Modal Disetor adalah modal yang sudah dimasukkan pemegang saham sebagai
pelunasan pembayaran saham yang diambilnya sebagai modal yang ditempatkan
dari modal dasar perseroan.
Perseroan Terbatas sebagai badan hukum yang disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan sejak itu Perseroan Terbatas menjadi subyek hukum yang mampu
bertanggung jawab secara mandiri terhadap segala akibat yang timbul atas perbuatan
hukum yang dilakukan. Dengan demikian perbuatan hukum perseroan dan
kedudukan pendiri beralih menjadi pemegang saham dan tidak bertanggung jawab
terhadap segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan sebab pemegang
saham bukanlah pihak yang mewakili bertanggung jawab terhadap perbuatan
perseroan yang dianggap melawan hukum dan merugikan pihak ketiga.
Tanggung jawab Perseroan Terbatas ada dua yaitu tanggung jawab korporasi
dan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Korporasi yang berbentuk perseroan
terbatas yang merupakan subjek hukum berbadan hukum yang sering digunakan
dalam dunia bisnis, pada prinsipnya pemegang saham pada perseroan terbatas tidak
dapat dimintai pertanggungjawaban secara pribadi melebihi nilai saham yang ia
masukkan dalam perseroan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah
komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat baik bagi perseroan terbatas sendiri, komunitas setempat dan
masyarakat. Terdapat empat pihak yang bertanggung jawab atas kerugian perseroan;
pertama pemegang saham yang bertanggung jawab secara terbatas sebatas nilai
saham yang ditanamkan pada perseroan; kedua, direksi yang hanya bersalah atau
lalai dalam menjalankan tugasnya; ketiga, dewan komisaris yang juga hanya
bertanggung jawab bila terbukti bersalah atau lalai dalam menjalankan tugas
pengawasannya; keempat, Perseroan Terbatas sebagai badan hukum yang mandiri
sebagai subyek hukum.

Anda mungkin juga menyukai