NIM : 010001900318
Mata Kuliah : Hukum Korporasi & Investasi
TUGAS-3 (KUIS)
3. Jelaskan apa yang menjadi hak dan kewajiban dari para sekutu dalam
persekutuan?
Jawab:
Hak bagi para sekutu dalam suatu persekutuan diatur pada Pasal 1639, yaitu:
1) Apa yang dilakukan oleh masing-masing sekutu juga mengikat untuk
bagiannya sekutu-sekutu yang lainnya, meskipun ia tidak telah
memperoleh perizinan mereka dengan tidak mengurangi hak mereka
ini atau salah seorang untuk melawan perbuatan tersebut, selama
perbuatan itu belum ditutup.
2) Masing-masing sekutu diperbolehkan memakai barang-barang
kepunyaannya persekutuan asal ia memakainya itu guna keperluan
untuk mana barang-barang itu biasanya dimaksudkan, dan asal ia
tidak memakainya berlawanan dengan kepentingan persekutuan atau
secara yang demikian hingga sekutu lainnya karenanya terhalang turut
memakainya menurut hak mereka.
3) Masing-masing sekutu berhak mewajibkan sekutu-sekutu lainnya untuk
turut memikul biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan barang-
barang kepunyaan persekutuan.
Tanggung jawab para sekutu dalam persekutuan diatur pada Pasal 1642-
1645 KUHPer, yaitu:
1) Memberikan ganti rugi perikatan yang dibentuk merugikan pihak lain.
2) Bila hanya seorang sekutu yang melakukan hubunganhukum dengan
pihak lain maka hanya dia yang bertanggung jawab atas hubungan
tersebut
3) Bila beberapa sekutu berhubungan dengan pihak lain maka tanggung
jawab sekutu-sekutu tersebut mempunyai tanggung jawab
sama(walaupun besar pemasukan masing masing tidak sama) kecuali
diperjanjikan lain.
4) Bila beberapa sekutu berhubungan dengan pihak lain maka tanggung
jawab sekutu-sekutu tersebut mempunyai tanggung jawab sama
(walaupun besar pemasukan masing masing tidak sama) kecuali
diperjanjikan lain.
MATERI PT
1. Kapan PT resmi berstatus sebagai badan usaha yang berbadan hukum?
Apa persamaan dan perbedaan antara PT sebagai badan usaha
berbadan hukum dengan badan usaha persekutuan (PP, Firma, dan CV)
yang bukan badan usaha yang berbadan hukum? Berikan penjelasan
saudara!
Jawab:
Sebuah PT resmi berstatus sebagai badan usaha yang berstatus badan
hukum ketika telah mendapat pengesahan badan hukum melalui Surat
Keputusan dari Menteri Hukum dan HAM, hal tersebut diatur dalam Pasal 8
ayat (2) dan Pasal 9 UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
1) Persamaan PT dengan badan usaha persekutuan:
a) Jumlah pendiri PT dan badan usaha persekutuan harus
berjumlahkan minimal 2 (dua) orang;
b) Akta pendirian masing-masing badan usaha harus dibuat oleh
notaris dan harus berbentuk akta otentik atau tidak dapat dibuat
dibawah tangan.
c) Wajib memiliki perizinan mengenai kegiatan usaha yang akan
dilakukan oleh badan-badan usaha tersebut.
d) kepada para sekutunya.
2) Perbedaan PT dengan badan usaha persekutuan:
a) Status hukum merupakan pembeda yang paling penting antara
kedua jenis badan usaha ini. PT merupakan badan usaha yang
berstatus hukum badan hukum, sedangkan PP/firma/CV
merupakan badan usaha yang tidak berstatus hukum.
b) PT yang merupakan badan usaha berstatus badan hukum maka
PT memiliki kewajiban untuk membayar pajak dan wajib
memiliki NPWP, sedangkan badan persekutuan tidak diwajibkan
untuk membayar pajak dan tidak dibebankan wajib pajak.
c) Warga negara asing diperbolehkan untuk membentuk suatu PT,
sedangkan, persekutuan perdata hanya boleh didirikan oleh
warga negara Indonesia
d) Pembentukan PT harus disertakan dengan pengesahan oleh
Menteri Hukum dan HAM, sedangkan persekutuan perdata tidak
perlu disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
e) Modal usaha dalam PT minimum 25% harus dimasukan dan
disetor penuh, sedangkan dalam persekutuan perdata tidak ada
aturan minimum jumlah modah yang disetorkan.
3. Sebutkan organ PT dan jelaskan pula apa tugas serta kewenangan dari
masing-masing organ PT tersebut.
Jawab:
Organ-organ PT:
1) RUPS:
a) Tugas RUPS:
● Melakukan persetujuan terhadap penambahan dan
pengurangan modal;
● Membagi tugas dan wewenang dalam pengurusan
direksi/komisaris.
● Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja.
b) Wewenang RUPS:
● Mengesahkan laporan tahunan, keuangan, hingga tugas
pengawasan;
● Mengangkat, memutuskan penggantian, dan
memberhentikan direksi/komisaris.
2) Direksi:
a) Tugas Direksi (Pasal 100 UUPT) :
● Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah
RUPS, dan risalah rapat Direksi;
● Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 dan dokumen keuangan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Dokumen Perusahaan;
● Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen
keuangan Perseroan dan dokumen Perseroan lainnya.
b) Wewenang Direksi (Pasal 92 dan 98 UUPT):
● Menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
● Mewakili Perseroan untuk melakukan perbuatan hukum
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan UUPT dan anggaran dasar.
3) Komisaris:
a) Tugas Komisaris (Pasal 108 ayat (1), 114 ayat (2) UUPT dan
116 UUPT):
● Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan
memberi nasihat kepada Direksi.
● Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan
salinannya;
● Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan
tersebut dan Perseroan lain; dan c. memberikan laporan
tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
b) Wewenang Komisaris (Pasal 117 ayat (1)):
● Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian
wewenang kepada Dewan Komisaris untuk memberikan
persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
7. Apa hak yang dimiliki bagi seorang pemegang saham dalam PT?
Jawab:
Hak dari pemegang saham suatu PT diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UUPT
yang uraiannya adalah sebagai berikut:
1) Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
2) Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
3) Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini.
8. Baca isi Pasal 13 dan Pasal 14 UU No.40 Tahun 2007 tentang PT (UUPT).
Berikan penjelasan saudara terkait maksud yang terkandung dari kedua
pasal tersebut?
Jawab:
Pasal 13 UUPT membahas mengenai keterkaitan perbuatan hukum calon
pendiri perseroan dengan perseroan itu sendiri, berikut uraiannya:
1) Dalam pasal ini menjelaskan bahwa segala perbuatan hukum yang
dilakukan oleh calon pendiri perseroan yang belum berbentuk badan
hukum mengikat perseroan setelah perseroan tersebut berbadan
hukum jika pada RUPS pertama dinyatakan menerima dan mengambil
segala hak dan kewajiban yang timbul akibat dari perbuatan hukum
tersebut. RUPS pertama tersebut harus dilaksanakan maksimal 60 hari
sejak perseroan dinyatakan berbadan hukum. Keputusan dalam RUPS
pertama dianggap sah apabila seluruh pemegang saham yang hadir
mewakili semua saham dengan hak suara dan keputusan disetujui
dengan suara bulat, apabila dalam RUPS pertama tidak dapat
mengambil keputusan mengenai tindakan hukum yang dimaksud
dalam diatas maka seluruh hak dan kewajiban yang dilakukan oleh
pendiri tersebut menjadi tanggungannya pribadi. Persetujuan RUPS
pertama yang disebutkan sebelumnya tidak diperlukan apabila
dilakukan dan disetujui secara tertulis oleh seluruh pemegang saham.
Pasal 14 membahas mengenai perbuatan hukum para organ dalam
suatu Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum:
1) Untuk melakukan perbuatan hukum atas nama Perseroan yang belum
berbadan hukum hanya boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi
bersama dengan semua pendiri serta semua anggota Komisaris
Perseroan dan mereka bertanggung jawab atas perbuatan hukum
tersebut. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri tersebut tidak
mengikat bagi Perseroan namun menjadi tanggung jawab penuh
pendiri. Setelah Perseroan tersebut telah memperoleh status badan
hukum maka akibat hukum dari perbuatan hukum yang dilakukan
pendirinya mengikat bagi Perseroan tersebut, namun tetap harus
disertai dengan persetujuan pemegang saham dalam RUPS yang
dihadiri semua pemegang saham Perseroan. RUPS yang dimaksud
adalah RUPS pertama yang harus diselenggarakan paling lambat 60
(enam puluh) hari setelah Perseroan memperoleh status badan
hukum.
9. Jika PT sudah berstatus sebagai badan hukum, kemudian pemegang
saham kurang dari dua orang, apa konsekuensi hukumnya? dan upaya
apa yang perlu ditempuh bagi pemegang saham yang tinggal satu orang
tersebut? Berikan penjelasan saudara dengan sertakan dasar
hukumnya!
Jawab:
Berdasarkan Pasal 7 ayat (5) UUPT, apabila suatu PT yang sudah berstatus
sebagai badan hukum lalu pemegang saham berkurang menjadi kurang dari
dua orang maka, dalam jangka waktu paling lama enam bulan sejak kejadian
tersebut pemegang saham harus mengalihkan sebagian sahamnya kepada
orang lain atau perseroan tersebut membuka saham baru. Pasal 7 ayat (6)
UUPT mengatur apabila hal yang diatur dalam ayat (5) dilakukan melebihi
batas waktu yang telah ditetapkan dan pemegang saham tetap berjumlah
kurang dari dua orang maka pemegang saham tersebut bertanggungjawab
secara pribadi atas seluruh perikatan dan kerugian yang dialami perseroan
dan atas permohonan yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat
membubatkan Perseroan tersebut. Dari kedua uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa upaya yang dapat ditempuh bagi pemegang saham
tersebut adalah mengalihkan sahamnya atau membuka saham baru kepada
orang lain. Terdapat pengecualian terhadap hal ini yang diatur pada Pasal 7
ayat (7) UUPT yaitu pada persero yang seluruh sahamnya dimiliki negara
Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara atau PT yang mengelola
bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, dan lembaga lain sesuai dengan Undang-Undang tentang
Pasar Modal.